TESIS
Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam
Oleh
RENI PRANIRTA NPM. 1422030017
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PRODI MANAJEMEN PENDIIDKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA (PPs)
TESIS
Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam
Oleh
RENI PRANIRTA NPM. 1422030017
PEMBIMBING I : Prof.Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag PEMBIMBING II : Dr. Hj. Siti Fatimah, M.Pd
PRODI MANAJEMEN PENDIIDKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA (PPs)
Nama : Reni Pranirta
NPM : 1422030017
Program Studi : Ilmu Tarbiyah
Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul:―IMPLEMENTASI
MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA STANDAR PROSES DI MAN 2 BANDARLAMPUNG” adalah benar-benat karya asli saya, kecuali yang disebutkan sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan didalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Bandar Lampung, Oktober 2016
Yang Menyatakan,
agar produknya sesuai dengan standar kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum dan pembangunan masyarakat (Community Development) atau TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Untuk dapat menerapkan Manajemen Mutu Terpadu dengan baik tentunya diperlukan prinsip-prinsip dan komponen yang harus ada sehingga nantinya Manajemen Mutu Terpadu ini akan dapat diukur berhasil atau tidaknya. Prinsip dari Manajemen Mutu Terpadu ini adalah sebagai berikut : 1)Kepuasaan pelanggan 2) Respek terhadap semua orang 3) Kepemimpinan (Leadership), 4)Perbaikan terus-menerus.
Penelitian ini akan dilaksananakan di MAN 2 Bandar Lampung, dengan pertimbangan karena MAN 2 Bandar Lampung merupakan salah satu Madrasah yang maju terbukti dengan prestasi yang telah dicapai, baik prestasi hasil belajar
siswa (akademik) maupun prestasi lain – lain (non akademik).
Berdasarkan hasil penelitian praservei penulis dilapanggan bahwa implementasi MMT di MAN 2 Bandar Lampung sudah dijalankan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari kepala madrasah telah mengadakan perbaikan secara terus menerus, ini terlihat dari upaya yang dilakukan dengan meningkatkan kualitas rekrutmen siswa baru baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan ini dilakukan dengan baik, kemudian kepala madrasah juga selalu mengadakan pelatihan-pelatihan yang tujuannya untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan tiga teknik utama, yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua, yaitu data utama (primer) data pendukung (sekunder).
Tesis yang berjudul IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA STANDAR PROSES DI MAN 2 BANDARLAMPUNG. ditulis oleh : Reni Pranirta, NPM 1422030017 telah diujikan dalam Ujian Tertutup dan di setujui untuk di ujikan dalam ujian terbuka pada program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.
Tim Penguji
Ketua Sidang : Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag ...
Sekretaris : Dr. Yetri Hasan, M.Pd ...
Penguji I : Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd ...
Penguji II : Dr. Hj. Siti Fatimah, M.Pd ...
TERPADU PADA STANDAR PROSES DI MAN 2 BANDARLAMPUNG. ditulis oleh : Reni Pranirta, NPM 1422030017 telah diujikan dalam Sidang Ujian Terbuka pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.
Tim Penguji
Ketua Sidang : Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag ...
Sekretaris : Dr. Yetri Hasan, M.Pd ...
Penguji I : Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd ...
Penguji II : Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag ...
Mengetahui
Direktur Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung
Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag
Judul tesis : IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU
PADA STANDAR PROSES DI MAN 2
BANDARLAMPUNG
Nama Mahasiswa : RENI PRANIRTA
NPM : 1422030017
Program Studi : Ilmu Tarbiyah
Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam
Telah diajukan untuk diujikan dalam ujian terbuka pada program pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.
Bandar Lampung, September 2016
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Prof.Dr.H. Moh.Mukri, M.Ag Dr. Hj. Siti Fatimah, M.Pd
NIP. 195904161987031002 NIP. 197211211998032007
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Tarbiyah
Judul tesis : IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU
PADA STANDAR PROSES DI MAN 2
BANDARLAMPUNG
Nama mahasiswa : RENI PRANIRTA
NPM : 1422030017
Program Studi : Ilmu Tarbiyah
Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam
Telah disetujui untuk diajukan dalam ujian tertutup pada program pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.
Bandar Lampung, 2016
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Prof.Dr.H. Moh.Mukri, M.Ag Dr. Hj. Siti Fatimah, M.Pd
NIP. 150231958 NIP. 197211211998803200
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Tarbiyah Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam
kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul ―Implementasi
Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses di MAN 2 Bandar Lampung”.
Shalawat serta salam semoga teteap tercurah kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikutnya yang senantiasa
menegakkan Islam hingga Yaumil Akhir, amin ya rabbal alamin.
Penulisan tesis ini dimaksudkan sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan program Strata Dua (S2) untuk memperoleh gelar Magister
Pendidikan Islam (M.Pd.I) dalam Fakultas Ilmu Tarbiyah Konsentrasi Manajemen
Pendidikan Islam (MPI) pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.
Selama proses penyusunan ini tentunya penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr.Idham Kholid, M.Ag Selaku Direktur Program
Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.
2. Bapak Dr.H. Jamal Fakhri, M.Ag selaku Ketua Prodi Ilmu Tarbiyah
Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.
3. Prof.Dr.H.Moh.Mukri, M.Ag sebagai pembimbing I
Lampung yang telah memberikan izin penelitian guna terselesainya tesis
ini.
7. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan tesis ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Akhirnya, semoga tesis ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
pembaca pada umumnya, dan atas amal baik semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan tesis ini semoga atas bantuan dan jerih payah dari
semua pihak menjadi catatan ibadah di sisi Allah SWT, Amin.
Bandar Lampung, Oktober 2016
Penulis
standar kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum dan
pembangunan masyarakat (Community Development) atau TQM merupakan sistem manajemen
yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Untuk dapat menerapkan Manajemen Mutu Terpadu dengan baik tentunya diperlukan prinsip-prinsip dan komponen yang harus ada sehingga nantinya Manajemen Mutu Terpadu ini akan dapat diukur berhasil atau tidaknya. Prinsip dari Manajemen Mutu Terpadu ini adalah sebagai berikut : 1)Kepuasaan pelanggan 2) Respek terhadap semua orang 3) Kepemimpinan (Leadership), 4)Perbaikan terus-menerus.
Penelitian ini akan dilaksananakan di MAN 2 Bandar Lampung, dengan pertimbangan karena MAN 2 Bandar Lampung merupakan salah satu Madrasah yang maju terbukti dengan
prestasi yang telah dicapai, baik prestasi hasil belajar siswa (akademik) maupun prestasi lain –
lain (non akademik).
Berdasarkan hasil penelitian praservei penulis dilapanggan bahwa implementasi MMT di MAN 2 Bandar Lampung sudah dijalankan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari kepala madrasah telah mengadakan perbaikan secara terus menerus, ini terlihat dari upaya yang dilakukan dengan meningkatkan kualitas rekrutmen siswa baru baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan ini dilakukan dengan baik, kemudian kepala madrasah juga selalu mengadakan pelatihan-pelatihan yang tujuannya untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan tiga teknik utama, yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua, yaitu data utama (primer) data pendukung (sekunder).
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 17
C. Fokus dan Sub fokus ... 18
D. Batasan Masalah ... 18
E. Rumusan Masalah ... 19
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 19
G. Kerangka Pikir ... 20
BAB II LANDASAN TEORI ... 24
A. MANAJEEN MUTU TERPADU ... 24
1. Pengertian Manajemen Mutu Terpadu ... 24
2. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu pada Bidang Pendidikan ... 28
3. Manfaat Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (TQM) di Madrasah ... 34
4. Peranan Manajemen Mutu Terpadu di Madrasah... 36
B. STANDAR MUTU PENDIDIKAN ... 42
1. Standar Proses ... 43
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 49
B. Metode Penelitian ... 49
1. Pendekatan Penelitian ... 49
2. Subyek Penelitian ... 52
BAB IV PROFIL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG
A. Diskripsi Lapangan ... 62
1. Sejarah singkat berdirinya MAN 2 Bandar Lampung ... 62
2. Visi, Misi dan Tujuan MAN 2 Bandar Lampung ... 64
3. Keadaan Sarana dan Prasarana MAN 2 Bandar Lampung ... 67
4. Struktur Organisasi ... 68
5. Keadaan Siswa MAN 2 Bandar Lampung ... 71
6. Keadaan Guru dan TU MAN 2 Bandar Lampung ... 74
B. Penyajian Data ... 79
1. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses dalam Fokus Pada Pelanggan ... 79
2. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses dalam respek terhadap semua orang ... 81
3. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses dalam perbaikan proses ... 86
4. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar Proses dalam Kepemimpinan ... 88
C. Analisa Data ... 91
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 98
B. Rekomendasi ... 100
DAFTAR PUSTAKA ...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat mempengaruhi kualitas suatu bangsa. Secara empirik kita
bisa mengamati bahwa bangsa-bangsa di Eropa dan Amerika, bahkan beberapa
negara tetangga kita dikawasan Asia, seperti halnya Jepang dan Korea Selatan,
mampu menjadi bangsa-bangsa terkemuka didunia karena rakyatnya secara umum
memang memiliki pendidikan yang baik dan berkualitas. Sebaliknya banyak
bangsa berpendidikan rendah. Gambaran nyata dari kondisi tersebut dapat kita
amati dari bangsa-bangsa dibelahan Afrika, Berdasarkan realita empirik tersebut
maka pendidikan harus mendapatkan prioritas tersendiri agar suatu bangsa bisa
menjadi maju dan menempati posisi terhormat diantara bangsa-bangsa lainnya.
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur,
berkepribadian, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan
terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan Nasional juga diharapkan
mampu menumbuhkan dan memperdalam cinta tanah air, mempertebal semangat
kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan hal tersebut maka
perlu dikembangkan situasi belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa
percaya diri, sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsanya.
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik
Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara Republik Indonesia adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk itu setiap warga negara Indonesia
berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat
yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama dan gender.1
Salah satu kebijakan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Pemerataan dan mutu
pendidikan akan membuat warga negara Indonesia memiliki keterampilan khusus
(Life Skills) sehingga memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi
masalah diri dan lingkungannya, mendorong tegaknya masyarakat madani dan
modern yang dijiwai nilai-nilai agama dan ideologi negara.
Dalam bidang pendidikan, Indonesia dewasa ini paling sedikit menghadapi
tiga persoalan yang serius. Pertama, krisis moral yang begitu dahsyat di dalam
masyarakat. Kedua, sistem pembelajaran yang belum begitu memadai
disekolah-sekolah. Ketiga, mutu pendidikan yang masih rendah khususnya dijenjang
pendidikan dasar dan menengah 2. Namun demikian pemerintah beserta berbagai
kalangan telah dan terus menerus berupaya mewujudkan peningkatan mutu
pendidikan, antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan
sistem evaluasi, perbaikan sarana prasarana pendidikan, pengembangan dan
1
Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasi, Bandung, Sarana Panca Karya Nusa, 2009, hlm. 2
2 Sindhunata (Ed). 2000. Menggagas Paradigma Baru Pendidikan Demokrasi, Otonomi,
pengadaan buku dan alat pelajaran, pelatihan dan peningkatan kualitas guru dan
tenaga kependidikan lainnya, serta peningkatan manajemen sekolah. Walaupun
berbagai hal tersebut telah dilakukan tetapi belum mampu menunjukan
peningkatan kualitas yang berarti, terutama sekolah-sekolah di pedesaan atau
daerah tertinggal.
Sedikitnya terdapat tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak
mengalami peningkatan yang merata, (Depdiknas, 2002:1). Faktor tersebut adalah
: Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional yang masih
menggunakan pendekatan education production function atau input-out put
analysis kurang begitu optimal, karena selama ini dalam menerapkan pendekatan
tersebut kurang memperhatikan proses pendidikan. Banyak kalangan berasumsi
bahwa sekolah apabila in – put nya baik akan menghasilkan out-put yang baik
pula. Padahal proses pendidikan sangat menentukan out – put pendidikan. Kedua,
penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara birokratik-sentralistik
sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggaraan pendidikan sangat
tergantung pada keputusan birokrasi pusat yang kadang-kadang kebijakan tersebut
tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. Sekolah kehilangan kemandirian,
keluwesan, motivasi, kreatifitas/inisiatif untuk memajukan dan mengembangkan
lembaganya termasuk peningkatan mutu sekolah. Ketiga, kurangnya peran serta
warga sekolah (guru) dan warga masyarakat (orang tua siswa) dalam
menyelenggarakan pendidikan dewasa ini. Partisipasi guru dalam pengambilan
keputusan sering diabaikan, padahal terjadi tidaknya perubahan di sekolah sangat
pada dukungan dana, sedangkan dukungan lainnya yang berupa moral, pemikiran,
barang dan jasa kurang diperhatikan. Akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat
juga lemah terutama mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan
kepada masyarakt (orang tua) sebagai stakeholder.3
Pada hakikatnya, berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan belum menunjukkan hasil yang
menggembirakan, bahkan masih banyak kegagalan, ini disebabkan antara lain :
masalah manajemen pendidikan yang kurang tepat, penempatan tenaga tidak
sesuai dengan bidang keahliannya, penanganan masalah bukan pada ahlinya,
pemerataan kesempatan, keterbatasan anggaran yang tersedia, sehingga tujuan
pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui peningkatan
mutu pada setiap jenis dan jenjang pendidikan belum dapat diwujudkan secara
signifikan.
Untuk menciptakan sebuah lembaga pendidikan yang bermutu
sebagaimana yang diharapkan banyak orang atau masyarakat bukan hanya
menjadi tanggungjawab sekolah, tetapi merupakan tanggungjawab dari semua
pihak termasuk didalamnya orangtua dan dunia usaha sebagai customer internal
dan eksternal dari sebuah lemabaga pendidikan. Arcaro S.Jerome dalam Ary
Bogdan, RC and Bihlen, menyampaikan bahwa terdapat lima karakteristik
3 Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Informasi tentang Bantuan Operasional
sekolah yang bermutu yaitu : 1) Fokus pada pelanggan. 2) keterlibatan total. 3)
pengukuran. 4) komitmen. 5) perbaikan berkelanjutan.4
Pemimpin lembaga pendidikan Islam, khususnya dilingkungan Madrasah
merupakan motivator, event organizer, bahkan penentu arah kebijakan sekolah
dan madrasah yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan pendidikan pada
umumnya direalisasikan. Firman Allah SWT (QS. Al-Anbiya :73) :
Artinya : “Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan
kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang,
menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu
menyembah, (QS. Al-Anbiya (21):73)”
Kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran
dengan baik, lancar dan produktif.
2. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
3. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga
dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan
sekolah dan pendidikan.
4 Ary bogdan, RC And Bihlen, Qualitative Research For Education An Introduction to
4. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat
kedewasaamn guru dan pegawai lain di sekolah.
5. Bekerja dengan tim manajemen.
6. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan
ketentuan yang telah ditentukan.5
Untuk menjawab berbagai permasalahan yang ada dilingkungan
pendidikan tersebut terletak pada Manajemen Mutu Terpadu yang akan
memberikan solusi para profesional pendidikan untuk menjawab tantangan masa
kini dan masa depan. Karena Manajemen Mutu Terpadu dapat digunakan untuk
membangun aliansi antara pendidikan, bisnis dan pemerintah. Manajemen Mutu
Terpadu dapat membentuk masyarakat responsive terhadap perubahan tuntutan
masyarakat di era globalisasi ini. Manajemen Mutu Terpadu juga dapat
membentuk sekolah yang tanggap dan mampu merespon perubahan yang terjadi
dalam bidang pendiidkan demi memberikan kepuasan kepada stakeholder.
Manajemen Mutu Terpadu adalah sebuah konsep pendidikan dimana
MMT ini adalah suatu sistem manajemen yang berorientasi pada perbaikan mutu
secara terus menerus, dimana dalam mencapai itu melibatkan seluruh anggota
organisasi dalam mencapainya.6
Untuk dapat menerapkan Manajemen Mutu Terpadu dengan baik tentunya
diperlukan prinsip-prinsip dan komponen yang harus ada sehingga nantinya
5
Mulyasa, E, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2005, hlm.126
6 Tjipto, F & Diana A, Total Quality manajement, Yogyakarta , Andi Offset, 1995, Hlm.
Manajemen Mutu Terpadu ini akan dapat diukur berhasil atau tidaknya. Prinsip
dari Manajemen Mutu Terpadu ini adalah sebagai berikut :
1. Kepuasaan pelanggan : Pendidikan harus memberikan pelayanan kepada
pelanggannya, dimana yang dimaksud dengan pelanggan pendidikan ini
meliputi pelanggan internal dan pelanggan ekternal. Pelanggan internal
adalah siswa, guru dan staf tata usaha, sedangkan pelanggan ekternal adalah
orangtua siswa, pemerintah dan masyarakat termasuk komite sekolah.
2. Respek terhadap semua orang : Jadi semua orang yang ada di sekolah
dianggap memiliki potensi, sehingga setiap orang yang ada di organisasi
diperlakukan dengan sebaik-baiknya dan diberi kesempatan untuk berprestasi,
berkarir dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
3. Kepemimpinan (Leadership)
4. Perbaikan terus-menerus, agar sukses sekolah atau madrasah harus berusaha
untuk melakukan proses sistematis dalam melakukan perbaikan secara
berkesinambungan.7
Adapun komponen-komponen dalam pelaksanaan Manajemen Mutu
Terpadu adalah sebagai berikut : 1) Fokus pada kepuasan pelanggan, 2) Obsesi
terhadap mutu, 3) Pendekatan Ilmiah, 4) Komitmen jangka panjang, 5) kerjasama
tim, 6) Perbaikan sistem secara terus menerus, 7) Pendidikan dan pelatihan, 8)
Kebebasan yang terkendali, 9) kesatuan tujuan, 10) adanya keterlibatan dan
pemberdayaann guru dan staf tata usaha.8
7 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek Dan Riset Pendidikann, Jakarta, Bumi
Aksara, 2009, Hlm. 572-573
Jadi pada dasarnya Manajemen Mutu Terpaduu Pendidikan ini adalah
bagaimana manajemen suatu sekolah atau madrasah dengan menggunakan
prinsip-prinsip serta komponen-komponenn yang diupayakan agar ada perbaikan
secara terus menerus sehingga tujuan yang akan dicapai yakni kepuasan
pelanggan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.
Mengacu pada latar belakang masalah diatas, dapat ditegaskan bahwa
mutu pendidikan saat ini sedang menghadapi problem pelik dan komplek, bukan
saja problem-problem rutin administrasi, namun pula hadirnya kemampuan
keterampilan manajerial pimpinan lembaga pendidikan, perubahan perilaku dan
pola hidup pimpinan lembaga pendidikan khususnya di lembaga pendidikan
Islam, rendahnya partisipasi dan tanggung jawab secara komprehensif tenaga
pendidik dan kependidikan, niat yang kurang tulus dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsi (TUPOKSI) yang di emban oleh tim work tenaga pendidik dan
kependidikan, para pelanggan pengguna lulusan menuntut profesionalisme
terhadap teori, skill, dan pengalaman yang mereka miliki sesuai dengan tuntutan
lapangan, masih carut marutnya pemahaman dan aplikasi teori belajar dan
pembelajaran yang dimiliki oleh guru, dan evaaluasi pembelajaran yang masih
labil dan berubah-ubah akan mempengaruhi kegoncangan pemahaman dan
ketidaknyamanan pendidik dan tenaga kependidikan.
Untuk menyahuti perkembangan sosial politik, ekonomi, sosial dan
budaya global yang telah mempengaruhi hidup dan kehidupan saat ini dan masa
depan, pendidikan diharuskan bersikap responsif dan pro aktif terhadap tuntutan
adalah agar dunia pendidikan persekolahan dapat memberikan layanan prima
terhadap penlanggan atau pengguna jasa pendidikan tersebut, sehingga secara
normatif dapat merubah sikap dan meningkatkna pengetahuan dan keterampilan
peserta didik.9
Hal diatas mengidentifikasikan bahwa sebuah lembaga pendidikan harus
dikelola secara profesional, sehingga dapat mengahasilkan out put yang potensial
dan kompetitif. Sekolah sebagai sarana untuk mencetuskan sumber daya dan
menjadikan sumber daya yang produktif perlu untuk mereposisi kembali menjadi
sekolah yang handal, berkualitas dan berstandar nasional maupun internasional
yang dikembangkan bersama oleh warga sekolah dengan menggalakkan peran
serta pemerintah pusat maupun daerah serta masyarakat sebagai stake holder.
Setidaknya ada dua hal yang senantiasa membayangi lembaga pendidikan
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, yaitu :
Pertama, kinerja guru yang kurang profesional. Dalam hal ini guru
merupakan orang yang berada di garis depan dalam proses pendidikan, guru
memiliki peran yang sangat penting. Peranan guru dallam kegiatan pembelajaran
tidak hanya bersifat administratif dan organisatoris, tetapi juga bersifat
metodologis dan psikologis.10 Sebagai mana Allah SWT berfirman :
9 Muhyi Batubara, Sosiologi Pendidikan, Jakarta, Ciputat Press, 2004 Hlm. 88
10 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan P endekatan Sistem, Jakarta,
Artinya : “Dan katakanlah: bekerjalah kamu, nanti Allah dan Rosul-nya serta
orang-orang yang mukmin akan melihat pekerjaan itu. Nanti kamu
akan dikembalikan kepada Allah, Allah mengetahui segala yang ghaib
dan yang nyata, lalu diberitahukan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan.” (QS. Attaubah : 105).
Penegasan dari ayat diatas adalah bahwa pekerjaan seseorang akan dilihat
oleh Allah SWT, rasul-Nya serta orang-orang yang beriman, artinya secara tidak
langsung setiap pekerjaan yang dilakukan akan diketahui, diawasi dan dievaluasi
oleh orang lain, demi memperoleh hasil yang diharapkan.
Kedua, manajemen pengelolaan sekolah yang kurang profesional. Dalam
hal ini Ranupandojo mengutip pendapat James Stoner yang mengatakan bahwa
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
orang lain yang ada dalam organisasi, guna mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Pengertian tersebut mengindikasikan bahwa agar tujuan sekolah dapat
tercapai, maka perlu dilakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian serta penggunaan sumber daya setiap orang yang terlibat dalam
sekolah.
Menyadari akan hal tersebut, banyak lembaga pendidikan kemudian
berupaya menerapkan konsep manajemen modern untuk mempercepat
ketertinggalan serta meraih sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas.
kualitasnya melalui perbaikan yang berkesinambungan, kualitas, produk, jasa,
manusia, proses serta lingkungan organisasi.11
Salah satu model manajemen modern yang banyak diterapkan pada lembaga
pendidikan adalah Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau Total Quality
Management (TQM). Meskipun pada awalnya MMT dikembangkan sebagai
model manajemen perusahaan (bisnis) namun dalam perkembangan selanjutnya
banyak lembaga pendidikan yang mengembangkan konsep MMT/TQM. Hal ini
dikarenakan karakteristik utama MMT/TQM yang secara filosofi senantiasa
menekankan pada pencarian secara konsisten terhadap perbaikan berkelanjutan
untuk pencapaian kebutuhan dan kepuasan pelanggan.12
Strategi yang dalam perkembangan dalam penggunaan Manajemen Mutu
Terpadu dalam dunia pendidikan adalah, institusi pendidikan memposisikan
dirinya sebagai institusi jasa atau dengan kata lain menjadi industri jasa, yakmi
imstiitusi yang memberikan pelayanan sesuai dengan keinginan para pelanggan.
Oleh karena itu dalam memposisikan dirinya sebagai industri jasa, maka sebuah
lembaga pendidikan harus memenuhi standar mutu. Konsep mutu dalam TQM ini
harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Secara operasional, mutu
ditentukan oleh dua faktor yaitu terpenuhinya spesifikasi yang telah ditentukan
sebelumnya (Quality In Fact) dan terpenuhinya spesifikasi yang diharapkan
(Quality In Perfection) menurut tuntutan dan kebutuhan pengguna jasa.13
11 Fandi Tjiptono, Anastasia Diana, Total Quality Manajemen, Yogyakarta, Penerbit
Andi, 1994, Hlm. 4
12 Edward Salis, Total Quality Manajement, Alih bahasa, Ahmad Ali Riyadi, Fahrurrazi,
Yogyakarta, Ircisod, Hlm. 5-6
Manajemen Mutu Terpadu dalam pendidikan mencoba untuk
memaksimalkan daya saing organisasi pendidikan melalui perbaikan
berkelanjutan, input, proses, output, jasa, manusia, serta lingkungan yang
memiliki prinsip-prinsip utama yaitu tetap fokus pada peserta didik, obsesi
terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim.
Perbaikan sistem secara berkesinambungan, pelatihan dan pengembangana,
kebebasan yang terkendali serta adanya satu kesatuan tujuan yang dilakukan
dalam proses yang sistematis melalui pola PDCA yang terdiri dari langkah
perencanaan, melaksanakan rencana, memeriksa hasil pelaksanaan rencana dan
melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.14
Sedangkan Mutu pendidikan yang baik memiliki standar. Oleh karena itu,
secara nasional diberlakukanlah standar-standar mutu pendidikan, yang disebut
Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam pasal 2 ayat 1 PP No. 19 tahun 2005
dinyatakan bahwa ruang lingkup SNP meliputi: (1) standar isi; (2) standar proses;
(3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5)
standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan sekolah; (7) standar
pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan. 15
Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 Pasal 1 Ayat (6)
mengemukakan bahwa standar proses adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan.16 Ruang lingkup standar proses untuk
14
Husaini Usman, Op Cit, Hlm 573
15 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Trntang Standar Nasional Pendidikan dan Sistem
Pendidikan Nasional Tahun 2013, Jakarta, Tamita Utama, Hlm. 6
satuan pendidikan dasar dan menengah menurut Permendiknas RI No. 41 Tahun
2007 mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran. Standar proses telah menempatkan guru pada posisi yang strategis
dalam proses mengajar siswa, karena mengajar memerlukan tanggung jawab
moral yang cukup berat. Keberhasilan pendidikan bergantung pada
pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Firman Allah
SWT dalam Surat Al-Kahfi ayat 66-70.
Artinya : “Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku. dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun". Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, Maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu".17
SKL-SP adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada setiap satuan pendidikan yang terdiri
dari satuan pendidikan dasar (SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B)
dan satuan pendidikan menengah (SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK).
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dikembangkan
berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yaitu:
1. Pendidikan Dasar, yang meliputi SD/MI/SDLB/Paket A dan
SMP/MTs./SMPLB/Paket B, bertujuan: meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2. Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket C bertujuan:
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMK/MAK bertujuan:
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
dengan kejuruannya.
SK-KMP adalah kualifikasi kemampuan lulusan pada setiap kelompok
mata pelajaran yang mencakup: Agama dan Akhlak Mulia, Kewarganegaraan dan
Kepribadian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Estetika, dan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan, baik untuk satuan pendidikan dasar maupun satuan pendidikan
menengah. Secara khusus, di SMK aspek yang menjadi fokus perhatian dalam
standar kompetensi lulusan adalah (1) kualifikasi lulusan, (2) kepuasan lulusan,
dan (3) keterserapan lulusan di dunia kerja.
Dari segi proses, suatu pendidikan disebut bermutu apabila peserta didik
mengalami proses pembelajaran yang riil dan bermakna, yang ditunjang oleh
proses belajar mengajar yang efektif. Suyata (1996: 1), menjelaskan bahwa
kualitas suatu sekolah ditentukan oleh pendayagunaan sumber-sumber
material, yang secara keseluruhan ditransformasi melalui proses yang
meyakinkan. Dari segi produk, pendidikan disebut bermutu apabila siswa: (1)
dapat menyelesaikan studi dengan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagaimana tidak diberikan dalam tugas-tugas
belajarnya; (2) memperoleh kepuasan atas hasil pendidikannya karena ada
kesesuaian antara penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kebutuhan
hidupnya; (3) mampu memanfaatkan secara fungsional ilmu pengetahuan dan
teknologi hasil belajarnya demi perbaikan kehidupannya; dan (4) dapat dengan
mudah memperoleh kesempatan bekerja sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
Filosofi mutu dalam pendidikan merekomendasikan tiga prinsip sebagai
berikut: (1) pendidikan merupakan industri jasa yang mengimplikasikan pada
pentingnya mengembangkan hubungan kemanusiaan yang mendasar dan sikap
kepelayanan; (2) mutu pendidikan merupakan kesesuaian atribut-atribut jasa
dengan kebutuhan para pelanggannya, dan atribut-atribut itu adalah relevansi,
efisiensi, akuntabilitas, dan kemampuan akademis yang semuanya merupakan
suatu keterpaduan; dan (3) proses kegiatan pendidikan bersifat sirkuler yang
mengimplikasikan berkembangnya hubungan kemitraan antara lembaga
pendidikan dengan masyarakat dan dunia usaha serta mutu berkelanjutan.
Menurut Juran (1995: 99), secara berturut-turut manajemen mutu yang
berbasis pada kebutuhan pelanggan dilakukan dengan cara: (1) mengenali
mengembangkan produk; (5) mengembangkan proses produksi; dan (6)
mewujudkan menjadi serangkaian kegiatan operasional.18
Berangkat dari uraian di atas maka penulis ingin mengadakan penelitian
lebih lanjut mengenai Implementassi Manajemen Mutu Terpadu Pada Standar
Proses di MAN 2 Bandar Lampung. Yang dalam kenyataannya implementasi
MMT di MAN 2 Bandar Lampung sudah dijalankan dengan baik, hal ini terlihat
dari hasil penelitian pra survey yang penulis lakukan di mana didapat hasil bahwa
kepala madrasah telah memaksimalkan layanan kepada pelanggan dengan cara
menciptakan keamanan dan kenyamanan dalam belajar, kemudian kepala
madrasah juga telah memberikan respek kepada setiap orang yang ada di
lingkungan madrasah dengan memberikan kesempatan berprestasi, berkarir dan
dalam pengambilan keputusan, selain itu juga kepala madrasah selalu bersikap
demokratis, dan yang terakhir kepala madrasah juga telah mengadakan perbaikan
secara terus menerus, ini terlihat dari upaya yang dilakukan dengan meningkatkan
kualitas rekrutmen siswa baru baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan ini
dilakukan dengan baik, kemudian kepala madrasah juga selalu mengadakan
pelatihan-pelatihan yang tujuannya untuk meningkatkan profesionalisme guru
dalam mengajar.19
Dalam meningkatkan mutu pendidikan, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2
Bandar Lampung memiliki kegiatan yang berbeda dengan sekolah lainnya yang
ada di Bandar Lampung, salah satunya yaitu madrasah ini mengadakan kegiatan
pengembangan diri, pengembangan bakat dan minat peserta didik seperti
mengadakan ektrakurikuler tata busana, elektronik dan dalam hal perbengkelan.
Tata busana adalah kegiatan dimana peserta didik dapat mengembangkan
keterampilan, kemahirannya dalam menjahit pakaian. Elektronik dan
perbengkelan adalah keterampilan bagi peserta didik yang ingin mengembangkan
bakatnya dalam hal perbengkelan ataupun listrik. Tujuan dari pengembangan diri
tata busana, elektronik dan perbengkelan itu adalah agar dapat menciptakan
kelulusan peserta didik yang berkompetensi dan memiliki keahlian serta
keterampilan pada diri peserta didik.20
B.Fokus dan Sub Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, fokus permasalahan dalam penelitian
ini adalah Manajemen Mutu Terpadu, sedangkan sub fokus Penelitian 1)
Kepuasan kepada pelanggan/focus pada pelanggan, 2) Respek terhadap semua
orang, 3) Kepemimpinan (Leadership), 4) perbaikan terus menerus, serta 5)
Standar proses (perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan proses
pembelajaran). Penelitian di lakukan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bandar
Lampung.
C. Batasan Masalah
Batasan didalam penelitian tesis ini terkonsentrasi pada Manajemen Mutu
Terpadu, 1) Kepuasan kepada pelanggan/focus pada pelanggan, 2) Respek
terhadap semua orang, 3) kepemimpinan (Leadership), 4) perbaikan terus
menerus, dalam kaitannya pada standar proses di MAN 2 Bandarlampung
dihadapkan dengan berbagai tantangan diantaranya adalah bagaimana
mempertahankan berbagai prestasi yang telah diraih di MAN 2 Bandarlampung
dan cara mengelola sekolah tersebut sesuai dengan kontek MMT.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah di
atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah dalam penelitian tesis ini, yaitu :
1. Bagaimanakah Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam prinsip
kepuasan pelanggan Pada Standar proses di MAN 2 Bandar Lampung?
2. Bagaimanakah Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam prinsip respek
terhadap semua orang Pada Standar proses di MAN 2 Bandar Lampung?
3. Bagaimanakah Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam prinsip
kepemimpinan (Leadership) Pada Standar proses di MAN 2 Bandar
Lampung?
4. Bagaimanakah Implementasi Manajemen Mutu Terpadu perbaikan terus
menerus dalam prinsip Pada dalam prinsip Standar proses di MAN 2 Bandar
Lampung?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang diteliti maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (MMT) pada Standar
Proses di MAN 2 Bandar Lampung.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan deskripsi nyata
di lapangan tentang Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (MMT) pada
- Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan kajian yang mendalam dan mengembangkan konsep atau teori tentang
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (MMT) pada Standar Proses.
- Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi kepala
sekolah dan para pengambil kebijakan pendidikan karena hasil penelitian ini dapat
memberikan masukan atau informasi tentang Implementasi Manajemen Mutu
Terpadu (MMT) dalam hal Standar Proses.
F. Kerangka Berfikir
Sebagaimana diuraikan pada bagian sebelumnya, bahwa problem yang di
hadapai oleh kebanyakan lembaga pendidikan adalah rendahnya kualitas
manajemen yang ada dalam lembaga pendidikan tersebut. oleh karena itu mau
tidak mau sekolah harus menerapkan manajemen secara profesional.
Bagaimanapun juga manajemen menentukan keberhasilan proses pelayanan jasa
sekolah. Artinya manajemen sekolah yang baik akan mendatangkan mutu
pelayanan yang baik pula, dan mutu pelayanan yang baik akan menghasilkan
output yang baik pula demikian sebaliknya.
Dalam konteks yang demikian, Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau
yang biasa disebut Total Quality Management (TQM) merupakan salah satu
alternatif yang bisa diterapkan oleh lembaga pendidikan, TQM adalah tentang
usaha menciptakan sebuah kultur mutu, yaitu fokus kepada pelanggan sehingga
lebih dari MMT adalah seluruh pelayanan diorientasikan pada ―mutu” yang
menjadi kata kunci dari satu tujuan proses pendidikan.
Dalam konteks Manajemen Mutu Terpadu (MMT), senantiasa dilakukann
perbaikan berkelanjutan dari seluruh proses pelayanan. Hal ini mengindikasikan
bahwa dalam konteks Manajemen Mutu Terpadu senantiasa diadakan perbaikan
berkelanjutan atas tenaga pendidik atau guru. Perbaikan berkelanjutan
mensyaratkan adanya evaluasi, monitoring dan tindak lanjut dari hasil evaluasi
tersebut. proses demikian dilaksanakan secara kontinyu sampai didapatkan mutu
pelayanan yang diharapkan.
Untuk dapat menerapkan Manajemen Mutu Terpadu dengan baik tentunya
diperlukan prinsip-prinsip Manajemen Mutu Terpadu yang harus ada sehingga
nantinya Manajemen Mutu Terpadu ini akan dapat diukur berhasil atau tidaknya.
Prinsip dari Manajemen Mutu Terpadu ini adalah sebagai berikut :
1. Kepuasaan pelanggan : Pendidikan harus memberikan pelayanan kepada
pelanggannya, dimana yang dimaksud dengan pelanggan pendidikan ini
meliputi pelanggan internal dan pelanggan ekternal. Pelanggan internal
adalah siswa, guru dan staf tata usaha, sedangkan pelanggan ekternal adalah
orangtua siswa, pemerintah dan masyarakat termasuk komite sekolah.
2. Respek terhadap semua orang : Jadi semua orang yang ada di sekolah
dianggap memiliki potensi, sehingga setiap orang yang ada di organisasi
diperlakukan dengan sebaik-baiknya dan diberi kesempatan untuk berprestasi,
berkarir dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
4. Perbaikan terus-menerus, agar sukses sekolah atau madrasah harus berusaha
untuk melakukan proses sistematis dalam melakukan perbaikan secara
berkesinambungan.
Apabila prinsip-prinsip dalam pelaksanaan Manajemen Mutu Terpadu ini
dijalankan dengan baik maka akan membawa dampak yang baik terhadap
perkembanagan lembaga pendidikan tersebut. Mutu yang baik memiliki standar.
Oleh karena itu, secara nasional diberlakukanlah standar-standar mutu pendidikan,
yang disebut Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam pasal 2 ayat 1 PP No.
19 tahun 2005 dinyatakan bahwa salah satu ruang lingkup SNP yaitu Standar
Proses.
Secara singkat dapat ditegaskan bahwa akhir dari itu semua bermuara
padaa mutu pendidikan. Oleh karena itu sekolah-sekolah harus berjuang untuk
menjadi pusat mutu dan ini mendorong masing-masing sekolah agar dapat
menentukan visi dan misi nya untuk mempersiapkan dan memenuhi kebutuhan
masa depan siswanya. Kerangka pemikiran demikian dapat digambarkan dalam
Gambar I
Kerangka Pikir Penelitian Implementasi Manajemen Mutu Terpadu
Komponen-komponen dalam MMT/TQM :
1.Fokus pada pelanggan
2.Respek terhadap
semua orang.
3.Kepemimpinan
(Leadership).
4.Perbaikan terus
menerus
Standar mutu pendidikan/Standar nasional pendidikan (SNP)
1.Standar Proses
- Perencanaan Proses
pembelajaran
- Pelaksanaan proses
pembelajaran
- Penilaian hasil
pembelajaran
- Pengawasan proses
BAB II
LANDASAN TEORI
A. MANAJEMEN MUTU TERPADU 1. Pengertian Manajemen Mutu Terpadu
Dalam era kemandirian sekolah dan era manajemen berbasis sekolah
(MBS), tugas dan tanggung jawab yang pertama dari pimpinan sekolah adalah
menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif, dalam arti
menjadi semakin bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas
penggunanya.1 Agar tugas dan tanggung jawab para pemimpin sekolah tersebut
menjadi nyata kiranya kepala sekolah perlu memahami, mendalami dan
menerapkan beberapa konsep ilmu manajemen yang dewasa ini telah berkembang
dan dimekarkan oleh para pakar-pakar dalam dunia bisnis. Salah satu ilmu
manajemen yang banyak diadopsi adalah TQM (Total Quality Management) atau
manajemen mutu terpadu.
Menuruut Hadari Nawawi Manajemen Mutu Terpadu adaalah manajemen
fungsional dengan pendekatan yang secara terus menerus difokuskann pada
peningkatan kualitas, agar produknya sesuai dengan standar kualitas dari
masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum dan
pembangunan masyarakat (Community Development).2
Menutur Cassio seperti yang dikutip oleh Hadari Nawawi, ia memberikan
pengertian bahwa :
1 Thomas B. Santoso, Manajemen Sekolah di Masa Kini, Pendidikan Network 24 Maret
2006, Hlm. 45
2
“TQM a philosophy and set of guilding principles that represent the
foundation of a continuosly improving organization, include seven broad
components.
a. A focus on the customer or user of a product or service, ensuring the customer’s need an expectations are satisfied consistenly.
b. Active leadership from executive to establish quality as a fundamental value to be incorporated into a company’’s managemen philosophy.
c. Quality concept (e.g. statistical process control or computer assisted design, engineering, and manufacturing) that are thoroughly integrated throughout al activities of or a company
d. A corporate culture, estabilshed and reinforced by top executives, that involves all employees in contributing to quality improvement.
e. A focus on employeed involvement, teamwork, and training at all levels in order to strengthen employee commitment to continous quality improvement. f. An approach to problem solving that is base on continously gathering,
evaluating, and acting on facts and data is a systematic manner.
g. Recognition of supliers as full partners in quality management process.3
Pengertian lain dikemukakan oleh Santoso yang di kutip oleh Fandi
Tjiptono dan Anastasia Diana yang mengatakan bahwa ―TQM merupakan sistem
manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada
kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi”4
disamping
itu juga Fandy Tjiptono dan Nastasia Diana menyatakan pula bahwa ―Total
Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha
yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan
terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.5
3
Umi Hanik, Implementasi Total Quality Management dalam peningkatan Mutu Pendidikan, Rasail Media Group, 2011, Hlm. 9-10
4 Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Manajemen (TQM), Yogyakarta,
Andi Ofset, 1998, Hlm. 35
5
Untuk dapat menerapkan Manajemen Mutu Terpadu dengan baik tentunya
diperlukan prinsip-prinsip dan komponen yang harus ada sehingga nantinya
Manajemen Mutu Terpadu ini akan dapat diukur berhasil atau tidaknya. Prinsip
dari Manajemen Mutu Terpadu ini adalah sebagai berikut :
1. Kepuasaan pelanggan : Pendidikan harus memberikan pelayanan kepada
pelanggannya, dimana yang di maksud dengan pelanggan pendidikan ini
meliputi pelanggan internal dan pelanggan ekternal. Pelanggan internal adalah
siswa, guru dan staf tata usaha, sedangkan pelanggan ekternal adalah orangtua
siswa, pemerintah dan masyarakat termasuk komite sekolah.
2. Respek terhadap semua orang : Jadi semua orang yang ada di sekolah dianggap
memiliki potensi, sehingga setiap orang yang ada di organisasi diperlakukan
dengan sebaik-baiknya dan diberi kesempatan untuk berprestasi, berkarir dan
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
3. Kepemimpinan (Leadership) : Prinsip ini menyatakan bahwa keberhasilan
pelaksanaan MMT merupakan tanggung jawab dari manajemen puncak yaitu
Kepala Madrasah. Implikasinya adalah kepemimpinan sebagai alat dalam
menerapkan Manajemen Mutu Terpadu yang harus memiliki visi dan misi atau
pandangan jauh yang jelas kedepannya.
4. Perbaikan terus-menerus, agar sukses sekolah atau madrasah harus berusaha
untuk melakukan proses sistematis dalam melakukan perbaikan secara
berkesinambungan.6
6 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek Dan Riset Pendidikann, Jakarta, Bumi
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, Hadari Nawawi mengemukakan
tentang karakteristik TQM sebagai berikut :
a. Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal.
b. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.
c. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah.
j. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.7
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa Total Quality
Manajemen (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu (MMT) adalah suatu
pendekatan atau manajemen untuk meningkatkan kualitas, kompetitif, efektivitas,
serta fleksibelitas dari seluruh organisasi dan berorientasi pada kepuasan
pelanggan.
Manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) dalam kontek
pendidikan merupakan sebuah filosofi metodologi tentang perbaikan secara terus
menerus yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi
pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan saat
ini maupun masa yang akan datang.8 Sedangkan Sumahamijaya menyampaikan
bahwa TQM merupakan suatu sistem manajemen yang mengangkat kualitas
sebagai strategi usaha yang berorientasi pada kepuasaan pelanggan dengan
7 Ibid, Hlm. 10
8 Edwar Sallis, Total Quality Management, Alih Bahasa, Ahmad Ali Riyadi, Yogyakarta,
melibatkan seluruh anggota organisasi.9 Total Quality Management merupakan
suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimalkan
daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia,
tenaga kerja, proses, dan lingkungan.10
Pada hakikatnya tujuan institusi pendidikan adalah untuk menciptakan dan
mempertahankan kepuasan para pelanggan dan dalam TQM kepuasan pelanggan
ditentukan oleh Stakeholder lembaga pendidikan tersebut. Oleh karena hanya
dengan memahami proses dan kepuasan pelanggan maka organisasi dapat
menyadari dan menghargai kualitas. Semua usaha //manajemen dalam TQM harus
diarahkan pada suatu tujuan utama, yaitu kepuasaan pelanggan, apa yang
dilakukan manajemen tidak ada gunanya bila tidak melahirkan kepuasaan
pelanggan.
5. Implementasi Manajemn Mutu Terpadu Pada Bidang Pendidikan. Dilingkungan organisasi non profit, khususnya pendidikan, penetapan
kualitas produk dan kualitas proses untuk mewujudkannnya merupakan bagian
yang tidak mudah dalam pengimplementasian Manajemen Mutu Terpadu (TQM).
Kesulitan ini disebabkan oleh karena ukuran produktivitasnya tidak sekedar
bersifat kuamtittatif, misalnya hanya dari jumlah lokal dana gedung sekolah atau
laboratorium yang berhasil dibangun, tetapi juga berkenaan dengan aspek kualitas
yang menyangkut manfaat dan kemampuannya memanfaatkannya.
9 Sumahamijaya, Dkk, Pendidikan Karakter Mandiri dan Kewiraswastaan, Suatu Upaya
Bagi Keberhasilan Program Pendidikan Berbasis Luas/BBE dan Life Skills, Bandung, PT Angkasa, 2003, Hlm. 4
10
Demikian juga jumlah lulusan yang dapat diukur secara kuantitatif, sedang
kualitasnya sulit untuk ditetapkan kualifikasinya. Sehubungan dengan itu,
dilingkungan organisasi bidang pendidikan yang bersiifat non profit, menurut
Hadari Nawawi ukuran produktifitas organisasi bidang pendidikan dapat
dibedakan sebagai berikut :
a. Produktivitas internal, berupa hasil yang dapat di ukur secara kuantitatif,
seperti jumlah atau persentase lulusan sekolah, atau jumlah gedung dan lokal
yang dibangun sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
b. Produktivitas eksternal, berupa hasil yang tidak dapat diukur secara
kuantitatif, karena sifat kualitatif tersebut hanya dapat diketahui setelah
melewati tenggang waktu yang cukup lama.11
Masih menurut Hadari Nawawi, bagi organisasi pendidikan, Manajemen
Mutu Terpadu dapat dikatakan sukses, jika menunjukkan gejala-gejala sebagai
berikut :
a. Tingkat konsistensi produk dalam memberikan pelayanan umum dan
pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan peningkatan kualitas SDM terus meningkat.
b. Kekeliruan dalam bekerja yang berdampak menimbulkan ketidakpuasan dan
komplain masyarakat yang dilayani semakin berkurang.
c. Disiplin waktu dan didiplin kerja semakin meningkat.
d. Inventarisasi organisasi semakin sempurna, terkendali dan tidak
berkurang/hilang tanpa diketahui sebab-sebabnya.
e. Kontrol berlangsung efektif terutama dari atasan langsung melalui
pengawasan melekat, sehingga mampu menghemat pembiayaan, mencegah penyimpangan dalam pemberian pelayanan umum dan pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
f. Pemborosan dana dan waktu dalam bekerja dapat dicegah.
g. Peningkatan keterampilan dan keahlian dalam bekerta terus dilaksanakan
sehingga metode atau cara bekerja selalu mampu mengadaptasi perubahan perkembangnan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai cara bekerja yang
11
paling efektif, efesien dan produktif, sehingga kualitas produk dan pelayanan
umum terus meningkat.12
Manajemen Mutu Terpadu dilingkungan suatu organisasi nonprofit
termasuk pendidikan tidak mungkin diwujudkan jika tidak didukung dengan
tersedianya sumber-sumber untuk mewujudkan kualitas proses dan hasil yang
akan dicapai. Di lingkungan organisasi yang kondisinya sehat, terdapat berbagai
sumber kualitas yang dapat mendukung pengimplementasian TQM secara
maksimal. Menurut Hadari Nawawi beberapa di antara sumber-sumber kualitas
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Komitmen kepala sekolah terhadap kualitas. Komitmen ini sangatlah penting
karena berpengaruh langsung pada setiap pembuatan keputusan dan kebijakan, pemilihan dan pelaksanaan program dan proyek, pemberdayaan SDM, dan pelaksanaan kontrol. Tanpa komitmen ini tidak mungkin di ciptakan dan dikembangkan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang berorientasi pada kualitas produk dan pelayanan umum.
b. Sistem informasi manajemen. Sumber ini sangat penting karena usaha
mengimplementasikan semua fungsi manajemen yang berkualitas sangat tergantung pada ketersediaan informasi dan data yang akurat, cukup/lengakap dan terjamin kekiniannya sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas poko organisasi.
c. Sumber daya manusia yang potensial. SDM di lingkungan sekolah sebagai
aset bersifat kuantitatif dalam arti dapat dihitung jumlahnya. Disamping itu SDM juga merupakan potensi yang berkewajiban melaksanakan tugas pokok organisasi/sekolah untuk mewujudkan eksistensinya. Kualitas pelaksanaan tugas pokok sangat ditentukan oleh potensi yang dimiliki oleh SDM, baik yang telah diwujudkan dalam prestasi kerja maupun yang masih bersifat potensial dan dapat dikembangkan.
d. Keterlibatan semua fungsi. Semua fungsi organisasi sebagai sumber kualitas,
sama pentingnya satu dengan yang lainnya, yang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu semua fungsi harus dilibatkan secara maksimal sehingga saling menunjang satu dengan yang lainnya.
12
e. Filsafat perbaikan kualitas secara berkesinambungan. Sumber-sumber kualitas yang ada bersifat sangat mendasar, karena tergantung pada kondisi kepada sekolah, yang selalu dapat menghadapi kemungkinan dipindahkan atau dapat memohon untuk dipindahkan. Sehubungan dengan itu, realisasi TQM tidak boleh digantungkan pada individu kepala sekolah sebagai sumber kualitas, karena sikap dan prilaku individu terhadap kualitas dapat berbeda. Dengan kata lain sumber kualitas ini harus ditransformasikan pada filsafat
kualitas yang berkesinambungan dalam merealisasikan TQM.13
Secara singkat dapat digambarkan diagram komitmen kualitas Manajemen
Mutu Terpadu adalah sebagai berikut :
Gambar 2
Komitmen Kualitas Dalam Manajemen Mutu Terpadu
13
Hadari Nawawi, Op Cit, Hlm. 138-141
Dengan mengkombinasikan prinsip-prinsip tentang mutu oleh para ahli
dengan pengalaman praktek telah dicapai pengembangan suatu model sederhana
akan tetapi sangat efektif untuk mengimplementasikan Manajemen Mutu Terpadu
di sekolah. Model tersebut terdiri dari komponen-komponen berikut :
Tujuan : Perbaikan terus menerus, artinya mutu selalu diperbaiki dan disesuaikan dengan perubahan yang menyangkut kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Prinsip : fokus pada pelanggan, perbaikan proses dan keterlibatan total.
Elemen : kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan, struktur pendukung,
komunikasi, ganjaran dan pengakuan serta pengukuran.14
Model diatas dibentuk berdasarkan tiga prinsip mutu terpadu yaitu :
1) Fokus pada pelanggan
Prinsip mutu yaitu memenuhi kepuasan pelanggan
(Customer Satisfaction). Dalam manajemen mutu terpadu, pelanggan dibedakan
menjadi dua, yaitu : Pelanggan internal (didalam organisasi sekolah), dan
pelanggan eksternal (diluar organisasi sekolah)
Organisasi dikatakan bermutu apabila kebutuhan pelanggan bisa terpenuhi
dengan baik. Dalam arti bahwa pelanggan internal, misalnya guru selalu
mendapatkan pelayanan yang memuaskan dari petugas TU, kepala sekolah selalu
puas terhadap hasil kerja guru dan guru selalu menanggapi keinginan siswa.
Begitu pula pada pelanggan eksternal misalnya masyarakat sekitar.
2) Perbaikan proses
Konsep perbaikan terus menerus dibentuk berdasarkan pada suatu urutan
atau langkah-langkah kegiatan yang berkaitan dengan menghasilkan output.
14
Perhatian secara terus menerus bagi setiap langkah dalam proses kerja sangat
penting untuk mengurangi keragaman dari output dan memperbaiki kehandalan.
Tujuan pertama perbaikan terus menerus ialah proses yang handal, dalam arti
bahwa dapat diproduksi yang diinginkan setiap saat tanpa variasi yang
diminimumkan. Apabila keragaman telah dibuat minimum dan hasilnya belum
dapat diterima maka tujuan kedua dari perbaikan proses ialah merancang kembali
proses tersebut untuk memproduksi output yang lebih dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan, agar pelanggan baik yang internal maupun yang eksternal menjadi
puas.
3) Keterlibatan total
Pendekatan ini dimulai dengan kepemimpinan manajemen senior yang
aktif, dalam hal ini kepala sekolah dan mencakup usaha yang memanfaatkan bakat
semua warga sekolah untuk mencapai suatu keunggulan kompetitif di dunia
pendidikan. Warga sekolah berwenang/berkuasa untuk memperbaiki output
melalui kerjasama dalam struktur kerja baru yang luwes (flekksibel) untuk
memecahkan persoalan, memperbaiki proses dan memuaskan.
Sedangkan prinsip dasar manajemen mutu terdiri dari 8 butir, sebagai
berikut :
a) Setiap orang memiliki pelanggan
b) Setiap orang bekerja dalam sebuah sistem’
c) Semua sistem menunjukkan variasi.
d) Mutu bukan pengeluaran biaya tetapi investasi.
e) Peningkatan mutu harus dilakukan sesuai dengan perencanaan.
f) Peningkatan mutu harus menjadi pandangan hidup.
g) Manajemen berdasarkan fakta dan data.
Syarat-syarat TQM dapat berlangsung di sekolah, yaitu :
a) Sekolah harus secara terus menerus melakukan perbaikan mutu produk
(output) sehingga dapat memuskan para pelanggan baik internall maupun eksternal.
b) Memberikan kepuasaan kepada warga sekolah, komite sekolah, penyumbang
dana pendidikan disekolah tersebut.
c) Memiliki wawasan jauh kedepan.
d) Fokus utama ditujukan pada proses, baru kemudian menyusul pada hasil.
e) Menciptakan kondisi dimana setiap warga sekolah aktif berpartisipasi dalam
menciptakan keunggulan mutu.
f) Ciptakan kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan dan aktif
memotivasi warga sekolah bukan dengan cara otoriter, sehingga diperoleh suasana yang kondusif bagi lahirnya ide-ide baru.
g) Rela memberikan ganjaran, pengakuan bagi yang sukses dan mudah
memberikan maaf bagi yang belum berhasil/berbuat salah.
h) Setiap keputusan harus berdasarkan pada data, baru berdasarkan
pengalaman/pendapat.
i) Setiap langkah kegiatan harus selalu terukur jelas, sehingga pengawasan lebih
mudah.
j) Program pendidikan dan pelatihan hendaknya menjadi urutan utama dalam
upaya peningkatan mutu.15
Jadi dalam mengimplementasikan Manajemen Mutu Terpadu ini dapat
dilihat dari pengimplementasian dari prinsip-prinsip Manajemen Mutu Terpadu
pada bidang pendidikan sehingga apa yang akan dicapai dari suatu pendidikan
akan dengaan baik terwujud oleh pelaku-pelaku pendidikan.
6. Manfaat Implementasi Manajemen Mutu Terpadu(TQM) di Madrasah. Salah satu cara terbaik dalam perssaingan global adalah dengan
mengklasifikasikan suatu produk barang//jasa dengaan kualitas yang baik.
Kualitas yang baik akan diperoleh dengan melakukan upaya perbaikan secara
terus menerus terhadap kemampuan manusia, proses, lingkungan. Penerapan
15
TQM adalah hal yang sangat tepat agar dapat memperbaiki kemampuan
unsur-unsur tersebut secara berkesinambungan. Penerapan TQM dapat memberikan
beberapa manfaat utama.
Dengan perbaikan kualitas secara berkesinambungan, perusahaan akan
dapat memperbaiki posisi persaingan. Dengan posisi yang lebih baik akan
meningkatkan pasar-pasar dan menjamin harga yang lebih tinggi. Hal ini akan
memberikan pengahsilan lebih tinggi dan secara otomatis laba yang akan
diperoleh semakin meningkat. Upaya perbaikan kualitas akan mengahasilkan
peningkatan ke-luaran (output) yang bebas dari kerusakan atau mengurangi
produk yang cacat. Berkurangnya produk yang cacat berarti bebrkurang pula
biaya operasi yang dikeluarkan perusahaan sehingga akan diperoleh laba yang
semakin tinggi.
According to the practical evidences, the TQM principles help the schools
in following clauses, adapun manfaat dari implementasi Manajemen Mutu
Terpadu di sekolah antara lain :
1) Membantu dalam menggambarkan kembali peran, tujuan dan tanggungjawab
sekolah. Denngan adanya penerapan TQM dalam pendidikan akan membantu
memperjelas peranan masing-masing komponen sekolah. Seperti kepala
sekolah, guru dan siswa serta masyarakat.
2) Meningkatkan sekolah sebagai ―Jalan Hidup”. Sebagian orang menganggap
bahwa sekolah hanya sebagai kebutuhan semata, tetapi dengan adanya
sekolah merupakan salah satu jalan bagi mereka untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik.
3) Memberikan bantuan dalam merencanakan pelatihan kepemimpinan secara
menyeluruh untuk pendidik pada semua tingkatan.
4) Membantu dalam menggunakan riset dan informasi praktis untuk memandu
kebijakan dan pelaksanaan kegiatan disekolah serta di tujukan untuk adanya
perbaikan secara terus menerus. Hal ini akan berdampak pada adanya upaya
penelitian serta adanya penyediaan informasi mengenai sekolah..
5) Mendesain secara menyeluruh pengembangan anak. Artinya bahwa dengan
adanya TQM akan memberikan manfaat pada desain atau rancangan dalam
pengembangan peserta didik.16
7. Peran Manajemen Mutu Terpadu di Madrasah
W. Edward Deming diakui sebagai ―bapak mutu ―. Beberapa prinsip
pokok yang dapat diterapkan dalam bidang pendidikan antara lain :
a. Anggota dewan sekolah dan administrator harus menerapkan tujuan mutu
pendidikan yang akan di capai.
b. Menekankan pada upaya pencegahan kegagalan pada siswa, bukannya
mendeteksi kegagalan setelah peristiwanya terjadi.
c. Asal diterapkan secara ketat, penggunaan metode kontrol statistik dapat
membantu memperbaiki outcome siswa dan administratif.17
Juran menyebutkan mutu sebagai ―Tepat Untuk Pakai” dan menegaskan
bahwa dasar misi mutu sebuah sekolah adalah ―Mengembangkan program dan
16 Syarifuddin, Op Cit, Hlm. 40
17