• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Peraturan Den Haag Mengenai Sarana (alat) Berperang dan Pelanggaran Israel

Peraturan yang terdapat didalam hukum Den Hague mengandung prinsip-prinsip umum yang melarang penggunaan senjata yang menimbulkan luka-luka yang berlebihan atau penderitaan yang tidak perlu dan senjata yang pada hakikatnya bersifat tidak pandang bulu (membabi buta) yang merupakan kebiasaan dalam setiap jenis konflik bersenjata seperti perang antar Israel dan Lebanon, dimana Israel telah menggunakan cara dan alat yang seharusnya tidak boleh digunakan sehingga tindakan yang dilakukan oleh Israel terhadap Lebanon melanggar aturan yang terdapat dalam hukum internasional.

Hukum Den Hague mengatur mengenai cara dan alat yang boleh dipakai untuk berperang (Hukum Den Haag/The Hague Laws), cara berperang yang tercantum dalam pasal 23 (b) Hague Regulations (HR) yang melarang

52

membunuh atau melukai orang dari pihak musuh secara curang atau berkhianat (treacherously). Larangan membunuh atau melukai musuh yang telah berstatus hors de combat atau yang telah menyerah, sebagimana yang tercantum dalam pasal 23 (c) serta ketentuan dalam pasal 25 Hague Regulations (HR) mengenai larangan pemboman terhadap kota, pedesaan, daerah-daerah atau daerah yang tidak dipertahankan. Konvensi Den Haag 1899 menghasilkan tiga Deklarasi yaitu:74 Pertama, melarang penggunaan perluru-peluru. Kedua, peluncuran proyektil-proyektil dan bahan-bahan peledak dari balon selama jangka waktu lima tahun yang berakhir tahun 1905.

Ketiga, penggunaan proyektil-proyektil yang menyebabkan gas-gas cekik dan beracun dilarang.

Disamping itu, peraturan-peraturan yang terdapat dalam hukum Den Hague terutama yang berdasarkan prinsip-prinsip umum tersebut, didalam praktik negara melarang penggunaan alat atau cara-cara tertentu pada penggunaan sejumlah senjata tertentu dalam Hukum Humaniter Internasional mengenai kebiasaan, seperti:75 Penggunaan racun atau senjata beracun, senjata biologi, senjata kimia, zat-zat kendali huruhara sebagai cara berperang, herbisida sebagai cara dalam berperang, peluru yang mengembang atau merata dengan mudah di dalam tubuh manusia, penggunaan peluru yang meledak di dalam tubuh manusia sebagai senjata anti personil, senjata-senjata yang dampak utamanya adalah melukai dengan cara pecah menjadi serpihan-serpihan yang tidak terdeteksi oleh sinar-X didalam tubuh manusia, booby-       

74 Arlina Permanasari dkk, op.cit, hlm. 23. 

75 Ibid, hlm.66. 

trap yang diletakkan atau dihubungkan dengan cara apapun pada benda atau orang yang berhak memperoleh perlindungan khusus berdasarkan Hukum Humaniter Internasional atau pada benda yang bverpotensi memikat orang sipil untuk mendekat, dan senjata laser yang dirancang sedemikian rupa sehingga satu-satunya fungsi tempurnya atau salah satu fungsi tempurnya ialah menimbulkan kebutaan permanen hingga kerusakan penglihatan.

Sebagian senjata yang tidak dilarang oleh Hukum Humaniter Internasional mengenai kebiasaan dikenai pembatasan-pembatasan tertentu. Senjata-senjata tersebut antara lain adalah ranjau darat dan senjata bakar.76

Adanya sikap berhati-hati harus dilakukan untuk memperkecil dampak sikap yang membabi buta dalam penggunaan ranjau darat. Kehati-hatian khusus ini mencakup antara lain:77 Pelaksanaan prinsip bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam konflik yang menggunakan ranjau darat harus membuat catatan selengkap mungkin tentang dimana saja mereka telah menempatkan ranjau-ranjau darat. Selain itu, sesuai dengan adanya permusuhan aktif, pihak yang terlibat dalam konflik yang telah menggunakan ranjau darat harus memindahkan ranjau-ranjau darat tersebut atau membuat ranjau-ranjau darat tersebut tidak berbahaya bagi orang sipil atau harus memfasilitasi proses pemindahan ranjau-ranjau darat tersebut.

Penggunaan senjata bakar untuk tujuan anti personil adalah dilarang, kecuali jika tidak ada cara lain yang bisa dilakukan untuk membuat orang menjadi hors de combat dengan menggunakan senjata lain yang tidak begitu        

76 Ibid, hlm. 68. 

77 Ibid 

mencelakakan dibandingkan dengan senjata bakar. Disamping itu, apabila senjata bakar digunakan, kehati-hatian khusus harus dilakukan untuk menghindari dan setidaknya untuk memperkecil timbulnya kerugian yang terdapat di kalangan penduduk sipil, korban luka sipil, dan kerusakan pada benda sipil.78

Konflik antara Israel dengan Lebanon yang berujung pada “perang terbuka” dengan alasan menggempur Hizbullah yang telah menculik serdadunya. Israel mengerahkan kekuatan militernya. Kuatnya tekad Israel menumpas kelompok militernya. Kuatnya tekad Israel menumpas kelompok Hizbullah ditunjukkan dengan mengerahkan segenap pasukannya ke wilayah perbatasan Lebanon. Pasukan Israel bersiap melancarkan serangan darat di basis-basis kekuatan Hizbullah. Tentara Israel melancarkan serangan udara dan darat di selatan Lebanon. Israel mengerahkan ratusan ribu pasukan ke perbatasan sebelah utara wilayahnya setelah penangkapan tersebut. Israel mengerahkan pesawat tempur canggih F-161 9I dari Israel) dan Heli serang AH-64 Apache. Kedua jenis alat utama sistem senjata (alutsista) jelajah Jet tempur ini praktis bisa menjangkau seluruh ibukota Negara-negara Timur Tengah. Belum lagi sistem persenjataannya, yang sebagian dikembangkan sendiri oleh Israel, seperti rudal-rudal udara Python.79

       

78 Studi (kajian) tentang Hukum Humaniter Internasional Kebiasaan: Sebuah sumbangan bagi pemahaman dan penghormatan terhadap terib hukum dalam konflik bersenjata, dalam http://www/icrc.org/Web/eng/siteengo.nsf/htmlall/customary-law-translations res/$File/INDO-irrc 857 Henckaerts.pdf, diakses tanggal 12 Agustus 2008.10:08pm 

79 ‘Perang Lebanon 2006”, op.cit., 

Pemboman yang membabi buta dilakukan Israel dengan F-161 Sufa maupun tembakan roket Katyusha sebagai wujud perang dengan kemampuan militer asimetri. Akibat yang paling menonjol dari Perang Lebanon terakhir adalah jatuhnya korban warga sipil. Operasi juga disokong armada pesawat dan heli tempur, mulai dari F-16c/D, F-161 Sufa, F-151, hingga heli AH-64D Longbow. Sejak konflik pecah tercatat Angkatan Udara (AU) negeri ini telah menggelar lebih dari 15.500 sorti penerbangan alat tempur. Sementara target yang dituju ada lebih dari 7.000 titik.80

Dalam konflik ini, Angkatan udara (AU) Israel menampilkan sejumlah arsenal yang tergolong baru. Untuk mengetahui posisi titik luncur Katyusha, misalnya: TelAviv telah menggunakan perangkat sensor khusus berteknologi laser. Jika bicara tentang sinar laser, bisa dikatakan teknologi ini bukanlah barang baru di Israel. Beberapa tahun yang lalu negeri ini pernah menggandeng AS untuk menciptkan perangkat laser perontok rudal balistik berlabel “THEL” (Tactical High Energy Laser).81

Dalam konflik tahun ini, Angkatan Udara (AU) Israel menurunkan bom jenis baru bernama Carpet. Secara umum, senjata hasil rekayasa pabrikan RAFAEL ini merupakan arsenal anti ranjau. Berwujud seperti proyektil berukuran mini, setiap unit Carpet berisi campuran bahan bakar udara yang berdaya ledak tinggi. Saat dioperasikan pada wilayah yang dicurigai banyak        

80 “Israel Lakukan Kejahatan Perang di Lebanon”, dalam

http://www.tempointeraktif.com/hg/luarnegeri/2006/08/23/brk,20060823-82461,id.html, diakses tanggal 23 Oktober 2008.5:15  

81 “Serangan Israel ke Lebanon”, op.cit., 

tertanam ranjau, arsenal ini akan meledak dan menghasilkan tekanan tinggi.

Efek dari tekanan tadi selanjutnya akan memicu setiap detonator. Dalam pengoperasiannya lewat udara, Carpet bisa dilepaskan dari jarak yang aman (stand off capability).82

Berkaitan dengan pelanggaran Huku Humaniter, Israel diduga menggunakan senjata kimia dalam serangannya ke Lebanon. Dugaan itu mengemukakan setelah Bachir Cham, seorang dokter di Beirut, Lebanon, memeriksa luka-luka korban. Tubuh warga Lebanon yang tewas dalam serangan Israel menghitam secara tidak normal. Dokter Bachir Cham mendapati tubuh jenazah yang telah disemayamkan beberapa hari menghitam.

Namun, rambut dan kulit maupun tulang tidak hangus.83 Temuan itu memunculkan pandangan Israel kini menggunakan senjata baru. Para dokter di rumah sakit Al-Shifa, Gaza, mengatakan belum pernah meihat luka bakar sangat spesifik seperti itu, yang terkonsentrasi sebagian besar di bagian bawah tubuh korban, dan menyebabkan korban harus diamputasi untuk menyelamatkan jiwanya.

Penilaian bahwa luka akibat bom itu adalah luka yang tidak biasa juga disampaikan sebuah kelompok kemanusiaan Perancis. Salah seorang dokter kelompok ini menyampaikan kemungkinan Israel menggunakan bom-bom        

82 “Israel Lakukan Kejahatan Perang di Lebanon”, op.cit., 

83 ‘Israel Langgar Konvensi Jenewa, Gunakan Senjata Terlarang dengan Target Warga Sipil”, dalam http://209.85.175.104/search?q=cache:sp9

hyvtMwMJ:www.icmi.or.id/ind/index2.php%3Foption%3Dcom content%26do pdf%3D1%26id%3D504+konvensi+Jenewa&hl=id&ct=clnk&cd=16&gl=id, diakses tanggal 23

Oktober 2008. 5:20  

lapis (cluster bombs) Israel menjatuhkan ratusan bom cluster atau bom sebar di wilayah permukiman penduduk Lebanon. Sekitar 90 persen diantaranya diluncurkan 72 jam sebelum konflik berakhir. Bom cluster atau bom sebar memencarkan bom-bom kecil ke segala penjuru saat menyentuh sasaran.

Bom-bom mini itu dapat menghancurkan tubuh manusia hingga tank.84 Ini berlawanan dengan korban ledakan bom pada lazimnya hangus terbakar hingga tulang. Dari 24 jasad korban, Bachir yakin kondisi tersebut diakibatkan senjata kimia. Pada tanggal 28 Juli 2006, para pemantau perlindungan Hak Asasi Manusia melaporkan Israel menggunakan amunisi cluster atau bom pencar. Penggunaan bom ini dinilai menyalahi ketentuan Hukum Internasional.85

Selain itu seorang anak yang berusia 9 tahun menderita luka bakar di sebagian tubuhnya. Luka bakar di bagian dada, tangan, kaki dan punggungnya, disebabkan oleh zat pospor yang terkandung dalam bom-bom yang dijatuhkan pasukan Israel ke wilayah pemukiman sipil di selatan Lebanon.86

Pelanggaran Hukum Humaniter dengan menggunakan senjata yang dilarang, telah menimbulkan korban sipil yang parah. Hal ini tentunya mengakibatkan penderitaan yang berkepanjangan bagi korban yang masih        

84 Ibid. 

85 ‘Israel Diguga Menggunakan Senjata Kimia”, dalam http://conformeast.multiply.com/journal, Israel Diduga Menggunakan Senjata Kimia, diakses pada tanggal 23 Oktober 2008.5:21 

86 “Israel Langgar Konvensi Jenewa, Gunakan Senjata Terlarang dengan Target Warga Sipil”, dalam http://www.sonermax.com/showtread.php?t=1368, diakses tanggal 14 November 2008.20:15 

hidup, serta kondisi tubuh korban yang meninggal juga telah rusak akibat dari penggunaan senjata kimia yang dilakukan oleh Israel.

B. Peraturan Den Haag Mengenai Metoda Berperang dan Pelanggaran