• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sarana dan Lembaga Penunjang Usaha Perikanan

5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP SURABAYA

5.9 Sarana dan Lembaga Penunjang Usaha Perikanan

Pasar produk hasil laut yang akan menjadi sentra pengolahan dan pemasaran hasil laut di Surabaya masih dalam tahap pembangunan. Pasar ini terletak di Kecamatan Bulak. Lokasi ini dipilih karena tempatnya strategis, berdekatan dengan kawasan wisata seperti pantai Kenjeran dan Jembatan Suramadu terlebih Bulak merupakan wilayah dengan hasil laut yang paling baik dibanding wilayah- wilayah lainnya yang bersinggungan dengan laut. Pembangunan sentra pengolahan dan pemasaran produk perikanan ini ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2010. Namun, hingga tahun 2011 pembangunan pasar ini belum selesai dikerjakan. Saat ini, hampir semua fasilitas telah rampung di buat dan tinggal menunggu penyelesaian sarana Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pasar ini dibuat dengan tujuan untuk mengangkat perekonomian masyarakat setempat dan memberdayakan para nelayan.

Pasar ini akan dibagi menjadi empat bagian, dimana setiap bagian merupakan bentuk berbeda dari olahan hasil laut. Bagian pertama adalah pasar basah untuk menjual ikan segar. Mereka dilekakkan di lantai satu bangunan. Bagian kedua ialah olahan hasil laut dalam bentuk pasar kering yang akan diletakkan di lantai satu bangunan juga. Namun, bagian kedua diletakkan agak jauh dari bagian pertama dengan konsep rapih dan bersih agar pembeli merasa nyaman. Bagian ketiga adalah kawasan kuliner. Di lokasi tersebut dijajakan

makanan jadi, berbahan baku hasil tangkapan nelayan. Sedangkan bagian keempat adalah pusat suvenir. Berupa oleh-oleh khas kawasan utara. Misalnya, kerajinan dari daur ulang produk laut seperti kerajinan kerang dengan berbagai variasi hiasan.

5.9.2 Sentra kerajinan hasil laut dan sentra olahan hasil laut

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membangun kawasan sentra kerajinan hasil laut berupa kerang di daerah Kelurahan Kenjeran, Kecamatan Bulak. Lokasi ini dipilih karena letaknya yang berdampingan dengan kawasan wisata Pantai Kenjeran. Pantai Kenjeran ini pada musim liburan maupun hari minggu ramai dikunjungi oleh wisatawan. Wisatawan dapat membeli oleh-oleh souvenir kerang di sentra kerajinan kerang ini dengan harga yang lebih murah bila dibanding dengan membeli oleh-oleh suvenir di dalam lokasi Taman Hiburan Pantai Kenjeran. Selain oleh-oleh berupa suvenir kerang, wisatawan dapat membeli oleh- oleh hasil laut lainnya, seperti keripik maupun kerupuk ikan, teripang, lorjuk dan berbagai hasil laut lainnya. Sentra olahan hasil laut ini terletak tidak jauh dari Kelurahan Kenjeran, yaitu di kelurahan Sukolilo yang bersebelahan dengan Kelurahan Kenjeran. Sentra-sentra ini memudahkan wisatawan untuk menemukan lokasi pusat oleh-oleh hasil laut dengan berbagai macam pilihan kerajinan maupun olahan laut.

5.9.3 Kelompok nelayan

Mayoritas nelayan Surabaya pada setiap lokasi memiliki hubungan keluarga. Namun, belum diketahui secara pasti apakah setiap pendatang boleh menjadi bagian dari nelayan tersebut. Dibanyak pemukiman nelayan Surabaya, umumnya mereka membentuk kelompok berdasarkan lokasi tinggal. Tetapi ada satu daerah yang memiliki kelompok-kelompok nelayan secara jelas, yaitu Kelurahan Kedung Cowek. Di Kelurahan Kedung Cowek ini, mayoritas nelayannya menggunakan alat tangkap jaring klitik. Terdapat tiga kelompok di Kelurahan Kedung Cowek ini, yaitu kelompok Kerapu, kelompok Mandiri dan kelompok Cumi-cumi. Meskipun namanya berbeda-beda tetapi alat tangkap dan ikan targetnya sama yaitu menggunakan jaring klitik dan sama-sama mencari

rajungan. Anggota kelompok terbanyak yaitu kelompok Mandiri dengan jumlah kurang lebih 86 orang nelayan, kemudian kelompok cumi-cumi dengan jumlah 67 orang nelayan dan yang paling sedikit jumlah kelompoknya adalah Kelompok Kerapu dengan jumlah 44 orang nelayan. Dilihat dari segi sosialnya, Kelompok Kerapu lebih terbuka terhadap pendatang. Namun jika dilihat dari segi organisasi dan pembagian tugas, kelompok cumi-cumi lebih unggul dengan memiliki jadwal jaga pos dan sanksi-sanksi apabila melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Setiap kelompok sudah memiliki posko masing-masing untuk berkumpul. Posko kelompok cumi-cumi paling terawat dibanding posko kelompok lainnya. Di Posko cumi-cumi juga terdapat koperasi kecil buatan mereka sendiri yang menjual berbagai keperluan melaut seperti alat tangkap, bahan bakar, spare part perahu dan lain sebagainya. Adanya kelompok-kelompok seperti ini dapat memudahkan pihak dinas-dinas terkait untuk membagikan subsidi maupun bantuan lainnya. Di beberapa lokasi pemukiman, terdapat beberapa konflik mengenai pembagian bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot). Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyediakan beberapa bantuan namun dalam pembagiannya, kelompok- kelompok nelayan tersebut diharuskan membuat pengajuan proposal bantuan terlebih dahulu. Wilayah pemukiman yang tidak mempunyai pembagian kelompok nelayan secara jelas, akan mengalami kesulitan dalam pembagian bantuan secara adil. Biasanya, wilayah yang tidak memiliki kelompok secara jelas, akan diwakilkan oleh salah satu warga yang dianggap sebagai ketua nelayan untuk mengajukan proposal pengajuan bantuan. Namun, setelah bantuan tersebut diberikan dan diwakilkan kepada ketua nelayan tersebut, biasanya bantuan tersebut tidak dibagikan secara menyeluruh. Banyak nelayan yang tidak mendapatkan bagian dari bantuan tersebut dan mengeluhkan hal ini. Rata-rata, bantuan tersebut hanya didistribusikan kepada orang-orang terdekat dari ketua nelayan tersebut. Konflik inilah yang masih sering terjadi di wilayah-wilayah yang belum memiliki pengaturan kelompok secara jelas. Pengelolaan perikanan tangkap di Surabaya secara keseluruhan masih tergolong kepada pengelolaan berbasis masyarakat hal ini disebabkan kurangnya koordinasi antara pemerintah dan masyarakat. Diharapkan pengelolaan perikanan di Surabaya di masa depan

dapat memakai konsep co-management agar pengelolaan perikanan tangkap Surabaya dapat lebih baik.

5.9.4 Dinas Pertanian Surabaya

Dinas Pertanian Surabaya merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah Surabaya. Dinas Pertanian Surabaya membawahi Subdinas Perikanan Surabaya. Dinas Pertanian dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang secara langsung bertanggung jawab kepada Kepala Daerah, sedangkan kepala Subdinas Perikanan dan Kelautan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pertanian. Struktur organisasi Dinas Pertanian Surabaya dapat dilihat pada Lampiran 4.

Tugas dari Dinas Pertanian yaitu melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan di bidang :

a) Pemberdayaan Masyarakat; b) Pertanian dan Ketahanan Pangan; c) Kehutanan

d) Kelautan dan Perikanan

e) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.

Subdinas Perikanan dan Kelautan mempunyai fungsi melaksanakan sebagian tugas Dinas Pertanian di bidang Perikanan dan Kelautan. Di dalam Subdinas Perikanan dan Kelautan juga di bagi menjadi dua bidang yaitu seksi usaha dan produksi serta seksi sarana prasarana dan pengelolaan sumberdaya.

Fungsi dari Seksi Usaha dan Produksi adalah :

1) Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang usaha dan produksi ;

2) Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang usaha dan produksi ;

3) Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang usaha dan produksi ;

4) Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian di bidang usaha dan produksi ;

6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perikanan dan Kelautan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Sarana Prasarana dan Pengelolaan Sumber Daya mempunyai fungsi :

1) Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang sarana prasarana dan pengelolaan sumber daya ;

2) Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang sarana prasarana dan pengelolaan sumber daya ;

3) Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang sarana prasarana dan pengelolaan sumber daya ;

4) Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian di bidang sarana, prasarana dan pengelolaan sumber daya ;

5) Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas ;

6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perikanan dan Kelautan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dokumen terkait