• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan prototipe perangkat pembelajaran kurikulum 2013 kelas II dengan tema 3 Tugasku Sehari-hari.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan prototipe perangkat pembelajaran kurikulum 2013 kelas II dengan tema 3 Tugasku Sehari-hari."

Copied!
241
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Tresnantyo, YC. (2015). Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran

Kurikulum 2013 pada Kelas II dengan Tema 3 “Tugasku Sehari-hari”.

Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang berawal dari adanya potensi dan masalah terkait dengan Kurikulum 2013. Potensi yang ada adalah penerapan Kurikulum 2013 yang mengembangkan pendidikan karakter dan pendekatan saintifik. Masalah yang dihadapi guru adalah kesulitan dalam: penyediaan media, dan melakukan penilaian pada KI1-KI4. Oleh sebab itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Tujuannya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dan mendeskripsikan kualitas perangkat pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan enam langkah yang meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain prototipe produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain dan (6) uji coba desain. Model pembelajaran yang digunakan adalah

discovery learning. Perangkat pembelajaran divalidasi oleh tiga validator dengan skor

rata-rata 3,83 (baik). Uji coba dilakukan di SDN Sarikarya dari tanggal 10 - 15 November 2014. Setelah uji coba, peneliti melakukan wawancara akhir. Dari hasil wawancara akhir didapatkan data bahwa pengembangan perangkat pembelajaran membantu guru dalam: (1) merumuskan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran discovery learning, (2) menyediakan dan memfasilitasi siswa untuk membuat media, dan (3)melakukan penilaian KI-1 (sikap spiritual), KI-2 (sikap sosial), KI-3 (pengetahuan) dan KI-4 (keterampilan).

(2)

ABSTRACT

Tresnantyo, YC. (2015). Developing Prototype Learning Materiel of Curriculum

2013 for Grade II students on Theme 3 "My Daily Duty". Thesis.

Yogyakarta: Sanata Dharma University.

This research and development was based on the potential and problems associated with Curriculum 2013. The potential was the implementation of Curriculum 2013 that developed character education and scientific approach. The problems faced by teachers were some difficulties in providing media and assessing results of KI1-KI4. Therefore, the researcher was encouraged to do a research and development on learning materiel of Curriculum 2013. The purpose of this research was to develop learning materiel and to describe the quality of the learning materiel.

This used six steps of R&D namely: (1) potential and problems, (2) data collection, (3) prototype product design, (4) design validation, (5) design revision, and (6) design trials. The learning model used was discovery learning. The learning materiel prototype was validatedby three validators and received an average score of 3,83 (Good). The trials were done in Sarikarya State Elementary School from 10 - 15 November 2014. From the final interview conducted after the trials, the researcher gathered some data that showed the prototype learning materiel prototype created help teachers in: (1) formulating learning activities based on scientific approaches and “discovery learning” model, (2) providing and facilitating students to make learning media, and (3)conducting assessment on KI -1 (spiritual attitude), KI-2 (social attitudes), KI-3 (knowledge), and KI-4 (skills).

(3)

PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT

PEMBELAJARAN

KURIKULUM 2013 KELAS II DENGAN TEMA 3

“TUGASKU SEHARI

-

HARI”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Yustinus Cahyadi Tresnantyo NIM: 111134211

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, dan beserta para Malaikat dan Roh Kudus yang selalu menyertaiku.

2. Kedua orang tua: Bapak Antonius Budoyo dan Ibu Florentina Hariyanti yang selalu memberi dukungan moral, doa, kasih sayang, dan tentunya dana tiada henti.

(7)

v

MOTTO

“Belajar dari masa lalu, hidup untuk masa kini

dan berharap untuk masa yang akan datang”. (Albert Eistein)

“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat”.

(Winston Chuchill)

Nothing To Lose”.

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Desember 2015 Peneliti,

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yustinus Cahyadi Tresnantyo

NIM : 111134211

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN

KURIKULUM 2013 PADA KELAS II DENGAN TEMA “TUGASKU SEHARI-HARI”.

Demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap menyantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 10 Desember2015 Yang menyatakan,

(10)

viii

ABSTRAK

Tresnantyo, YC. (2015). Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran

Kurikulum 2013 pada Kelas II dengan Tema 3 “Tugasku Sebagai Umat Beragama”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang berawal dari adanya potensi dan masalah terkait dengan Kurikulum 2013. Potensi yang ada adalah penerapan Kurikulum 2013 yang mengembangkan pendidikan karakter dan pendekatan saintifik. Masalah yang dihadapi guru adalah kesulitan dalam: penyediaan media, dan melakukan penilaian pada KI1-KI4. Oleh sebab itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Tujuannya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dan mendeskripsikan kualitas perangkat pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan enam langkah yang meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain prototipe produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain dan (6) uji coba desain. Model pembelajaran yang digunakan adalah discovery learning. Perangkat pembelajaran divalidasi oleh tiga validator dengan skor rata-rata 3,83 (baik). Uji coba dilakukan di SDN Sarikarya dari tanggal 10 - 15 November 2014. Setelah uji coba, peneliti melakukan wawancara akhir. Dari hasil wawancara akhir didapatkan data bahwa pengembangan perangkat pembelajaran membantu guru dalam: (1) merumuskan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran discovery

learning, (2) menyediakan dan memfasilitasi siswa untuk membuat media, dan

(3)melakukan penilaian KI-1 (sikap spiritual), KI-2 (sikap sosial), KI-3 (pengetahuan) dan KI-4 (keterampilan).

Kata kunci: Penelitian dan Pengembangan, Kurikulum 2013, discovery

(11)

ix

ABSTRACT

Tresnantyo, YC. (2015). Developing Prototype Learning Materiel of Curriculum

2013 for Grade II students on Theme 3 "My Duty as Religious People". Thesis. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

This research and development was based on the potential and problems associated with Curriculum 2013. The potential was the implementation of Curriculum 2013 that developed character education and scientific approach. The problems faced by teachers were some difficulties in providing media and assessing results of KI1-KI4. Therefore, the researcher was encouraged to do a research and development on learning materiel of Curriculum 2013. The purpose of this research was to develop learning materiel and to describe the quality of the learning materiel.

This used six steps of R&D namely: (1) potential and problems, (2) data collection, (3) prototype product design, (4) design validation, (5) design revision, and (6) design trials. The learning model used was discovery learning. The learning materiel prototype was validatedby three validators and received an average score of 3,83 (Good). The trials were done in Sarikarya State Elementary School from 10 - 15 November 2014. From the final interview conducted after the trials, the researcher gathered some data that showed the prototype learning materiel prototype created help teachers in: (1) formulating learning activities

based on scientific approaches and “discovery learning” model, (2) providing and facilitating students to make learning media, and (3)conducting assessment on KI -1 (spiritual attitude), KI-2 (social attitudes), KI-3 (knowledge), and KI-4 (skills).

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME), karena atas rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul PENGEMBANGAN PROTOTIPEPERANGKAT

PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 PADA KELAS II DENGAN TEMA “TUGASKU SEHARI-HARI”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyampaikan perhargaan dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu serta memberikan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.,S.S.,BST.,MA. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si. selaku M.Pd., Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma.

4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Theresia Yunia Setyawan, S.Pd.,M.Hum. selaku Dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberi masukkan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Para Dosen dan staff karyawan PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah melayani peneliti dengan baik.

7. Jaka Triyana, S.Pd.,M.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negei Sarikarya yang telah memberikan ijin penelitian di sekolah.

(13)

xi

9. Para validator yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini.

10. Seluruh siswa kelas II SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2014/2015 yang telah membantu selama penelitian berlangsung.

11. Teman-teman satu penelitian kolaboratif yang telah melakukan kerjasama dan memberikan dukungan.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 10 Desember2015

Peneliti,

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Batasan Pengertian ... 6

G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 9

1. Kurikulum 2013 ... 9

a. Pendekatan Tematik Integratif ... 10

(15)

Halaman

2) Kelebihan Pembelajaran Tematik ... 13

3) Keterbatasan Pembelajaran Tematik ... 14

4) Manfaat Pembelajaran Tematik ... 15

b. Pendekatan Saintifik ... 16

1) Karakteristik Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ... 18

2) Langkah-langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ... 19

c. Penilaian Otentik ... 21

1) Penilaian Sikap ... 22

2) Penilaian Pengetahuan ... 23

3) Penilaian Keterampilan... 24

d. Pendidikan Karakter ... 24

1) Pengertian Pendidikan Karakter ... 24

2) Tujuan Pendidikan Karakter ... 25

3) Nilai-nilai Pendidikan Karakter ... 26

2. Model Pembelajaran Discovery Learning ... 29

3. Perangkat Pembelajaran ... 32

a. Silabus ... 32

1) Pengertian Silabus ... 32

2) Komponen Silabus ... 33

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 33

1) Pengertian RPP ... 33

BAB III METODE PENGEMBANGAN A. Jenis Penelitian ... 44

(16)

Halaman

1. Kuesioner ... 56

2. Wawancara ... 59

G. Teknik Analisis Data ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan ... 67

1. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 67

a. Potensi dan Masalah ... 67

2. Kualitas Perangkat Pembelajaran ... 110

a. Kualitas Berdasarkan Analisis Data Penilaian ... 108

b. Kualitas Berdasarkan Wawancara Akhir ... 115

c. Kualitas Berdasarkan Spesifikasi Produk ... 117

B. Pembahasan ... 123

1. Perangkat Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik Model Discovery Learning ... 124

2. Perangkat Pembelajaran Menggunakan Media Pembelajaran.... 125

3. Perangkat Pembelajaran Memuat Rubrik Penilaian KI-1, KI-2, dan KI-3 ... 126

4. Kelebihan Produk ... 129

5. Kelemahan Produk ... 130

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 132

B. Keterbatasan Penelitian ... 133

C. Saran ... 134

DAFTAR REFERENSI ... 135

LAMPIRAN ... 138

(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kegiatan Pembelajaran dalam Pendekatan Saintifik ... 21

Tabel 2.2 Kisi-kisi Instrumen Observasi Minat Siswa ... 28

Tabel 2.3 Indikator Sikap Percaya Diri ... 29

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Validasi RPP ... 57

Tabel 3.2 Contoh Instrumen Kuesioner Validasi RPP ... 58

Tabel 3.3 Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara Awal ... 60

Tabel 3.4 Instrumen Wawancara Awal ... 61

Tabel 3.5 Kisi-kisi Wawancara Akhir ... 62

Tabel 3.6 Instrumen Wawancara Ahir ... 63

Tabel 3.7 Konversi Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan PAP ... 65

Tabel 4.1 Pedoman Konversi ... 78

Tabel 4.2 Hasil Validasi Pembelajaran 1 Oleh Dosen I ... 79

Tabel 4.3 Hasil Validasi Pembelajaran 2 Oleh Dosen I ... 81

Tabel 4.4 Hasil Validasi Pembelajaran 3 Oleh Dosen I ... 83

Tabel 4.5 Hasil Validasi Pembelajaran 1 Oleh Dosen II ... 85

Tabel 4.6 Hasil Validasi Pembelajaran 2 Oleh Dosen II ... 87

Tabel 4.7 Hasil Validasi Pembelajaran 3 Oleh Dosen II ... 89

Tabel 4.8 Hasil Validasi Pembelajaran 1 Oleh Guru Kelas II... 91

Tabel 4.9 Hasil Validasi Pembelajaran 2 Oleh Guru Kelas II... 92

Tabel 4.10 Hasil Validasi Pembelajaran 3 Oleh Guru Kelas II... 94

Tabel 4.11 Saran Perbaikan Pembelajaran 1 Oleh Dosen I ... 96

Tabel 4.12 Saran Perbaikan Pembelajaran 2 Oleh Dosen I ... 98

Tabel 4.13 Saran Perbaikan Pembelajaran 3 Oleh Dosen I ... 99

Tabel 4.14 Saran Perbaikan Pembelajaran 1 Oleh Dosen II ... 100

(18)

. Halaman

Tabel 4.16 Saran Perbaikan Pembelajaran 3 Oleh Dosen II ... 102

Tabel 4.17 Saran Perbaikan Pembelajaran 3 Oleh Guru Kelas II ... 104

Tabel 4.18 Rekapitulasi Nilai ... 108

Tabel 4.19 Analisis Data Penilaian Dosen I ... 111

Tabel 4.20 Analisis Data Penilaian Dosen II ... 112

Tabel 4.21 Analisis Data Penilaian Guru Kelas II ... 113

Tabel 4.22 Rekapitulasi Hasil Validasi ... 114

Tabel 4.23 Contoh Materi yang Terkait dengan Tema dan Subtema ... 117

Tabel 4.24 Contoh Penggunaan Pendekatan Tematik Integratif ... 118

Tabel 4.25 Contoh Perumusan Indikator dan Tujuan yang Mengembangkan Karakter Siswa... 120

(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Gambar Literatur Map dari Penelitian Terdahulu ... 41

Gambar 3.1 Langkah-langkah R&D Menurut Sugiyono ... 48

Gambar 3.2 Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar ... 50

Gambar 4.1 Pembelajaran yang Dilakukan Oleh Peneliti ... 107

Gambar 4.2 Pembelajaran yang Dilakukan Oleh Guru ... 110

Gambar 4.3 Diagram Batang Penilaian Dosen I ... 111

Gambar 4.4 Diagram Batang Penilaian Dosen II ... 112

Gambar 4.5 Diagram Batang Guru Kelas II... 113

Gambar 4.6 Diagram Batang Rekapitulasi Penilaian Validasi ... 114

Gambar 4.7 Siswa Berlomba Mengkomunikasikan Apa yang Sudah Dipelajari Hari Ini ... 125

Gambar 4.8 Peserta Didik Belajar Membuat Media Pembelajaran ... 126

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia saat ini berpusat pada pemberdayaan diri peserta didik yang mengacu pada nilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kurikulum 2013 merupakan sistem pendidikan baru yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dengan tujuan membentuk karakter peserta didik dari jenjang SD hingga SMA. Kekhasan dari Kurikulum 2013 adalah kompetensi inti sikap, yang meliputi sikap spiritual dan sikap sosial; kompetensi inti pengetahuan dan kompetensi inti keterampilan. Isi dari kurikulum 2013 adalah Kompetensi Inti (KI) yang secara lebih rinci dinyatakan dalam Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi inti tersebut dirumuskan untuk mencapai standar kompetensi lulus (SKL). Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran mengenai kompetensi dalam dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari oleh peserta didik. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema tertentu.

(21)
(22)

Hal-hal yang terkait dengan penerapan kurikulum 2013 di atas, nyatanya belum dapat terlaksana dengan baik di sekolah dasar. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil angket yang dibagikan kepada 9 guru di SDN Depok 1 Sleman, SDK Pugeran Yogyakarta, SD Tumbuh, SDN Ngenthak Mangir Bantul, SDN Mojayan Klaten, SDN Caturtunggal 6 Yogyakarta, SD Mutiara Persada Yogyakarta, SDN Walitelon 2 Temanggung; peneliti mendapatkan data: 9 guru sudah menerapkan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran dan memahami kekhasan dari kurikulum tersebut. 7 guru (78%) mengalami kesulitan dalam memahami tujuan pembelajaran yang mengandung 5M. Dalam merumuskan kegiatan pembelajaran yang mencakup 5M, 4 guru (44%) mengalami kesulitan merumuskan kegiatan pembelajaran menjadi berkesinambungan dan 3 guru (33%) mengalami kesulitan dalam mengatur waktu. Dalam aspek pemahaman tentang pendekatan saintifik, 1 guru (11%) mengatakan belum memahaminya. Dalam penerapan model pembelajaran tematik integratif berdasarkan Kurikulum 2013, 9 guru (100%) mengutarakan bahwa meraka mengalami kesulitan. Untuk proses mengevaluasi KI-3, 9 guru (100%) mengungkapkan mengalami kesulitan dalam mengevaluasi hasil belajar peserta didik. Untuk proses menilai KI-1, KI-2, dan KI-4, 9 guru (100%) menggunakan acuan dari pemerintah. Namun menurut 9 guru tersebut, acuan dari pemerintah belum memuat deskripsi yang jelas sehingga guru-guru mengalami kesulitan dalam menilai.

(23)

Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 Pada Kelas II dengan Tema 3 “Tugasku Sehari-hari”, subtema 3 “Tugasku Sebagai Umat Beragama” untuk kelas II Sekolah Dasar. Peneliti melakukan uji coba di SD Negeri Sarikarya. Dalam prototipe perangkat pembelajaran ini, peneliti menggunakan model pembelajaran discovery learning sebagai acuan dalam pembuatan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan dan keterampilan.

B. Batasan Masalah

Penelitian pengembangan ini dibatasi pada kelas II dengan tema 3 “Tugasku Sehari-hari” dan subtema 3 “Tugasku Sebagai Umat Beragama”.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang hendak dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana proses pengembangan prototipe perangkat pembelajaran

kurikulum 2013 pada kelas II dengan tema 3 “Tugasku Sehari-hari” dan subtema 3 “Tugasku Sebagai Umat Beragama”?

(24)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menjelaskan proses pengembangan prototipe perangkat pembelajaran kurikulum 2013 yang layak pada kelas II dengan tema 3

“Tugasku Sehari-hari” dan subtema 3 “Tugasku Sebagai Umat

Beragama”.

2. Untuk mengembangkan dan mendeskripsikan kualitas prototipe perangkat pembelajaran kurikulum 2013 pada kelas II dengan tema 3

“Tugasku Sehari-hari” dan subtema 3 “Tugasku Sebagai Umat

Beragama”.

E. Manfaat penelitian

Penelitian pengembangan ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk merancang pembelajaran yang inovatif. Selain itu juga dapat membantu guru untuk melakukan penilaian pada kurikulum 2013.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

(25)

membantu guru dalam melakukan penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang berupa rubrik penilaian KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4.

b. Bagi Peserta didik

Dalam penelitian ini peserta didik adalah subjek penelitian. Sebagai subjek peserta didik diharapkan memperoleh pengalaman berharga dalam kegiatan belajar di kelas. Peserta didik dapat belajar berdasarkan pengalaman yang mereka dapatkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan proses menggunakan model pembelajaran

discovery learning, maka diharapkan sikap percaya diri peserta didik

akan meningkat. c. Bagi Peneliti

Peserta didik sebagai calon guru semakin terampil dalam menyusun bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema 3 “Tugasku Sebagai Umat Beragama” untuk peserta didik kelas II Sekolah Dasar dan dapat mengembangkan prototipe perangkat pembelajaran kurikulum 2013 kelas II dengan tema 3 “Tugasku sehari-hari”.

F. Batasan Pengertian

(26)

1. Pendekatan tematik integratif

Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan dalam proses pembelajaran, dengan mengaitkan beberapa konsep menjadi suatu pokok bahasan tertentu. Hal ini bertujuan agar peserta didik bisa mendapatkan pengalaman belajar langsung yang bermakna dan berkesan.

2. Pendekatan saintifik

Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang menggunakan langkah-langkah pembelajaran 5M yaitu dengan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan dengan prinsip belajar secara aktif dan ilmiah.

3. Discovery Learning

Discovery Learning adalah proses pembelajaran yang berfokus pada

peserta didik, dengan tujuan peserta didik akan menemukan konsep pembelajarannya sendiri dari proses belajar yang sudah mereka ikuti. 4. Silabus

Garis-garis besar, ringkasan atau pokok-pokok isi materi pelajaran pada mata pelajaran atau tema tertentu

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(27)

6. Penilaian otentik

Penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif (meliputi banyak hal) selama proses dan akhir pembelajaran berdasarkan apa yang dilakukan peserta didik.

7. Percaya diri

Percaya diri adalah rasa yakin pada kemampuan diri sendiri dalam mengerjakan sesuatu.

G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

1. Produk berupa Prototipe Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 Kelas II

dengan Tema 3 Subtema 3 “Tugasku Sebagai Umat Beragama”.

2. Prototipe Perangkat Pembelajaran terdiri dari 6 RPP.

3. Prototipe Perangkat Pembelajaran menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning yang mengacu pada 5M.

4. Prototipe menggunakan media pembelajaran.

(28)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II mengemukakan beberapa hal terkait dengan landasan teori yang digunakan dalam melakukan penelitian pengembangan ini yaitu kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian Pustaka 1. Kurikulum 2013

(29)

Mulyasa, Hidayat (2013) mengemukakan bahwa Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang cerdas komprehensif, yaitu bukan hanya cerdas secara intelektual saja melainkan juga mampu mengelola kecerdasannya dalam emosi dan spiritualnya. Perubahan dan Pengembangan kurikulum 2013 ini dinilai muncul karena terdapat kesenjangan dari kurikulum yang sebelumnya (kurikulum KTSP). Sesuai dengan beberapa pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kurikulum 2013 adalah Kurikulum yang ditujukan untuk membentuk sikap dan ketrampilan peserta didik secara matang dengan kegiatan kegiatan yang berorientasi pada peserta didik dalam upaya untuk menumbuhkan pemikiran cerdas dalam emosi, sikap, dan spiritualnya.

a. Pendekatan Tematik Integratif

(30)

Pembelajaran tematik integratif dilaksanakan menggunakan prinsip pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu dalam proses pembelajaran di dalam kelas menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka. Tujuan dari adanya suatu tema tersebut adalah untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Peserta didik dapat memahami berbagai konsep melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dikuasainya. Pembelajaran tematik integratif berfungsi memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar peserta didik, karena materi yang diajarkan sesuai dengan kenyataan (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik menurut Kemendikbud (2013:197).

Yani (2013:114), mengungkapkan pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang tidak menggunakan “nama-nama disiplin ilmu” sebagai nama mata pelajaran tetapi menggunakan tema-tema tertentu. Tema-tema tersebut nantinya akan menjadi pengait dari sejumlah pokok bahasan dalam mata pelajaran atau dalam memadukan beberapa mata pelajaran. Keuntungan dengan menerapkan pembelajaran tematik adalah peserta didik dapat belajar secara kontekstual tentang kehidupannya sehari-hari sehingga peserta didik dapat merasakan manfaatnya.

(31)

pendekatan pembelajaran dimana kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) dari berbagai mata pelajaran digabungkan menjadi satu. Manfaat dari pembelajaran tematik yaitu: 1) fleksibilitas pemanfaatan waktu dan menyesuaikannya dengan kebutuhan peserta didik, 2) menyatukan pembelajaran peserta didik, 3) merefleksikan dunia nyata yang dihadapi anak di rumah dan lingkungannya, dan 4) aktivitas belajar melibatkan subjek belajar secara langsung, mengoptimalkan semua sumber belajar dan memberi kesempatan peserta didik untuk mengeksplorasi materi secara lebih luas.

Sesuai dengan beberapa pendapat ahli tersebut, maka peneliti mencoba menyimpulkan pembelajaran tematik integratif merupakan pembelajaran yang mengaitkan antar bidang studi dengan membentuk sebuah tema tertentu yang di dalamnya terdapat berbagai pokok bahasan dengan tujuan memberikan kesan bermakna bagi peserta didik pada proses pembelajarannya.

1) Karakterisitik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki beberapa karakteristik. Majid (2014:89) mengungkapkan beberapa karakteristik sebagai berikut:

a) Berpusat pada peserta didik

(32)

b) Memberikan pengalaman langsung

Diusahakan dalam pemberian materi, peserta didik dihadapkan dengan masalah yang nyata secara langsung sehingga timbul pemecahan secara kontekstual dari peserta didik.

c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Antara mata pelajaran saling terkait meskipun terpisah-pisah antara mata pelajarannya, sehingga kekhasan pembelajaran tematik yang satu kesatuan tetap terlihat.

d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Proses pembelajaran tematik mengambil dari berbagai mata pelajaran, namun pada pemberian materi tetap dipelajari secara utuh dalam satu kesatuan.

e) Bersikap fleksibel

Fleksibel berarti guru dapat mengaitkan materi pelajaran dengan kondisi kontekstual saat itu. Jadinya pelajaran yang membutuhkan contoh konkret, guru bisa mengaitkannya sesuai dengan kebutuhan. f) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Proses pembelajaran diberikan dengan cara yang menyenangkan dengan kondisi layaknyapermainan.

2) Kelebihan Pembelajaran Tematik

(33)

a) Kegiatan belajar memberikan pengalaman yang relevan dengan tingkat perkembangan dan usia anak.

b) Kegiatan tematik mengacu pada minat dan kebutuhan peserta didik. c) Hasil belajar akan bertahan lebih lama dikarenakan kegiatan yang

dilakukan lebih bermakna dan berkesan.

d) Kegiatan berlajar yang disajikan bersifat nyata sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya. e) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam aspek sosial yang

meliputi kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap pendapat orang lain.

3) Keterbatasan Pembelajaran Tematik

Selain kelebihan, pembelajaran tematik integratif juga memiliki kekurangan seperti yang dikatakan Puskur, Balitbang Diknas (dalam Majid, 2014:93-94) sebagai berikut:

a) Aspek guru

Kali ini guru dituntut memiliki keterampilan yang lebih sehingga proses pembelajaran lebih kreatif dan bervariasi, namun nyatanya sekarang ini masih ditemukan guru yang kurang inovatif.

b) Aspek Peserta didik

(34)

c) Aspek sarana dan sumber pembelajaran

Sumber bacaan dan buku pelajaran sebaiknya banyak, karena pembelajaran tematik ini membutuhkan wawasan yang luas. Apabila sumber pelajaran dan buku kurang, kiranya model pembelajaran ini akan sulit diterapkan.

d) Aspek Kurikulum

Orientasi kurikulum pembelajaran tematik ini terpacu pada ketuntasan pemahaman peserta didik. Jadi, guru sebaiknya memiliki kewenangan dalam mengembangkan materi begitupun metode penilaiannya.

e) Aspek Penilaian

Dari aspek penilaian, model pembelajaran sedikit menyulitkan guru karena guru harus menentukan hasil belajar peserta didik dari beberapa materi yang dikaitkan. Disarankan guru kelas berkoordinasi dengan guru mata pelajaran lain untuk menghindari kesalahan dalam standar penilaian.

4) Manfaat Pembelajaran Tematik

Ada beberapa manfaat dari penggunaan pembelajaran tematik seperti yang diungkapkan oleh Hosnan (2014:365-366) yaitu:

(35)

b) Peserta didik lebih mampu memahami hubungan antara isi dan materi pembelajaran karena kedua hal tersebut menjadi sarana belajar peserta didik bukan malah menjadi tujuan akhir.

c) Peserta didik akan mendapatkan pengertian mengenai proses dan materi secara utuh karena pembelajaran diberikan secara bulat dan utuh.

d) Penguasaan konsep akan semakin baik karena adanya pemaduan antar mata pelajaran.

Sesuai dengan karakteristik-karakteristik tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan tematik integratif adalah pendekatan pada proses pembelajaran yang menggabungkan beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan yang utuh dengan tujuan memudahkan peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan secara nyata. Proses pembelajarannya pun dikemas secara aktif dan menyenangkan sehingga kondisi kelas diharapkan menjadi lebih hidup.

b. Pendekatan Saintifik

(36)
(37)

1) Karakteristik Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik

Hosnan (2014:36) mengungkapkan beberapa karakteristik pembelajaran saintifik sebagai berikut:

a) Berpusat pada peserta didik

Peserta didik menjadi sosok yang turut aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan guru menjadi fasilitator peserta didik tersebut.

b) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum, dan prinsip.

Langkah-langkah 5M (mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan) sebaiknya diturunkan kepada peserta didik untuk terjadinya pengetahuan yang muncul secara langsung pada peserta didik.

c) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik.

(38)

d) Dapat mengembangkan karakteristik peserta didik

Peserta didik dapat berkembang sesuai dengan konsep dan karakteristik yang diharapkan, sehingga mereka menemukan konsep pengetahuannya sendiri melalui tahapan 5M.

2) Langkah-langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Berikut langkah-langkah yang ada pada pendekatan ilmiah menurut Hosnan (2014:38-39) yaitu:

a) Materi pembelajaran mengacu pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan nalar, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, ataupun dongeng semata.

b) Penjelasan guru, tanggapan peserta didik, dan interaksi guru kepada peserta didik terbebas dari prasangka subjektif dan penalaran yang menyimpang.

c) Pendekatan saintifik ini mendorong peserta didik untuk dapat berpikir kritis dan mampu untuk mengidentifikasi, memahami, serta memecahkan masalah serta mengaplikasikan materi pembelajaran. d) Mendorong peserta didik untuk menginspirasi peserta didik dalam

berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain.

(39)

f) Mengacu pada konsep, teori, dan fakta empiris yang bisa dipertanggungjawabkan.

g) Tujuan pembelajarannya disajikan secara sederhana, jelas namun dikemas secara menarik.

Selain itu, ada tiga aspek penting yang menyinggung 3 ranah yaitu

attitude/sikap, knowledge/pengetahuan, dan skill/keterampilan (biasa

disingkat KSA= Knowledge, Skill, dan Attitude).

a) Ranah sikap terkait dengan transformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa”.

b) Ranah keterampilan menggamit transformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.

c) Ranah pengetahuan menggamit transformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa”.

d) Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (softskills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup (hard skills) yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

(40)

Tabel 2.1 Kegiatan Pembelajaran dalam Pendekatan Saintifik (Hosnan, 2014:39)

Kegiatan Aktivitas Belajar

Mengamati (observing)

Melihat, mengamati, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan alat)

Menanya (questioning)

Mengajukan pertanyaan dari yang factual sampai ke yang bersifat hipotesis; diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan).

Pengumpulan data (experimenting)

Menentuka data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan, menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, eksperimen). Mengasosiasi

(associating)

Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menetukan hubungan data/ kategori, mentimpulkan dari hasil analisis data; dimulai dari

unstructured-unistructure-multistructure-complicated-structure.

Mengkomunikasikan (explaining)

Menyampaikan hasil konseptualiasi dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar, atau media lainnya.

Sesuai dengan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan yang mengacu pada tahap-tahap 5M yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Pembelajaran ini juga menitik beratkan pada peserta didik untuk dapat berperan aktif dengan melibatkan proses dan langkah-langkah ilmiah untuk menunjang proses belajar.

c. Penilaian Otentik

(41)

menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, dengan bukti yang otentik serta akurat sebagai akuntabilitas publik. Masih sejalan dengan pendapat di atas, Kusnandar (2014:35) mengemukakan bahwa penilaian otentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik itu prosesnya ataupun hasil akhir pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Penilaian ini juga mengacu pada Penilaian Acuan Patokan (PAP), yaitu pencapaian hasil belajar yang didasarkan pada posisi skor yang diperoleh terhadap skor yang ideal sesuai dengan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kemendikbud (2014:36-47) juga mengelompokkan jenis-jenis penilaian otentik menjadi beberapa jenis, seperti:

1) Penilaian Sikap

(42)

a) Observasi

Menurut Kemendikbud (2014:36), observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan dengan menggunakan indera dari tubuh, baik langsung maupun tidak langsung. Proses obsevasi ini biasanya menggunakan format penilaian tertentu.

b) Penilaian Diri

Menurut Kemendikbud (2014:37), penilaian diri merupakan teknik penilaian yang meminta peserta didik untuk merenungkan sikap yang dimilikinya terkait dengan kompetensi yang akan dicapai.

2) Penilaian Pengetahuan

Kemendikbud (2014:37), menyampaikan penilaian pengetahuan dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a) Tes tertulis

Tes tertulis terdiri dari memilih jawaban dan menulias jawaban soal uraian. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab–akibat. Selanjutnya untuk menulis jawaban soal uraian terdiri dari melengkapi soal, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.

b) Tes Lisan

(43)

c) Pemberian Tugas

Pemberian tugas adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh guru dengan memberikan tugas di sekolah maupun yang bisa dibawa pulang, baik individu maupun kelompok.

3) Penilaian Keterampilan

Penilaian ini bisa dilakukan dengan tiga cara yaitu penilaian kinerja, proyek, dan portofolio. Teknik yang digunakan untuk menilai keterampilan peserta didik dalam penelitian ini adalah teknik penilaian kinerja.Kemendikbud (2014:37) mengemukakan bahwa penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk melakukan suatu tugas pada situasi sesungguhnya dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan, misalnya tugas menulis cerita, tugas menyanyikan lagu nasional, dll.

d. Pendidikan Karakter

1) Pengertian Pendidikan Karakter

(44)

pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia yang seutuhnya dan mempunyai karakter baik. Berbeda dengan Wibowo (2012), beliau menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan sikap luhur kepada peserta didik, sehingga kedepannya, peserta didik dapat memliki karakter yang luhur dan menerapkan serta dapat mempraktikan dalam kehidupannya sehari-hari.

Menurut pendapat ahli tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah proses pembentukan kepribadian peserta didik secara bertahap untuk persiapan jangka panjang, yang pada akhirnya peserta didik tersebut akan mampu mengamalkan sikap–sikap yang baik dalam kehidupannya sehari-hari.

2) Tujuan Pendidikan Karakter

(45)

tindakan sehari-hari yang nyata. Sedangkan menurut warsono dkk ( dalam Samani & Hariyanto, 2013:42), karakter merupakan sikap dan kebiasaan seseorang yang memungkinkan dan mempermudah tindakan moralnya. Jadi secara tidak langsung, dengan membentuk seseorang yang berkarakter baik maka moral dari orang tersebut akan semakin baik pula.

Menurut dari beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan karakter adalah membentuk seseorang untuk berkepribadian baik sesuai dengan ciri khas mereka masing-masing. Akhir dari pendidikan tersebut adalah membentuk moral dan kebiasaan baik pada diri seseorang tersebut.

3) Nilai-nilai Pendidikan Karakter

(46)

Dalam penelitian kali ini, peneliti memfokuskan pengembangan pada nilai kedisiplinan dan percaya diri pada peserta didik. Berikut merupakan penjabaran arti dari nilai kedisiplinan dan percaya diri. Wibowo (2012:43), menjelaskan displin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh berbagai ketentuan dan peraturan. Menurut Samani dan Hariyanto (2013:121), disiplin merupakan sikap dan perilaku yang muncul sebagai akibat dari pelatihan atau kebiasaan menaati aturan, hukum atau perintah. Perasaan yang diolah dalam sikap disiplin yaitu olah rasa dan olah karsa. Secara lebih luas Fathurroman dkk (2013:128), mengungkapkan bahwa berdisiplin adalah individu dapat mengerjakan sesuatu secara tertib, selalu mengerjakan pekerjaan dengan rasa penuh tanggung jawab dan teratur, selalu menghargai waktu, dan selalu taat pada peraturan. Dari beberapa pendapat ahli tentang sikap disiplin tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa disiplin merupakan sikap mampu mengikuti segala aturan yang berlaku dengan rasa tanggung jawab dan mampu menghargai waktu dengan sebaik-baiknya.

(47)

ketegasan, kemampuan mengekspresikan emosi dan kebutuhan pribadi dengan penuh percaya diri, berani terutama dalam mempertahankan hak-hak pribadi dan mendudukan hak-hak-hak-hak orang lain tanpa bertindak agresif. Sedangkan menurut Yani (2013:165), percaya diri adalah kondisi mental dan psikologis seseorang yang memberi keyakinan kuat untuk berbuat dan bertindak. Berdasarkan penuturan dari beberapa ahli tersebut, maka peneliti menyimpulkan percaya diri adalah sikap yakin pada kemampuan diri sendiri dan mantap melakukan sesuatu meskipun dihadapan khalayak ramai dengan memperhatikan hak-hak yang dimiliki orang lain.

Pada penelitian kali ini, sikap percaya diri adalah sikap yang menjadi fokus penelitian. Berikut adalah tabel indikator dari sikap percaya diri.

Tabel 2.2 Deskripsi Perilaku Percaya Diri (Fathurrohman,dkk., (2013:139)

Nilai Deskripsi Perilaku

Rasa Percaya diri a) Sering menunjukkan sifat dan berperilaku mantap dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari dan tidak mudah terpengaruh ucapan dan perbuatan orang lain.

b) Terbiasa bersikap dan berperilakumantap dalam melaksanakan tugassehari-hari; tidak mudah terpengaruholeh ucapan maupun perbuatan oranglain; dan mempunyai kemantapan dalam berpikir, bersikap dan bertindak.

(48)

maupun perbuatan orang lain;selalu menghindari rendah diri; dan selalu menghindari ketergantungan diri.

Sikap percaya diri juga memiliki beberapa indikator.Berikut adalah tabel pemetaan indikator dari sikap percaya diri.

Tabel 2.3 Indikator Sikap Percaya Diri (Kurniasih & Sani, 2014:72)

Sikap Indikator

Percaya diri

a. Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu

b. Mampu membuat keputusan dengancepat c. Tidak mudah putus asa

d. Tidak canggung dalam bertindak e. Berani presentasi di depan kelas

f. Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan

2. Model Pembelajaran Discovery Learning

Bruner (dalam Kemendikbud, 2014:32) mengungkapkan bahwa

discovery learning merupakan proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar

tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Selanjutnya, Bruner (dalam Dahar, 2011:79) menyatakan bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik.

(49)

digunakan relatif lebih banyak daripada metode ceramah. Akan tetapi hasil yang didapatkan peserta didik sebanding dengan waktu yang digunakan yaitu lebih mudah diingat oleh peserta didik. Menurut Sund (dalam Suryosubroto, 2009:179), mengemukakan bahwa discovery learning adalah proses mental dimana peserta didik mengasimilasikan sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut adalah mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat.

Model pembelajaran discovery learning dapat diamati dengan 3 ciri belajar yang menonjol. Tiga ciri utama discovery learning adalah yaitu:

a. Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan, dan menggeneralisasi pengetahuan.

b. Berpusat pada peserta didik.

c. Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.

Dalam menerapkan model pembelajaran discovery learning pada proses pembelajaran, guru-guru perlu memperhatikan langkah-langkah penggunaan model tersebut. Berikut langkah-langkah pembelajaran discovery

learning:

a. Mengidentifikasi kebutuhan peserta didik.

b. Menyeleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep, dan generalisasi pengetahuan.

(50)

d. Membantu dan memperjelas tugas atau masalah yang dihadapi peserta didik serta peranan masing-masing peserta didik.

e. Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan.

f. Mengecek pemahaman peserta didik terhadap masalah yang akan dipecahkan.

g. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penemuan. h. Membantu peserta didik dengan informasi atau data jika diperlukan oleh

peserta didik.

i. Memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.

Beberapa keuntungan menggunakan model pembelajaran discovery

learning apabila guru menggunakan dalam proses pembelajaran yaitu:

a. Pengetahuan bertahan lama dan tidak mudah lupa.

b. Hasil belajar discovery learning mempunyai efek transfer yang lebih baik daripada hasil lainnya.

c. Secara menyeluruh, belajar discovery learning bisa meningkatkan penalaran peserta didik dan kemampuan berpikir bebas. Secara khusus, belajar penemuan melatih keterampilan-keterampilan kognitif peserta didik untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.

(51)

dibandingkan dengan belajar menerima. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, bantuan guru diperlukan selama proses pembelajaran. Bantuan guru dapat dimulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk memancing rasa ingin tahu peserta didik dan memberikan informasi secara singkat. Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli tersebut, peneliti akan mencoba menyimpulkan model pembelajaran discovery learning adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada perkembangan mental peserta didik dalam jangka waktu yang cukup lama untuk menemukan konsep belajar yang baru.

3. Perangkat Pembelajaran a. Silabus

1) Pengertian Silabus

(52)

untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Akbar (2013:8), menyatakan bahwa silabus adalah acuan untuk mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan standar isi dan standar kelulusan. Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa silabus adalah acuan yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk tercapainya kompetensi dan materi yang sudah direncakan oleh para guru.

2) Komponen Silabus

Komponen silabus terdiri dari: 1) Identitas Silabus, 2) Kompetensi Inti, 3) Kompetensi Dasar, 4) Indikator, 5) Materi Pembelajaran, 6) Kegiatan Pembelajaran, 7) Penilaian, 8) Alokasi Waktu, 9) Sumber Belajar. Komponen-komponen tersebut nantinya dapat disajikan dalam bentuk horizontal maupun vertikal. Setelah silabus dibuat, langkah selanjutnya yaitu menjabarkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1) Pengertian RPP

(53)

belajar mengajar untuk satu pertemuan maupun lebih. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi maupun subtema tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan proses pembelajaran dalam upaya pencapaian Kompetensi Dasar (KD). Majid (2014:99), mengemukakan RPP adalah penjabaran dari silabus dalam bentuk rencana pada setiap pertemuan yang berisikan KD dari standar isi. Sesuai dengan beberapa pendapat ahli di atas, peneliti akan mencoba menyimpulkan bahwa RPP adalah perencanaan yang digunakan sebagai acuan untuk mengajar selama satu pertemuan atau lebih yang di dalamnya mengacu pada pencapaian setiap KD.

2) Komponen-komponen RPP Komponen RPP terdiri dari:

a) Identitas Mata Pelajaran meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program studi, mata pelajaran atau tema pelajaran, dan jumlah pertemuan.

b) Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu.

(54)

d) Indikator Pencapaian Kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur untuk menunjukkan ketercapaian Kompetensi Dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.

e) Tujuan Pembelajaran adalah proses dan hasil belajar yang diharapakan dicapai oleh peserta didik sesuai Kompetensi Dasar. f) Materi Ajar memuat konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,

ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator. g) Alokasi Waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk

pencapaian Kompetensi Dasar dan beban belajar.

h) Metode Pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan.

i) Kegiatan Pembelajaran terdiri dari tiga bagian yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

j) Penilaian Hasil Belajar adalah prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar yang disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi.

k) Sumber Belajar adalah pedoman yang digunakan guru dalam penyampaian materi kepada peserta didik.

(55)

ajar, dan evaluasi. Untuk penelitian kali ini, perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah RPP.

4. Karakteristik Peserta didik Kelas II

Peserta didik kelas bawah menurut Izzati, dkk. (2008) bisa dibedakan menjadi 2 fase, yaitu: (1) Masa kelas usia rendah SD yang memiliki rentang usia 6/7 tahun sampai 9/10 tahun. Biasanya mereka duduk di kelas I, II, dan III SD. (2) Masa kelas usia tinggi yang memiliki rentang usia 9/10 tahun sampai 12/13 tahun. Biasanya mereka duduk di kelas IV, V, dan VI SD. Untuk siswa kelas termasuk dalam kelas rendah pada kisaran usia 8-9 tahun.

Menurut Piaget, siswa kelas II sedang memasuki tahap operasional konkret. Piaget (2010) mengemukakan pendapatnya bahwa tahap perkembangan usia 7-12 tahun berada pada tahap operasional konkret dimana anak sudah bisa mempelajari sesuatu menggunakan benda-benda konkret atau benda-benda lain sebagai pengganti hal yang sedang dipelajari. Pendapat ini didukung oleh Desminta (2009:35) yang mengungkapkan bahwa anak pada usia tersebut pada umumnya masih senang untuk bermain-main bersama teman sebaya, bergerak dalam grup atau kelompok, dan senang merasakan sesuatu secara langsung.

5. Tema 3 “Tugasku Sehari-hari”

(56)

(Kemendikbud, 2014: 16). Mata pelajaran yang dipadukan dalam Kurikulum 2013 ini meliputi PPKn, Bahasa Indonesia, IPS, IPA, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Pada kelas II mata pelajaran yang dipelajari oleh peserta didik meliputi PPKn, Matematika, Bahasa Indonesia, SBdP serta PJOK. Dalam Kurikulum 2013, tema sudah dipersiapkan oleh pemerintah dan sudah dikembangkan menjadi subtema dan satuan pembelajaran. Pada semester 1 terdapat empat tema. Setiap tema terdiri atas empat subtema dan tiap subtema diuraikan ke dalam enam pembelajaran (Kemendikbud, 2014). Keempat subtema tersebut meliputi: (1) subtema 1 “Tugasku Sehari-hari di Rumah”, (2) subtema 2 “Tugasku Sehari-hari di Sekolah”, (3) subtema 3 “Tugasku sebagai Umat Beragama”, dan (4) subtema 4 “Tugasku dalam Kehidupan Sosial”.

Tema yang dipilih dalam penelitian pengembangan ini adalah tema 3 “Tugasku Sehari-hari” dan subtema 3 “Tugasku Sebagai Umat Beragama”. Materi yang dipelajari dalam subtema 2 “Tugasku Sebagai Umat Beragama”

(57)

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian R&D untuk mengembangkan perangkat pembelajaran kurikulum 2013 pada kelas II dengan tema “Tugasku Sebagai Umat Beragama” belum ada yang melakukan. Namun, pada bagian ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang relevan dari penelitian sebelumnya.

Irawan (2014) melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan

Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Mengenal Pahlawan Bangsaku untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan

untuk menghasilkan produk berupa bahan ajar mengacu pada Kurikulum 2013 yang mengimplementasikan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter yang berbasis budaya lokal, serta penilaian otentik pada kegiatan belajarnya. Instrumen yang digunakan adalah wawancara untuk analisis kebutuhan serta kuesioner. Dari kegiatan penelitian tersebut diperoleh hasil validasi bahan ajar oleh pakar Kurikulum SD 2013 menghasilkan skor 4,27 (sangat baik) serta dua orang guru kelas IV SD percontohan Kurikulum 2013 menghasilkan skor 4,41 (sangat baik) dan 4,54 (sangat baik). Validasi siswa kelas IV menghasilkan skor 4,67 (sangat baik). Oleh karena itu, diperoleh skor rerata sebesar 4,47 sehingga dapat dikategorikan “sangat baik”.

Sejalan dengan Irawan, Setiawan (2012) melakukan penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang

(58)

-langkah yang dilakukan dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) implementasi sampel terbatas. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), bahan ajar, dan evaluasi. Dari hasil validasi yang dilakukan oleh para ahli, diperoleh hasil rata-rata sebagai berikut: (1) silabus sebesar 3,69; (2) RPP sebesar 3,63; (3) LKS sebesar 3,47; (4) bahan ajar sebesar 3,5 dan (5) evaluasi sebesar 3,6. Berdasarkan hasil validitas tersebut, dapat dikatakan bahwa perangkat pembelajaran yang dibuat layak untuk diimplementasikan.

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Muzaki, dkk. (2012) dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Metode Guided Discovery Learning Berbantuan E-Learning dengan Aplikasi Atutor pada Pokok Bahasan Lingkaran Kelas VIII SMP”. Produk yang

dihasilkan dari penelitian ini berupa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa digital, Lembar Kerja Siswa (LKS), juga sebuah alat evaluasi yaitu tes hasil belajar (THB) yang semuanya terintegrasi dalam media

e-learning, kecuali tes hasil belajar yang dilakukan secara konvensional. Dari

(59)

Di samping itu, untuk mengetahui kemudahan penggunaan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dilakukan analisis terhadap data aktivitas guru. Dalam penelitian ini, guru yang diamati adalah guru matematika SMPN 7 Jember, hasilnya diperoleh rata-rata persentase aktivitas guru sebesar 85,96% yang termasuk kategori baik sehingga diperoleh hasil bahwa perangkat pembelajaran dikatakan mudah dan praktis untuk diimplementasikan di dalam kelas. Hasil analisis siswa aktivitas siswa memperoleh rata-rata persentase sebesar 90,9% sehingga termasuk kategori baik. Hasil uji coba didapatkan respon siswa sebesar 93,3% maka produk perangkat pembelajaran maupun pembelajaran dengan metode guided

discovery learning berbantuan e-learning dapat dikualifikasikan pada kategori

“baik”.

(60)

Gambar 2.1 Literatur Map dari Penelitian Terdahulu

C. Kerangka Berpikir

Mengacu pada literature map dari peneltian yang terdahulu di atas, maka dapat disusun kerangka berpikir tentang pengembangan prototipe perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013, pendidikan yang mengarahkan peserta didik untuk mengenali dan mengembangkan

Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Irawan (2014)

Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Mengenal Pahlawan Bangsaku

untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Setiawan (2012)

Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang Menggunakan Pemodelan dalam Menyelesaikan Masalah Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan

PMRI Kelas IVA SDN Tegalrejo 2

Muzaki, dkk. (2012)

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Metode Guided Discovery Learning Berbantuan

E-Learning dengan aplikasi Atutor pada Pokok Bahasan Lingkaran Kelas VIII SMP

(61)

kemampuan yang dimilikinya agar memiliki sikap yang baik terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar merupakan contoh dari Pendidikan Karakter. Pada perangkat pembelajaran ini memuat deskriptor sebagai panduan agar guru dapat melakukan penilaian pada KI-1-KI4 yang memuat Kompetensi Inti sikap, yangmeliputi sikap spiritual dan sosial (1 dan KI-2), Kompetensi Inti pengetahuan (KI-3) dan Kompetensi Inti keterampilan (KI-4). Pada penelitian ini sikap yang menjadi fokus penelitian pada KI-2 adalah sikap percaya diri. Untuk proses penilaian, peneliti menggunakan model penilaian otentik dengan tujuan dapat menilai proses ataupun hasil dari berbagai instrumen penilaian yang sudah dirancang sesuai dengan Komepetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

(62)

2013. Perangkat ini dikembangkan dengan media pembelajaran guna mendukung dalam proses pembelajaran.

Pada pengembangan perangkat pembelajaran ini, peneliti memilih tema 3 yaitu “Tugasku Sehari-hari”, subtema 3 “Tugasku Sebagai Umat Beragama”. Alasan pemilihan tema dan subtema ini karena disesuaikan dengan materi yang diajarkan di sekolah. Selain itu, materi pada subtema 3 mengenai “Tugasku Sebagai Umat beragama” juga sesuai dengan sikap yang hendak dikembangkan oleh peneliti.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana proses pengembangan perangkat pembalajaran subtema 3 “Tugasku Sebagai Umat Beragama” yang mengacu pada Kurikulum 2013 untuk peserta didik kelas II Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran subtema “Tugasku Sebagai Umat Beragama” mengacu Kurikulum SD 2013 untuk peserta didik kelas II Sekolah Dasar menurut ahli Kurikulum 2013?

(63)

44

BAB III

METODE PENGEMBANGAN

Bab III berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan metode pengembangan, yaitu jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, uji coba produk, teknik pengunmpulan data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data. Berikut akan dijelaskan mengenai ketujuh hal tersebut.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research

and Development (R&D). Dalam penelitian ini dikembangkan produk berupa RPP

tematik yang digunakan untuk satu subtema bagi siswa kelas II Sekolah Dasar. Sugiyono (2014:297), mengungkapkan bahwa Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.Dalam melakukan penelitian dan pengembangan terdapat 10 langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) pembuatan produk masal. Pada penelitian ini akan dikembangkan produk berupa perangkat pembelajaran untuk kelas II Sekolah Dasar.

(64)

pembelajaran, tapi juga bisa bersifat perangkat lunak (software) seperti program computer untuk pengolahan data, pembelajaran di sekolah

Di sisi lain Arifin (2011:126) mengungkapkan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi kesenjangan antara penelitian dasar dan penelitian terapan. Hal ini dikarenakan sering ditemuinya kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoritis dan hasil penelitian yang bersifat praktis.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan R&D merupakan sebuah proses untuk mengembangkan suatu produk yang baru maupun menyempurnakan produk yang lama untuk memecahkan masalah baru yang muncul dari produk yang sudah lama dipakai. Kali ini produk yang akan dibuat berupa RPP pembelajaran. Perangkat pembelajaran ini tetap mengacu kurikulum 2013 pada siswa kelas II SD dengan tema 3 “Tugasku Sehari-hari” dengan

subtema 3 “Tugasku Sebagai Umat Beragama”. Dalam upaya mendapatkan

kualitas produk yang baik dan valid, peneliti menggunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2014) yaitu:

1. Potensi dan Masalah

(65)

dengan semaksimal mungkin. Masalah yang muncul tersebut bisa diatasi dengan sebuah penelitian. Penelitian R&D juga bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah.

2. Pengumpulan Data

Mengumpulkan informasi merupakan hal penting untuk kelanjutan proses penelitian. Dari informasi tersebut, peneliti dapat mulai merancang hal apa saja yang berlu dipikirkan kedepannya.

3. Desain Produk

Desain produk merupakan rancangan dari produk yang akan dihasilkan. Perlu diperhatikan bahwa desain produk harus sesuai dengan tujuan penelitian itu sendiri. Keefektifan desain produk masih perlu diuji terlebih dahulu.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan momen untuk menilai seberapa baik desain produk tersebut. proses validasi desain masih bersifat rasional dikarenakan belum mendapatkan fakta lapangan. Validasi desain dapat dilakukan oleh ahli atau pakar yang sudah berpengalaman dalam bidangnya.

5. Revisi Desain

(66)

6. Uji Coba Produk

Langkah tersebut dilakukan setelah desain produk dan revisi desain telah dilaksanakan. Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kualitas produk yang dihasilkan pada kelompok yang terbatas.

7. Revisi Produk

Setelah melaksanakan tahap uji coba pada kelompok terbatas, maka peneliti diharapkan akan mendapatkan gambaran bagaimana produk tersebut. apabila masih banyak kelemahan, sebaiknya produk tersebut diperbaiki sebelum diberikan pada kelompok yang lebih luas.

8. Uji Coba Pemakaian

Uji coba pemakaian merupakan proses uji coba produk, namun kali ini kelompok yang digunakan lebih luas. Peneliti bisa mencari tahu apakah produknya sudah baik atau belum setelah dilakukan revisi.

9. Revisi Produk

Tahap ini biasa digunakan peneliti untuk melakukan proses perbaikan terakhir sebelum melakukan produksi masal.

10.Pembuatan Produk Masal

(67)

Gambar 3.1 Langkah – langkah R&D menurut Sugiyono

(68)

dilaksanakan selama satu minggu mengajar di dalam kelas. Peneliti menggunakan enam dari sepuluh langkah pengembangan dengan alasan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini merupakan pengembangan dalam skala kecil saja.

B. Setting Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah seluruh siswa kelas II SDN Sarikarya yang berjumlah 21 anak. SD tersebut beralamat di Jl. Asemgede 48, Kragilan, Condong Catur, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti memilih SDN Sarikarya karena peneliti sudah cukup mengerti keadaan dan kondisi siswa serta guru melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang pernah peneliti lakukan. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama lima bulan yaitu dimulai dari bulan Oktober 2014 – Maret 2015.

C. Prosedur Pengembangan

(69)

“Tugasku Sehari-hari” dan subtema 3 “Tugasku Sebagai Umat Beragama”. Berikut peneliti akan menjelaskan prosedur pengembangan tersebut dalam bagan lengkap dengan penjelasan di bawahnya:

Gambar 3.2 langkah – langkah Pengembangan Bahan Ajar Langkah 2

Pengumpulan Data

Langkah 1

Potensi dan Masalah

Analisis

Kebutuhan wawancara

Langkah 3 Desain Produk

Tema KI-KD Subtema Indikator

Tujuan Menyusun

RPP

Silabus

Kegiatan pembelajaran Evaluasi

Penilaian

Langkah 4 Validasi ahli

Langkah 5 Revisi Desain

Gambar

Tabel 2.1 Kegiatan Pembelajaran dalam Pendekatan Saintifik
Tabel 2.2 Deskripsi Perilaku Percaya Diri (Fathurrohman,dkk.,
tabel pemetaan indikator dari sikap percaya diri.
Gambar 2.1 Literatur Map dari Penelitian Terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan produk perangkat pembelajaran mencakup pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan

Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan

Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik

1 Sama dengan SD, akan disusun berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki peserta didik SMP dalam ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 2 Menggunakan mata pelajaran

Dengan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik terpadu, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik, diharapkan akan menumbuhkan sikap spiritul dan sikap sosial yang

Dengan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik terpadu, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik, diharapkan akan menumbuhkan sikap spiritul dan sikap sosial yang

Pembelajaran tematik ini memiliki beberapa manfaat diantaranya yaitu, (1) dapat mengurangi overlapping antara berbagai mata pelajaran, karena mata pelajaran

Menurut Majid (2014: 86) bahwa pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke