• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PROSES MORFEMIS DAN MORFOFONEMIK

3.7. Persamaan dan Perbedaan

3.7.2. Perbedaan

Dari analisis diatas juga dapat dilihat perbedaan morfofonemik pada proses morfemis nomina bahasa Jepang dan bahasa Indonesia yaitu:

1. pada afiksasi dengan prefiks dan sufiks dalam bahasa Indonesia ada yang mengalami morfofonemik yang berupa peluluhan fonem, yaitu peluluhan fonem /k/, /t/, /f/, /p/, /s/ ke dalam fonem /ng/ pada prefiks me- dan pe-.

Sedangkan dalam bahasa Jepang tidak ada.

2. pada afiksasi dengan sufiks dalam bahasa Indonesia ada yang mengalami morfofonemik yang berupa pergeseran fonem, yaitu pada sufiks –i dan –an.

Sedangkan dalam bahasa Jepang tidak ada.

3. Komposisi dalam bahasa Indonesia tidak mengalami morfofonemik, sedangkan dalam bahasa Jepang ada yang mengalami morfofonemik yang berupa perubahan fonem, yaitu:

● fonem /e/ ► /a/

● fonem /k/ ► /g/

● fonem /i/ ► /o/

● fonem /t/ ► /d/

● fonem /f/ ► /b/

● fonem /h/ ► /b/

● fonem /ch/ ► /j/

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.

Yogyakarta: Rineka Cipta.

Cahyono, Yudi.B. 1995. Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press.

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Djajasudarma, Fatimah. 1993. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Eresco.

Hariwijaya dan Bisri M. Djaelani. 2006. Teknik Menulis Skripsi dan Thesis.

Yogjakarta:Zenith Publisher.

Koizumi, Tamotsu. 1993. 言 語 学 入 門 (Gengogakunyumon : Pengantar Linguistik). Tokyo: Daishukan Shoten

Lass, Roger. 1991. Fonologi. Semarang: IKIP Semarang Press.

Mahmun, M.S. 2005. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Makino, Seichi dan Michio Tsutsui. 2003. A Dictionary of Intermediate Japanese Grammar. Tokyo: The Japan Times, ltd.

Matsuura, Kenji. 2005. Kamus Jepang-Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Muchtar, Muhizar. 2006. Morfologi (kompilasi). Universitas Sumatera Utara.

Nelson, Andrew. 2002. Kamus Kanji Modern Jepang Indonesia. Jakarta: Kesaint Blanc.

Nomura, Masaaki. 1992.

日本語の辞典

(Nihongono Jiten : Kamus Bahasa Jepang). Seiji Koike.

Ridwan, A. 1997. Dasar-Dasar Linguistik. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Pamungkas dan Hidayat Syamsul.1995. Inti Sarikata Bahasa Indonesia.

Surabaya: Apollo.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Simanjuntak, Herpinus. 2006. Percakapan dan Tata Bahasa Jepang.

Jakarta:Kesaint Blanc.

Situmorang, Hamzon. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Medan: USU Press.

Soeparno. 2003. Dasar-dasar Linguistik. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.

Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik. Jogyakarta : Gajah Mada University Press.

Sudjianto dan A. Sahidi. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta:

Kesaint Blanc.

Sutedi, Dedi. 2003. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora Utama Press.

Vance, Timothy J.1993. Prefiks dan Sufiks dalam Bahasa Jepang. Jakarta:

Kesaint Blanc.

Yanagisawa, Yoshiaki dan Eriko Ishii. 1998. Japanese Language Resource 1000 Book (日本語教育重要用語: nihongokyouikujuuyouyougo). バベル・プ レス (baberu press)

http://id.wikipedia.org/wiki/Nomina. 2-4-2008.

http://ja.wikipedia.org/wiki/%E7%95%B3%E8%AA%9E. Subjek: 畳語 (jougo).

28-2-2008.

http://ja.wikipedia.org/wiki/%E5%90%88 %E6%88%90%E8%aAA%9E. Subjek:

合成語 (gouseigo). 28-2-2008

http://home.hiroshima-u.ac.jp/mituyos/kotoba1.html. Yoshida, Mitsunobu. 1993.

ことばを問う」講義ノート (kotoba wo toukougi no-to)

.

28-2-2008.

http://www.nobi.or.jp/i/kotoba/jougo/index.html. 28-2-2008.

http://www.geocities.com/liacybercampus/lingua2. (Wahyudin, Agus. 2003.

“Kata dan Kalimat dalam Karangan Ilmiah.” Jurnal Ilmiah Lingua, Vol. 2, No. 2.). 30-4-2008.

http://209.85.175.104/search?q=cache:bDmHkJudJ4UJ:harp.cc.it-hiroshima.ac.jp/

dspace/ bitstream/123456789/104/1/56-01-%E5%B0%8F%E6%9E%

97.pdf+%E6%97% A5%E6%9C%AC% E8%AA%9E%E3%81%AE%

E8%AA% 9E%E5%BD%A2%

E6%88%90%E3%81%AE%E5%90%8D %E8%A9%

9E%E5%BD%A2%E3%81%AE%E5%A4%89%E5%8C%

96&hl=ja&ct=clnk&cd=8.

(Kobayashi, Yasuhide. “日本語複合名詞の母音交替” (nihongo fukugou meishi no boinkoutai : Ablaut of Japanese Compound Nouns). Hiroshima Associated Repository Portal.) 2-5-2008.

ようし

要旨

インドネシア語と日本語の語形成の中には変音現象があって、「形態

音韻論」とも言う。形態音韻論は音便の変化する語形成の経過である。例

えば、インドネシア語には menelepon の /me-/ の 接頭辞 は /men-/ になり、

日本語にも「めんどり mendori」の「め me」の接頭辞は「めん men」に

な る。しかし、外国語として日本語とインドネシア語の特徴と記号は違

っている。それで、この論文は日本語とインドネシア語の語形成の形態音

韻論の比較について調査した。「語形成」と言うのはインドネシア語と日

本語の名詞の接辞、重複、複合語である。調査はインドネシア語と日本語

から名詞で語形成の形態音韻論の類似と相違を見つけるために、比較方法

でされた。結果は、類似が次のとおりである。(a)インドネシアには同じ

形態音韻論の記号の接頭辞が二つ あり /me-/ と /pe-/ で, 日本 語にもある。

それは「め me」と「お o」である。(b)インドネシア語と日本語の接頭辞

は付加もあり, インドネシア語では /me-/ → /men/ で、日本語では「め

me」→「めん men」で、 削除もある。それはインドネシア語では /ber-/

/be-/ , 日本語の「かっこく kakkoku」は「かく kaku」

かっ kak」

になっている。(c)インドネシア語と日本語の重複は置換 があり、sayur

sayur-mayur, 「shima」

→「

shimajima」である。インドネ シア語の接辞 相違では溶解もあり /mematung/

→ /

me- / + /patung/ で、 移動もあり

/ja-lan/

/ja-la-nan/ が、日本語の接辞では溶解と移動をしない。 逆に、日本

語の複合語は置換がある「ama」+「kasa」

→「

amagasa」が、インドネシ

ア語の複合語には置換がない。その変音現象はイアンドネシア語も日本語

において発音の便宜のためである。

ABSTRAK

Dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang ada pembentukan kata yang mengalami perubahan bunyi yang disebut juga “morfofonemik”. Morfofonemik merupakan proses perubahan kata yang disertai dengan perubahan bunyi. Seperti awalan me- dalam bahasa Indonesia pada kata menelepon berubah menjadi men-, dan awalan「め me-」dalam bahasa Jepang pada kata「めんどり mendori」

juga berubah menjadi「めん men-」. Namun bahasa Jepang sebagai bahasa asing mempunyai ciri dan kaidah yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Maka skripsi ini membahas tentang perbandingan morfofonemik pada proses morfemis dalam bahasa Indonesia dengan bahasa Jepang. Pembentukan kata yang dimaksud berupa afiksasi, reduplikasi, dan komposisi dengan nomina dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang. Penelitian dilakukan dengan metode komparatif untuk menemukan persamaan dan perbedaan morfofonemik pada proses morfemis nomina yang terdapat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang. Hasil analisis menunjukkan bahwa: (a) ada 2 prefiks dalam bahasa Indonesia yang kaidah morfofonemiknya sama, yaitu me- dan pe-, dalam bahasa Jepang juga ada 2 prefiks yang sama kaidah morfofonemiknya yaitu me- dan o-. (b) prefiks dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang sama-sama ada yang mengalami penambahan fonem, /me-/ → /men-/ dalam bahasa Indonesia,「め me-」「めん men-」

dalam bahasa Jepang, dan pelesapan fonem, /ber-/

/be-/ dalam bahasa Indonesia, pada kata「かっこく kakkoku」 dalam bahasa Jepang fonem「かく kaku-」 menjadi「かっ kak-」. (c) reduplikasi pada bahasa Indonesia dan bahasa

Jepang itu juga sama-sama ada yang mengalami perubahan fonem (sayur

sayur-mayur dalam bahasa Indonesia, shima

shimajima dalam bahasa Jepang).

Perbedaan afiksasi dalam bahasa Indonesia yaitu: (a) ada yang mengalami morfofonemik yang berupa peluluhan fonem (mematung

me- + patung) dan

pergeseran fonem (ja-lan

ja-la-nan), namun afiksasi dalam bahasa Jepang tidak mengalaminya. (b) sebaliknya komposisi dalam bahasa Jepang ada yang mengalami morfofonemik yang berupa perubahan fonem「あま ama + かさ kasa

あ ま が さ amagasa), namun komposisi dalam bahasa Indonesia tidak mengalaminya. Fenomena perubahan bunyi ini terjadi untuk mempermudah dan memperlancar ucapan baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Jepang.

Dokumen terkait