• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Landasan Hukum Pengelolaan Perikanan

2.6.4 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Usaha perikanan perupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan sistem bisnis perikanan yang meliputi praproduksi, produksi, pengolahan dan pemasaran. Usaha perikanan tangkap didefinisikan sebagai usaha yang berbasis pada kegiatan penangkapan ikan. Jenis usaha perikanan tangkap meliputi penangkapan ikan, penangkapan dan pengangkutan ikan dalam suatu armada penangkapan ikan dan pengangkutan ikan. Surat-surat izin yang harus dipenuhi dalam usaha perikanan tangkap antara lain: (1) Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP); (2) Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI); (3) Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI).

2.7 Analisis Permasalahan Perikanan Tangkap

Wawancara mendalam (indepth-interview) merupakan metode pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Menurut Poerwandari (1998) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain. Dalam penelitan kualitatif perlu menekankan pada pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi kehidupan nyata.

Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relative lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan.

Pewawancara adalah orang yang menggunakan metode wawancara sekaligus bertindak sebagai ”pemimpin” dalam proses wawancara tersebut. Dia juga berhak menentukan materi yang akan diwawancarakan serta kapan dimulai dan di akhiri. Namun seringkali informan pun dapat menentukan perannya dalam hal kesepakatan mengenai kapan waktu wawancara mulai dilaksanakan dan di akhiri. Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh pewawancara . informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu obyek penelitian.

Pada metode penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Poerwandari (1998) dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview

dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung.

Terdapat 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara (Poerwandari 1998) :

1. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer

dengan memberikan penjelasan.

2. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu. 3. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak

dapat dilakukan.

Menurut Poerwandari (1998) selain memiliki kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan antara lain :

1. Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik.

2. Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.

3. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.

4. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviewer.

2.8 Analisis Strategi Pengembangan Perikanan Tangkap

Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) merupakan suatu metode yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Analisa SWOT dapat melihat seluruh kemungkinan perubahan masa depan sebuah organisasi melalui pendekatan sistematik dengan proses intropeksi dan mawas diri ke dalam, baik bersifat positif maupun negatif. Metode ini digunakan untuk meneliti adanya kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses) dalam menentukan kebijakan perikanan tangkap, serta untuk menganalisis peluang (opportunities), dan ancaman (threats) bagi pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan. Sehingga dalam pelaksanaannya, SWOT mengandung prinsip “kembangkan kekuatan, minimalkan kelemahan, tangkap kesempatan/peluang, dan hilangkan ancaman”.

Sumber : Rangkuti (2005)

Gambar 1 Kerangka formulasi strategis pengambilan keputusan berdasarkan analisis SWOT.

Faktor internal merupakan aspek dari dalam yang mempengaruhi suatu organisasi dalam pengambilan suatu keputusan. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki akan dijadikan suatu kekuatan dalam perumusan suatu kebijakan. Sedangkan kelemahan-kelemahan yang ada digunakan sebagai pertimbangan untuk memperbaiki kinerja yang akan atau sedang dijalankan.

Pengumpulan Data 1) Faktor internal 2) Faktor Eksternal Analisis data (Matriks SWOT) Pengambilan keputusan

Faktor eksternal merupakan aspek diluar organisasi yang mampu memberi pengaruh nyata terhadap proses penyusunan suatu kebijakan. Faktor ini meliputi peluang dan ancaman dari pelaksanaan kebijakan yang diambil. Aspek sosial, politik, ekonomi, budaya, demografi dan teknologi merupakan hal yang sangat penting dalam perumusan kebijakan yang digunakan untuk pengembangan perikanan tangkap. Adanya pola pikir masyarakat yang positif terhadap pemerintah akan memberikan peluang bagi kebijakan pengembangan perikanan tangkap yang disusun oleh pemerintah. Semakin banyak harapan yang masyarakat inginkan, maka semakin banyak pula tantangan yang ada, sehingga dalam menganalisis faktor tersebut harus dilakukan dengan penilaian yang benar dan tepat, sehingga tercipta kesepakatan antara pihak masyarakat dengan pemerintah.

Mendukung strategi turn around Mendukung strategi agresif

Mendukung strategi defensif Mendukung strategi diversifikasi

Sumber : Rangkuti (2005)

Gambar 2 Kuadran posisi dan strategi pengelolaan menurut analisis SWOT (Rangkuti 2005)

Keterangan :

Kuadran 1 : Pada kuadran satu merupakan situasi yang menguntungkan, dimana suatu organisasi mempunyai peluang dan kekuatan yang dapat dimanfaatkan sebagai pengambilan keputusan. Strategi yang diterapkan disituasi ini adalah kebijakan pertumbuhan; Kuadran 2 : Meskipun ada ancaman, namun masih terdapat kekuatan internal

yang mendukung dalam memanfaatkan peluang atas pelaksanaan kebijakan; Peluang Kelemahan Kekuatan Ancaman Kuadran 3 Kuadran 1 Kuadran 4 Kuadran 2

Kuadran 3 : Dalam kuadran ini, organisasi mempunyai peluang dalam melaksanakan kebijakan, akan tetapi dari pihak internal masih terdapat kelemahan-kelemahan yang harus dikurangi;

Kuadran 4 : Situasi yang sangat tidak menguntungkan karena dalam menentukan dan melaksanakan suatu program terdapat berbagai kelemahan yang berasal dari pihak internal dan juga terdapat ancaman-ancaman dari pihak eksternal.

Keputusan yang dihasilkan analisis SWOT teresbut merupakan suatu strategi yang harus dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada. Strategi tersebut mempunyai empat kemungkinan, yaitu :

1) Strategi SO : Strategi ini memanfaatkan seluruh kekuatan unuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya;

2) Strategi ST : Strategi ini memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk untuk mengatasi ancaman;

3) Strategi WO : Strategi ini bertujuan untuk memanfatkan peluang untuk meminimalkan kelemahan yang ada;

4) Strategi WT : Strategi yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.9 Matriks Perencanaan Strategis Kualitatif (QSPM)

Matriks Quantitative Strategic Planning Management (QSPM) digunakan untuk membuat perangkat strategi dengan memperoleh daftar prioritas yang ada. QSPM merupakan suatu alat yang membuat para perencana strategi dapat menilai secara objektif strategi alternatif berdasarkan faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal yang telah diketahui terlebih dahulu. Matriks QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang dipaparkan sampai seberapa jauh faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal kunci dimanfaatkan atau ditingkatkan. Daya tarik relatif dari masing-masing strategi dihitung dengan menentukan dampak kumulatif dari masing-masing faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal. Setiap jumlah rangkaian strategi alternatif dapat diikutkan dalam QSPM dan setiap jumlah strategi dapat menyusun suatu rangkaian strategi tertentu. Namun, hanya strategi dari suatu rangkaian

tertentu yang dapat dinilai relatif terhadap satu sama lain. Pengembangan QSPM membuat kemungkinan kecil faktor-faktor kunci terabaikan atau diberi bobot secara tidak sesuai. Meskipun dalam mengembangkan QSPM membutuhkan sejumlah keputusan subjektif, hal ini dapat membuat beberapa keputusan kecil sepanjang proses akan meningkatkan kemungkinan keputusan strategis akhir yang baik untuk organisasi (David 2003).

Dokumen terkait