• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses di MAN 2 Bandar Lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses di MAN 2 Bandar Lampung"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam

Oleh

RENI PRANIRTA NPM. 1422030017

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PRODI MANAJEMEN PENDIIDKAN ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

(2)

TESIS

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam

Oleh

RENI PRANIRTA NPM. 1422030017

PEMBIMBING I : Prof.Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag PEMBIMBING II : Dr. Hj. Siti Fatimah, M.Pd

PRODI MANAJEMEN PENDIIDKAN ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

(3)

Nama : Reni Pranirta

NPM : 1422030017

Program Studi : Ilmu Tarbiyah

Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul:―IMPLEMENTASI

MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA STANDAR PROSES DI MAN 2 BANDARLAMPUNG” adalah benar-benat karya asli saya, kecuali yang disebutkan sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan didalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Bandar Lampung, Oktober 2016

Yang Menyatakan,

(4)

agar produknya sesuai dengan standar kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum dan pembangunan masyarakat (Community Development) atau TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Untuk dapat menerapkan Manajemen Mutu Terpadu dengan baik tentunya diperlukan prinsip-prinsip dan komponen yang harus ada sehingga nantinya Manajemen Mutu Terpadu ini akan dapat diukur berhasil atau tidaknya. Prinsip dari Manajemen Mutu Terpadu ini adalah sebagai berikut : 1)Kepuasaan pelanggan 2) Respek terhadap semua orang 3) Kepemimpinan (Leadership), 4)Perbaikan terus-menerus.

Penelitian ini akan dilaksananakan di MAN 2 Bandar Lampung, dengan pertimbangan karena MAN 2 Bandar Lampung merupakan salah satu Madrasah yang maju terbukti dengan prestasi yang telah dicapai, baik prestasi hasil belajar

siswa (akademik) maupun prestasi lain – lain (non akademik).

Berdasarkan hasil penelitian praservei penulis dilapanggan bahwa implementasi MMT di MAN 2 Bandar Lampung sudah dijalankan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari kepala madrasah telah mengadakan perbaikan secara terus menerus, ini terlihat dari upaya yang dilakukan dengan meningkatkan kualitas rekrutmen siswa baru baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan ini dilakukan dengan baik, kemudian kepala madrasah juga selalu mengadakan pelatihan-pelatihan yang tujuannya untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan tiga teknik utama, yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua, yaitu data utama (primer) data pendukung (sekunder).

(5)

Tesis yang berjudul IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA STANDAR PROSES DI MAN 2 BANDARLAMPUNG. ditulis oleh : Reni Pranirta, NPM 1422030017 telah diujikan dalam Ujian Tertutup dan di setujui untuk di ujikan dalam ujian terbuka pada program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Tim Penguji

Ketua Sidang : Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag ...

Sekretaris : Dr. Yetri Hasan, M.Pd ...

Penguji I : Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd ...

Penguji II : Dr. Hj. Siti Fatimah, M.Pd ...

(6)

TERPADU PADA STANDAR PROSES DI MAN 2 BANDARLAMPUNG. ditulis oleh : Reni Pranirta, NPM 1422030017 telah diujikan dalam Sidang Ujian Terbuka pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Tim Penguji

Ketua Sidang : Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag ...

Sekretaris : Dr. Yetri Hasan, M.Pd ...

Penguji I : Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd ...

Penguji II : Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag ...

Mengetahui

Direktur Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung

Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag

(7)

Judul tesis : IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU

PADA STANDAR PROSES DI MAN 2

BANDARLAMPUNG

Nama Mahasiswa : RENI PRANIRTA

NPM : 1422030017

Program Studi : Ilmu Tarbiyah

Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam

Telah diajukan untuk diujikan dalam ujian terbuka pada program pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Bandar Lampung, September 2016

Menyetujui

Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof.Dr.H. Moh.Mukri, M.Ag Dr. Hj. Siti Fatimah, M.Pd

NIP. 195904161987031002 NIP. 197211211998032007

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Tarbiyah

(8)

Judul tesis : IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU

PADA STANDAR PROSES DI MAN 2

BANDARLAMPUNG

Nama mahasiswa : RENI PRANIRTA

NPM : 1422030017

Program Studi : Ilmu Tarbiyah

Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam

Telah disetujui untuk diajukan dalam ujian tertutup pada program pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Bandar Lampung, 2016

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Prof.Dr.H. Moh.Mukri, M.Ag Dr. Hj. Siti Fatimah, M.Pd

NIP. 150231958 NIP. 197211211998803200

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Tarbiyah Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam

(9)

kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul ―Implementasi

Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses di MAN 2 Bandar Lampung”.

Shalawat serta salam semoga teteap tercurah kepada junjungan kita nabi besar

Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikutnya yang senantiasa

menegakkan Islam hingga Yaumil Akhir, amin ya rabbal alamin.

Penulisan tesis ini dimaksudkan sebagai salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan program Strata Dua (S2) untuk memperoleh gelar Magister

Pendidikan Islam (M.Pd.I) dalam Fakultas Ilmu Tarbiyah Konsentrasi Manajemen

Pendidikan Islam (MPI) pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Selama proses penyusunan ini tentunya penulis banyak mendapatkan bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr.Idham Kholid, M.Ag Selaku Direktur Program

Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

2. Bapak Dr.H. Jamal Fakhri, M.Ag selaku Ketua Prodi Ilmu Tarbiyah

Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

3. Prof.Dr.H.Moh.Mukri, M.Ag sebagai pembimbing I

(10)

Lampung yang telah memberikan izin penelitian guna terselesainya tesis

ini.

7. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan tesis ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Akhirnya, semoga tesis ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan

pembaca pada umumnya, dan atas amal baik semua pihak yang telah membantu

penulis dalam penyusunan tesis ini semoga atas bantuan dan jerih payah dari

semua pihak menjadi catatan ibadah di sisi Allah SWT, Amin.

Bandar Lampung, Oktober 2016

Penulis

(11)

standar kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum dan

pembangunan masyarakat (Community Development) atau TQM merupakan sistem manajemen

yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Untuk dapat menerapkan Manajemen Mutu Terpadu dengan baik tentunya diperlukan prinsip-prinsip dan komponen yang harus ada sehingga nantinya Manajemen Mutu Terpadu ini akan dapat diukur berhasil atau tidaknya. Prinsip dari Manajemen Mutu Terpadu ini adalah sebagai berikut : 1)Kepuasaan pelanggan 2) Respek terhadap semua orang 3) Kepemimpinan (Leadership), 4)Perbaikan terus-menerus.

Penelitian ini akan dilaksananakan di MAN 2 Bandar Lampung, dengan pertimbangan karena MAN 2 Bandar Lampung merupakan salah satu Madrasah yang maju terbukti dengan

prestasi yang telah dicapai, baik prestasi hasil belajar siswa (akademik) maupun prestasi lain –

lain (non akademik).

Berdasarkan hasil penelitian praservei penulis dilapanggan bahwa implementasi MMT di MAN 2 Bandar Lampung sudah dijalankan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari kepala madrasah telah mengadakan perbaikan secara terus menerus, ini terlihat dari upaya yang dilakukan dengan meningkatkan kualitas rekrutmen siswa baru baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan ini dilakukan dengan baik, kemudian kepala madrasah juga selalu mengadakan pelatihan-pelatihan yang tujuannya untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan tiga teknik utama, yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua, yaitu data utama (primer) data pendukung (sekunder).

(12)

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 17

C. Fokus dan Sub fokus ... 18

D. Batasan Masalah ... 18

E. Rumusan Masalah ... 19

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 19

G. Kerangka Pikir ... 20

BAB II LANDASAN TEORI ... 24

A. MANAJEEN MUTU TERPADU ... 24

1. Pengertian Manajemen Mutu Terpadu ... 24

2. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu pada Bidang Pendidikan ... 28

3. Manfaat Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (TQM) di Madrasah ... 34

4. Peranan Manajemen Mutu Terpadu di Madrasah... 36

B. STANDAR MUTU PENDIDIKAN ... 42

1. Standar Proses ... 43

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 49

B. Metode Penelitian ... 49

1. Pendekatan Penelitian ... 49

2. Subyek Penelitian ... 52

(13)

BAB IV PROFIL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

A. Diskripsi Lapangan ... 62

1. Sejarah singkat berdirinya MAN 2 Bandar Lampung ... 62

2. Visi, Misi dan Tujuan MAN 2 Bandar Lampung ... 64

3. Keadaan Sarana dan Prasarana MAN 2 Bandar Lampung ... 67

4. Struktur Organisasi ... 68

5. Keadaan Siswa MAN 2 Bandar Lampung ... 71

6. Keadaan Guru dan TU MAN 2 Bandar Lampung ... 74

B. Penyajian Data ... 79

1. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses dalam Fokus Pada Pelanggan ... 79

2. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses dalam respek terhadap semua orang ... 81

3. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses dalam perbaikan proses ... 86

4. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses dalam Kepemimpinan ... 88

C. Analisa Data ... 91

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 98

B. Rekomendasi ... 100

DAFTAR PUSTAKA ...

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat mempengaruhi kualitas suatu bangsa. Secara empirik kita

bisa mengamati bahwa bangsa-bangsa di Eropa dan Amerika, bahkan beberapa

negara tetangga kita dikawasan Asia, seperti halnya Jepang dan Korea Selatan,

mampu menjadi bangsa-bangsa terkemuka didunia karena rakyatnya secara umum

memang memiliki pendidikan yang baik dan berkualitas. Sebaliknya banyak

bangsa berpendidikan rendah. Gambaran nyata dari kondisi tersebut dapat kita

amati dari bangsa-bangsa dibelahan Afrika, Berdasarkan realita empirik tersebut

maka pendidikan harus mendapatkan prioritas tersendiri agar suatu bangsa bisa

menjadi maju dan menempati posisi terhormat diantara bangsa-bangsa lainnya.

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila bertujuan untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang beriman dan

bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur,

berkepribadian, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan

terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan Nasional juga diharapkan

mampu menumbuhkan dan memperdalam cinta tanah air, mempertebal semangat

kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan hal tersebut maka

perlu dikembangkan situasi belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa

percaya diri, sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian

(15)

membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas

pembangunan bangsanya.

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik

Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara Republik Indonesia adalah

mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk itu setiap warga negara Indonesia

berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat

yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama dan gender.1

Salah satu kebijakan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Indonesia adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Pemerataan dan mutu

pendidikan akan membuat warga negara Indonesia memiliki keterampilan khusus

(Life Skills) sehingga memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi

masalah diri dan lingkungannya, mendorong tegaknya masyarakat madani dan

modern yang dijiwai nilai-nilai agama dan ideologi negara.

Dalam bidang pendidikan, Indonesia dewasa ini paling sedikit menghadapi

tiga persoalan yang serius. Pertama, krisis moral yang begitu dahsyat di dalam

masyarakat. Kedua, sistem pembelajaran yang belum begitu memadai

disekolah-sekolah. Ketiga, mutu pendidikan yang masih rendah khususnya dijenjang

pendidikan dasar dan menengah 2. Namun demikian pemerintah beserta berbagai

kalangan telah dan terus menerus berupaya mewujudkan peningkatan mutu

pendidikan, antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan

sistem evaluasi, perbaikan sarana prasarana pendidikan, pengembangan dan

1

Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasi, Bandung, Sarana Panca Karya Nusa, 2009, hlm. 2

2 Sindhunata (Ed). 2000. Menggagas Paradigma Baru Pendidikan Demokrasi, Otonomi,

(16)

pengadaan buku dan alat pelajaran, pelatihan dan peningkatan kualitas guru dan

tenaga kependidikan lainnya, serta peningkatan manajemen sekolah. Walaupun

berbagai hal tersebut telah dilakukan tetapi belum mampu menunjukan

peningkatan kualitas yang berarti, terutama sekolah-sekolah di pedesaan atau

daerah tertinggal.

Sedikitnya terdapat tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak

mengalami peningkatan yang merata, (Depdiknas, 2002:1). Faktor tersebut adalah

: Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional yang masih

menggunakan pendekatan education production function atau input-out put

analysis kurang begitu optimal, karena selama ini dalam menerapkan pendekatan

tersebut kurang memperhatikan proses pendidikan. Banyak kalangan berasumsi

bahwa sekolah apabila in – put nya baik akan menghasilkan out-put yang baik

pula. Padahal proses pendidikan sangat menentukan out – put pendidikan. Kedua,

penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara birokratik-sentralistik

sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggaraan pendidikan sangat

tergantung pada keputusan birokrasi pusat yang kadang-kadang kebijakan tersebut

tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. Sekolah kehilangan kemandirian,

keluwesan, motivasi, kreatifitas/inisiatif untuk memajukan dan mengembangkan

lembaganya termasuk peningkatan mutu sekolah. Ketiga, kurangnya peran serta

warga sekolah (guru) dan warga masyarakat (orang tua siswa) dalam

menyelenggarakan pendidikan dewasa ini. Partisipasi guru dalam pengambilan

keputusan sering diabaikan, padahal terjadi tidaknya perubahan di sekolah sangat

(17)

pada dukungan dana, sedangkan dukungan lainnya yang berupa moral, pemikiran,

barang dan jasa kurang diperhatikan. Akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat

juga lemah terutama mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan

kepada masyarakt (orang tua) sebagai stakeholder.3

Pada hakikatnya, berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk

meningkatkan kualitas pendidikan belum menunjukkan hasil yang

menggembirakan, bahkan masih banyak kegagalan, ini disebabkan antara lain :

masalah manajemen pendidikan yang kurang tepat, penempatan tenaga tidak

sesuai dengan bidang keahliannya, penanganan masalah bukan pada ahlinya,

pemerataan kesempatan, keterbatasan anggaran yang tersedia, sehingga tujuan

pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui peningkatan

mutu pada setiap jenis dan jenjang pendidikan belum dapat diwujudkan secara

signifikan.

Untuk menciptakan sebuah lembaga pendidikan yang bermutu

sebagaimana yang diharapkan banyak orang atau masyarakat bukan hanya

menjadi tanggungjawab sekolah, tetapi merupakan tanggungjawab dari semua

pihak termasuk didalamnya orangtua dan dunia usaha sebagai customer internal

dan eksternal dari sebuah lemabaga pendidikan. Arcaro S.Jerome dalam Ary

Bogdan, RC and Bihlen, menyampaikan bahwa terdapat lima karakteristik

3 Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Informasi tentang Bantuan Operasional

(18)

sekolah yang bermutu yaitu : 1) Fokus pada pelanggan. 2) keterlibatan total. 3)

pengukuran. 4) komitmen. 5) perbaikan berkelanjutan.4

Pemimpin lembaga pendidikan Islam, khususnya dilingkungan Madrasah

merupakan motivator, event organizer, bahkan penentu arah kebijakan sekolah

dan madrasah yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan pendidikan pada

umumnya direalisasikan. Firman Allah SWT (QS. Al-Anbiya :73) :

Artinya : “Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang

memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan

kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang,

menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu

menyembah, (QS. Al-Anbiya (21):73)

Kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang memenuhi kriteria

sebagai berikut :

1. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran

dengan baik, lancar dan produktif.

2. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan.

3. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga

dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan

sekolah dan pendidikan.

4 Ary bogdan, RC And Bihlen, Qualitative Research For Education An Introduction to

(19)

4. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat

kedewasaamn guru dan pegawai lain di sekolah.

5. Bekerja dengan tim manajemen.

6. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan

ketentuan yang telah ditentukan.5

Untuk menjawab berbagai permasalahan yang ada dilingkungan

pendidikan tersebut terletak pada Manajemen Mutu Terpadu yang akan

memberikan solusi para profesional pendidikan untuk menjawab tantangan masa

kini dan masa depan. Karena Manajemen Mutu Terpadu dapat digunakan untuk

membangun aliansi antara pendidikan, bisnis dan pemerintah. Manajemen Mutu

Terpadu dapat membentuk masyarakat responsive terhadap perubahan tuntutan

masyarakat di era globalisasi ini. Manajemen Mutu Terpadu juga dapat

membentuk sekolah yang tanggap dan mampu merespon perubahan yang terjadi

dalam bidang pendiidkan demi memberikan kepuasan kepada stakeholder.

Manajemen Mutu Terpadu adalah sebuah konsep pendidikan dimana

MMT ini adalah suatu sistem manajemen yang berorientasi pada perbaikan mutu

secara terus menerus, dimana dalam mencapai itu melibatkan seluruh anggota

organisasi dalam mencapainya.6

Untuk dapat menerapkan Manajemen Mutu Terpadu dengan baik tentunya

diperlukan prinsip-prinsip dan komponen yang harus ada sehingga nantinya

5

Mulyasa, E, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2005, hlm.126

6 Tjipto, F & Diana A, Total Quality manajement, Yogyakarta , Andi Offset, 1995, Hlm.

(20)

Manajemen Mutu Terpadu ini akan dapat diukur berhasil atau tidaknya. Prinsip

dari Manajemen Mutu Terpadu ini adalah sebagai berikut :

1. Kepuasaan pelanggan : Pendidikan harus memberikan pelayanan kepada

pelanggannya, dimana yang dimaksud dengan pelanggan pendidikan ini

meliputi pelanggan internal dan pelanggan ekternal. Pelanggan internal

adalah siswa, guru dan staf tata usaha, sedangkan pelanggan ekternal adalah

orangtua siswa, pemerintah dan masyarakat termasuk komite sekolah.

2. Respek terhadap semua orang : Jadi semua orang yang ada di sekolah

dianggap memiliki potensi, sehingga setiap orang yang ada di organisasi

diperlakukan dengan sebaik-baiknya dan diberi kesempatan untuk berprestasi,

berkarir dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

3. Kepemimpinan (Leadership)

4. Perbaikan terus-menerus, agar sukses sekolah atau madrasah harus berusaha

untuk melakukan proses sistematis dalam melakukan perbaikan secara

berkesinambungan.7

Adapun komponen-komponen dalam pelaksanaan Manajemen Mutu

Terpadu adalah sebagai berikut : 1) Fokus pada kepuasan pelanggan, 2) Obsesi

terhadap mutu, 3) Pendekatan Ilmiah, 4) Komitmen jangka panjang, 5) kerjasama

tim, 6) Perbaikan sistem secara terus menerus, 7) Pendidikan dan pelatihan, 8)

Kebebasan yang terkendali, 9) kesatuan tujuan, 10) adanya keterlibatan dan

pemberdayaann guru dan staf tata usaha.8

7 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek Dan Riset Pendidikann, Jakarta, Bumi

Aksara, 2009, Hlm. 572-573

(21)

Jadi pada dasarnya Manajemen Mutu Terpaduu Pendidikan ini adalah

bagaimana manajemen suatu sekolah atau madrasah dengan menggunakan

prinsip-prinsip serta komponen-komponenn yang diupayakan agar ada perbaikan

secara terus menerus sehingga tujuan yang akan dicapai yakni kepuasan

pelanggan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.

Mengacu pada latar belakang masalah diatas, dapat ditegaskan bahwa

mutu pendidikan saat ini sedang menghadapi problem pelik dan komplek, bukan

saja problem-problem rutin administrasi, namun pula hadirnya kemampuan

keterampilan manajerial pimpinan lembaga pendidikan, perubahan perilaku dan

pola hidup pimpinan lembaga pendidikan khususnya di lembaga pendidikan

Islam, rendahnya partisipasi dan tanggung jawab secara komprehensif tenaga

pendidik dan kependidikan, niat yang kurang tulus dalam menjalankan tugas

pokok dan fungsi (TUPOKSI) yang di emban oleh tim work tenaga pendidik dan

kependidikan, para pelanggan pengguna lulusan menuntut profesionalisme

terhadap teori, skill, dan pengalaman yang mereka miliki sesuai dengan tuntutan

lapangan, masih carut marutnya pemahaman dan aplikasi teori belajar dan

pembelajaran yang dimiliki oleh guru, dan evaaluasi pembelajaran yang masih

labil dan berubah-ubah akan mempengaruhi kegoncangan pemahaman dan

ketidaknyamanan pendidik dan tenaga kependidikan.

Untuk menyahuti perkembangan sosial politik, ekonomi, sosial dan

budaya global yang telah mempengaruhi hidup dan kehidupan saat ini dan masa

depan, pendidikan diharuskan bersikap responsif dan pro aktif terhadap tuntutan

(22)

adalah agar dunia pendidikan persekolahan dapat memberikan layanan prima

terhadap penlanggan atau pengguna jasa pendidikan tersebut, sehingga secara

normatif dapat merubah sikap dan meningkatkna pengetahuan dan keterampilan

peserta didik.9

Hal diatas mengidentifikasikan bahwa sebuah lembaga pendidikan harus

dikelola secara profesional, sehingga dapat mengahasilkan out put yang potensial

dan kompetitif. Sekolah sebagai sarana untuk mencetuskan sumber daya dan

menjadikan sumber daya yang produktif perlu untuk mereposisi kembali menjadi

sekolah yang handal, berkualitas dan berstandar nasional maupun internasional

yang dikembangkan bersama oleh warga sekolah dengan menggalakkan peran

serta pemerintah pusat maupun daerah serta masyarakat sebagai stake holder.

Setidaknya ada dua hal yang senantiasa membayangi lembaga pendidikan

dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, yaitu :

Pertama, kinerja guru yang kurang profesional. Dalam hal ini guru

merupakan orang yang berada di garis depan dalam proses pendidikan, guru

memiliki peran yang sangat penting. Peranan guru dallam kegiatan pembelajaran

tidak hanya bersifat administratif dan organisatoris, tetapi juga bersifat

metodologis dan psikologis.10 Sebagai mana Allah SWT berfirman :

9 Muhyi Batubara, Sosiologi Pendidikan, Jakarta, Ciputat Press, 2004 Hlm. 88

10 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan P endekatan Sistem, Jakarta,

(23)

Artinya : “Dan katakanlah: bekerjalah kamu, nanti Allah dan Rosul-nya serta

orang-orang yang mukmin akan melihat pekerjaan itu. Nanti kamu

akan dikembalikan kepada Allah, Allah mengetahui segala yang ghaib

dan yang nyata, lalu diberitahukan kepadamu apa yang telah kamu

kerjakan.” (QS. Attaubah : 105).

Penegasan dari ayat diatas adalah bahwa pekerjaan seseorang akan dilihat

oleh Allah SWT, rasul-Nya serta orang-orang yang beriman, artinya secara tidak

langsung setiap pekerjaan yang dilakukan akan diketahui, diawasi dan dievaluasi

oleh orang lain, demi memperoleh hasil yang diharapkan.

Kedua, manajemen pengelolaan sekolah yang kurang profesional. Dalam

hal ini Ranupandojo mengutip pendapat James Stoner yang mengatakan bahwa

manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengendalian usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya

orang lain yang ada dalam organisasi, guna mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Pengertian tersebut mengindikasikan bahwa agar tujuan sekolah dapat

tercapai, maka perlu dilakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengendalian serta penggunaan sumber daya setiap orang yang terlibat dalam

sekolah.

Menyadari akan hal tersebut, banyak lembaga pendidikan kemudian

berupaya menerapkan konsep manajemen modern untuk mempercepat

ketertinggalan serta meraih sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas.

(24)

kualitasnya melalui perbaikan yang berkesinambungan, kualitas, produk, jasa,

manusia, proses serta lingkungan organisasi.11

Salah satu model manajemen modern yang banyak diterapkan pada lembaga

pendidikan adalah Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau Total Quality

Management (TQM). Meskipun pada awalnya MMT dikembangkan sebagai

model manajemen perusahaan (bisnis) namun dalam perkembangan selanjutnya

banyak lembaga pendidikan yang mengembangkan konsep MMT/TQM. Hal ini

dikarenakan karakteristik utama MMT/TQM yang secara filosofi senantiasa

menekankan pada pencarian secara konsisten terhadap perbaikan berkelanjutan

untuk pencapaian kebutuhan dan kepuasan pelanggan.12

Strategi yang dalam perkembangan dalam penggunaan Manajemen Mutu

Terpadu dalam dunia pendidikan adalah, institusi pendidikan memposisikan

dirinya sebagai institusi jasa atau dengan kata lain menjadi industri jasa, yakmi

imstiitusi yang memberikan pelayanan sesuai dengan keinginan para pelanggan.

Oleh karena itu dalam memposisikan dirinya sebagai industri jasa, maka sebuah

lembaga pendidikan harus memenuhi standar mutu. Konsep mutu dalam TQM ini

harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Secara operasional, mutu

ditentukan oleh dua faktor yaitu terpenuhinya spesifikasi yang telah ditentukan

sebelumnya (Quality In Fact) dan terpenuhinya spesifikasi yang diharapkan

(Quality In Perfection) menurut tuntutan dan kebutuhan pengguna jasa.13

11 Fandi Tjiptono, Anastasia Diana, Total Quality Manajemen, Yogyakarta, Penerbit

Andi, 1994, Hlm. 4

12 Edward Salis, Total Quality Manajement, Alih bahasa, Ahmad Ali Riyadi, Fahrurrazi,

Yogyakarta, Ircisod, Hlm. 5-6

(25)

Manajemen Mutu Terpadu dalam pendidikan mencoba untuk

memaksimalkan daya saing organisasi pendidikan melalui perbaikan

berkelanjutan, input, proses, output, jasa, manusia, serta lingkungan yang

memiliki prinsip-prinsip utama yaitu tetap fokus pada peserta didik, obsesi

terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim.

Perbaikan sistem secara berkesinambungan, pelatihan dan pengembangana,

kebebasan yang terkendali serta adanya satu kesatuan tujuan yang dilakukan

dalam proses yang sistematis melalui pola PDCA yang terdiri dari langkah

perencanaan, melaksanakan rencana, memeriksa hasil pelaksanaan rencana dan

melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.14

Sedangkan Mutu pendidikan yang baik memiliki standar. Oleh karena itu,

secara nasional diberlakukanlah standar-standar mutu pendidikan, yang disebut

Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam pasal 2 ayat 1 PP No. 19 tahun 2005

dinyatakan bahwa ruang lingkup SNP meliputi: (1) standar isi; (2) standar proses;

(3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5)

standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan sekolah; (7) standar

pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan. 15

Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 Pasal 1 Ayat (6)

mengemukakan bahwa standar proses adalah standar nasional pendidikan yang

berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk

mencapai standar kompetensi lulusan.16 Ruang lingkup standar proses untuk

14

Husaini Usman, Op Cit, Hlm 573

15 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Trntang Standar Nasional Pendidikan dan Sistem

Pendidikan Nasional Tahun 2013, Jakarta, Tamita Utama, Hlm. 6

(26)

satuan pendidikan dasar dan menengah menurut Permendiknas RI No. 41 Tahun

2007 mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses

pembelajaran. Standar proses telah menempatkan guru pada posisi yang strategis

dalam proses mengajar siswa, karena mengajar memerlukan tanggung jawab

moral yang cukup berat. Keberhasilan pendidikan bergantung pada

pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Firman Allah

SWT dalam Surat Al-Kahfi ayat 66-70.

Artinya : “Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku. dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun". Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, Maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu".17

SKL-SP adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup

pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada setiap satuan pendidikan yang terdiri

dari satuan pendidikan dasar (SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B)

dan satuan pendidikan menengah (SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK).

Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dikembangkan

berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yaitu:

(27)

1. Pendidikan Dasar, yang meliputi SD/MI/SDLB/Paket A dan

SMP/MTs./SMPLB/Paket B, bertujuan: meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

2. Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket C bertujuan:

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3. Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMK/MAK bertujuan:

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai

dengan kejuruannya.

SK-KMP adalah kualifikasi kemampuan lulusan pada setiap kelompok

mata pelajaran yang mencakup: Agama dan Akhlak Mulia, Kewarganegaraan dan

Kepribadian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Estetika, dan Jasmani, Olahraga,

dan Kesehatan, baik untuk satuan pendidikan dasar maupun satuan pendidikan

menengah. Secara khusus, di SMK aspek yang menjadi fokus perhatian dalam

standar kompetensi lulusan adalah (1) kualifikasi lulusan, (2) kepuasan lulusan,

dan (3) keterserapan lulusan di dunia kerja.

Dari segi proses, suatu pendidikan disebut bermutu apabila peserta didik

mengalami proses pembelajaran yang riil dan bermakna, yang ditunjang oleh

proses belajar mengajar yang efektif. Suyata (1996: 1), menjelaskan bahwa

kualitas suatu sekolah ditentukan oleh pendayagunaan sumber-sumber

(28)

material, yang secara keseluruhan ditransformasi melalui proses yang

meyakinkan. Dari segi produk, pendidikan disebut bermutu apabila siswa: (1)

dapat menyelesaikan studi dengan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap ilmu

pengetahuan dan teknologi sebagaimana tidak diberikan dalam tugas-tugas

belajarnya; (2) memperoleh kepuasan atas hasil pendidikannya karena ada

kesesuaian antara penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kebutuhan

hidupnya; (3) mampu memanfaatkan secara fungsional ilmu pengetahuan dan

teknologi hasil belajarnya demi perbaikan kehidupannya; dan (4) dapat dengan

mudah memperoleh kesempatan bekerja sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

Filosofi mutu dalam pendidikan merekomendasikan tiga prinsip sebagai

berikut: (1) pendidikan merupakan industri jasa yang mengimplikasikan pada

pentingnya mengembangkan hubungan kemanusiaan yang mendasar dan sikap

kepelayanan; (2) mutu pendidikan merupakan kesesuaian atribut-atribut jasa

dengan kebutuhan para pelanggannya, dan atribut-atribut itu adalah relevansi,

efisiensi, akuntabilitas, dan kemampuan akademis yang semuanya merupakan

suatu keterpaduan; dan (3) proses kegiatan pendidikan bersifat sirkuler yang

mengimplikasikan berkembangnya hubungan kemitraan antara lembaga

pendidikan dengan masyarakat dan dunia usaha serta mutu berkelanjutan.

Menurut Juran (1995: 99), secara berturut-turut manajemen mutu yang

berbasis pada kebutuhan pelanggan dilakukan dengan cara: (1) mengenali

(29)

mengembangkan produk; (5) mengembangkan proses produksi; dan (6)

mewujudkan menjadi serangkaian kegiatan operasional.18

Berangkat dari uraian di atas maka penulis ingin mengadakan penelitian

lebih lanjut mengenai Implementassi Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar

Proses di MAN 2 Bandar Lampung. Yang dalam kenyataannya implementasi

MMT di MAN 2 Bandar Lampung sudah dijalankan dengan baik, hal ini terlihat

dari hasil penelitian pra survey yang penulis lakukan di mana didapat hasil bahwa

kepala madrasah telah memaksimalkan layanan kepada pelanggan dengan cara

menciptakan keamanan dan kenyamanan dalam belajar, kemudian kepala

madrasah juga telah memberikan respek kepada setiap orang yang ada di

lingkungan madrasah dengan memberikan kesempatan berprestasi, berkarir dan

dalam pengambilan keputusan, selain itu juga kepala madrasah selalu bersikap

demokratis, dan yang terakhir kepala madrasah juga telah mengadakan perbaikan

secara terus menerus, ini terlihat dari upaya yang dilakukan dengan meningkatkan

kualitas rekrutmen siswa baru baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan ini

dilakukan dengan baik, kemudian kepala madrasah juga selalu mengadakan

pelatihan-pelatihan yang tujuannya untuk meningkatkan profesionalisme guru

dalam mengajar.19

Dalam meningkatkan mutu pendidikan, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2

Bandar Lampung memiliki kegiatan yang berbeda dengan sekolah lainnya yang

ada di Bandar Lampung, salah satunya yaitu madrasah ini mengadakan kegiatan

pengembangan diri, pengembangan bakat dan minat peserta didik seperti

(30)

mengadakan ektrakurikuler tata busana, elektronik dan dalam hal perbengkelan.

Tata busana adalah kegiatan dimana peserta didik dapat mengembangkan

keterampilan, kemahirannya dalam menjahit pakaian. Elektronik dan

perbengkelan adalah keterampilan bagi peserta didik yang ingin mengembangkan

bakatnya dalam hal perbengkelan ataupun listrik. Tujuan dari pengembangan diri

tata busana, elektronik dan perbengkelan itu adalah agar dapat menciptakan

kelulusan peserta didik yang berkompetensi dan memiliki keahlian serta

keterampilan pada diri peserta didik.20

B.Fokus dan Sub Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, fokus permasalahan dalam penelitian

ini adalah Manajemen Mutu Terpadu, sedangkan sub fokus Penelitian 1)

Kepuasan kepada pelanggan/focus pada pelanggan, 2) Respek terhadap semua

orang, 3) Kepemimpinan (Leadership), 4) perbaikan terus menerus, serta 5)

Standar proses (perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan proses

pembelajaran). Penelitian di lakukan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bandar

Lampung.

C. Batasan Masalah

Batasan didalam penelitian tesis ini terkonsentrasi pada Manajemen Mutu

Terpadu, 1) Kepuasan kepada pelanggan/focus pada pelanggan, 2) Respek

terhadap semua orang, 3) kepemimpinan (Leadership), 4) perbaikan terus

menerus, dalam kaitannya pada standar proses di MAN 2 Bandarlampung

dihadapkan dengan berbagai tantangan diantaranya adalah bagaimana

(31)

mempertahankan berbagai prestasi yang telah diraih di MAN 2 Bandarlampung

dan cara mengelola sekolah tersebut sesuai dengan kontek MMT.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah di

atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah dalam penelitian tesis ini, yaitu :

1. Bagaimanakah Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam prinsip

kepuasan pelanggan Pada Standar proses di MAN 2 Bandar Lampung?

2. Bagaimanakah Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam prinsip respek

terhadap semua orang Pada Standar proses di MAN 2 Bandar Lampung?

3. Bagaimanakah Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam prinsip

kepemimpinan (Leadership) Pada Standar proses di MAN 2 Bandar

Lampung?

4. Bagaimanakah Implementasi Manajemen Mutu Terpadu perbaikan terus

menerus dalam prinsip Pada dalam prinsip Standar proses di MAN 2 Bandar

Lampung?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang diteliti maka tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (MMT) pada Standar

Proses di MAN 2 Bandar Lampung.

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan deskripsi nyata

di lapangan tentang Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (MMT) pada

(32)

- Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan kajian yang mendalam dan mengembangkan konsep atau teori tentang

Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (MMT) pada Standar Proses.

- Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi kepala

sekolah dan para pengambil kebijakan pendidikan karena hasil penelitian ini dapat

memberikan masukan atau informasi tentang Implementasi Manajemen Mutu

Terpadu (MMT) dalam hal Standar Proses.

F. Kerangka Berfikir

Sebagaimana diuraikan pada bagian sebelumnya, bahwa problem yang di

hadapai oleh kebanyakan lembaga pendidikan adalah rendahnya kualitas

manajemen yang ada dalam lembaga pendidikan tersebut. oleh karena itu mau

tidak mau sekolah harus menerapkan manajemen secara profesional.

Bagaimanapun juga manajemen menentukan keberhasilan proses pelayanan jasa

sekolah. Artinya manajemen sekolah yang baik akan mendatangkan mutu

pelayanan yang baik pula, dan mutu pelayanan yang baik akan menghasilkan

output yang baik pula demikian sebaliknya.

Dalam konteks yang demikian, Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau

yang biasa disebut Total Quality Management (TQM) merupakan salah satu

alternatif yang bisa diterapkan oleh lembaga pendidikan, TQM adalah tentang

usaha menciptakan sebuah kultur mutu, yaitu fokus kepada pelanggan sehingga

(33)

lebih dari MMT adalah seluruh pelayanan diorientasikan pada ―mutu” yang

menjadi kata kunci dari satu tujuan proses pendidikan.

Dalam konteks Manajemen Mutu Terpadu (MMT), senantiasa dilakukann

perbaikan berkelanjutan dari seluruh proses pelayanan. Hal ini mengindikasikan

bahwa dalam konteks Manajemen Mutu Terpadu senantiasa diadakan perbaikan

berkelanjutan atas tenaga pendidik atau guru. Perbaikan berkelanjutan

mensyaratkan adanya evaluasi, monitoring dan tindak lanjut dari hasil evaluasi

tersebut. proses demikian dilaksanakan secara kontinyu sampai didapatkan mutu

pelayanan yang diharapkan.

Untuk dapat menerapkan Manajemen Mutu Terpadu dengan baik tentunya

diperlukan prinsip-prinsip Manajemen Mutu Terpadu yang harus ada sehingga

nantinya Manajemen Mutu Terpadu ini akan dapat diukur berhasil atau tidaknya.

Prinsip dari Manajemen Mutu Terpadu ini adalah sebagai berikut :

1. Kepuasaan pelanggan : Pendidikan harus memberikan pelayanan kepada

pelanggannya, dimana yang dimaksud dengan pelanggan pendidikan ini

meliputi pelanggan internal dan pelanggan ekternal. Pelanggan internal

adalah siswa, guru dan staf tata usaha, sedangkan pelanggan ekternal adalah

orangtua siswa, pemerintah dan masyarakat termasuk komite sekolah.

2. Respek terhadap semua orang : Jadi semua orang yang ada di sekolah

dianggap memiliki potensi, sehingga setiap orang yang ada di organisasi

diperlakukan dengan sebaik-baiknya dan diberi kesempatan untuk berprestasi,

berkarir dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

(34)

4. Perbaikan terus-menerus, agar sukses sekolah atau madrasah harus berusaha

untuk melakukan proses sistematis dalam melakukan perbaikan secara

berkesinambungan.

Apabila prinsip-prinsip dalam pelaksanaan Manajemen Mutu Terpadu ini

dijalankan dengan baik maka akan membawa dampak yang baik terhadap

perkembanagan lembaga pendidikan tersebut. Mutu yang baik memiliki standar.

Oleh karena itu, secara nasional diberlakukanlah standar-standar mutu pendidikan,

yang disebut Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam pasal 2 ayat 1 PP No.

19 tahun 2005 dinyatakan bahwa salah satu ruang lingkup SNP yaitu Standar

Proses.

Secara singkat dapat ditegaskan bahwa akhir dari itu semua bermuara

padaa mutu pendidikan. Oleh karena itu sekolah-sekolah harus berjuang untuk

menjadi pusat mutu dan ini mendorong masing-masing sekolah agar dapat

menentukan visi dan misi nya untuk mempersiapkan dan memenuhi kebutuhan

masa depan siswanya. Kerangka pemikiran demikian dapat digambarkan dalam

(35)

Gambar I

Kerangka Pikir Penelitian Implementasi Manajemen Mutu Terpadu

Komponen-komponen dalam MMT/TQM :

1.Fokus pada pelanggan

2.Respek terhadap

semua orang.

3.Kepemimpinan

(Leadership).

4.Perbaikan terus

menerus

Standar mutu pendidikan/Standar nasional pendidikan (SNP)

1.Standar Proses

- Perencanaan Proses

pembelajaran

- Pelaksanaan proses

pembelajaran

- Penilaian hasil

pembelajaran

- Pengawasan proses

(36)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. MANAJEMEN MUTU TERPADU 1. Pengertian Manajemen Mutu Terpadu

Dalam era kemandirian sekolah dan era manajemen berbasis sekolah

(MBS), tugas dan tanggung jawab yang pertama dari pimpinan sekolah adalah

menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif, dalam arti

menjadi semakin bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas

penggunanya.1 Agar tugas dan tanggung jawab para pemimpin sekolah tersebut

menjadi nyata kiranya kepala sekolah perlu memahami, mendalami dan

menerapkan beberapa konsep ilmu manajemen yang dewasa ini telah berkembang

dan dimekarkan oleh para pakar-pakar dalam dunia bisnis. Salah satu ilmu

manajemen yang banyak diadopsi adalah TQM (Total Quality Management) atau

manajemen mutu terpadu.

Menuruut Hadari Nawawi Manajemen Mutu Terpadu adaalah manajemen

fungsional dengan pendekatan yang secara terus menerus difokuskann pada

peningkatan kualitas, agar produknya sesuai dengan standar kualitas dari

masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum dan

pembangunan masyarakat (Community Development).2

Menutur Cassio seperti yang dikutip oleh Hadari Nawawi, ia memberikan

pengertian bahwa :

1 Thomas B. Santoso, Manajemen Sekolah di Masa Kini, Pendidikan Network 24 Maret

2006, Hlm. 45

2

(37)

“TQM a philosophy and set of guilding principles that represent the

foundation of a continuosly improving organization, include seven broad

components.

a. A focus on the customer or user of a product or service, ensuring the customer’s need an expectations are satisfied consistenly.

b. Active leadership from executive to establish quality as a fundamental value to be incorporated into a company’’s managemen philosophy.

c. Quality concept (e.g. statistical process control or computer assisted design, engineering, and manufacturing) that are thoroughly integrated throughout al activities of or a company

d. A corporate culture, estabilshed and reinforced by top executives, that involves all employees in contributing to quality improvement.

e. A focus on employeed involvement, teamwork, and training at all levels in order to strengthen employee commitment to continous quality improvement. f. An approach to problem solving that is base on continously gathering,

evaluating, and acting on facts and data is a systematic manner.

g. Recognition of supliers as full partners in quality management process.3

Pengertian lain dikemukakan oleh Santoso yang di kutip oleh Fandi

Tjiptono dan Anastasia Diana yang mengatakan bahwa ―TQM merupakan sistem

manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada

kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi”4

disamping

itu juga Fandy Tjiptono dan Nastasia Diana menyatakan pula bahwa ―Total

Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha

yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan

terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.5

3

Umi Hanik, Implementasi Total Quality Management dalam peningkatan Mutu Pendidikan, Rasail Media Group, 2011, Hlm. 9-10

4 Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Manajemen (TQM), Yogyakarta,

Andi Ofset, 1998, Hlm. 35

5

(38)

Untuk dapat menerapkan Manajemen Mutu Terpadu dengan baik tentunya

diperlukan prinsip-prinsip dan komponen yang harus ada sehingga nantinya

Manajemen Mutu Terpadu ini akan dapat diukur berhasil atau tidaknya. Prinsip

dari Manajemen Mutu Terpadu ini adalah sebagai berikut :

1. Kepuasaan pelanggan : Pendidikan harus memberikan pelayanan kepada

pelanggannya, dimana yang di maksud dengan pelanggan pendidikan ini

meliputi pelanggan internal dan pelanggan ekternal. Pelanggan internal adalah

siswa, guru dan staf tata usaha, sedangkan pelanggan ekternal adalah orangtua

siswa, pemerintah dan masyarakat termasuk komite sekolah.

2. Respek terhadap semua orang : Jadi semua orang yang ada di sekolah dianggap

memiliki potensi, sehingga setiap orang yang ada di organisasi diperlakukan

dengan sebaik-baiknya dan diberi kesempatan untuk berprestasi, berkarir dan

berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

3. Kepemimpinan (Leadership) : Prinsip ini menyatakan bahwa keberhasilan

pelaksanaan MMT merupakan tanggung jawab dari manajemen puncak yaitu

Kepala Madrasah. Implikasinya adalah kepemimpinan sebagai alat dalam

menerapkan Manajemen Mutu Terpadu yang harus memiliki visi dan misi atau

pandangan jauh yang jelas kedepannya.

4. Perbaikan terus-menerus, agar sukses sekolah atau madrasah harus berusaha

untuk melakukan proses sistematis dalam melakukan perbaikan secara

berkesinambungan.6

6 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek Dan Riset Pendidikann, Jakarta, Bumi

(39)

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, Hadari Nawawi mengemukakan

tentang karakteristik TQM sebagai berikut :

a. Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal.

b. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.

c. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan

pemecahan masalah.

j. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.7

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa Total Quality

Manajemen (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu (MMT) adalah suatu

pendekatan atau manajemen untuk meningkatkan kualitas, kompetitif, efektivitas,

serta fleksibelitas dari seluruh organisasi dan berorientasi pada kepuasan

pelanggan.

Manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) dalam kontek

pendidikan merupakan sebuah filosofi metodologi tentang perbaikan secara terus

menerus yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi

pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan saat

ini maupun masa yang akan datang.8 Sedangkan Sumahamijaya menyampaikan

bahwa TQM merupakan suatu sistem manajemen yang mengangkat kualitas

sebagai strategi usaha yang berorientasi pada kepuasaan pelanggan dengan

7 Ibid, Hlm. 10

8 Edwar Sallis, Total Quality Management, Alih Bahasa, Ahmad Ali Riyadi, Yogyakarta,

(40)

melibatkan seluruh anggota organisasi.9 Total Quality Management merupakan

suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimalkan

daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia,

tenaga kerja, proses, dan lingkungan.10

Pada hakikatnya tujuan institusi pendidikan adalah untuk menciptakan dan

mempertahankan kepuasan para pelanggan dan dalam TQM kepuasan pelanggan

ditentukan oleh Stakeholder lembaga pendidikan tersebut. Oleh karena hanya

dengan memahami proses dan kepuasan pelanggan maka organisasi dapat

menyadari dan menghargai kualitas. Semua usaha //manajemen dalam TQM harus

diarahkan pada suatu tujuan utama, yaitu kepuasaan pelanggan, apa yang

dilakukan manajemen tidak ada gunanya bila tidak melahirkan kepuasaan

pelanggan.

5. Implementasi Manajemn Mutu Terpadu Pada Bidang Pendidikan. Dilingkungan organisasi non profit, khususnya pendidikan, penetapan

kualitas produk dan kualitas proses untuk mewujudkannnya merupakan bagian

yang tidak mudah dalam pengimplementasian Manajemen Mutu Terpadu (TQM).

Kesulitan ini disebabkan oleh karena ukuran produktivitasnya tidak sekedar

bersifat kuamtittatif, misalnya hanya dari jumlah lokal dana gedung sekolah atau

laboratorium yang berhasil dibangun, tetapi juga berkenaan dengan aspek kualitas

yang menyangkut manfaat dan kemampuannya memanfaatkannya.

9 Sumahamijaya, Dkk, Pendidikan Karakter Mandiri dan Kewiraswastaan, Suatu Upaya

Bagi Keberhasilan Program Pendidikan Berbasis Luas/BBE dan Life Skills, Bandung, PT Angkasa, 2003, Hlm. 4

10

(41)

Demikian juga jumlah lulusan yang dapat diukur secara kuantitatif, sedang

kualitasnya sulit untuk ditetapkan kualifikasinya. Sehubungan dengan itu,

dilingkungan organisasi bidang pendidikan yang bersiifat non profit, menurut

Hadari Nawawi ukuran produktifitas organisasi bidang pendidikan dapat

dibedakan sebagai berikut :

a. Produktivitas internal, berupa hasil yang dapat di ukur secara kuantitatif,

seperti jumlah atau persentase lulusan sekolah, atau jumlah gedung dan lokal

yang dibangun sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

b. Produktivitas eksternal, berupa hasil yang tidak dapat diukur secara

kuantitatif, karena sifat kualitatif tersebut hanya dapat diketahui setelah

melewati tenggang waktu yang cukup lama.11

Masih menurut Hadari Nawawi, bagi organisasi pendidikan, Manajemen

Mutu Terpadu dapat dikatakan sukses, jika menunjukkan gejala-gejala sebagai

berikut :

a. Tingkat konsistensi produk dalam memberikan pelayanan umum dan

pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan peningkatan kualitas SDM terus meningkat.

b. Kekeliruan dalam bekerja yang berdampak menimbulkan ketidakpuasan dan

komplain masyarakat yang dilayani semakin berkurang.

c. Disiplin waktu dan didiplin kerja semakin meningkat.

d. Inventarisasi organisasi semakin sempurna, terkendali dan tidak

berkurang/hilang tanpa diketahui sebab-sebabnya.

e. Kontrol berlangsung efektif terutama dari atasan langsung melalui

pengawasan melekat, sehingga mampu menghemat pembiayaan, mencegah penyimpangan dalam pemberian pelayanan umum dan pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

f. Pemborosan dana dan waktu dalam bekerja dapat dicegah.

g. Peningkatan keterampilan dan keahlian dalam bekerta terus dilaksanakan

sehingga metode atau cara bekerja selalu mampu mengadaptasi perubahan perkembangnan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai cara bekerja yang

11

(42)

paling efektif, efesien dan produktif, sehingga kualitas produk dan pelayanan

umum terus meningkat.12

Manajemen Mutu Terpadu dilingkungan suatu organisasi nonprofit

termasuk pendidikan tidak mungkin diwujudkan jika tidak didukung dengan

tersedianya sumber-sumber untuk mewujudkan kualitas proses dan hasil yang

akan dicapai. Di lingkungan organisasi yang kondisinya sehat, terdapat berbagai

sumber kualitas yang dapat mendukung pengimplementasian TQM secara

maksimal. Menurut Hadari Nawawi beberapa di antara sumber-sumber kualitas

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Komitmen kepala sekolah terhadap kualitas. Komitmen ini sangatlah penting

karena berpengaruh langsung pada setiap pembuatan keputusan dan kebijakan, pemilihan dan pelaksanaan program dan proyek, pemberdayaan SDM, dan pelaksanaan kontrol. Tanpa komitmen ini tidak mungkin di ciptakan dan dikembangkan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang berorientasi pada kualitas produk dan pelayanan umum.

b. Sistem informasi manajemen. Sumber ini sangat penting karena usaha

mengimplementasikan semua fungsi manajemen yang berkualitas sangat tergantung pada ketersediaan informasi dan data yang akurat, cukup/lengakap dan terjamin kekiniannya sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas poko organisasi.

c. Sumber daya manusia yang potensial. SDM di lingkungan sekolah sebagai

aset bersifat kuantitatif dalam arti dapat dihitung jumlahnya. Disamping itu SDM juga merupakan potensi yang berkewajiban melaksanakan tugas pokok organisasi/sekolah untuk mewujudkan eksistensinya. Kualitas pelaksanaan tugas pokok sangat ditentukan oleh potensi yang dimiliki oleh SDM, baik yang telah diwujudkan dalam prestasi kerja maupun yang masih bersifat potensial dan dapat dikembangkan.

d. Keterlibatan semua fungsi. Semua fungsi organisasi sebagai sumber kualitas,

sama pentingnya satu dengan yang lainnya, yang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu semua fungsi harus dilibatkan secara maksimal sehingga saling menunjang satu dengan yang lainnya.

12

(43)

e. Filsafat perbaikan kualitas secara berkesinambungan. Sumber-sumber kualitas yang ada bersifat sangat mendasar, karena tergantung pada kondisi kepada sekolah, yang selalu dapat menghadapi kemungkinan dipindahkan atau dapat memohon untuk dipindahkan. Sehubungan dengan itu, realisasi TQM tidak boleh digantungkan pada individu kepala sekolah sebagai sumber kualitas, karena sikap dan prilaku individu terhadap kualitas dapat berbeda. Dengan kata lain sumber kualitas ini harus ditransformasikan pada filsafat

kualitas yang berkesinambungan dalam merealisasikan TQM.13

Secara singkat dapat digambarkan diagram komitmen kualitas Manajemen

Mutu Terpadu adalah sebagai berikut :

Gambar 2

Komitmen Kualitas Dalam Manajemen Mutu Terpadu

13

Hadari Nawawi, Op Cit, Hlm. 138-141

(44)

Dengan mengkombinasikan prinsip-prinsip tentang mutu oleh para ahli

dengan pengalaman praktek telah dicapai pengembangan suatu model sederhana

akan tetapi sangat efektif untuk mengimplementasikan Manajemen Mutu Terpadu

di sekolah. Model tersebut terdiri dari komponen-komponen berikut :

Tujuan : Perbaikan terus menerus, artinya mutu selalu diperbaiki dan disesuaikan dengan perubahan yang menyangkut kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Prinsip : fokus pada pelanggan, perbaikan proses dan keterlibatan total.

Elemen : kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan, struktur pendukung,

komunikasi, ganjaran dan pengakuan serta pengukuran.14

Model diatas dibentuk berdasarkan tiga prinsip mutu terpadu yaitu :

1) Fokus pada pelanggan

Prinsip mutu yaitu memenuhi kepuasan pelanggan

(Customer Satisfaction). Dalam manajemen mutu terpadu, pelanggan dibedakan

menjadi dua, yaitu : Pelanggan internal (didalam organisasi sekolah), dan

pelanggan eksternal (diluar organisasi sekolah)

Organisasi dikatakan bermutu apabila kebutuhan pelanggan bisa terpenuhi

dengan baik. Dalam arti bahwa pelanggan internal, misalnya guru selalu

mendapatkan pelayanan yang memuaskan dari petugas TU, kepala sekolah selalu

puas terhadap hasil kerja guru dan guru selalu menanggapi keinginan siswa.

Begitu pula pada pelanggan eksternal misalnya masyarakat sekitar.

2) Perbaikan proses

Konsep perbaikan terus menerus dibentuk berdasarkan pada suatu urutan

atau langkah-langkah kegiatan yang berkaitan dengan menghasilkan output.

14

(45)

Perhatian secara terus menerus bagi setiap langkah dalam proses kerja sangat

penting untuk mengurangi keragaman dari output dan memperbaiki kehandalan.

Tujuan pertama perbaikan terus menerus ialah proses yang handal, dalam arti

bahwa dapat diproduksi yang diinginkan setiap saat tanpa variasi yang

diminimumkan. Apabila keragaman telah dibuat minimum dan hasilnya belum

dapat diterima maka tujuan kedua dari perbaikan proses ialah merancang kembali

proses tersebut untuk memproduksi output yang lebih dapat memenuhi kebutuhan

pelanggan, agar pelanggan baik yang internal maupun yang eksternal menjadi

puas.

3) Keterlibatan total

Pendekatan ini dimulai dengan kepemimpinan manajemen senior yang

aktif, dalam hal ini kepala sekolah dan mencakup usaha yang memanfaatkan bakat

semua warga sekolah untuk mencapai suatu keunggulan kompetitif di dunia

pendidikan. Warga sekolah berwenang/berkuasa untuk memperbaiki output

melalui kerjasama dalam struktur kerja baru yang luwes (flekksibel) untuk

memecahkan persoalan, memperbaiki proses dan memuaskan.

Sedangkan prinsip dasar manajemen mutu terdiri dari 8 butir, sebagai

berikut :

a) Setiap orang memiliki pelanggan

b) Setiap orang bekerja dalam sebuah sistem’

c) Semua sistem menunjukkan variasi.

d) Mutu bukan pengeluaran biaya tetapi investasi.

e) Peningkatan mutu harus dilakukan sesuai dengan perencanaan.

f) Peningkatan mutu harus menjadi pandangan hidup.

g) Manajemen berdasarkan fakta dan data.

(46)

Syarat-syarat TQM dapat berlangsung di sekolah, yaitu :

a) Sekolah harus secara terus menerus melakukan perbaikan mutu produk

(output) sehingga dapat memuskan para pelanggan baik internall maupun eksternal.

b) Memberikan kepuasaan kepada warga sekolah, komite sekolah, penyumbang

dana pendidikan disekolah tersebut.

c) Memiliki wawasan jauh kedepan.

d) Fokus utama ditujukan pada proses, baru kemudian menyusul pada hasil.

e) Menciptakan kondisi dimana setiap warga sekolah aktif berpartisipasi dalam

menciptakan keunggulan mutu.

f) Ciptakan kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan dan aktif

memotivasi warga sekolah bukan dengan cara otoriter, sehingga diperoleh suasana yang kondusif bagi lahirnya ide-ide baru.

g) Rela memberikan ganjaran, pengakuan bagi yang sukses dan mudah

memberikan maaf bagi yang belum berhasil/berbuat salah.

h) Setiap keputusan harus berdasarkan pada data, baru berdasarkan

pengalaman/pendapat.

i) Setiap langkah kegiatan harus selalu terukur jelas, sehingga pengawasan lebih

mudah.

j) Program pendidikan dan pelatihan hendaknya menjadi urutan utama dalam

upaya peningkatan mutu.15

Jadi dalam mengimplementasikan Manajemen Mutu Terpadu ini dapat

dilihat dari pengimplementasian dari prinsip-prinsip Manajemen Mutu Terpadu

pada bidang pendidikan sehingga apa yang akan dicapai dari suatu pendidikan

akan dengaan baik terwujud oleh pelaku-pelaku pendidikan.

6. Manfaat Implementasi Manajemen Mutu Terpadu(TQM) di Madrasah. Salah satu cara terbaik dalam perssaingan global adalah dengan

mengklasifikasikan suatu produk barang//jasa dengaan kualitas yang baik.

Kualitas yang baik akan diperoleh dengan melakukan upaya perbaikan secara

terus menerus terhadap kemampuan manusia, proses, lingkungan. Penerapan

15

(47)

TQM adalah hal yang sangat tepat agar dapat memperbaiki kemampuan

unsur-unsur tersebut secara berkesinambungan. Penerapan TQM dapat memberikan

beberapa manfaat utama.

Dengan perbaikan kualitas secara berkesinambungan, perusahaan akan

dapat memperbaiki posisi persaingan. Dengan posisi yang lebih baik akan

meningkatkan pasar-pasar dan menjamin harga yang lebih tinggi. Hal ini akan

memberikan pengahsilan lebih tinggi dan secara otomatis laba yang akan

diperoleh semakin meningkat. Upaya perbaikan kualitas akan mengahasilkan

peningkatan ke-luaran (output) yang bebas dari kerusakan atau mengurangi

produk yang cacat. Berkurangnya produk yang cacat berarti bebrkurang pula

biaya operasi yang dikeluarkan perusahaan sehingga akan diperoleh laba yang

semakin tinggi.

According to the practical evidences, the TQM principles help the schools

in following clauses, adapun manfaat dari implementasi Manajemen Mutu

Terpadu di sekolah antara lain :

1) Membantu dalam menggambarkan kembali peran, tujuan dan tanggungjawab

sekolah. Denngan adanya penerapan TQM dalam pendidikan akan membantu

memperjelas peranan masing-masing komponen sekolah. Seperti kepala

sekolah, guru dan siswa serta masyarakat.

2) Meningkatkan sekolah sebagai ―Jalan Hidup”. Sebagian orang menganggap

bahwa sekolah hanya sebagai kebutuhan semata, tetapi dengan adanya

(48)

sekolah merupakan salah satu jalan bagi mereka untuk mencapai kehidupan

yang lebih baik.

3) Memberikan bantuan dalam merencanakan pelatihan kepemimpinan secara

menyeluruh untuk pendidik pada semua tingkatan.

4) Membantu dalam menggunakan riset dan informasi praktis untuk memandu

kebijakan dan pelaksanaan kegiatan disekolah serta di tujukan untuk adanya

perbaikan secara terus menerus. Hal ini akan berdampak pada adanya upaya

penelitian serta adanya penyediaan informasi mengenai sekolah..

5) Mendesain secara menyeluruh pengembangan anak. Artinya bahwa dengan

adanya TQM akan memberikan manfaat pada desain atau rancangan dalam

pengembangan peserta didik.16

7. Peran Manajemen Mutu Terpadu di Madrasah

W. Edward Deming diakui sebagai ―bapak mutu ―. Beberapa prinsip

pokok yang dapat diterapkan dalam bidang pendidikan antara lain :

a. Anggota dewan sekolah dan administrator harus menerapkan tujuan mutu

pendidikan yang akan di capai.

b. Menekankan pada upaya pencegahan kegagalan pada siswa, bukannya

mendeteksi kegagalan setelah peristiwanya terjadi.

c. Asal diterapkan secara ketat, penggunaan metode kontrol statistik dapat

membantu memperbaiki outcome siswa dan administratif.17

Juran menyebutkan mutu sebagai ―Tepat Untuk Pakai” dan menegaskan

bahwa dasar misi mutu sebuah sekolah adalah ―Mengembangkan program dan

16 Syarifuddin, Op Cit, Hlm. 40

17

Gambar

gambar berikut :
Gambar I Kerangka Pikir Penelitian Implementasi Manajemen Mutu Terpadu
Gambar 2 Komitmen Kualitas Dalam Manajemen Mutu Terpadu
gambaran dari semua aspek peristiwa pendidikan yang ada secara utuh.
+7

Referensi

Dokumen terkait

YAPSI Sumberjaya Lampung Barat sudah terlaksana dengan baik hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang di terapkan sudah sesuai dengan indikator dalam teori

Dalam hal perencanaan penilaian guru di MAN 2 Bandar Lampung memang sudah optimal, namun terjadi suatu kejanggalan terhadap apa yang disampaikan oleh beberapa guru di MAN 2 Bandar

pendidikan tersebut terletak pada Manajemen Mutu Terpadu yang akanF. memberikan solusi para profesional pendidikan untuk menjawab

bagian yang sedang diteliti akan lebih jelas apabila diamati dalam proses; 5). Analisa data bersifat induktif yaitu aspek yang rinci dari suatu

Hasil penelitian Implementasi Sistem Manajemen Informasi Terpadu di SMP Negeri 19 Bandar Lampung dapat Peneliti ambil kesimpulan dari temuan dan hasil pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang implementasi manajemen perkantoran di MAN Purwokerto 2 diperoleh hasil bahwa dalam menerapkan fungsi-fungsi

Muhammadiyah Sukarame Bandar Lampung yaitu (1) perencanaan sudah terlaksana sangat baik dalam mengadakan analisa materi, menunjuk seseorang yang bertanggungjawab dan

Tesis dengan judul “ Implementasi ManajemenKurikulumPendidikanAnakUsiadini di TK Padma MandiriKedaton Bandar Lampung” ditulis oleh :DINI PRATIWI, NPM1422030052 Program