• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PROSES MORFEMIS DAN MORFOFONEMIK

2.4. Tipe Morfofonemik

Menurut Soeparno (2003:79) berdasarkan sifat perubahannya morfofonemik bahasa Indonesia dibedakan 3 macam, yakni: asimilasi, desimilasi, dan fusi. Soeparno (2003:80) juga menyatakan berdasarkan wujud perubahannya dapat dibedakan atas 4 macam morfofonemik, yaitu: pengurangan, penambahan, penggantian, dan pergeseran.

Cahyono (1995:153) menyatakan proses perubahan fonem dapat digolongkan ke dalam beberapa tipe dengan istilah-istilah teknis tertentu. Tipe-tipe itu antara lain:

1. Asimilasi, ialah proses perubahan bunyi yang mengakibatkan mirip atau sama dengan bunyi lain di dekatnya.

Miasalnya: me - + beli ► membeli

2. Disimilasi, ialah proses perubahan bunyi yang terjadi bila dua bunyi yang sama berubah menjadi tak sama.

Misalnya: ber- + runding ► berunding

3. Elipsis, ialah penghilangan salah satu bunyi dalam pembentukan dalam proses morfofonemik. Misalnya ber- + kerja menjadi bekerja.

4. Metatesis, ialah perubahan dalam urutan fonem-fonem. Dalam bahasa Indonesia, bentuk almari dan lemari yang dapat digunakan secara silih berganti merupakan metatesis.

5. Sandi, ialah proses peleburan dua fonem vokal atau lebih menjadi satu fonem vokal. Misalnya, bentuk bhineka diturunkan dari bhina + ika.

Menurut Chaer (2003:196), perubahan fonem dalam proses morfofonemik bahasa Indonesia dapat berwujud: pemunculan fonem, pelesapan fonem, peluluhan fonem, perubahan fonem, dan pergeseran fonem.

1. Pemunculan fonem contohnya terlihat pada prefiks me- yang dilekatkan pada kata baca sehingga menjadi membaca; dimana terlihat muncul fonem /m/.

2. Pelesapan fonem terlihat pada prefiks ber- yang dilekatkan pada kata renang, dimana fonem /r/ dari prefiks itu hilang, sehingga menjadi berenang.

3. Proses peluluhan fonem terlihat pada prefiks me- yang dilekatkan pada kata sikat, yang menjadi menyikat, dimana fonem /s/ pada kata sikat itu luluh dalam fonem /ny/.

4. Proses perubahan fonem terlihat pada prefiks ber- yang dilekatkan pada kata ajar, yang menjadi belajar, dimana fonem /r/ dari prefiks itu berubah menjadi fonem /l/.

5. Proses pergeseran fonem terlihat dalam proses pengimbuhan sufiks -an pada kata jawab yang menjadi jawaban, dimana fonem /b/ yang semula berada pada silabel /wab/ pindah ke silabel /ban/.

Kemudian tipe morfofonemik bahasa Jepang yang terjadi pada morfem menurut Koizumi (1993:105-106) antara lain:

1. fuka (penambahan bunyi) Contoh: penambahan bunyi /er/

tsuku (lengket/lekat) ► tsukeru (melekatkan)

2. sakujo (penghilangan bunyi).

Contoh: pengurangan bunyi /er/

sakeru (mengembangkan) ► saku (kembang) 3. chikan (penggantian fonem).

Contoh: (atsumaru:berkumpul) ► atsumeru: mengumpulkan).

4. zero setsuji (imbuhan kosong).

Contoh:

fuku (bertiup) (自動詞, jidoushi) ► fuku (meniup /menghembus) (他動詞, tadoushi).

BAB III

ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN MORFOFONEMIK PADA PROSES MORFEMIS NOMINA BAHASA JEPANG DAN BAHASA

INDONESIA

3.1. Morfofonemik pada Afiksasi Bahasa Indonesia

Berikut ini merupakan morfofonemik pada afiksasi dengan prefiks (me-, ber-, ter-,) dan sufiks ( -i, -an) dalam bahasa Indonesia.

3.1.1. Morfofonemik Prefiks me-

● me- ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /k/, /g/, /h/, bentuknya berubah menjadi meng-.

Contoh:

/a/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

me- /ng/

aspal mengaspal alas mengalas(i)

/i/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

me- /ng/

idola mengidola(kan) infus menginfus

/u/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

me- /ng/

uang menguang(kan) uap menguap

/e/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

me- /ng/

ekor mengekor embun mengembun

/o/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

me- /ng/

obat mengobat(i) otak mengotak(i)

/k/

Prefiks Pemunculan

Fonem Dasar Peluluhan Fonem Hasil

me- /ng/

kail

/k/ ►/ng/

mengail

kuping menguping

/g/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

me- /ng/

gunung menggunung gulai menggulai

/h/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

me- /ng/

handuk menghanduk(i) hujan menghujan(i)

● me- ditambahkan pada kata dasar yang bermula dengan fonem /d/, /j/, /t/, bentuknya berubah menjadi men-.

Contoh:

/c/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

me- /n/

cangkul mencangkul cerita mencerita(kan)

/d/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

me- /n/

dongkrak mendongkrak darat mendarat

/j/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

me- /n/

jejak menjejak(kan) jodoh menjodoh(kan)

/t/

Prefiks Pemunculan

Fonem Dasar Peluluhan Fonem Hasil

me- /n/

tangan

/t/ ►/n/

menangan(i)

telepon menelepon

● me- ditambahkan pada kata dasar yang bermula dengan fonem /b/, /f/, /p/, bentuknya berubah menjadi mem-.

Contoh:

/b/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

me- /m/

batu membatu bajak membajak

/f/

Prefiks Pemunculan

Fonem Dasar Peluluhan

Fonem Hasil

Prefiks Pemunculan

Fonem Dasar Peluluhan Fonem Hasil

me- /m/

patung

/p/ ►/m/

mematung

pompa memompa

● me- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /s/, bentuknya berubah menjadi meny-.

Contoh:

Prefiks Pemunculan

Fonem Dasar Peluluhan Fonem Hasil

me- /ny/

sapu

/s/ ►/ny/

menyapu

sisir menyisir

● me- ditambahkan pada kata yang berupa satu suku kata, bentuknya berubah menjadi menge-.

Contoh:

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

me- /nge/

bom mengebom cat mengecat

● me- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /l/, /m/, /n/, /r/, /w/, bentuknya tidak berubah, tetap me-.

Contoh:

Fonem Dasar Hasil

/l/ lubang melubang(i) /m/ makam memakam(kan)

/n/ nasehat menasehat(i)

/r/ racun meracun(i) /w/ warna mewarna(i)

3.1.2. Morfofonemik Prefiks pe-

● pe- ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /k/, /g/, /h/, bentuknya berubah menjadi peng-.

Contoh:

/a/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

pe- /ng/

aspal pengaspal alas pengalas

/i/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

pe- /ng/

idola pengidola infus penginfus

/u/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

pe- /ng/

uang penguang uap penguap

/e/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

pe- /ng/

ekor pengekor embun pengembun

/o/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

pe- /ng/

obat pengobat otak pengotak(an)

/k/

Prefiks Pemunculan

Fonem Dasar Peluluhan Fonem Hasil

pe- /ng/

kail

/k/ ►/ng/

pengail kuping penguping

/g/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

pe- /ng/

gunting penggunting garam penggaram(an)

/h/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

pe- /ng/

hutan penghutan(an) hujan penghujan

● pe- ditambahkan pada kata dasar yang bermula dengan fonem /d/, /j/, /t/, bentuknya berubah menjadi pen-.

Contoh:

/c/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

pe- /n/

cermin pencermin(an) cerita pencerita(an)

/d/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

pe- /n/

dongkrak pendongkrak darat pendarat(an)

/j/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

pe- /n/

jejak penjejak(an) juri penjuri(an)

/t/

Prefiks Pemunculan

Fonem Dasar Peluluhan

Fonem Hasil

pe- /n/

tangan

/t/ ►/n/

penangan(an)

telepon penelepon

● pe- ditambahkan pada kata dasar yang bermula dengan fonem /b/, /f/, /p/, bentuknya berubah menjadi pem-.

Contoh:

/b/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

pe- /m/

buku pembuku(an) bajak pembajak

/f/

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Peluluhan Fonem Hasil

pe- /m/

foto

/f/ ►/m/

pemoto

fokus pemokus

/p/

Prefiks Pemunculan

Fonem Dasar Peluluhan

Fonem Hasil

pe- /m/

patung

/p/ ►/m/

pematung

pompa pemompa

● pe- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /s/, bentuknya berubah menjadi peny-.

Contoh:

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Peluluhan Fonem Hasil

pe- /ny/

sapu

/s/ ►/ny/

penyapu

sisir penyisir

● pe- ditambahkan pada kata yang berupa satu suku kata, bentuknya berubah menjadi penge-.

Contoh:

Prefiks Pemunculan Fonem Dasar Hasil

pe- /nge/

bom pengebom cat pengecat

● pe- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /l/, /m/, /n/, /r/, /w/, bentuknya tidak berubah, tetap pe-.

Contoh:

Fonem Dasar Hasil

/l/ lubang pelubang /m/ makam pemakam(an)

/n/ nasehat penasehat /r/ rumah perumah(an)

/w/ warna pewarna

3.1.3. Morfofonemik Prefiks ber-

● ber- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /r/, bentuknya berubah menjadi be-.

Contoh:

/r/

Prefiks Pelesapan Fonem Dasar Hasil

ber- /r/

ranting beranting rantai berantai

● ber- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /a/, /i/, /c/, /j/, /k/, /m/, /s/, /t/, dan seterusnya, bentuknya tidak berubah.

Contoh:

Fonem Dasar Hasil

/a/ ayah berayah /i/ ibu beribu /c/ cermin bercermin /j/ jaket berjaket /k/ kaki berkaki /m/ mobil bermobil /s/ sepeda bersepeda /t/ topi bertopi

3.1.4. Morfofonemik Prefiks ter-

● ter- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /r/, bentuknya berubah menjadi te-.

Contoh:

Prefiks Pelesapan Fonem Dasar Hasil

ter- /r/

racun teracun(i) rencana terencana

● ter- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /c/, /n/, /p/, bentuknya tidak berubah

contoh:

Fonem Dasar Hasil

/c/ cermin tercermin /n/ noda ternoda /p/ paku terpaku

3.1.5. Morfofonemik Sufiks –i

Sufiks –i tidak mengalami perubahan jika ditambahkan pada kata dasar.

Contoh:

Dasar Sufiks Hasil Pergeseran Fonem

warna

i-

warnai

jalan jalani ja-lan ► ja-la-ni

Dari contoh diatas dapat dilihat pergeseran fonem /n/ pada kata jalan yang semula berada pada silabel /lan/ pindah ke silabel /ni/.

3.1.6. Morfofonemik Sufiks –an

Sufiks –an tidak mengalami perubahan bentuk jika digabungkan dengan kata dasar manapun.

Contoh:

Dasar Sufiks Hasil Pergeseran Fonem

sayur

an-

sayuran sa-yur ► sa-yu-ran

piring piringan pi-ring ►pi-ri-ngan

Dari contoh diatas dapat dilihat pergeseran fonem /r/ pada kata sayur yang semula berada pada silabel /yur/ pindah ke silabel /ran/ dan fonem /ng/ pada kata piring yang semula berada pada silabel /ring/pindah ke silabel /ngan/.

3.2. Morfofonemik pada Afiksasi Bahasa Jepang

Berikut ini merupakan morfofonemik pada afiksasi dengan prefiks (me- (雌), o-/osu- (雄), kaku- (各)) dalam bahasa Jepang.

3.2.1. Morfofonemik pada Prefiks me-

● me- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /s/, fonem /s/

berubah menjadi fonem /j/.

Contoh:

Prefiks Dasar Perubahan Fonem Hasil

me-

● me- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /k/, fonem /k/

berubah menjadi fonem /g/.

Contoh:

Prefiks Dasar Perubahan Fonem Hasil

me-

● me- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /h/, fonem /h/

berubah menjadi fonem /b/.

Contoh:

Prefiks Dasar Perubahan Fonem Hasil

me-

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa fonem /h/ pada kata hachi dan hana berubah menjadi fonem /b/. Namun perubahan fonem tersebut kadang-kadang tidak terjadi. Sebagai contoh, prefiks me- ditambahkan dengan kata hitsuji 'domba' menjadi mehitsuji 'domba betina'.

● me- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /t/, bentuknya ada yang berubah menjadi men-, ada yang tidak

Contoh:

Prefiks Pemunculan

Fonem Dasar Perubahan

Fonem Hasil

● me- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /i/, bentuknya berubah menjadi mesu-.

Contoh:

Prefiks Penambahan

Fonem Dasar Hasil

me- /su/ inu

'anjing'

mesuinu 'anjing betina'

● me- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /u/, /b/, /y/, dan /z/, bentuknya tidak berubah.

Contoh:

fonem Dasar Hasil

/u/

3.2.2. Morfofonemik pada Prefiks o-

● o- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /s/, fonem /s/ berubah menjadi fonem /j/.

Contoh:

Prefiks Dasar Perubahan Fonem Hasil

o-

● o- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /k/, fonem /k/ berubah menjadi fonem /g/.

Contoh:

Prefiks Dasar Perubahan Fonem Hasil

o-

● o- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /h/, fonem /h/

berubah menjadi fonem /b/.

Contoh:

Prefiks Dasar Perubahan Fonem Hasil

o-

hachi 'lebah'

/h/ ►/b/

obachi 'lebah jantan' hana

'bunga'

obana 'bunga jantan'

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa fonem /h/ pada kata hachi dan hana berubah menjadi fonem /b/. Namun perubahan fonem tersebut kadang-kadang tidak terjadi, sama seperti contoh dengan prefiks me-. Sebagai contoh, prefiks o- ditambahkan dengan kata hitsuji 'domba' menjadi ohitsuji 'domba betina'.

● o- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /i/, bentuknya berubah menjadi osu-

Contoh:

Prefiks Penambahan

Fonem Dasar Hasil

o- /su/

inu 'anjing'

osuinu 'anjing jantan'

● o- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /t/, bentuknya ada yang berubah menjadi on-, ada yang tidak

Contoh:

Prefiks Pemunculan

Fonem Dasar Perubahan

Fonem Hasil

● o- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /u/, /n/, /r/, dan /y/, bentuknya tidak berubah.

Contoh:

fonem Dasar Hasil

/u/ uma

3.2.3. Morfofonemik pada Prefiks kaku-

● kaku- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /k/, bentuknya berubah menjadi kak.

Contoh:

Prefiks Pelesapan Fonem Dasar Hasil

kaku- /u/

● kaku- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /b/, /c/, /e/, /g/, /h/, /j/, /r/, /s/, dan /t/, bentuknya tidak berubah.

Contoh:

Fonem Dasar Hasil

/b/ 'setiap daerah'

/e/

/h/

ha 'kelompok/partai'

kakuha

'setiap kelompok/partai'

/j/ 'setiap contoh'

/s/ 'setiap poin/nilai'

3.2.4. Morfofonemik pada Sufiks

Sufiks dalam bahasa Jepang yang digabungkan dengan dasar nomina antara lain:

Dasar Sufiks Hasil

mame 'kacang'

-han 'makanan'

mamehan 'nasi campur kacang' ki 'terbuat dari bambu' ya

'rumah'

-chin 'biaya'

yachin 'biaya sewa rumah'

chiiki

'pandangan tentang manusia' kikai 'orang surat kabar' dougo

3.3. Morfofonemik pada Reduplikasi Bahasa Indonesia

● fonem pada dasar bermula dengan fonem /s/, bentuk reduplikasinya ada yang berubah menjadi fonem /m/, ada yang tidak.

Contoh:

Dasar Perubahan Fonem Hasil

sayur /s/ ► /m/ sayur-mayur

sikat sikat-sikat

Sebagai tambahan, pada reduplikasi dengan verba juga mengalami perubahan tersebut, yaitu kata serta yang menjadi serta-merta.

● fonem pada dasar bermula dengan fonem /l/, bentuk reduplikasinya ada yang berubah menjadi fonem /p/, ada yang tidak berubah, tetap /l/.

Contoh:

Dasar Perubahan Fonem Hasil

lauk /l/ ► /p/ lauk-pauk

luka luka-luka

3.4. Morfofonemik pada Reduplikasi Bahasa Jepang

● fonem /k/ pada dasar berubah menjadi /g/.

Contoh:

Dasar Perubahan Fonem Hasil

Dasar Perubahan Fonem Hasil

shima

Dasar Perubahan Fonem Hasil

hito

● fonem pada dasar bermula dengan fonem /i/, /m/, /y/, bentuk reduplikasinya tidak berubah.

Contoh:

Fonem Dasar Hasil

/i/ ie 'rumah' ieie 'rumah-rumah' /m/ mura 'desa' muramura 'desa-desa'

/y/ yama 'gunung' yamayama 'gunung-gunung'

3.5. Morfofonemik pada Komposisi Bahasa Indonesia

Komposisi dalam bahasa Indonesia tidak ada yang mengalami morfofonemik. Sebagai contoh:

Dasar I Dasar II Hasil

sapu tangan sapu tangan

kutu buku kutu buku

kepala batu kepala batu

hidung belang hidung belang

mata hati mata hati

3.6. Morfofonemik pada Komposisi Bahasa Jepang

● fonem /e/ pada dasar I berubah menjadi /a/.

Contoh:

Dasar I Perubahan

Fonem Dasar II Perubahan

Fonem Hasil

Dasar I Perubahan

Fonem Dasar II Perubahan

Fonem Hasil

● fonem /t/ pada dasar II berubah menjadi /d/

● fonem /f/ dan /h/ pada dasar II berubah menjadi fonem /b/.

'perahu pengangkut batu' gomi

'hujan yang halus'

3.7. Persamaan dan Perbedaan

Dari analisis di atas dapat diketahui bagaimana morfofonemik pada proses morfemis dengan nomina dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang.

Morfofonemik yang terjadi pada afiksasi dengan prefiks:

1. dalam bahasa Indonesia, yaitu:

a. pemunculan fonem

● prefiks me- ► /ng/, /n/, /m/, /ny/, /nge/

● prefiks pe- ► /ng/, /n/, /m/, /ny/, /nge/

b. pelesapan fonem

● fonem /r/ pada prefiks ber-

● fonem /r/ pada prefiks ter- c. peluluhan fonem

● fonem /k/ ke dalam fonem /ng/ pada prefiks me- dan pe-

● fonem /t/ ke dalam fonem /n/ pada prefiks me- dan pe-

● fonem /f/ ke dalam fonem /m/ pada prefiks me- dan pe-

● fonem /p/ ke dalam fonem /m/ pada prefiks me- dan pe-

● fonem /s/ ke dalam fonem /ny/ pada prefiks me-dan pe-

2. dalam bahasa Jepang, yaitu:

a. pemunculan / penambahan fonem:

● prefiks me- ► /n/, /su/

● prefiks o- ► /n/, /su/

b. pelesapan / penghilangan fonem:

● fonem /u/ pada prefiks kaku- c. perubahan fonem:

● fonem /sh/ ► /j/ pada prefiks me- dan o-

● fonem /k/ ► /g/ pada prefiks me- dan o-

● fonem /h/ ► /b/ pada prefiks me- dan o-

● fonem /t/ ► /d/ pada prefiks me- dan o-

Morfofonemik yang terjadi pada afiksasi dengan sufiks:

1. dalam bahasa Indonesia, yaitu pergeseran fonem : sufiks –i dan –an.

2. dalam bahasa Jepang tidak ada.

Morfofonemik yang terjadi pada reduplikasi:

1. dalam bahasa Indonesia, yaitu:

● perubahan fonem /s/ ► /m/

● perubahan fonem /l/ ► /p/

2. dalam bahasa Jepang, yaitu:

● perubahan fonem /k/ ► /g/

● perubahan fonem /sh/ ► /j/

● perubahan fonem /h/ ► /b/

Morfofonemik yang terjadi pada komposisi:

1. dalam bahasa Indonesia tidak ada.

2. dalam bahasa Jepang, yaitu:

a. pemunculan fonem /s/

b. perubahan fonem: ● fonem /e/ ► /a/

● fonem /k/ ► /g/

● fonem /i/ ► /o/

● fonem /t/ ► /d/

● fonem /f/ ► /b/

● fonem /h/ ► /b/

● fonem /ch/ ► /j/

3.7.1. Persamaan

Dari analisis diatas dapat dilihat persamaan morfofonemik pada proses morfemis nomina bahasa Jepang dan bahasa Indonesia yaitu:

1. ada 2 prefiks dalam bahasa Indonesia yang kaidah morfofonemiknya hampir sama, yaitu prefiks me- dan pe-.

me- ► me-, meng-, men-, mem-, meny-, menge- pe- ► pe-, peng-, pen-, pem-, peny-, penge-

Dalam bahasa Jepang juga ada 2 prefiks yang kaidah morfofonemiknya sama, yaitu prefiks me- dan o-.

me- ► me-, men-, mesu- o- ► o-, on-, osu-

2. prefiks me- pada kedua bahasa tersebut sama-sama ada yang mengalami morfofonemik yang berupa pemunculan fonem /n/ ketika digabungkan dengan kata yang bermula dengan fonem /t/.

me- + telepon ► menelepon me- + tori ► mendori

Pada contoh diatas juga terlihat fonem /t/ pada kata telepon luluh ke dalam fonem /n/, sedangkan fonem /t/ pada kata tori berubah menjadi fonem /d/.

3. prefiks pada kedua bahasa tersebut sama-sama ada yang mengalami morfofonemik yang berupa pelesapan fonem.

ber- + rantai ► berantai kaku- + koku ► kakkoku

Pada contoh di atas dapat dilihat penghilangan fonem /r/ pada prefiks ber- dalam bahasa Indonesia, sedangkan dalam bahasa Jepang pada prefiks kaku-, yang hilang adalah fonem /u/.

4. reduplikasi pada kedua bahasa tersebut sama-sama mengalami perubahan fonem.

sayur ► sayur-mayur shima ► shimajima

Dari contoh di atas dapat dilihat fonem /s/ dalam bahasa Indonesia pada kata sayur berubah menjadi fonem /m/. Sedangkan dalam bahasa Jepang fonem /sh/ pada kata shima berubah menjadi fonem /j/.

3.7.2. Perbedaan

Dari analisis diatas juga dapat dilihat perbedaan morfofonemik pada proses morfemis nomina bahasa Jepang dan bahasa Indonesia yaitu:

1. pada afiksasi dengan prefiks dan sufiks dalam bahasa Indonesia ada yang mengalami morfofonemik yang berupa peluluhan fonem, yaitu peluluhan fonem /k/, /t/, /f/, /p/, /s/ ke dalam fonem /ng/ pada prefiks me- dan pe-.

Sedangkan dalam bahasa Jepang tidak ada.

2. pada afiksasi dengan sufiks dalam bahasa Indonesia ada yang mengalami morfofonemik yang berupa pergeseran fonem, yaitu pada sufiks –i dan –an.

Sedangkan dalam bahasa Jepang tidak ada.

3. Komposisi dalam bahasa Indonesia tidak mengalami morfofonemik, sedangkan dalam bahasa Jepang ada yang mengalami morfofonemik yang berupa perubahan fonem, yaitu:

● fonem /e/ ► /a/

● fonem /k/ ► /g/

● fonem /i/ ► /o/

● fonem /t/ ► /d/

● fonem /f/ ► /b/

● fonem /h/ ► /b/

● fonem /ch/ ► /j/

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.

Yogyakarta: Rineka Cipta.

Cahyono, Yudi.B. 1995. Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press.

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Djajasudarma, Fatimah. 1993. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Eresco.

Hariwijaya dan Bisri M. Djaelani. 2006. Teknik Menulis Skripsi dan Thesis.

Yogjakarta:Zenith Publisher.

Koizumi, Tamotsu. 1993. 言 語 学 入 門 (Gengogakunyumon : Pengantar Linguistik). Tokyo: Daishukan Shoten

Lass, Roger. 1991. Fonologi. Semarang: IKIP Semarang Press.

Mahmun, M.S. 2005. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Makino, Seichi dan Michio Tsutsui. 2003. A Dictionary of Intermediate Japanese Grammar. Tokyo: The Japan Times, ltd.

Matsuura, Kenji. 2005. Kamus Jepang-Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Muchtar, Muhizar. 2006. Morfologi (kompilasi). Universitas Sumatera Utara.

Nelson, Andrew. 2002. Kamus Kanji Modern Jepang Indonesia. Jakarta: Kesaint Blanc.

Nomura, Masaaki. 1992.

日本語の辞典

(Nihongono Jiten : Kamus Bahasa Jepang). Seiji Koike.

Ridwan, A. 1997. Dasar-Dasar Linguistik. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Pamungkas dan Hidayat Syamsul.1995. Inti Sarikata Bahasa Indonesia.

Surabaya: Apollo.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Simanjuntak, Herpinus. 2006. Percakapan dan Tata Bahasa Jepang.

Jakarta:Kesaint Blanc.

Situmorang, Hamzon. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Medan: USU Press.

Soeparno. 2003. Dasar-dasar Linguistik. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.

Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik. Jogyakarta : Gajah Mada University Press.

Sudjianto dan A. Sahidi. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta:

Kesaint Blanc.

Sutedi, Dedi. 2003. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora Utama Press.

Vance, Timothy J.1993. Prefiks dan Sufiks dalam Bahasa Jepang. Jakarta:

Kesaint Blanc.

Yanagisawa, Yoshiaki dan Eriko Ishii. 1998. Japanese Language Resource 1000 Book (日本語教育重要用語: nihongokyouikujuuyouyougo). バベル・プ レス (baberu press)

http://id.wikipedia.org/wiki/Nomina. 2-4-2008.

http://ja.wikipedia.org/wiki/%E7%95%B3%E8%AA%9E. Subjek: 畳語 (jougo).

28-2-2008.

http://ja.wikipedia.org/wiki/%E5%90%88 %E6%88%90%E8%aAA%9E. Subjek:

合成語 (gouseigo). 28-2-2008

http://home.hiroshima-u.ac.jp/mituyos/kotoba1.html. Yoshida, Mitsunobu. 1993.

ことばを問う」講義ノート (kotoba wo toukougi no-to)

.

28-2-2008.

http://www.nobi.or.jp/i/kotoba/jougo/index.html. 28-2-2008.

http://www.geocities.com/liacybercampus/lingua2. (Wahyudin, Agus. 2003.

“Kata dan Kalimat dalam Karangan Ilmiah.” Jurnal Ilmiah Lingua, Vol. 2, No. 2.). 30-4-2008.

http://209.85.175.104/search?q=cache:bDmHkJudJ4UJ:harp.cc.it-hiroshima.ac.jp/

dspace/ bitstream/123456789/104/1/56-01-%E5%B0%8F%E6%9E%

97.pdf+%E6%97% A5%E6%9C%AC% E8%AA%9E%E3%81%AE%

E8%AA% 9E%E5%BD%A2%

E6%88%90%E3%81%AE%E5%90%8D %E8%A9%

9E%E5%BD%A2%E3%81%AE%E5%A4%89%E5%8C%

96&hl=ja&ct=clnk&cd=8.

(Kobayashi, Yasuhide. “日本語複合名詞の母音交替” (nihongo fukugou meishi no boinkoutai : Ablaut of Japanese Compound Nouns). Hiroshima Associated Repository Portal.) 2-5-2008.

ようし

要旨

インドネシア語と日本語の語形成の中には変音現象があって、「形態

音韻論」とも言う。形態音韻論は音便の変化する語形成の経過である。例

えば、インドネシア語には menelepon の /me-/ の 接頭辞 は /men-/ になり、

日本語にも「めんどり mendori」の「め me」の接頭辞は「めん men」に

な る。しかし、外国語として日本語とインドネシア語の特徴と記号は違

っている。それで、この論文は日本語とインドネシア語の語形成の形態音

韻論の比較について調査した。「語形成」と言うのはインドネシア語と日

本語の名詞の接辞、重複、複合語である。調査はインドネシア語と日本語

から名詞で語形成の形態音韻論の類似と相違を見つけるために、比較方法

から名詞で語形成の形態音韻論の類似と相違を見つけるために、比較方法

Dokumen terkait