ix
ABSTRAK
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sub Tema Keunikan Daerah Tempat Tinggalku Mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Aleks Rumaikeuw Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gal. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan I, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD.
Berdasarkan validasi dua orang Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 3,91 (baik) dan 3,95 (baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,8 (sangat baik) dan 4,27(sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,73 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.
x
ABSTRACT
Development of Learning Instrument in the Subtheme of the Uniqueness of My Hometown Referring to 2013 Curriculum for Elementary School Students in
grade IV
Aleks Rumaikeuw Universitas Sanata Dharma
2015
This research was done because there were still some teachers who need some examples of learning instrument referring to 2013 curriculum for elementary school. The main objective of this research was to make a product of learning instrument referring to 2013 curriculum for elementary school using integrative thematic approach, scientific approach, character building, based on local culture, also authentic assessment in the learning process.
This research was a kind of research and development. The development of learning instrument used a procedure of learning instrument development by Jerold E Kemp and by Bord and Gall. Those two procedures were adapted to become a simpler model development, which was used as the base of this research. The development procedure which was used included five steps; they were (1) potential and problem (2) data gathering (3) product design (4) expert validation and (5) design revision. It resulted on a final product design in the form of learning instrument referring to 2013 curriculum for elementary school in grade IV. The research instrument was list of questions for interview need analysis and questionnaire. Interview was used for the need analysis for teacher in grade IV SD Negeri Kalasan 1, while the questionnaire was used to validate the quality of learning instrument by two experts of 2013 curriculum, two teachers of elementary school in grade IV.
Based on the validation of two experts of 2013 curriculum for elementary school, it resulted on the score of 3,91 (good) and 3,95 (good), and two teachers of grade IV resulted on the score of 4,8 (very good) and 4,42 (very good). The learning instrument got the mean score of 4,27 and included in the category of “very good”. The result of the validation was based on the eleven aspects which were 1) identity of daily thematic lesson plan, 2) indicator formulation, 3) learning objective formulation, 4) choice of learning material, 5) choice of learning source, 6) choice of learning media, 7) learning method, 8) learning scenario, 9) assessment, 10) student task, 11) language. Therefore, the learning instrument which was developed could be used as the learning instrument referring to 2013 curriculum.
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
TUHAN YESUS KRISTUS
selalu memberikan kekuatan, kecerdasan, rejeki dan senantiasa
menuntun masa depan ku hingga sekarang dan tak henti-hentinya
ku bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Bapak dan Ibuku tercinta
Bapak Paulus Rumaikeuw dan Ibu Sri Suparni
yang selalu memberikan semangat dan mendukungku
Ibuku tercinta Yuliana Rumaikeuw
yang sudah menjagaku dan mendukungku dari surga
Adikku Elsina Kapitarauw,
Keluarga besar Rumaikeuw dan Kapitarauw
yang selalu memberikan dukungan
Ester Herlince Dellu
Terima kasih atas bantuan, kasih sayang, perhatian, motivasi,
dan dukungannya
Sahabat-sahabatku mahasiswa PPGT USD Angkatan 2011
Terima kasih atasa segala semangat, perhatian, bantuan, dan
v
Adik-adiku PPGT 2012 dan PPGT 2013 yang selalu memberi
semangat dan dukungannya
Para pamong Student Residence Sanata Dharma yang selalu
memberikan motivasi dan mendukungku
vi
MOTTO
Semua itu jelas bagi yang yang cerdas, lurus bagi yang
berpengetahuan.
(Amsa l 8:9)
Jangan pernah putus asa menghadapi rintangan
berusahalah maka segala rintangan diatasi dengan mudah
ix
ABSTRAK
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sub Tema Keunikan Daerah Tempat Tinggalku Mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Aleks Rumaikeuw Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gal. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan I, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD.
Berdasarkan validasi dua orang Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 3,91 (baik) dan 3,95 (baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,8 (sangat baik) dan 4,27(sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,73 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.
x
ABSTRACT
Development of Learning Instrument in the Subtheme of the Uniqueness of My Hometown Referring to 2013 Curriculum for Elementary School Students in
grade IV
Aleks Rumaikeuw Universitas Sanata Dharma
2015
This research was done because there were still some teachers who need some examples of learning instrument referring to 2013 curriculum for elementary school. The main objective of this research was to make a product of learning instrument referring to 2013 curriculum for elementary school using integrative thematic approach, scientific approach, character building, based on local culture, also authentic assessment in the learning process.
This research was a kind of research and development. The development of learning instrument used a procedure of learning instrument development by Jerold E Kemp and by Bord and Gall. Those two procedures were adapted to become a simpler model development, which was used as the base of this research. The development procedure which was used included five steps; they were (1) potential and problem (2) data gathering (3) product design (4) expert validation and (5) design revision. It resulted on a final product design in the form of learning instrument referring to 2013 curriculum for elementary school in grade IV. The research instrument was list of questions for interview need analysis and questionnaire. Interview was used for the need analysis for teacher in grade IV SD Negeri Kalasan 1, while the questionnaire was used to validate the quality of learning instrument by two experts of 2013 curriculum, two teachers of elementary school in grade IV.
Based on the validation of two experts of 2013 curriculum for elementary school, it resulted on the score of 3,91 (good) and 3,95 (good), and two teachers of grade IV resulted on the score of 4,8 (very good) and 4,42 (very good). The learning instrument got the mean score of 4,27 and included in the category of “very good”. The result of the validation was based on the eleven aspects which were 1) identity of daily thematic lesson plan, 2) indicator formulation, 3) learning objective formulation, 4) choice of learning material, 5) choice of learning source, 6) choice of learning media, 7) learning method, 8) learning scenario, 9) assessment, 10) student task, 11) language. Therefore, the learning instrument which was developed could be used as the learning instrument referring to 2013 curriculum.
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sub Tema Keunikan Daerah Tempat
Tinggalku Mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dapat
penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis
mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik
secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan
dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., B.S.T.MA. selaku Ketua
Program Studi PGSD.
3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.
6. Sarjono, S.Pd.SD. selaku kepala sekolah SD Negeri Kalasan I yang telah
memberikan ijin penelitian kepada peneliti untuk mengadakan wawancara
atau survei kebutuhan di sekolah.
7. Sri Rejeki, S. Pd. selaku guru kelas IV SD Negeri Kalasan I yang telah
memberikan bantuan selama peneliti melakukan wawancara atau survei
xii
8. Kartika Kirana, S.S. kepala sekolah SD Eksperimental Kanesius
Mangunan yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi
produk penelitian.
9. Tri Wahyu Sejati, S.Pd. selaku guru kelas IV SD Negeri Kalasan Baru
yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk
penelitian.
10.Rusmawan, S.Pd M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum 2013 yang telah
memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi
produk penelitian
11.Dra. Maslichah Asyari, M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum 2013
yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan
validasi produk penelitian.
12.Orang tuaku Paulus Rumaikeuw. dan Sri Suparni yang setia memberikan
doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
13.Para pamong Student Residence Sanata Dharma yang telah memberikan
motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
14.Adikku Elsina Kapitarauw yang selalu memberi semangat.
15.Tersayang Ester.H. Dellu yang telah memberi motivasi dan curahan ide
untuk menginspirasi dalam pembuatan perangkat pembelajaran yang
menarik.
16.Teman-teman satu perjuangan 34 mahasiswa skripsi payung
pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.
17.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Ii HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii ABSTRAK ... ix
ABSTRACK ... X KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Batasan Istilah ... 8
F. Spesifikasi Produk Yang Dikebangkan ... 9
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 10
1. Kurikulum SD 2013 ... 10
a. Rasional dan Elemen Perubahan kurikulum SD 2013 ... 12
xv
1) Pengertian Pendidikan Karakter ... 18
2) Tujuan Pendidikan Karakter ... 20
c. Pendekatan Tematik Integratif ... 20
1) Pengertian Pembelajaran Tematik ... 20
2) Pentingnya Tematik Terpadu ... 22
d. Pendekatan Saintifik ... 23
e. Penilaian Otentik (Asesmen Auntentik) ... 26
1) Pengertian Penilaian Otentik ... 26
2) Jenis-jenis Penilaian Otentik ... 29
2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Kemp ... 34
B. Penelitian yang Relevan ... 42
C. Kerangka Pikir ... 46
D. Pertanyaan Penelitian ... 48
BAB III METODE PENILITIAN A. Jenis Penelitian ... 49
B. Prosedur Pengembangan ... 49
1) Potensi dan Masalah ... 49
2) Pegumpulan Data ... 50
3) Desaian Produk ... 50
4) Validasi Desain ... 51
5) Revisi Desain ... 51
C. Hasil Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 53
D. Instrumen Penelitian ... 53
E. Teknik Pengumpulan Data ... 56
1) Wawancara ... 56
2) Studi Dokumen ... 56
3) Koeisioner ... 57
xvi
1) Data Kualitatif ... 57
2) Data Kuantitatif ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ... 61
1) Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 61
2) Pembahasan Hasil Wawancara ... 68
B. Deskripsi Produk Awal ... 69
1) Silabus ... 70
2) Rencana Pelaksana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 71
C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 ... 74
D. Data Hasil Validasi Guru Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 79
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 81
1) Kajian Produk Akhir ... 82
2) Pembahasan ... 85
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 88
B. Keterbatasan Penelitian ... 89
C. Saran ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 91
LAMPIRAN ... 92
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum ... 13
Tabel 2. Pola Pikir Perumusan Kurikulum 2013 ... 15
Tabel 3. Pola Pikir Perumusan Kurikulum ... 16
Tabel 4. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 17
Tabel 5. Jadwal Pengembangan Penilitian ... 53
Tabel 6. Instrumen Survei Kebutuhan ... 54
Tabel 7. Konversi Nilai Skala Lima ... 58
Tabel 8. Kriteria Skor Skala Lima ... 60
Tabel 9. Saran Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 76
Tabel 10. Saran Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 80
xviii
TABEL GAMBAR
Gambar 1. Langkah-langkah Pembelajaran ... 25
Gambar 2. Langkah-langkah Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik... 25
Gambar 3. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp ... 32
Gambar 4. Langkah-langkah PengembanganPerangkat Pembelajaran ... 46
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 95
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ... 98
Lampiran 3 Rangkuman Wawancara ... 100
Lampiran 4 Data Mentah Skor Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 107
Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 116
Lampiran 6 Silabus ... 121
Lampiran 7 Biodata Penulis ... 135
Lampiran 8 Perangkat Pembelajaran (Dicetak Terpisah) ... 136
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan selalu berkembang dan mengalami perubahan
sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir
manusia. Sekolah sebagai salah satu tempat yang sangat strategis untuk
mewujudkan dan meningkatkan ilmu pengatahuan di tanah air, namun
sekolah juga harus menciptakan strategi-strategi yang mapan dan cocok agar
tujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan di tanah air dapat terwujudkan.
Tingkat pendidikan Sekolah Dasar sebagai fondasi bagi tingkat pendidikan
berikutnya, sehingga peran sekolah sangat penting karena ketika sekolah pada
tingkat dasar sudah menerapkan konsep yang salah bagi anak didik, maka
mereka akan menagalami kesulitan pada tingkat pendidikan yang selanjutnya.
Pembelajaran dalam kelas pun menjadi faktor penting dalam proses
pengembangan mutu ilmu pengetahuan. Pembelajaran yang mampu
menjamin mutu pendidikan yang baik bagi anak didik adalah pembelajaran
yang memiliki pendekatan-pendekatan, metode-metode, strategi-strategi, dan
konsep-konsep yang jelas dalam pembelajaran tersebut. Ternyata di sekolah
dasar sudah terjadi pembaharuan. Akibat dari perubahan kurikulum 2013 itu
maka pendidikan semakin mengalami kemajuan. Kemajuan itu terjadi karena
terdorong adanya pembaharuan tersebut, sehingga di dalam pembelajaran pun
guru selalu ingin menemukan metode dan teknik baru yang dapat
memberikan semangat belajar bagi peserta didiknya.
Pada hakikatnya kegiatan pembelajaran atau kegiatan belajar
mengajar adalah suatu proses interaksi antar guru dan siswa di dalam sekolah
ataupun di luar sekolah. Dalam kegiatan belajar mengajar guru menjadi aktor
penting yang memegang peran sebagai penentu berhasil tidaknya suatu proses
pembelajaran di satuan pendidikan. Karena guru bukan hanya sebagai
pemberi ilmu dan siswa tinggal menerimanya, tetapi terlebih dari itu guru
bagi siswanya. Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum
SD 2013 pada sub tema Keunikan Daerah Tempat Tinggalku untuk siswa
kelas IV SD.
Menurut Arifin, (2011:1-3), kosep dasar kurikulum merupakan salah
satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman
dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan.
Sedangkan Hidayat, (2013:112-113) mengatakan bahwa Kurikulum 2013
melanjutkan Pengebangan Kurukulum Berbasis Kompetensi yang telah
dirintis pada tahun 2004 dengan mecakup kompetensi sikap, pengetahuan
dan, ketrampilan secara terpadu. Penjelasan pasal 35, UU No. 20 Tahun
2003; menyatakan kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan sesuai dengan
standar nasional yang telah disepakati.
Kedua pendapat diatas memiliki penjelasan yang bertujuan sama,
dimana disampaikan bahwa kurukulum merupakan salah satu alat untuk
mencapai tujuan pendidikan, sedangkan kurikulum 2013 melanjutkan
pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, dapat diketahui kedua
pengertian ini bertujuan untuk memperbaiki pendidikan di bangsa Indonesia
menjadi lebih baik, agar dapat bersaing dengan negara-negara lain yang
pendidikannya semakin maju, dengan pergantian kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam dan
mempersiapkan kehidupan generasi mudah yang benar-benar memiliki
pendidikan lebih baik, dan mampu bersaing dengan dampak global.
Pengembangan kurikulum 2013 berdasarkan kompetensi yang harus
dicapai dari kompetensi inti, diturunkan dari standar kompetensi lulusan
(SKL) melalui kompetensi inti yang bebas dari mata pelajaran. Sedangkan
proses pembelajaran menggunaan pendekatan saintifik melalui mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan jejaring (kolaboratif) untuk semua mata
tujuan pembelajaran yang mempertimbangkan keutuhan pribadi siswa
mengenai kurikulum 2013 dapat diuraikan bahwa didalam kurikulum 2013
itu sangat berbeda dengan kurikulum 2006 yang lebih menekankan pada
pemahaman proses pembelajaran.
Kurikulum 2013 merupakan perbaikan atau melanjutkan
Pengembangan Kurukulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada
tahun 2004 dengan mecakup kompetensi sikap, pengetahuan dan, ketrampilan
secara terpadu, kurikulum 2013 merupakan seperangkat rencana kegiatan
pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu yang mana penyampaian
secara utuh dan berkeseluruhan atau holistik, dibandingkan dengan kurikulum
2006 KTSP itu, setiap mata pelajaran yang akan dipelajari maupun diajarkan
disampaikan secara terpisah atau sendiri-sendiri disaat melakukan kegiatan
belajar dikelas dalam satu kali pertemuan, sedangkan kurikulum 2013 ini
memilki peranan yang berbeda dimana penyampaian kurikulum ini semuanya
disampaikan dengan satu kesatuan yang utuh dalam sebuah kemasan tema.
Kemasan tema ini sudah mencakup beberapa mata pelajaran didalamnya,
khususnya kelas IV semua muatan itu ada, yaitu; Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS, PPKn, Agama dan SBdP, SBdP itu gabungan antara
SBK dengan budaya setiap muatan pelajaran sama hanya penyampaian yang
berbeda. Penyampaian secara keseluruhan digabungkan menjadi satu, agar
pembelajaran tidak diketahui siswa hanya yang diketahui mempelajari suatu
tema.
Kurikulum 2013 mempunyai 4 aspek atau 4 Kompetensi Inti yang
dipelajari oleh siswa, kompetensi inti 1 dan 2 menyangkut kepribadian dan 3
pengetahuan 4 ketrampilan. Setiap hari setiap pembelajaran anak-anak utuh
belajar 4 aspek tersebut. Sedangkan kurikulum 2006 lebih menekankan pada
pemahaman atau pengetahuan saja. Dengan pergantian kurikulum 2006
menjadi kurikulum 2013 harapannya siswa tidak hanya belajar atau tahu
tentang pengetahuan saja tetapi dia juga memiliki kepribadian yang baik dan
Perangkat pembelajaran merupakan rencana pembelajaran tematik
harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar /LKS, media
pembelajaran, instrumen pembelajaran yang berupa soal dan kunci jawaban
serta tugas dan rubrik penilaian. Perangkat pembelajaran merupakan bagian
terpenting dalam kurikulum. Oleh karena itu untuk mendapatkan
pengembangan perangkat pembelajaran yang sesuai dan mengacu kurikulum
2013, maka perlu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
menggunakan pendekatan tematik, yang dapat mengintegrasikan beberapa
mata pelajaran dan dilengkapi dengan unsur-unsur tambahan agar perangkat
pembelajaran tersebut semakin layak digunakan sesuai dengan kebutuhan
peserta didik.
Kurikulum 2013 mencakup pembelajaran menggunakan pendekatan
Tematik integrative, dan pendekatan saintifik. Tematik intergratif ini
disatukan dalam suatu muatan kegiatan pembelajaran yang penyampaian
utuh, tidak terpisah pisah, dan bagaimana kepandaian guru dalam
merangkaikan mata pelajaran agar siswa tidak mengetahui mata pelajaran apa
yang akan di pelajari, tetapi siswa hanya tahu mempelajari suatu tema. Tujuan
tematik integrative yaitu siswa senang dalam mempelajari suatu tema
walaupun dalam tema tersebut memuat mata pelajaran yang paling di takuti
siswa yaitu matematika tetapi kepandaian guru dalam mengaitkan mata
pelajaran agar siswa tidak tahu tentang mata pelajaran tertentu namun yang
siswa ketahui ialah mempelajari suatu tema. Perkembangan karakteristik
siswa dalam belajar yang holistik, pembelajaran yang kongkrit tetapi tujuan
pembelajaran tercapai agar penilaian juga sesuai dengan muatan mata
pelajaran. Sedangakan Menurut Majid (2014:85) konsep pembelajaran
tematik merupakan pengembangan dari pemikiran dua orang tokoh
pendidikan yakini Jacob tahun 1989 dengan konsep pembelajaran
interdisipliner dan Fogarty pada tahun 1991 dengan konsep pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan satuan pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam
Sedangkan pendekatan saintifik itu ada lima tahap atau (5 M), yaitu:
mengamati, menanya, menalar, mencoba dan menyimpulkan, dari pendekatan
ini tidak harus urut yang penting 5 komponen itu ada. Pendekatan berbeda
dengan model, sedangkan model sifatnya jelas dan langkah-langkahnya harus
urut dan saintifik tidak harus urut namun yang paling terpenting adalah
konteks pembelajaran satu hari dan itu harus ada ke-lima aspek tersebut, 5
aspek bisa di bolak-balik tetapi hanya satu yang tidak bisa di bolak balik yaitu
tahap ke-lima. Pembelajaran akan di akhiri dengan kesimpulan maka tahap
lima tidak bisa di bolak-balik, sedangkan 4 tahap boleh di bulak-balik tidak
harus urut yang penting pembelajaran tercapai ketika ke-lima komponen
sudah dilakukan meskipun tidak berurutan. Menurut Hosnan, (2014:34)
implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dalam pendektan saintifik
adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta
didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip mealaui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengindentifikasi atau menemukan
masalah), merumuskan masalah, menganalisis atau merumuskan hipotesis,
pengumpulan data dengan berbagai teknik, menganalisi data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “temukan”.
Berdasarkan hasil wawancara instrumen survei kebutuhan peneliti
dengan ibu SR, guru kelas IV pada tanggal 17 Mei 2013, pukul 11.00 WIB di
SD Negeri Kalasan I, diperoleh informasi bahwa guru kelas IV SD
menjelaskan bahwa dalam proses kurikulum 2013, guru harus menguasai
pengembangan kurikulum 2013 agar guru dapat menentukan kulitas peserta
didik yang akan dicapai sesuai kurikulum yang dituntut, kurikulum 2013 ini
menekankan tentang pengembangan sikap karakter pada saat di sekolah
dasar, dan akan berkelanjutan ketahap jejejang berikutnya. Adanya proses
pendidikan karakter dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik
menjadi manusia indonesia yang berkualitas, maka diperlukan guru yang
profesiaonal dan memiliki karakter yang baik kepada peserta didik. Perangkat
pembelajaran di sesuaikan dengan keadaan dan lingkungan sekolah, kesulitan
yang masih dialami ialah instrumen penilaian dan daftar penilaian yang
efektif, analisis dan daya serap masih terkendala.
Penilaian autentik adalah penilaian keseluruhan, setiap penilaian
digunakan untuk mengukur semua aspek yaitu aspek pengetahuan,
ketrampilan, sikap sosial dan sikap spiritual harus dilakukan, maka itu akan
ada penilaian proses, prodak atau hasil dari penggunaan, penilaian otentik
dapat di ketahui sejauh mana kepribadian baik atau tidak, pengetahuan baik
atau tidak, setiap aspek dilihat kemampuan anak dari ke-empat aspek
tersebut. Menurut Permendikbud (2013:240) penilaian autentik (Authentic
Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil
belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian,
atau evaluasi.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai penilaian autentik di SD
Negeri Kalasan I, guru masih mengalami kesulitan menggunakan penilaian
autentik dalam proses pembelajaran, disebabkan penilaian autentik
merupakan penilaian keseluruhan aspek pengetahuan, ketrampilan sikap
sosial, dan spritual yang mencakup sejumlah penilaian hasil pembelajaran
yang dilakukan dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang,
dari hal inilah penilaian autentik memerlukan penilaian proses yang diarahkan
dua sasaran pokok, yaitu: proses pembelajaran, dan hasil pembelajaran,
karena penilaian diperlukan untuk memberikan umpan balik bagi guru
tentang seberapa besar ia berhasil melaksanakan pembelajaran atau
bimbingan kepada peserta didik untuk mencapai kompetensi dasar.
Oleh karena itu untuk mendapatkan pengembangan perangkat
pembelajaran yang sesuai, maka peneliti mencoba untuk menlakukan
pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum 2013
Tempat Tinggalku Mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”.
B.Rumusan Masalah
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran subtema
keunikan daerah tempat tinggalku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa
kelas IV Sekolah Dasar?
2. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema keunikan
daerah tempat tinggalku. mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar?
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran subtema.
keunikan daerah tempat tinggalku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa
kelas IV Sekolah Dasar.
2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran
subtema keunikan daerah tempat tinggalku mengacu kurikulum SD 2013
untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
D.Manfaat Penelitian
Penelitian penegembangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi;
1. Bagi mahasiswa
Penelitian pengembangan ini memberikan pengalaman dan pengetahuan
2. Bagi guru
Dapat memproleh inspirasi terkait dengan pengembangan perangkat
pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013 pada subtema keunikan
daerah tempat tinggalku untuk siswa kelas IV SD
3. Bagi siswa
Pengembangan perangkat pembelajaran ini bermanfaat untuk
meningkatkan pemahaman siswa pada subtema keunikan daerah tempat
tinggalku untuk siswa kelas IV SD.
4. Bagi Sekolah
Dapat menambah referensi atau koleksi bacaan pada sekolah dalam
mengembangan perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum SD
2013 dalam subtema keunikan daerah tempat tinggalku untuk siswa kelas
IV SD.
5. Bagi Prodi PGSD
Menambah koleksi bacaan dan bahan pustaka prodi PGSD terkait dengan
pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum
2013 pada sub tema aku bangga dengan daerah tempat tinggalku untuk
siswa kelas IV SD.
E. Batasan Istilah
Berapa istilah sebagai kata kunci dalam penelitian ini, penulis
menuangkan batasan pengertian sebagai berikut:
1. Kurikulum SD 2013 adalah Kurikulum yang menekankan pada dimensi
pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan
pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya,
menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.
2. Pendidikan karakter adalah proses pembentukan jati diri seseorang
menjadi beribawah, dan memiliki sikap kemandiran dan bertanggung
jawab terhadap dirinya serta membentuk kepribadian yang
bermanusiawi.
3. Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan pembelajaran yang
dilakukan secara terpadu, yang berarti setiap beberapa mata pelajaran
akan digabungkan menjadi satu tema pokok yang saling keterkaitan
antar bidang studi, antar konsep, antar pokok bahasan, antar tema
bahkan antar topik melalui pengalaman langsung sehingga
pembelajaran dapat bermakna bagi siswa.
4. Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif dalam melakukan
kegiatan pembelajaran dengan mengamati, menanya, menalar,
mencoba, dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajar.
5. Penilaian otentik adalah penilaian yang dapat dilakukan secara holistik
atau menyeluruh dari aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan dalam
proses pembelajaran.
6. Perangkat Pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian
(RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari lembar kerja siswa
(LKS), instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta
tugas dan rubrik penilaian.
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan
1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap.
a) Identitas RPPTH terdiri dari:
1) sekolah yaitu nama satuan pendidikan
3) tema/subtema;
4) kelas/semester;
5) pembelajaran keberapa;
6) alokasi waktu;
b) Kompetensi Inti terdiri dari KI 1,2,3 dan 4
c) Kompetensi Dasar dan Indikator setiap Kompetensi Inti
d) Tujuan Pembelajaran mencakup semua ranah (pengetahuan,
keterampilan, sosial, spiritual)
e) Materi Pembelajaran mencakup materi pokok setiap muatan
f) Pendekatan dan Metode Pembelajaran
g) Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
h) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran yang terdiri dari kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
i) Penilaian mencakup teknik penilaian, instrumen, dan pedoman
penskoran.
j) Lampiran-lampiran.
2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi
siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam
perumusan indikator dan tujuan pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat
pada perumusan indikator setiap pembelajaran yang mencakup aspek
intelektual, keterampilan, dan karakter. Pada aspek karakter terbagi
3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif. Pendekatan
tematik integratif adalah pembelajaran tematik terpadu yang memadukan
beberapa mata pelajaran menggunakan tema sebagai pemersatu dengan
mengintegrasikan konteks hasil belajar, pengalaman belajar, dan konten
belajar, sehingga dapat memberikan pembelajaran bermakna kepada
peserta didik.
4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan
saintifik. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran bertujuan untuk
mengembangkan dan mengasah dimensi keterampilan siswa dalam
kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk
jejaring/mengkomunikasikan atau dapat menghubungkan keterkaitan
pada semua mata pelajaran.
5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik. Penilaian
otentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif mulai dari
input, proses, sampai output dari kegiatan pembelajaran yang bermakna
secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian otentik ini menilai hasil belajar
peserta didik untuk ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
dapat dinilai dengan penilaian tes maupun non tes.
6. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD. Penyusunan perangkat
pembelajaran ini mengacu pada kaidah bahasa yang baik dan benar
12 BAB II
LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka
1. Kurikulum SD 2013
Sugiyanto (dalam Nasution, 2003: 72-128), mengatakan bahwa
model kurikulum dalam pengembangan kurikulum dikenal ada 3 model
mengorganisasian kurikulum yaitu: (1) Subject curriculum bertujuan agar
generasi muda mengenal hasil kebudayaan dan pengetahuan umat manusia
yang telah dikumpulkan umat manusia berabad-abad lebih mudah dan
lebih cepat membekali diri untuk menghadapi masalah-masalah dalam
hidupnya. Kemudahan dan kecepatan tersebut dapat dicapai karena tinggal
mengambil tidak perlu mencari kembali tetang sesuatu yang telah
ditemukan oleh generasi sebelumnya. (2) Correleted Curriculum
merupakan modifikasi kurikulum subject matter yang terpisah-pisah
dengan cara mengusahakan atau menggabungkan dua mata pelajaran atau
lebih yang dapat dipandang sebagai kelompok yang pada hakekatnya
mempunyai hubungan yang erat. (3) Integrated curriculum merupakan
kurikulum yang terbentuk dengan mengusahakan integrasi dari berbagai
bahan pelajaran dari berbagai mata pelajaran. Integrasi ini tercapai dengan
memusatkan pelajaran pada masalah tertentu yang memerlukan
pemecahan dengan bahan dari segala macam mata pelajaran yang
diperlukan.
Kemendikbud, (2013:6-7) (dalam http://kangmartho.com 7)
Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:
1. Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam Kompetensi Dasar (KD).
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.
4. Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap menjadi kepedulian utama kurikulum.
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep, generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan
“disciplinary–based curriculum” atau “content-based curriculum”. 6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran. 7. Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery). Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung.
8. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat memuaskan).
Berdasarkan penyimpulan diatas menjelaskan bahwa kurikulum
2013 merupakan pembaruan yang sudah dirintis oleh pemerintah, untuk
meningkatkan relevasi kualitas manusia dalam bidang pendidikan terhadap
bangasa Indonesia, agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan
global dimasa sekarang mapun masa yang akan datang. Kurikulum 2013
bercirikhas menanamkan nilai-nilai karakter ataupun penggunaan
pendekatan tematik integratif, dan pendekatan saintifik, selain itu adanya
penilaian autentik untuk menilai pelaksanaan pembelajaran.
Permendikbud, (2013:3) mengatakan bahwa Kurikulum 2013 bertujuan
untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013
Menurut Kemendikbud, (2013:1-3) Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut: (a), tantangan
internal antara lain terkait dengan lokasi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu pada 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan yang meliputi stnadar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidikan dan tenaga pendidikan, standar sarana,
persarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. (b), tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus
globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan
hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif, dan
budaya, dan perkembangan pendidikan ditingkat internasional.
Menurut Mulyana, (2014:61-64) sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan teknologi dan seni yang berlangsung cepat dalam era
global dewasa ini, mengakibatkan adanya tantangan internal dan eksternal
memiliki kelemahan, maka dengan itu untuk menghadapi kelemahan
tersebut diperlukan perubahan dan pengembangaan kurikulum 2013,
karena adanya beberapa kesenjangan kurikulum yang sedang berlaku
sekarang. Untuk menghadapai tantangan tersebut, kurikulum harus mampu
membekali peserta didik dengan berbagai kompetensi. Kompetensi yang
diperlukan sesuai dengan perkembangan global antara lain: kemampuan
berkomunikasi, berpikir jernih, kritis, memiliki minat, kecerdasan sesuai
dengan bakat, bertangungjawab terhadap lingkungan, toleran terhadap
pandangan yang berbeda, mempertimbangakan segi moral, dan
kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Kesenjangan
Tabel 1. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL
A. KOMPETENSI LULUSAN
1 Belum sepenuhnya menekankan pendidikan karakter
1 Berkarakter mulia
2 Belum menghasilkan keterampilan sesuai kebutuhan
2 Keterampilan yang relevan
3 Pengetahuan-pengetahuan lepas 3 Pengetahuan-pengetahuan terkait B. MATERI PEMBELAJARAN
1 Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan
1 Relevan dengan materi yang dibutuhkan
2 Beban belajar terlalu berat 2 Materi esensial
3 Terlalu luas, kurang mendalam 3 Sesuai dengan tingkat perkembangan anak
C. PROSES PEMBELAJARAN
1 Berpusat pada guru 1 Berpusat pada peserta didik
2 Proses pembelajaran berorientasi pada pada buku teks
2 Sifat pembelajaran yang kontekstual
3 Buku teks hanya memuat materi bahasan
3 Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan
D. PENILAIAN
1 Menekankan aspek kognitif 1 Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proposional
2 Tes menjadi cara penilaian yang dominan
2 Penilaian tes pada portofolio saling melengkapi
E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 1 Memenuhi kompetensi profesi
saja
1 Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal 2 Fokus pada ukuran kinerja PTK 2 Motivasi mengajar
F. PENGELOLAAN KURIKULUM
pembebasan dalam pengelolaan kurikulum
memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan
2 Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyususn kurikulum tanpa
mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.
2 Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah
3 Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran
3 Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman
Kemendikbud (2013:5) mengatakan bahwa adanya tantangan dan
kesenjangan ini, maka perlu adanya penyempuranaan pola pikir. Pola pikir
ini dapat berpengaruh pada pola pembelajaran yang berupusat pada guru
menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, sehingga peserta
didik mempau berinteraksi satu arah antara guru, peserta didik,
masyarakat, lingkungan alam, maupun sumber media lainnya.
Dengan adanya pola pikir pembelajaranpun menjadi terisolasi
secara jejaring sehingga peserta didik dapat menimbah ilmu dari siapa saja
dan dari mana saja yang diperolehnya, dengan itu peserta didik tidak
mengalami pembelajaran secara pasif melainkan pembelajaran menjadi
aktif dan kritis, pembelajaran ini pun dapat dilakukan secara berkelompok
atau tim, dan diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains,
ataupun penggunaan berbasis alat multimedia, pengembangan kurikulum
Tabel 2. Pola Pikir Perumusan Kurikulum 2013
Tabel 3. Pola Pikir Perumusan Kurikulum
No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013 1 Standar Kompetensi Lulusa
diturunkan dari Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan 2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan
tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajran
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran
3 Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk ketrampilan, dan pembentuk pengetahuan
Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan, 4 Kompetensi diturunkan dari mata
pelajaran
Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang inigin dicapai
5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata
pelajaran terpisah
Semua mata pelajaran diikat oleh
kompetensi inti (tiap kelas)
Hidayat (2013:126-127), mengatakan bahwa elemen perubahan
kurikulum 2013 yang menjadi ciri kurikulum 2013 adalah menyangkut
empat standar pendidikan, yakini Standar kompetensi Lulusan (SKL),
Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian. Keempat standar ini
dirumuskan dalam tujuh elemen sebagai berikut. (1) kompetensi lulusan,
(2) kedudukan mata pelajaran (Isi), (3) pendekatan (Isi), (4) struktur
kurikulum (mata pelajaran dan alokasi waktu) (Isi), (5) proses
pembelajaran penilaian, (6) penilaian, (7) ekstrakurikuler.
Menurut Kemendikbud, (2013:2) Kurikulum menurut Undang‐
undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006
yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu. Mulyasa, (2014:77-79) Elemen perubahan kurikulum tersebut
dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Elemen perubahan Kurikulum 2013
Elemen Deskripsi
SD
Kompetensi
Lulusan
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan
hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
Kedudukan
mata pelajaran
(ISI)
Kompetensi yang semula diturunkan dari
matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran
dikembangkan dari kompetensi.
Jumlah matapelajaran dari 10 menjadi 6
Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat
perubahan pendekatan pembelajaran
Proses
pembelajaran
Standar Proses yang semula terfokus pada
Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
dilengkapi dengan Mengamati, Menanya,
Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan
Mencipta.
tetapi juga di lingkungan sekolah dan
masyarakat.
Guru bukan satu‐satunya sumber belajar. Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi
melalui contoh dan teladan.
Tematik dan terpadu Penilaian hasil
belajar
Penilaian berbasis kompetensi
Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil] Memperkuat PAP (Prnilaian Acuan Patokan)
yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada
posisi skor yang diperolehnya terhadap skor
ideal (maksimal)
Penilaian tidak hanya pada level KD, tapi juga
kompetensi inti dan SKL
Mendorong pemanfaatan portofolio yang
dibuat siswa sebagai instrumen utama
penilaian
Ekstrakurikuler Pramuka (wajib)
UKS
PMR
Bahasa Inggris
b. Penguatan Pendidikan Karakter
1. Pengertian karakter dan pendidikan karakter
Menurut Samani, Hariyanto, (2012:42) (dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia 2008), mengatakan bahwa karakter merupakan
sikap-sikap kejiwaan, ahklak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
pemberian tutunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya
yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan krasa.
Menurut Maksudin, (2013:3) karakter adalah jati diri (daya qalbu)
yang merupakan saripati kualitas batiniah/rohania manusia yang
menanamkannya berupa budi pekerti (sikap dan perbuatan lahiriah).
Menurut Raka Gede dkk, (2011:10-20) pendidkan karakter
bukanlah hal baru dalam sejarah manusia. Orangtua, dengan berbagai cara,
sejak dulu kala sebelum ada lembaga pendidikan anak-anak mereka
menjadi anak yang baik dan menurut norma-norma yang berlaku dalam
budaya mereka. Pengembangan berbagai karakter sebagai tujuannya,
seperti beriman, bertakwa, berhaklak mulia, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokrasi dan bertanggung jawab.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas mengatakan bahwa
pendidikan karakter merupakan suatu istilah yang dapat mengembangkan
kemampuan jadi diri individual menjadi kuat, bernilai, dan mampu
mengatasi keterbatasan kondisi karakternya kearah yang lebih baik.
Sehingga pembentukan karakter seorang dapat menemukan nilai-nilai
kemanusian yang positif bertujuan untuk mengurangai kecenderungan
perilaku negatif akan berkurang, proses pengembangan karakter dilakukan
dengan kekuatan dan keunikan sesorang secara batiniah/rohania, didukung
oleh orangtua, lembaga pendidkan, dan dipengaruhi oleh budaya sehingga
tercerminlah karakter seorang yang interpesonal, dermawan, kepedulian,
dan kecerdasan sosial. Pendidikan karakterpun bertujuan untuk
menekankan perilaku peserta didik harus memiliki nilai-nilai dan tujuan
hudup yang baik, memiliki moral, dan watak yang mucul pada
kepribadiannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Pendidikan Karakter
Menurut Mulyasa (2013: 9) pendidikan karakter bertujuan untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan yang bertujuan pada
pembentukan karakter dan akhlak mulia siswa secara utuh, terpadu dan
pendidikan. Melalui pendidikan karakter siswa diharapkan dapat secara
mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuan yang dimiliki,
mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai
karakter dan akhlak mulia sehingga dapat diterapkan dalam perilaku
sehari-hari.
c. Pendekatan Tematik Integratif 1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Rusman, (2011:254) mengatakan bahwa pengertian pembelajaran
tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (integrated
instruction) yang merupakan suatu system pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif
menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara
holistik, bermakna, dan autentik. Pembelajaran terpadu berorentasi pada
praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
siswa. Perkembangan ini berangkat dari teori pembelajaran ini yang
menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan
pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori pembelajaran dimotori
para tokoh Psikologi Gestatl, termasuk Piaget yang menekankan bahwa
pembelajaran itu haruslah bermakna dan berorentasi pada kebutuhan
perkembangan anak. Pendekatan pembelajaran terpadu menekankan pada
penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (lerning by doing).
Menurut Majid, (2014:85) konsep pembelajaran tematik
merupakan pengembangan dari pemikiran dua orang tokoh pendidikan
yakini Jacob tahun 1989 dengan konsep pembelajaran interdisipliner dan
Fogarty pada tahun 1991 dengan konsep pembelajaran terpadu.
yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata
pelajaran maupun antara mata pelajaran. Dengan adanya pemanduan itu
peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh
sehingga pembelajaran jadi bermakna bagi peserta didik.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas menjelaskan bahwa
pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran terpadu. Dimana
pembelajaran terpadu yang menggunakan tematik ini, dapat
menghubungkan beberapa mata pelajaran untuk menjadi satu tema yang
dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama peserta didik, sihingga
pembelajaran menjadi menarik, bermakna, dan melibatkan peserta didik
berkreatif mencari tahu pokok persoalan, seperti menjawab pertanyaan
yang dikemukankan oleh guru. Pembelajaran tematik yang digunakan
akan memberikan dampak besar bagi peserta didik mendapakan kegiatan
belajar yang bermakna berupa pengalaman langsung, baik di lingkungan
sekolah, lingkungan alam, di masyarakat, maupun menggunakan media
konvensional dan non konvensiaol yang dapat mendukung pembelajaran
bagi guru dan peserta didik.
2. Pentingnya Tematik Terpadu
Menurut Kemendikbut, (2013:93-94) kurikulum terpadu sebagai
panutan dalam tematik terpadu adalah salah satu pendekatan pembelajaran
dimana kompetensi [pengetahuan, keterampilan, dan sikap] dari berbagai
mapel digabungkan menjadi satu untuk merumuskan pemahaman yang
lebih mendalam dan mendasar tentang apa yang harus dikuasai siswa.
pembelajaran terpadu seperti Susan Drake, Heidi Hayes Jacobs, James
Beane and Gordon Vars, dll yang menyatakan bahwa kurikulum adalah
terkait, terpadu, lintas disiplin, holistik, dan berbagai istilah lain yang
memiliki arti yang sama. James Beane lebih jauh menekankan “When we are confronted in real life with a compelling problem or puzzling situation, we don’t ask which part is mathematics, which part is science, which part is history, and so on. Instead we draw on or seek out knowledge and skill from any and all sources that might be helpful” Bagi sekolah dasar yang menganut sistem guru kelas, tematik terpadu akan memberikan banyak
keuntungan antara lain:
Fleksibilitas pemanfaatan waktu dan menyesuaikannya dengan
kebutuhan siswa
Menyatukan pembelajaran siswa, konvergensi pemahaman yang
diperolehnya sambil mencegah terjadinya inkonsistensi antar mata
pelajaran
Merefleksikan dunia nyata yang dihadapi anak di rumah dan
lingkungannya
Selaras dengan cara anak berfikir, dimana menurut penelitian otak
mendukung teori pedagogi dan psikologi bahwa anak menerima
banyak hal dan mengolah dan merangkumnya menjadi satu. Sehingga
mengajarkan secara holistik terpadu adalah sejalan dengan bagaimana
otak anak mengolah informasi.
d. Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern
dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan
ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud
meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring
Menurut Hosnan, (2014:34) mengatakan bahwa implementasi
kurikulum 2013 dalam pembelajaran dalam pendekatan saintifik adalah
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip mealaui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengindentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, menganalisis atau merumuskan hipotesis,
pengumpulan data dengan berbagai teknik, menganalisi data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“temukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai
materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari
mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasih searah dari guru.
Sedangkan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
melibatkan ketrampilan proses, seperti mengamati, menglasifikasi,
mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan.
Menurut permendikbut (2013:2-3) mengatakan bahwa kriteria
saintifik antara lainnya yaitu: Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau
fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu;
bukan sebatas kira‐kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata,
penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru, siswa terbebas
dari prasangka yang serta‐merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis, mendorong dan menginspirasi siswa
berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi,
memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi
pembelajaran, mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain
dari materi pembelajaran, Mendorong dan menginspirasi siswa mampu
memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional
dan objektif dalam merespon materi pembelajaran, berbasis pada konsep,
pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik
sistem penyajiannya.
Langkah-langkah pembelajaran saintifik. Proses pembelajaran
menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
1. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu mengapa.”
2. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik “tahu bagaimana”.
3. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik “tahu apa.”
4. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan
manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup
secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Proses
pembelajaran menyatuh pada tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan,
dan ketrampilan ini, dan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran dapat
Gambar 1. Langkah-langkah pembelajaran. (Sumber: Modul Kurikulum 2013).
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (santifik).
Langkah-langkah pendekatan ilmiah (Scientific approach) dalam proses
pembelajaran meliputi menggali informasi, melalui pengamatan, bertanya,
percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau
informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian
menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi
tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasi
secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran
harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat- sifat ilmiah dan menghindari
nilai- nilai atau sifat-sifat non ilmiah. Pendekatan saintifik dalam
pembelajaran disajikan sebagai berikut:
1. Mengamati / (observing)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan
pembelajaran (Meaningfull Learning). Metode ini memiliki
keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara
nyata,peserta didik senang dan bertantang, dan mudah pelaksanaanya.
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin
tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki
kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran
sebagaimana disampaikan dalam permendikbud nomor 81a,
hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan
menyimak, mendengar, dan membaca. Pendidik menfasilitasi peserta
didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk
memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting
dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan
adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
2. Menanya/(Questioning)
Pendidik yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk
meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya. Pendidik perlu membimbing peserta didik untuk
dapat mengajukan pertanyaan. Pertanyaan tentang hasil pengamatan
objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan
fakta, konsep, prosedur, ataupun hal lain yang lebih abstrak.
Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang
bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih
menggunakan pertanyaan dari pendidik, masih memerlukan bantuan
pendidik untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat mana
peserta didik mampu mengajukan pertanyaaan secara mandiri. Ketika
pendidik menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia
mendorong peserta didiknya untuk menjadi penyimak dan pembelajar
yang baik.
Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a tahun 2013, adalah
apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai kepertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang
diharapkan dalam menanya adalah pengembangan kreativitas, rasa
ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaanh untuk membentuk
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang
hayat.Adapun beberapa fungsi bertanya, antara lain:
a) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta
didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran
b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar,
serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
c) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
d) Mendorong peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
e) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan
menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta
mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
3. Menalar/ (Associating)
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran
dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam kurikulum 2013 untuk
tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didikharus lebih
aktif daripada pendidik. Penalaran adalah proses berpikir yang logis
dan sistematis atas fakta- fakta empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupah pengetahuan. Penalaran dimaksud
merupakan penalaran ilmiah.
Kegiatan “mengasosiasi/mengolah informasi/menalar” dalam
kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam
permendikbud nomor 81a tahun 2013 adalah memproses informasi
yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan
dari yuang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai
kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan
keterkaitan satu pendekatan dan model pembelajaran informasi
dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan
informasi tersebut. Kompetensi yang diharapkan adalah
mengembangklan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif
serta deduktif dalam menyimpulkan.
Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada