HASIL PENELITIAN
2. Perbandingan Karakteristik Edge Habitat Musim Dingin SMA di Kalbar dan Kalsel
Kalimantan selatan merupakan salah satu provinsi yang dijadikan habitat musim dingin oleh SMA. Karakteristik edge habitat yang dihasilkan terdiri atas delapan komponen utama (Hasanah 2011). Komponen utama yang dihasilkan adalah hutan dataran rendah, kelas kemiringan lahan 3-15% (agak datar dan berbukit), lanskap pertanian, kemiringan lahan lebih dari 15% (berbukit dan pegunungan), hutan rawa gambut, hutan mangrove, kemiringan lahan 0-3% (datar) serta elevasi kurang dari 300 meter, dan badan air. Edge habitat terletak pada Taman Hutan Raya Sultan Adam; Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan; dan Muara Barito (Hasanah 2011).
43
Seperti core habitat, telah dilakukan uji statistika t-student untuk memperoleh perbandingan edge habitat di Kalbar dan Kalsel. Hasil dari uji t- student ini menyatakan bahwa karakteristik edge habitat di Kalbar dan Kalsel berbeda nyata. Hasil uji t-student telah disajikan pada Tabel 8. Diagram persamaan dan perbedaan karakteristik core habitat di Kalbar dan Kalsel dapat dilihat pada Gambar 25 dan perbandingan variabel lingkungan edge habitat
SMA disajikan pada Tabel 11. Menurut diagram tersebut, tidak diperoleh suatu persamaan karakteristik lanskap edge habitat di Kalbar dan Kalsel. Hal ini sesuai dengan hasil yang diperoleh melalui uji statistika t-student.
Keterangan :
- KUnc : Komponen Utama ke-n untuk core habitat
- KUne : Komponen Utama ke-n untuk edge habitat
Gambar 25. Diagram Persamaan dan Perbedaan Karakteristik Lanskap Edge Habitat Musim Dingin SMA di Kalimantan Barat
Terdapat beberapa perbedaan antara edge habitat musim dingin SMA di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat memiliki beberapa perbedaan. Sama halnya dengan core habitat, perbedaan di kedua provinsi ini terdiri atas dua tipe, yakni KU yang sama dengan urutan berbeda dan karakteristik unik yang hanya dijumpai pada masing-masing kedua wilayah tersebut. Terdapat dua karakteristik yang sama pada kedua kawasan namun memiliki perbedaan posisi KU sehingga memiliki tingkat kepentingan karakteristik yang berbeda.
Karakteristik lanskap habitat yang sama dengan urutan berbeda antara lain karakteristik lanskap sawah, hutan rawa, hutan lahan kering, kelas kemiringan lahan 0-25%, elevasi 0-300, dan elevasi lebih dari 500 m. Karakteristik lanskap sawah muncul sebagai KU1e di Kalbar dan KU3e di Kalsel. Karakteristik lanskap hutan rawa merupakan KU6e di Kalbar dan KU5e di Kalsel. Karakteristik lanskap dengan kemiringan lahan 0-3%, 3-8%, 8-15%, dan 15-25% merupakan komponen utama yang muncul dengan urutan KU10e di Kalbar dan KU7e di Kalsel, KU9e di Kalbar dan KU2e di Kalsel, KU5e di
Edge Habitat Kalbar
KU1e KU2e KU3e KU4e KU5e KU6e KU7e KU8e KU9e KU10e KU11e KU12e KU13e
Edge Habitat Di Kalbar KU1e KU2e KU3e KU4e KU5e KU6e KU7e KU8e Persamaan T I D A K A D A
Kalbar dan KU2e di Kalsel, serta KU13e di Kalbar dan KU4e di Kalsel. Karakteristik lanskap dengan elevasi 0-300 muncul komponen utama dengan urutan ke sebelas (KU11e) di Kalbar dan urutan ketujuh (KU7e) di Kalsel. Karakteristik lainnya yang memiliki persamaan dengan kedudukan yang berbeda adalah elevasi 500-1000 m muncul dengan urutan KU3e di Kalbar dan KU1e di Kalsel.Karakteristik terakhir yang muncul adalah elevasi lebih dari 1000 m dengan posisi KU7e Kalbar dan KU1e Kalsel.
Karakteristik unik yang ada hanya pada edge habitat musim dingin Kalimantan Barat jarak terdekat ke perkebunan kelapa sawit dan jarak terdekat ke lahan terbangun. Jarak terdekat dengan badan air, hutan mangrove, elevasi 300-500 m, dan kelas kemiringan lahan pegunungan (25-40%) merupakan karakteristik unik yang ada pada edge habitat musim dingin di Kalimantan Selatan.
Tabel 11. Perbandingan Variabel Lingkungan Edge Habitat SMA di Kalbar dan Kalsel
Komponen
Utama Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Selatan (Hasanah 2011)
KU1 Jarak Terdekat ke Semak Belukar (JTSB) Jarak Terdekat ke Hutan Lahan Kering (JTHK) Jarak Terdekat ke Sawah (JTSH) Jarak terdekat ke Elevasi 300-500 m (JTE2)
Jarak terdekat ke Elevasi 500-700 m (JTE3) Jarak terdekat ke Elevasi 700-1000 m (JTE4)
Jarak terdekat ke Elevasi > 1000 m (JTE5)
KU2 Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan > 40% (JTK6)
Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 3-8% (JTK2)
Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 8-15% (JTK3)
KU3 Jarak terdekat ke Elevasi 500-700 m (JTE3)
Jarak Terdekat ke Lahan Terbuka (JTBK) Jarak Terdekat ke Sawah (JTSH)
Jarak terdekat ke Elevasi 700-1000 m (JTE4) Jarak Terdekat ke Lahan Perkebunan/Persawahan (JTPS) KU4 Jarak Terdekat ke Hutan Lahan Kering (JTHK) Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 15-25% (JTK4)
Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 25-40% (JTK5) Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan >40% KU5 Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 8-15% (JTK3) Jarak Terdekat ke Hutan Rawa Gambut (JTHR) KU6 Jarak Terdekat ke Hutan Rawa Gambut (JTHR) Jarak Terdekat ke Hutan Mangrove (JTMG) KU7 Jarak terdekat ke Elevasi >1000 m ( JTE5)
Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 0-3% (JTK1) Jarak Terdekat ke Elevasi 0-300 m (JTE1) KU8 Jarak Terdekat ke Lahan Terbangun (JTBG) Jarak Terdekat ke Badan Air (JTBA)
KU9 Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 0-3% (JTK1) -
KU10 Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 3-8% (JTK2) -
KU11 Jarak terdekat ke Elevasi 0-300 m (JTE1) -
KU12 Jarak Terdekat ke Hutan Lahan Kering (JTHK) -
KU13 Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 15-25% (JTK4) -
Rencana Pengelolaan Lanskap Habitat Musim Dingin SMA di Kalimantan Barat
Migrasi satwa ke Kalimantan Barat merupakan hal yang menarik untuk dipelajari.Aktifitas ini merupakan sebuah tolak ukur kondisi Provinsi Kalimantan Barat memiliki kesesuaian ekologis yang tinggi bagi burung pemangsa pada umumnya dan SMA pada khususnya sebagai kawasan tujuan migrasi. SMA merupakan indikator lingkungan karena posisinya pada rantai makanan yang berada pada top predator. Dengan keberadaan SMA, kita pun dapat menilai kualitas lanskap habitatnya yang terdiri atas komponen biotik dan abiotik, seperti air, tanah, udara, dan ketersediaan sumber daya alam. Lanskap habitat ini tidak
45
hanya dimanfaatkan oleh SMA saja melainkan dapat memberikan manfaat kepada manusia yang ada atau tinggal disekitar habitat SMA. Dengan adanya nilai manfaat bagi lanskap dan manusia, keberadaan habitat SMA perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan lanskap habitat ini perlu dilakukan pada core dan edge habitat musim dingin SMA agar karakteristik dari kedua tipe habitat tersebut pun dapat terjaga dengan baik.
Karakteristik lanskap habitat di core dan edge habitat perlu dilestarikan agar aktifitas migrasi burung pemangsa, khususnya SMA, dapat terus berlangsung. Konversi lahan yang terus berlangsung di Kalimantan Barat dapat mempengaruhi keberlanjutan karakteristik lanskap habitat SMA. Selain itu juga, aktivitas manusia yang memiliki kecenderungan untuk pemanfaatan maksimum memiliki kemampuan untuk mengurangi kualitas lingkungan suatu bentuk lanskap, dalam hal ini lanskap habitat musim dingin SMA. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pengelolaan yang berintegrasi bagi pihak-pihak pengelola ataupun pimpinan yang mengambil dan membuat keputusan dalam mengelola Provinsi Kalimantan Barat.
Dengan diperolehnya karakteristik core dan edge habitat musim dingin SMA, penyusunan pengelolaan lanskap habitat musim dingin SMA dapat dilakukan. Rencana pengelolaan lanskap habitat SMA ini dapat dibedakan menjadi dua bagian berdasarkan jangka waktunya, yaitu jangka pendek dan jangka panjang pada masing-masing core dan edge habitat.