• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Kinerja dan Risiko Secara Keseluruhan Antara Reksadana Syariah dengan Reksadana Konvensional dari Tahun

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Reksadana Kategori Pendapatan Tetap

4.4 Perbandingan Kinerja dan Risiko Secara Keseluruhan Antara Reksadana Syariah dengan Reksadana Konvensional dari Tahun

2007-2010.

Dalam subbab ini akan dilakukan analisis dan pembahasan keseluruhan kategori reksadana, yaitu reksadana pendapatan tetap, reksadana campuram, dan reksadana saham baik itu dari jenis reksadana syariah maupun dari reksadana konvensional. Dengan dilakukan analisis ini nantinya akan diketahui reksadana jenis mana yang memiliki kinerja terbaik dan juga dapat diketahui seberapa besar tingkat risiko dari masing-masing jenis reksadana baik itu reksadana konvensional maupun reksadana syariah.

Tabel 4.10. Hasil Analisis Sharpe, Treynor, dan Jensen Secara Keseluruhan Jenis Reksadana Syariah Konvensional Keterangan Sharpe σp Sharpe σp Pendapatan Tetap

0,0468 0,0241 0,0127 0,0216 Syariah Lebih Baik

Campuran 0,0522 0,0208 0,0438 0,0273 Syariah Lebih Baik

Saham 0,1432 0,0372 0,0844 0,0193 Syariah Lebih Baik

Jenis Reksadana Syariah Konvensional Keterangan Treynor βp Treynor βp Pendapatan Tetap -0,1221 -0,0092 0,0035 0,0787 Konvensional Lebih Baik Campuran 0,0016 0,6674 0,0019 0,6351 Konvensional Lebih Baik

Saham 0,0062 0,8537 0,0015 1,0697 Syariah Lebih Baik

Jenis Reksadana Syariah Konvensional Keterangan Jensen βp Jensen βp Pendapatan Tetap

0,0011 -0,0092 0,0002 0,0787 Syariah Lebih Baik

Campuran 0,0007 0,6674 0,0008 0,6351 Konvensional Lebih Baik

Saham 0,0049 0,8537 0,0010 1,0697 Syariah Lebih Baik

Universitas Indonesia 4.4.1 Analisis Sharpe

Pada reksadana pendapatan tetap, kinerja reksadana syariah lebih baik dibandingkan dengan reksadana konvensional karena nilai rasio Sharpe reksadana syariah lebih besar, yaitu sebesar 0,0468 dibandingkan dengan reksadana konvensional sebesar 0,0127. Untuk tingkat risiko, terlihat bahwa reksadana konvensional memiliki standar deviasi yang lebih rendah sebesar 0,0216 dibandingkan dengan reksadana syariah sebesar 0,0241. Hal ini mengindikasikan bahwa risiko reksadana konvensional lebih kecil dibandingkan dengan reksadana syariah.

Pada reksadana campuran, kinerja reksadana syariah lebih baik dibandingkan dengan reksadana konvensional karena nilai rasio Sharpe reksadana syariah lebih besar, yaitu sebesar 0,0522 dibandingkan dengan reksadana konvensional sebesar 0,0438. Untuk tingkat risiko, terlihat bahwa reksadana syariah memiliki standar deviasi yang lebih rendah sebesar 0,0208 dibandingkan dengan reksadana konvensional sebesar 0,0273. Hal ini mengindikasikan bahwa risiko reksadana syariah lebih kecil dibandingkan dengan reksadana konvensional.

Pada reksadana saham, kinerja reksadana syariah lebih baik dibandingkan dengan reksadana konvensional karena nilai rasio Sharpe reksadana syariah lebih besar, yaitu sebesar 0,1432 dibandingkan dengan reksadana konvensional sebesar 0,0844. Untuk tingkat risiko, terlihat bahwa reksadana konvensional memiliki standar deviasi yang lebih rendah sebesar 0,0193 dibandingkan dengan reksadana syariah sebesar 0,0372. Hal ini mengindikasikan bahwa risiko reksadana konvensional lebih kecil dibandingkan dengan reksadana syariah.

4.4.2 Analisis Treynor

Pada reksadana pendapatan tetap, kinerja reksadana konvensional lebih baik dibandingkan dengan reksadana syariah karena nilai rasio Treynor reksadana konvensional lebih besar, yaitu sebesar 0,0035 dibandingkan dengan reksadana syariah sebesar -0,1221. Untuk tingkat risiko, terlihat bahwa reksadana syariah memiliki nilai beta yang lebih rendah sebesar -0,0092 dibandingkan dengan reksadana konvensional

sebesar 0,0787. Hal ini mengindikasikan bahwa risiko sistematis reksadana syariah lebih kecil dibandingkan dengan reksadana konvensional.

Pada reksadana campuran, kinerja reksadana konvensional lebih baik dibandingkan dengan reksadana syariah karena nilai rasio Treynor reksadana konvensional lebih besar, yaitu sebesar 0,0019 dibandingkan dengan reksadana syariah sebesar 0,0016. Untuk tingkat risiko, terlihat bahwa reksadana konvensional memiliki nilai beta yang lebih rendah sebesar 0,6351 dibandingkan dengan reksadana syariah sebesar 0,6674. Hal ini mengindikasikan bahwa risiko sistematis reksadana konvensional lebih kecil dibandingkan dengan reksadana syariah.

Pada reksadana saham, kinerja reksadana syariah lebih baik dibandingkan dengan reksadana konvensional karena nilai rasio Treynor reksadana syariah lebih besar, yaitu sebesar 0,0062 dibandingkan dengan reksadana konvensional sebesar 0,0015. Untuk tingkat risiko, terlihat bahwa reksadana syariah memiliki nilai beta yang lebih rendah sebesar 0,8537 dibandingkan dengan reksadana konvensional sebesar 1,0697. Hal ini mengindikasikan bahwa risiko sistematis reksadana syariah lebih kecil dibandingkan dengan reksadana konvensional.

4.4.3 Analisis Jensen

Pada reksadana pendapatan tetap, kinerja reksadana syariah lebih baik dibandingkan dengan reksadana konvensional karena nilai rasio Jensen reksadana syariah lebih besar, yaitu sebesar 0,0011 dibandingkan dengan reksadana konvensional sebesar 0,0002. Untuk tingkat risiko, terlihat bahwa reksadana syariah memiliki nilai beta yang lebih rendah sebesar -0,0092 dibandingkan dengan reksadana konvensional sebesar 0,0787. Hal ini mengindikasikan bahwa risiko sistematis reksadana syariah lebih kecil dibandingkan dengan reksadana konvensional.

Pada reksadana campuran, kinerja reksadana konvensional lebih baik dibandingkan dengan reksadana syariah karena nilai rasio Jensen reksadana konvensional lebih besar, yaitu sebesar 0,0008 dibandingkan dengan reksadana syariah sebesar 0,0007. Untuk tingkat risiko, terlihat bahwa reksadana konvensional memiliki nilai beta yang lebih rendah sebesar

Universitas Indonesia 0,6351 dibandingkan dengan reksadana syariah sebesar 0,6674. Hal ini mengindikasikan bahwa risiko sistematis reksadana konvensional lebih kecil dibandingkan dengan reksadana syariah.

Pada reksadana saham, kinerja reksadana syariah lebih baik dibandingkan dengan reksadana konvensional karena nilai rasio Jensen reksadana syariah lebih besar, yaitu sebesar 0,0049 dibandingkan dengan reksadana konvensional sebesar 0,0010. Untuk tingkat risiko, terlihat bahwa reksadana syariah memiliki nilai beta yang lebih rendah sebesar 0,8537 dibandingkan dengan reksadana konvensional sebesar 1,0697. Hal ini mengindikasikan bahwa risiko sistematis reksadana syariah lebih kecil dibandingkan dengan reksadana konvensional.

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada bab 4, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai kinerja dan risiko dari suatu reksadana sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis Sharpe, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Pada reksadana pendapatan tetap, reksadana yang memiliki kinerja terbaik adalah reksadana syariah. Untuk risiko, reksadana konvensional memiliki risiko yang lebih kecil.

b. Pada reksadana campuran, reksadana yang memiliki kinerja terbaik adalah reksadana syariah. Untuk risiko, reksadana syariah memiliki risiko yang lebih kecil.

c. Pada reksadana saham, reksadana yang memiliki kinerja terbaik adalah reksadana syariah. Untuk risiko, reksadana konvensional memiliki risiko yang lebih kecil.

2. Berdasarkan hasil analisis Treynor, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Pada reksadana pendapatan tetap, reksadana yang memiliki kinerja terbaik adalah reksadana konvensional. Untuk risiko, reksadana syariah memiliki risiko sistematis yang lebih kecil.

b. Pada reksadana campuran, reksadana yang memiliki kinerja terbaik adalah reksadana konvensional. Untuk risiko, reksadana konvensional memiliki risiko sistematis yang lebih kecil.

c. Pada reksadana saham, reksadana yang memiliki kinerja terbaik adalah reksadana syariah. Untuk risiko, reksadana syariah memiliki risiko sistematis yang lebih kecil.

Dari hasil analisis Sharpe dan Treynor secara bersamaan dapat juga ditarik kesimpulan bahwa baik itu reksadana syariah maupun reksadana

Universitas Indonesia konvensional, yang terdiversifikasi dengan baik adalah dari kategori reksadana saham.

3. Berdasarkan hasil analisis Jensen, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Pada reksadana pendapatan tetap, reksadana yang memiliki kinerja terbaik adalah reksadana syariah. Untuk risiko, reksadana syariah memiliki risiko sistematis yang lebih kecil.

b. Pada reksadana campuran, reksadana yang memiliki kinerja terbaik adalah reksadana konvensional. Untuk risiko, reksadana konvensional memiliki risiko sistematis yang lebih kecil.

c. Pada reksadana saham, reksadana yang memiliki kinerja terbaik adalah reksadana syariah. Untuk risiko, reksadana syariah memiliki risiko sistematis yang lebih kecil.

Dari hasil analisis Jensen ini dapat juga ditarik kesimpulan bahwa manajer portofolio yang superior dalam mengelola portofolionya terdapat pada reksadana syariah maupun reksadana konvensional pada kategori saham.