• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

3. Perangkat Pembelajaran Memuat Rubrik

1) Pengertian Silabus

Silabus merupakan gambaran secara menyeluruh mengenai kompetensi dan materi yang digunakan dalam alokasi waktu tertentu. Menurut Hosnan (2014:99), silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian suatu mata pelajaran atau tema tertentu yang akan digunakan sebagai acuan dalam proses pembelajaran. Menurut Majid (2014:207), silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Sedangkan menurut panduan implementasi standar proses

untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Akbar (2013:8), menyatakan bahwa silabus adalah acuan untuk mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan standar isi dan standar kelulusan. Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa silabus adalah acuan yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk tercapainya kompetensi dan materi yang sudah direncakan oleh para guru.

2) Komponen Silabus

Komponen silabus terdiri dari: 1) Identitas Silabus, 2) Kompetensi Inti, 3) Kompetensi Dasar, 4) Indikator, 5) Materi Pembelajaran, 6) Kegiatan Pembelajaran, 7) Penilaian, 8) Alokasi Waktu, 9) Sumber Belajar. Komponen-komponen tersebut nantinya dapat disajikan dalam bentuk horizontal maupun vertikal. Setelah silabus dibuat, langkah selanjutnya yaitu menjabarkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1) Pengertian RPP

Menurut Majid (2014:226), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana yang menunjukkan adanya prosedur dan penggoranisasian pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang sudah dituliskan pada standar isi. Teknis penyusunan RPP pada tingkat sekolah dasar (dalam kemendikbud, 2014:8), dijelaskan bahwa RPP adalah perangkat perencanaan kegiatan

belajar mengajar untuk satu pertemuan maupun lebih. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi maupun subtema tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan proses pembelajaran dalam upaya pencapaian Kompetensi Dasar (KD). Majid (2014:99), mengemukakan RPP adalah penjabaran dari silabus dalam bentuk rencana pada setiap pertemuan yang berisikan KD dari standar isi. Sesuai dengan beberapa pendapat ahli di atas, peneliti akan mencoba menyimpulkan bahwa RPP adalah perencanaan yang digunakan sebagai acuan untuk mengajar selama satu pertemuan atau lebih yang di dalamnya mengacu pada pencapaian setiap KD.

2) Komponen-komponen RPP Komponen RPP terdiri dari:

a) Identitas Mata Pelajaran meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program studi, mata pelajaran atau tema pelajaran, dan jumlah pertemuan.

b) Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu.

c) Kompetensi Dasar merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam mata pelajaran atau tema tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi tertentu.

d) Indikator Pencapaian Kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur untuk menunjukkan ketercapaian Kompetensi Dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.

e) Tujuan Pembelajaran adalah proses dan hasil belajar yang diharapakan dicapai oleh peserta didik sesuai Kompetensi Dasar. f) Materi Ajar memuat konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,

ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator. g) Alokasi Waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk

pencapaian Kompetensi Dasar dan beban belajar.

h) Metode Pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan.

i) Kegiatan Pembelajaran terdiri dari tiga bagian yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

j) Penilaian Hasil Belajar adalah prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar yang disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi.

k) Sumber Belajar adalah pedoman yang digunakan guru dalam penyampaian materi kepada peserta didik.

Dari beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran adalah rincian perencanaan yang digunakan untuk mensukseskan proses pembelajaran yang terdiri dari: silabus, RPP, bahan

ajar, dan evaluasi. Untuk penelitian kali ini, perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah RPP.

4. Karakteristik Peserta didik Kelas II

Peserta didik kelas bawah menurut Izzati, dkk. (2008) bisa dibedakan menjadi 2 fase, yaitu: (1) Masa kelas usia rendah SD yang memiliki rentang usia 6/7 tahun sampai 9/10 tahun. Biasanya mereka duduk di kelas I, II, dan III SD. (2) Masa kelas usia tinggi yang memiliki rentang usia 9/10 tahun sampai 12/13 tahun. Biasanya mereka duduk di kelas IV, V, dan VI SD. Untuk siswa kelas termasuk dalam kelas rendah pada kisaran usia 8-9 tahun.

Menurut Piaget, siswa kelas II sedang memasuki tahap operasional konkret. Piaget (2010) mengemukakan pendapatnya bahwa tahap perkembangan usia 7-12 tahun berada pada tahap operasional konkret dimana anak sudah bisa mempelajari sesuatu menggunakan benda-benda konkret atau benda-benda lain sebagai pengganti hal yang sedang dipelajari. Pendapat ini didukung oleh Desminta (2009:35) yang mengungkapkan bahwa anak pada usia tersebut pada umumnya masih senang untuk bermain-main bersama teman sebaya, bergerak dalam grup atau kelompok, dan senang merasakan sesuatu secara langsung.

5. Tema 3 “Tugasku Sehari-hari”

Tema memiliki tugas sebagai penyatu kegiatan pembelajaran dengan memadukan beberapa muatan pelajaran ke dalam satu muatan sekaligus

(Kemendikbud, 2014: 16). Mata pelajaran yang dipadukan dalam Kurikulum 2013 ini meliputi PPKn, Bahasa Indonesia, IPS, IPA, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Pada kelas II mata pelajaran yang dipelajari oleh peserta didik meliputi PPKn, Matematika, Bahasa Indonesia, SBdP serta PJOK. Dalam Kurikulum 2013, tema sudah dipersiapkan oleh pemerintah dan sudah dikembangkan menjadi subtema dan satuan pembelajaran. Pada semester 1 terdapat empat tema. Setiap tema terdiri atas empat subtema dan tiap subtema diuraikan ke dalam enam pembelajaran (Kemendikbud, 2014). Keempat subtema tersebut meliputi: (1) subtema 1 “Tugasku Sehari-hari di Rumah”, (2) subtema 2 “Tugasku Sehari-hari di Sekolah”, (3) subtema 3 “Tugasku sebagai Umat Beragama”, dan (4) subtema 4 “Tugasku dalam Kehidupan Sosial”.

Tema yang dipilih dalam penelitian pengembangan ini adalah tema 3 “Tugasku Sehari-hari” dan subtema 3 “Tugasku Sebagai Umat Beragama”. Materi yang dipelajari dalam subtema 2 “Tugasku Sebagai Umat Beragama” ini berkaitan dengan tugas-tugas peserta didik bagaimana untuk menjadi seorang peserta didik yang paham tentang cara beribadah dan menghormati orang lain. Materi tentang tugas peserta didik di sekolah kemudian dikaitkan dengan mata pelajaran yang sesuai. Tugas yang diberikan seperti menjelaskan cara bermain gobak sodor, menjelaskan naskah cerita yang ditulis mengenai lingkungannya, mengenai hal-hal yang perlu dilakukan sebelum berolah fisik, dll.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian R&D untuk mengembangkan perangkat pembelajaran kurikulum 2013 pada kelas II dengan tema “Tugasku Sebagai Umat Beragama” belum ada yang melakukan. Namun, pada bagian ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang relevan dari penelitian sebelumnya.

Irawan (2014) melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Mengenal Pahlawan Bangsaku untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa bahan ajar mengacu pada Kurikulum 2013 yang mengimplementasikan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter yang berbasis budaya lokal, serta penilaian otentik pada kegiatan belajarnya. Instrumen yang digunakan adalah wawancara untuk analisis kebutuhan serta kuesioner. Dari kegiatan penelitian tersebut diperoleh hasil validasi bahan ajar oleh pakar Kurikulum SD 2013 menghasilkan skor 4,27 (sangat baik) serta dua orang guru kelas IV SD percontohan Kurikulum 2013 menghasilkan skor 4,41 (sangat baik) dan 4,54 (sangat baik). Validasi siswa kelas IV menghasilkan skor 4,67 (sangat baik). Oleh karena itu, diperoleh skor rerata sebesar 4,47 sehingga dapat dikategorikan “sangat baik”.

Sejalan dengan Irawan, Setiawan (2012) melakukan penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang Menggunakan Pemodelan dalam Menyelesaikan Masalah Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan PMRI Kelas IVA SDN Tegalrejo 2”. Langkah

-langkah yang dilakukan dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) implementasi sampel terbatas. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), bahan ajar, dan evaluasi. Dari hasil validasi yang dilakukan oleh para ahli, diperoleh hasil rata-rata sebagai berikut: (1) silabus sebesar 3,69; (2) RPP sebesar 3,63; (3) LKS sebesar 3,47; (4) bahan ajar sebesar 3,5 dan (5) evaluasi sebesar 3,6. Berdasarkan hasil validitas tersebut, dapat dikatakan bahwa perangkat pembelajaran yang dibuat layak untuk diimplementasikan.

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Muzaki, dkk. (2012) dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Metode Guided Discovery Learning Berbantuan E-Learning dengan Aplikasi Atutor pada Pokok Bahasan Lingkaran Kelas VIII SMP”. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini berupa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa digital, Lembar Kerja Siswa (LKS), juga sebuah alat evaluasi yaitu tes hasil belajar (THB) yang semuanya terintegrasi dalam media

e-learning, kecuali tes hasil belajar yang dilakukan secara konvensional. Dari

hasil nilai koefisien validitas menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran dan media e-learning valid untuk digunakan. Interpretasi kevalidtan perangkat pembelajaran RPP, LKS digital, buku siswa digital, THB, dan e-learning secara urut adalah 0,93; 0,919; 0,944; 0,933; dan 0,885.

Di samping itu, untuk mengetahui kemudahan penggunaan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dilakukan analisis terhadap data aktivitas guru. Dalam penelitian ini, guru yang diamati adalah guru matematika SMPN 7 Jember, hasilnya diperoleh rata-rata persentase aktivitas guru sebesar 85,96% yang termasuk kategori baik sehingga diperoleh hasil bahwa perangkat pembelajaran dikatakan mudah dan praktis untuk diimplementasikan di dalam kelas. Hasil analisis siswa aktivitas siswa memperoleh rata-rata persentase sebesar 90,9% sehingga termasuk kategori baik. Hasil uji coba didapatkan respon siswa sebesar 93,3% maka produk perangkat pembelajaran maupun pembelajaran dengan metode guided

discovery learning berbantuan e-learning dapat dikualifikasikan pada kategori

“baik”.

Berdasarkan ketiga penelitian di atas dapat dilihat bahwa ketiga jenis penelitian dan pengembangan memiliki kesamaan yaitu ketiga peneliti di atas sama mengembangkan perangkat pembelajaran untuk membantu proses belajar. Oleh karena itu, dalam melakukan penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 Kelas II dengan Tema 3 “Tugasku Sehari-hari”, peneliti akan berpedoman pada beberapa penelitian di atas. Berikut ini adalah literatur dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat perangkat pembelajaran ini. Literatur dikemas dalam bentuk bagan yang memudahkan peneliti untuk dapat memahami ketiga penelitian yang relevan sebagai acuan dalam penelitian pengembangan ini.

Gambar 2.1 Literatur Map dari Penelitian Terdahulu

C. Kerangka Berpikir

Mengacu pada literature map dari peneltian yang terdahulu di atas, maka dapat disusun kerangka berpikir tentang pengembangan prototipe perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013, pendidikan yang mengarahkan peserta didik untuk mengenali dan mengembangkan

Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Irawan (2014)

Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Mengenal Pahlawan Bangsaku

untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Setiawan (2012)

Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang Menggunakan Pemodelan dalam Menyelesaikan Masalah Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan

PMRI Kelas IVA SDN Tegalrejo 2

Muzaki, dkk. (2012)

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Metode Guided Discovery Learning Berbantuan

E-Learning dengan aplikasi Atutor pada Pokok Bahasan Lingkaran Kelas VIII SMP

Yang Perlu diteliti Pengembang an Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 Kelas II dengan Tema 3 “Tugasku Sehari-hari”

kemampuan yang dimilikinya agar memiliki sikap yang baik terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar merupakan contoh dari Pendidikan Karakter. Pada perangkat pembelajaran ini memuat deskriptor sebagai panduan agar guru dapat melakukan penilaian pada KI-1-KI4 yang memuat Kompetensi Inti sikap, yangmeliputi sikap spiritual dan sosial (1 dan KI-2), Kompetensi Inti pengetahuan (KI-3) dan Kompetensi Inti keterampilan (KI-4). Pada penelitian ini sikap yang menjadi fokus penelitian pada KI-2 adalah sikap percaya diri. Untuk proses penilaian, peneliti menggunakan model penilaian otentik dengan tujuan dapat menilai proses ataupun hasil dari berbagai instrumen penilaian yang sudah dirancang sesuai dengan Komepetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

Dalam pembuatan perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik yang memuat lima pengalaman belajar pokok (5M) yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi (menalar), dan mengkomunikasikan agar peserta didik dapat aktif membangun pengetahuannya sendiri. Sesuai dengan model pendekatan pada kurikulum 2013, peneliti menggunakan pendekatan tematik integratif pada pelaksanaan proses pembelajaran di tingkat sekolah dasar. Peneliti juga mengggunakan model pembelajaran discovery learning. Discovery learning merupakan model pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk aktif mencari dan menemukan saat proses pelajaran berlangsung. Pemilihan model pembelajaran ini disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan pada Kurikulum

2013. Perangkat ini dikembangkan dengan media pembelajaran guna mendukung dalam proses pembelajaran.

Pada pengembangan perangkat pembelajaran ini, peneliti memilih tema 3 yaitu “Tugasku Sehari-hari”, subtema 3 “Tugasku Sebagai Umat Beragama”. Alasan pemilihan tema dan subtema ini karena disesuaikan dengan materi yang diajarkan di sekolah. Selain itu, materi pada subtema 3 mengenai “Tugasku Sebagai Umat beragama” juga sesuai dengan sikap yang hendak dikembangkan oleh peneliti.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana proses pengembangan perangkat pembalajaran subtema 3 “Tugasku Sebagai Umat Beragama” yang mengacu pada Kurikulum 2013 untuk peserta didik kelas II Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran subtema “Tugasku Sebagai Umat Beragama” mengacu Kurikulum SD 2013 untuk peserta didik kelas II Sekolah Dasar menurut ahli Kurikulum 2013?

3. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran subtema “Tugasku Sebagai Umat Beragama” mengacu Kurikulum SD 2013 untuk peserta didik kelas II Sekolah Dasar menurut guru wali kelas II yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013?

METODE PENGEMBANGAN

Bab III berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan metode pengembangan, yaitu jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, uji coba produk, teknik pengunmpulan data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data. Berikut akan dijelaskan mengenai ketujuh hal tersebut.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research

and Development (R&D). Dalam penelitian ini dikembangkan produk berupa RPP

tematik yang digunakan untuk satu subtema bagi siswa kelas II Sekolah Dasar. Sugiyono (2014:297), mengungkapkan bahwa Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.Dalam melakukan penelitian dan pengembangan terdapat 10 langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) pembuatan produk masal. Pada penelitian ini akan dikembangkan produk berupa perangkat pembelajaran untuk kelas II Sekolah Dasar.

Trianto (2011:206) mengungkapkan bahwa penelitian dan pengembangan atau research development merupakan strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktik. Penelitian tersebut akan menghasilkan sebuah produk ataupun memperbaiki produk yang sudah ada. Produk tersebut

computer untuk pengolahan data, pembelajaran di sekolah

Di sisi lain Arifin (2011:126) mengungkapkan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi kesenjangan antara penelitian dasar dan penelitian terapan. Hal ini dikarenakan sering ditemuinya kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoritis dan hasil penelitian yang bersifat praktis.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan R&D merupakan sebuah proses untuk mengembangkan suatu produk yang baru maupun menyempurnakan produk yang lama untuk memecahkan masalah baru yang muncul dari produk yang sudah lama dipakai. Kali ini produk yang akan dibuat berupa RPP pembelajaran. Perangkat pembelajaran ini tetap mengacu kurikulum 2013 pada siswa kelas II SD dengan tema 3 “Tugasku Sehari-hari” dengan

subtema 3 “Tugasku Sebagai Umat Beragama”. Dalam upaya mendapatkan

kualitas produk yang baik dan valid, peneliti menggunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2014) yaitu:

1. Potensi dan Masalah

Seorang peneliti bisa melakukan penelitian apabila sudah ditemukan potensi dan masalah. Potensi merupakan sesuatu yang apabila digunakan akan memiliki kelebihan. Namun, apabila tidak bisa dimanfaatkan takutnya potensi tersebut akan menjadi suatu masalah. Masalah merupakan kekurangan yang timbul karena adanya penyimpangan dari keadaan yang diharapkan. Akan

dengan sebuah penelitian. Penelitian R&D juga bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah.

2. Pengumpulan Data

Mengumpulkan informasi merupakan hal penting untuk kelanjutan proses penelitian. Dari informasi tersebut, peneliti dapat mulai merancang hal apa saja yang berlu dipikirkan kedepannya.

3. Desain Produk

Desain produk merupakan rancangan dari produk yang akan dihasilkan. Perlu diperhatikan bahwa desain produk harus sesuai dengan tujuan penelitian itu sendiri. Keefektifan desain produk masih perlu diuji terlebih dahulu.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan momen untuk menilai seberapa baik desain produk tersebut. proses validasi desain masih bersifat rasional dikarenakan belum mendapatkan fakta lapangan. Validasi desain dapat dilakukan oleh ahli atau pakar yang sudah berpengalaman dalam bidangnya.

5. Revisi Desain

Revisi desain adalah langkah yang dilakukan setelah proses validasi dengan tujuan memperbaiki kekurangan dari desain produk agar diperoleh produk yang lebih efektif.

Langkah tersebut dilakukan setelah desain produk dan revisi desain telah dilaksanakan. Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kualitas produk yang dihasilkan pada kelompok yang terbatas.

7. Revisi Produk

Setelah melaksanakan tahap uji coba pada kelompok terbatas, maka peneliti diharapkan akan mendapatkan gambaran bagaimana produk tersebut. apabila masih banyak kelemahan, sebaiknya produk tersebut diperbaiki sebelum diberikan pada kelompok yang lebih luas.

8. Uji Coba Pemakaian

Uji coba pemakaian merupakan proses uji coba produk, namun kali ini kelompok yang digunakan lebih luas. Peneliti bisa mencari tahu apakah produknya sudah baik atau belum setelah dilakukan revisi.

9. Revisi Produk

Tahap ini biasa digunakan peneliti untuk melakukan proses perbaikan terakhir sebelum melakukan produksi masal.

10.Pembuatan Produk Masal

Setelah dilakukan beberapa kali pengujian dan apabila hasilnya valid dan efektif, maka produk siap untuk diproduksi lebih banyak.

Gambar 3.1 Langkah – langkah R&D menurut Sugiyono

Sesuai dengan sepuluh langkah yang ada tersebut, peneliti menggunakan enam langkah dalam penelitian pengembangan ini. Keenam langkah yang digunakan tersebut adalah (1) potensi dan masalah yang dilakukan peneliti melalui wawancara survei kebutuhan terhadap sembilan guru Sekolah Dasar, (2) pengumpulan data dari hasil analisis kebutuhan, (3) desain produk berupa perangkat pembelajaran, (4) validasi Desain yang dilakukan oleh dosen dan guru

Langkah 9 Revisi Produk Langkah 1 Potensi dan masalah Langkah 2 Pengumpulan Data Langkah 4 Validasi Desain Langkah 3 Desaian Produk Langkah 6 Uji Coba Produk Langkah 5 Revisi Desain Langkah 7 Revisi Produk Langkah 8 Uji Coba Pemakaian Langkah 10 Produksi Masal

menggunakan enam dari sepuluh langkah pengembangan dengan alasan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini merupakan pengembangan dalam skala kecil saja.

B. Setting Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah seluruh siswa kelas II SDN Sarikarya yang berjumlah 21 anak. SD tersebut beralamat di Jl. Asemgede 48, Kragilan, Condong Catur, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti memilih SDN Sarikarya karena peneliti sudah cukup mengerti keadaan dan kondisi siswa serta guru melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang pernah peneliti lakukan. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama lima bulan yaitu dimulai dari bulan Oktober 2014 –

Maret 2015.

C. Prosedur Pengembangan

Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan desain produk akhir berupa perangkat pembelajaran. Berdasarkan sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan, peneliti melakukan modifikasi langkah tersebut menjadi enam langkah. Keenam langkah tersebut yaitu tahap potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi ahli, revisi desain, dan uji coba desain. Pada akhirnya akan menghasilkan desain produk

Berikut peneliti akan menjelaskan prosedur pengembangan tersebut dalam bagan lengkap dengan penjelasan di bawahnya:

Gambar 3.2 langkah – langkah Pengembangan Bahan Ajar Langkah 2 Pengumpulan Data Langkah 1

Potensi dan Masalah Analisis

Kebutuhan wawancara

Langkah 3 Desain Produk

Tema KI-KD Subtema Indikator

Tujuan Menyusun RPP Silabus Kegiatan pembelajaran Evaluasi Penilaian Langkah 4 Validasi ahli Langkah 5 Revisi Desain Langkah 6 Uji Coba Hasil Wawancara

langkah-langkah penelitian R&D. 1. Potensi dan Masalah

Penelitian ini berawal dari adanya potensi dan masalahmengenai proses pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013. Peneliti melakukan analisis kebutuhan melalui kegiatan wawancara kepada sembilan guru yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi fakta dan masalah yang terjadi di lapangan dan berhubungan dengan perangkat pembelajaran

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengkaji hasil wawancara yang telah peneliti lakukan kepada sembilan guru tersebut. Hasil wawancara digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merencanakan produk yang akan dihasilkan berupa perangkat pembelajaran untuk kelas II Sekolah Dasar. Pengumpulan data untuk pembuatan perangkat pembelajaran dilakukan dengan melakukan studi pustaka, mencari bahan melalui internet dan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber.

3. Desain Produk

Dalam langkah ini peneliti menentukan desain perangkat pembelajaran. Langkah awal yang dilakukan dalam desain produk adalah

subtema kemudian melihat indikator yang ingin dicapai. Langkah berikutnya adalah pembuatan silabus berdasarkan indikator dan tujuan sesuai subtema. Setelah menyusun silabus, peneliti kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP tersebut memuat isi pembelajaran, kegiatan pembelajaran harian, sumber belajar, evaluasi siswa, dan instrumen penilaian untuk mengetahui ketercapaian tujuan yang diharapkan dari pembelajaran tersebut.

4. Validasi Desain

Peneliti meminta pakar Kurikulum 2013 untuk memvalidasi perangkat pembelajaran yang telah dibuat. Produk yang akan dikembangkan akan divalidasi oleh tiga pakar yang terdiri dari dua dosen, satu orang guru kelas II Sekolah Dasar. Validasi ini bertujuan untuk memperoleh saran serta penilaian terhadap produk yang dikembangkan peneliti. Dengan adanya saran tersebut, peneliti dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan produk yang akan dikembangkan.

5. Revisi Desain

Setelah mendapatkan kritik dan saran dari validator, tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah melakukan revisi terhadap

Dokumen terkait