• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbaikan proses ( perbaikan terus menrus)

Smester 1 Smester 2 Kelas

B. Penyajian Data

3. Perbaikan proses ( perbaikan terus menrus)

Konsep perbaikan terus menerus dibentuk berdasarkan pada premisi suatu seri (urutan) langkah-langkah kegiatan yang berkaitan dengan menghasilkan output. Perhatian secara terus menerus bagi setiap langkah dalampproses kerja sangat penting untuk mengurangi keragaman dari output dan memperbaiki keandalan. Tujuan pertama perbaikan secara terus menerus ialah proses yang handal, dalam arti bahwa dapat diproduksi yang diinginkan setiap saat tanpa variasi yang di minimumkan. Untuk mendapatkan data berkaitan dengan perbaikan secara terus menerus maka penulis mengadakan observasi di MAN 2 Bandar Lampung, dari hasil observasi yang penulis lakukan didapat data bahwa di MAN 2 Bandar Lampung selalu diadakan perbaikan secara terus menerus yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, baik dari peningkatan sarana dan prasarana ssember daya manusia yang ada di MAN 2 Bandar Lampung dan juga perbaikan secara terus menerus untuk menghasikan output yang baik dengan memanfaatkan SDM yang ada untuk memberikan materi-materi tambahan kepada siswanya sebelum mengikuti ujian akhir dan juga ketika mengikuti kegiatan

belajar mengajar di kelas lain.10

Adanya perbaikan terus menerus, secra individual maupun secara berkelompok baik dalam menyeting kualitas sekolah dengan jalan administrator bekerja berkolaborasi dengan pelanggan dan para guru. Manajemen Mutu

Terpadu menekankan evaluasi diri sebagai bagian dari suatu proses perbaikan berkelanjutan. Administrator berperan penting sekali dalam upaya perbaikan secara terus menerus dengan cara mempertegas disiplin, seperti pengendalian, perintah baik dengan intimidasi untuk kemajuan sekolah. Manajemen Mutu Terpadu dibutuhkan evaluasi diri.

Dari hasil observasi yang penulis lakukan dapat diketahui bahwa Kepala Madrasah telah menjalankan prinsip Manajemen Mutu Terpadu yakni dengan mengadakan perbaikan secara terus menerus dalam segala bidang, seperti sarana dan prasarana, sumber daya manusia yang ada di MAN 2 Bandar Lampung, maupun output yang akan diletakkan juga diperbaiki secara terus menerus sehingga layanan yang diberikan dapat memuaskan semua pelanggan.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan ibu Siti Latifah dimana beliau mengatakan bahwa Kepala Madrasah telah menjalankan prinsip Manajemen Mutu Terpadu dengan mengadakan perbaikan secara terus menerus dan terstruktur, baik sarana maupun prasarana, lingkungan, bangunan maupun hal-hal yang lainnya yang berkaitan dengan belaajar mengajar di Madrasah yang

dipimpinnya.11

Dari data diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa prinsip manajemen mutu terpadu perbaikan terus menerus sudah berjalan dengan baik. Kepala MAN 2 Bandar Lampung selalu melakukan perbaikan dalam segala hal baik perbaikan dalam hal proses pembelajaran yaitu sarana dan prasarana, selain itu perbaikan

terus menerus dilakukan dalah hal pembelajaran dimana siswa diberikan materi tambahan guna menciptakan output yang berprestasi dan terampil.

4. Kepemimpinan (Leadership)

Prinsip ini menyatakan bahwa keberhasilan pelaksanaan MMT merupakan tanggung jawab dari manajemen puncak yaitu Kepala Madrasah. Implikasinya adalah kepemimpinan sebagai alat dalam menerapkan Manajemen Mutu Terpadu yang harus memiliki visi dan misi atau pandangan jauh yang jelas kedepannya. Aspek kepemimpinan sangat esensial sekali dalam perkembangan mutu. Kepemimpinan dilihat dari sudut formal yakni Kepala Madrasah sebagai pemimpin puncak wajib melakukan perbaikan-perbaikakn serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sekolah dan para guru di sekolah harus mampu menetapkan konteks di mana para siswa dapat secara optimal mencapai potensi mereka melalui dampak dari keinginan berkelanjutan yang disebabkan oleh kerjasama antara para guru dan para siswa tersebut.

Dan untuk mendapatkan data berkaitan dengan kepemimpinan penulis mengadakan wawancara dengan guru, dimana mereka menjawab bahwa kepemimpinan Kepala Madrasah sekarang sudah lebih baik. Kemudian dari segi kerjasama anatara Kepala Madrasah dan guru juga berjalan dengan baik sehingga siswa dapat secara optimal mencapai potensi yang mereka miliki masing-masing

dari hasil kerjasama tersebut12

Hal ini diperkuat oleh hasil observasi penulis tentang kepemimpinan Kepala Madrasah aliyah negeri 2 Bandar Lampung, dimana Kepala Madrasah

memiliki gaya kepemimpinan demokratis, ini dapat dilihat dari senantiasa diadakannya rapat bulanan secara teratur untuk menjaring aspirasi dari guru, apa yang dibutuhkannya dalam kegiatan belajar mengajar, kebutuhan untuk meningkatkan mutu pembelajaran, setelah melakukan rapat bulanan biasanya Kepala Madrasah langsung merealisasikannya sehingga kebutuhan guru dapat

direalisasikan juga..13

Dalam proses pembelajaran kepala sekolah pun selalu memantau kegiatan pembelajaran dimana Kepala Madrasah setiap bulan sekali mengadakan kunjungan kelas untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, kemudian setelah diketahui maka langkah selanjutnya Kepala Madrasah memberikan saran dan kritik terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di dalam kelas.

Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh bapak Anwari, M.Pd dimana beliau menyatakan bahwa Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandar Lampung telah melaksanakan kontrol terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di dalam kelas, sehingga diketahui kekurangan dan kelebihan dari

masing—masing guru, kemudian dijadikan bahan untuk memberikan masukan

dan saran untuk perbaikan dihari yang akan datang.14

Hal ini juga diperkuat oleh pendapat ibu Dra. Siti Munawaroh dimana beliau menyatakan bahwa kepala madrasah senantiasa mengontrol jalannya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru didalam kelas, selain itu Kepala Madrasah tidak hanya mengontrol jalannya kegaitan belajar mengajar di

13 Observasi, tanggal 10 Mei – 11 Juni 2016

dalam kelas akan tetapi juga memberikan jalan keluar terhadap masalah yang di hadapi oleh guru dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar, dan ini dilakukan oleh Kepala Madrasah minimal satu kali dalam satu bulan, jadi dalam satu

minggu bisa 5 atau 6 kelas.15

Kemudian hasil wawancara penulis dengan guru MAN 2 Bandar Lampung penulis perkuat juga dengan hasil observasi dimana penulis mengamati kegiatan Kepala Madrasah yang berkaitan dengan kegiatan kontrolling terhadap kegaiatn belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, dimana dari hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa Kepala Madrasah selalu mengunjungi kelas untuk mengetahui bagaimana belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, apakan sudah baik atau belum, jika belum kemudian Kepala Madrasah memberikan bimbingan supaya guru lebih baik lagi dalam mengajarnya, ini dilakukan terhadap

masing-masing guru.16

Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa prinsip manajemen mutu terpadu dalam hal kepemimpinan kepala madrasah sudah dilaksanakan dengan baik, dapat dilihat dari kepemimpinan kepala madrasah bersifat demokratis, semua guru diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat dan berkarir serta meningkatkan prestasi individu, selain itu dalam hal proses pembelajaran kelapa madrasah selalu mengadakan kunjungan kelas, sehingga kepala madrasah mengetahui akan keberhasilan kinerja guru dalam porses pembelajaran.

Jadi implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam proses pembelajaran di MAN 2 Bandar Lampung telah dijalankan dengan baik dengan harapan akan

15 Siti Munawarah, Guru Fiqih, Wa wancara, tanggal 20 Juli 2016

mendapatkan hasil yang baik dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru dan mewujudkan Standar Nasional Pendidikan.

Dokumen terkait