• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan leasing dengan perjanjian lainnya

BAB I PENDAHULUAN

2.2 Leasing

2.2.5 Perbedaan leasing dengan perjanjian lainnya

Pada prinsipnya leasing tidak sama dengan sewa menyewa. Dilihat dari istilah lease yang dipakai, memang benar bahwa leasing itu

110Sunaryo, op.cit., Hal. 60.

merupakan pengembangan dari sewa menyewa. Jadi dapat dikatakan bahwa leasing merupakan bentuk stereotype dari sewa menyewa. Tetapi karena leasing sudah berkembang sedemikian rupa dan mempunyai kedudukan tersendiri dalam sistem hukum tentang pembiayaan, maka sangat tidak tepat jika diberlakukan terhadap leasing ketentuan tentang sewa menyewa, misalnya yang terdapat dalam buku ketiga KUH Perdata. Walaupun diakui pula bahwa banyak juga para ahli yang berpendapat bahwa leasing seharusnya tunduk kepada perjanjian sewa menyewa dalam buku ketiga itu. Beberapa perbedaan antara leasing dengan sewa menyewa biasa dapat disebutkan sebagai berikut:

(a) Salah satu perbedaan pokok antara sewa menyewa biasa dengan leasing adalah bahwa dalam sewa menyewa biasa, masalah jangka waktu sewa atau umur pemakaian barang tidak menjadi fokus utama.

Tetapi tidak demikian halnya dalam leasing.111

(b) Di samping itu, leasing pada prinsipnya dianggap sebagai salah satu metode pembiayaan bisnis, dan tidak demikian halnya dengan perjanjian sewa menyewa biasa.

(c) Objek dari perjanjian sewa menyewa berupa barang berwujud yang berbentuk apa saja, sementara objek dari leasing umum-nya adalah barang modal, alat produksi, atau beberapa bentuk barang konsumsi.

111Munir Fuady II, op.cit., Hal. 22.

(d) Jika leasing menjadi suatu kegiatan bisnis, maka lessor-nya haruslah berbentuk perusahaan pembiayaan, sedangkan lessor pada sewa menyewa biasa tidak pembatasan khusus.

(e) Pada leasing, lessor berkedudukan sebagai penyandang dana, baik tunggal atau bersama-sama dengan penyandang dana lainnya, sementara barang objek leasing disediakan oleh pihak ketiga atau oleh lessee sendiri. Sebaliknya pada sewa menyewa biasa, barang objek sewa adalah memang miliknya lessor. Jadi kedudukan lessor adalah sebagai pihak yang menyediakan barang objek sewa.

(f) Jangka waktu dalam leasing adalah terbatas, sementara jangka waktu pada sewa menyewa biasa bisa terbatas dan bisa tidak.

(g) Dokumen-dokumen dalam perjanjian leasing jauh lebih rumit dibandingkan dengan sewa menyewa biasa.

(h) Pada leasing biasanya masih dibutuhkan jaminan-jaminan tertentu sedangkan pada sewa menyewa umumnya tidak ada jaminan tersebut. Jaminan tersebut umumnya berupa personal guarantee, fidusia terhadap barang modal yang bersangkutan, kuasa menjual barang modal, dan sebagainya.112

B. Perbedaan Leasing dengan Sewa-Beli

Dalam Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor:

34/Kp/II/80, tentang Perizinan Kegiatan Usaha Sewa Beli (Hire

112Munir Fuady II, op.cit., Hal. 23.

Purchase), Jual Beli dengan Angsuran dan Sewa (Renting), tertanggal 1 Pebruari 1980, dapat ditemukan definisinya sebagai berikut :

"Sewa beli (hire purchase) adalah :

Jual beli barang dimana penjual melaksanakan penjualan barang dengan cara memperhitungkan setiap pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dengan pelunasan atas harga barang yang telah disepakati bersama dan yang diikat dalam suatu perjanjian, serta hak milik atas barang tersebut baru beralih dari penjual kepada pembeli setelah jumlah harganya dibayar lunas oleh pembeli kepada penjual,"113

Dari definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan mengenai perbedaan antara leasing dengan perjanjian sewa beli, yaitu :

a. Pada perjanjian leasing, lessor biasanya pihak yang menyediakan dana dan membiayai pembelian barang tersebut seluruhnya dan bertindak sebagai lembaga keuangan, sedangkan pada perjanjian sewa beli penjual adalah produsen atau pedagang yang berusaha menjual barangnya;

b. Masa leasing biasanya ditetapkan sesuai dengan umur kegunaan barang yang diperkirakan dan angsuran imbalan jasa disesuaikan dengan hasil usaha lessee yang diperkirakan oleh lessor, sedangkan tidak selalu demikian halnya dengan sewa-beli. di mana masa pembayaran angsuran ditetapkan atas dasar kemampuan pembeli;

113Amin Widjaja Tunggal dan Arif Djohan Tunggal, op.cit., Hal. 21.

c. Dalam sewa beli si pembeli bermaksud untuk memiliki barang tersebut, sedangkan dalam hal leasing sama sekali tidak ada tujuan tersebut pada lessee. Jadi dapat dikatakan bahwa pada akhir masa sewa beli, hak milik atas barang dengan sendirinya beralih kepada pembeli. Sedangkan pada leasing, lessee memutuskan apakah akan mempergunakan hak opsinya untuk membeli, memperpanjang ataupun mengembalikan barang yang bersangkutan kepada lessor dan hanya setelah pembayaran harga pembelian hak milik atas barang tersebut beralih pada lessee.114

C. Perbedaan Leasing Dengan Jual Beli Secara Angsuran

Jual Beli Secara Angsuran tidak diatur dalam KUH Perdata, tetapi konstruksi hukumnya diterima dalam praktik dan dunia perdagangan.

Jual beli dengan angsuran adalah jual beli barang di mana penjual melaksanakan penjualan barang dengan cara menerima pelunasan pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dengan beberapa kali angsuran atas harga barang yang telah disepakati bersama dan yang diikat dalam suatu perjanjian serta hak milik atas barang tersebut beralih dari penjual kepada pembeli. Syarat-syarat serta ketentuan-ketentuannya diatur dalam perjanjian yang dibuat di antara kedua belah pihak. Adapun perbedaannya dengan Leasing adalah:

114Amin Widjaja Tunggal dan Arif Djohan Tunggal, op.cit., Hal. 22.

1) Lessor sebagai pihak yang penyedia dana dan membiayai pembelian barang, sedangkan jual beli dengan angsuran, penjual adalah produsen atau pedagang barang yang berusaha menjual barangnya.

2) Masa leasing ditetapkan sesuai dengan umur kegunaan barang, sedangkan masa pembayaran angsuran ditetapkan atas dasar kemampuan pembeli.

3) Pada akhir jual beli dengan angsuran, hak milik atas barang dengan sendirinya beralih kepada pembeli. Sedangkan pada financial leasing ditentukan oleh hak opsi.115

D. Perbedaan Leasing Dengan Loan

Terdapat perbedaan antara loan (yang diberikan oleh bank) dengan leasing (yang diberikan oleh perusahaan pembiayaan). Karena terdapat perbedaan antara leasing dengan loan (pinjam uang), maka ketentuan hukum tentang pinjam meminjam dalam buku ketiga KUH Perdata tidak berlaku terhadap leasing. Demikian juga tidak berlaku untuk leasing segala ketentuan tentang loan dalam peraturan perundang-undangan lain, seperti dalam Undang-Undang Perbankan, dan peraturan perbankan lainnya.

Di antara perbedaan antara loan dengan leasing tersebut adalah sebagai berikut:

115Ahmad Muliadi, op.cit., Hal. 33.

(a) Loan bertujuan menyediakan dana sementara leasing bertujuan menyewakan barang modal. Karena itu, leasing dikategorikan juga sebagai assets based finance.

(b) Loan terfokus kepada uang, jadi kreditur bukan pemilik dari barang yang didanai, sementara dalam leasing paling tidak secara yuridis, lessor merupakan pemilik fasilitas/barang modal.

(c) Pada loan, risikonya berupa financial risk, sementara pada leasing, risikonya berupa financial risk dan physical risk atas barang modal.

(d) Jaminan hutang pada loan adalah barang bergerak atau tidak bergerak yang seringkali tidak ada hubungannya dengan116 tujuan penggunaan dana pinjaman. Sementara pada leasing jaminannya berupa barang modal yang dibeli dengan dana dari leasing tersebut.

(e) Pada loan, jika ada wanprestasi dari pihak debitur, maka barang jaminan dilelang, dan kelebihan harganya dikembalikan kepada debitur. Sementara jika wanprestasi lessee pada leasing, pada prinsipnya lessor tinggal mengambil kembali barang modal tersebut tanpa harus memperhitungkan/mengembalikan kelebihan harga. Hal ini disebabkan karena barang modal tersebut masih

116Munir Fuady II, op.cit., Hal. 21.

merupakan milik lessor. Sungguhpun dalam praktek leasing, hal ini tidak selamanya konsisten diikuti.117

E. Perbedaan Sewa Guna Usaha dengan Usaha Modal Ventura, Anjak Piutang, dan Pembiayaan Konsumen

Usaha modal ventura, anjak piutang dan pembiayaan konsumen merupakan jenis-jenis lembaga pembiayaan lain yang mirip dengan sewa guna usaha. Meskipun mirip, menurut Sri Suyatmi dan J. Sadiarto di antara lembaga pembiayaan di atas ada perbedaannya, yaitu kalau usaha modal ventura bentuk kegiatannya adalah penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan, dan perusahaan mana sudah ditentukan yang bisa/boleh dimasukinya. Adapun sewa guna usaha bukanlah termasuk penyertaan modal, tetapi sebatas pembiayaan barang modal yang dibutuhkan oleh perusahaan (lessee).

Perbedaan antara sewa guna usaha dan anjak piutang adalah kalau anjak piutang hanya berupa pengalihan piutang karena adanya pembayaran oleh perusahaan anjak piutang. Di samping itu, kegiatannya tidak hanya terbatas pada pembiayaan barang modal saja, tetapi termasuk juga uang dan surat berharga. Adapun sewa guna usaha kegiatannya hanya berupa pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal kepada lessee.

Di sisi lain perbedaan sewa guna usaha dengan pembiayaan konsumen bisa dilihat dari hak atas barang setelah masa kontrak

117Munir Fuady II, op.cit., Hal. 22.

berakhir. Pada pembiayaan konsumen, setelah masa kontrak berakhir, hak atas barang secara penuh milik lessee (konsumen). Sebaliknya dalam sewa guna usaha (operating lease), setelah masa kontrak berakhir, hak atas barang modal tetap penuh milik lessor.118

Dokumen terkait