• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis

2.2. Bank Syariah

2.2.4. Perbedaan Sistem Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Bank syariah merupakan bank yang dalam sistem operasionalnya tidak menggunakan sistem bunga, akan tetapi menggunakan prinsip dasar sesuai dengan syariah Islam. Dalam

menentukan imbalan, baik imbalan yang diberikan maupun diterima, bank syariah tidak menggunakan konsep imbalan sesuai dengan akad yang diperjanjikan. Berikut adalah beberapa perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional antara lain:

Tabel 2.1

Perbedaan Sistem Bank Syariah dan Bank Konvensional

No.

Bank Syariah Bank Konvensional

1 Investasi, hanya untuk proyek dan

produk yang halal serta menguntungkan

Investasi tidak mempertimbang-kan halal atau haram, asalkan proyek yang dibiayai menguntungkan

2 Return yang dibayar dan/atau

diterima berasal dari bagi hasil atau pendapatan lainnya berdasarkan prinsip syariah

Return baik yang dibayar kepada nasabah penyimpanan dana dan return yang diterima nasabah pengguna dana berupa bunga

3 Perjanjian dibuat dalam bentuk

akad sesuai dengan syariah Islam

Perjanjian menggunakan hukum positif

4 Orientasi pembiayaan tidak hanya

untuk keuntungan akan tetapi juga falah oriented, yaitu berorientasi pada kesejahteraan masyarakat

Orientasi pembiayaan, untuk memperoleh keuntungan atas dana yang dipinjamkan

5 Hubungan antara bank dan nasabah

adalah mitra

Hubungan antara bank dan nasabah adalah kreditor dan debitur

6 Dewan pengawas terdiri dari BI,

Bapepam, Komisaris, dan Dewan Pengawas Syariah

Dewan pengawas terdiri dari BI, Bapepam, dan Komisaris

7 Penyelesaian sengketa, diupayakan

diselesaikan secara musyawarah antara bank dan nasabah, melalui peradilan agama

Penyelesaian sengketa melalui pengadilan negeri setempat

Sumber: Perbankan Syariah (2011); Drs.Ismail MBA, Ak

Karakteristik utama bank syariah adalah ketiadaan bunga sebagai representasi dari riba yang diharamkan. Karakteristik inilah yang menjadikan perbankan syariah lebih unggul beberapa hal termasuk pada sistem operasional yang dijalankan. Berikut dijelaskan perbedaan antara bunga dan bagi hasil

Tabel 2.2

Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil

No. Bunga Bagi Hasil

1 Penentuan bunga dibuat pada

waktu akad dengan asumsi harus selalu untung

Penentuan besarnya resiko atau nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi

2 Besarnya persentase berdasar-kan

pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan

Besarnya rasio bagi hasil berda-sarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh

3 Pembayaran bunga tetap seperti

yang dijanjikan tanpa pertimba-ngan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi

Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak

4 Jumlah pembayaran bunga tidak

meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang “booming”

Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan

5 Eksistensi bunga diragukan oleh

semua agama

Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil

Sumber : Bank Syariah dari Teori ke Praktik (2001); M. Syafi’i Antonio 2.2.5. Jenis dan Kegiatan Bank Syariah

Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan maupun transaksi perbankan lainnya. Transaksi yang dapat ditawarkan oleh bank berbeda antara satu sama lainnya. Beberapa bank syariah menawarkan semua produk perbankan, sebagian bank syariah hanya menawarkan produk tertentu dan seterusnya. Produk dan jasa bank syariah yang dapat diberikan kepada masyarakat tergantung jenis bank nya. Jenis bank syariah ditinjau dari segi fungsinya yaitu;

2.2.5.1.Bank Umum Syariah

Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank yang dalam aktivitasnya melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip syariah dan melaksanakan kegiatan lalu lintas pembayaran. Prinsip syariah adalah prinsip hukum islam yang dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan. BUS disebut juga dengan full branch, karena tidak dibawah koordinasi bank konvensional, sehingga aktivitasnya terpisah dari bank konvensional. BUS dapat dimiliki oleh bank konvensional, akan tetapi akitivitas dan pelaporannya terpisah dengan induk banknya. BUS memiliki akta pendirian terpisah dari induknya, Sehingga setiap laporan yang diterbitkan oleh bank syariah akan terpisah dengan induknya. Kegiatan BUS secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga fungsi utama yaitu; penghimpunan dana pihak ketiga atau masyarakat, penyaluran dana kepada pihak yang membutuhkan, dan pelayanan jasa bank.

2.2.5.2.Unit Usaha Syariah

Unit usaha syariah (UUS) merupakan unit usaha yang dibentuk oleh bank konvensional, akan tetapi dalam aktivitasnya menjalankan kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah, serta melaksanakan kegiatan lalu lintas

pembayaran. Aktivitas UUS sama seperti BUS, yaitu penghimpunan dana, penyaluran dana dan pelayanan jasa perbankan lainnya. UUS adalah unit kerja dari kantor pusat bank konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/ atau unit syariah (UU perbankan No.21 Tahun 2008).

UUS tidak berdiri sendiri, akan tetapi masih menjadi bagian dari induknya yang pada umumnya bank konvensional. Unit usaha syariah tidak memiliki kantor pusat, karena merupakan bagian atau unit tertentu dalam struktur organisasi bank konvensional. Namun demikian, transaksi UUS tetap dipisahkan dengan transaksi yang terjadi di bank konvensional. UUS memberikan laporan terpisah atas aktivitas operasionalnya, meskipun pada akhirnya dilakukan konsolidasi oleh induknya. UUS tidak memiliki akta pendirian secara terpisah dari induknya bank konvensional, akan tetapi merupakan divisi tersendiri yang khusus melakukan transaksi perbankan sesuai syariah islam. Beberapa contoh UUS antara lain, Bank Danamon Syariah,

BII Syariah, CIMB Niaga Syariah, dan Bank Permata Syariah.

2.2.5.3.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPRS tidak melaksanakan transaksi lalu lintas pembayaran atau transaksi dalam lalu lintas giral. Fungsi BPRS pada umumnya terbatas pada hanya penghimpunan dana dan penyaluran dana.

Dokumen terkait