• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PENGATURAN TENTANG TINDAK PIDANA

C. Perdagangan Satwa Liar yang Dilindungi Sebagai Salah Satu Tindak

1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya

1. Modus Operandi Tindak Pidana yang Dilakukan Pelaku Perdagangan Satwa Liar Yang Dilindungi

Modus oprandi tindak pidana terkait satwa liar merupakan cara atau metode yang digunakan oleh para pelaku tindak pidana perdaganagn satwa liar yang dilindungi melakukan kejahatan, termasuk upaya mengelabui aparat penegak hukum dalam meloloskan perdagangan satwa liar yang dilindungi42

a. Jual beli Online (e-comemerce) dan media sosial

.

Perdagangan satwa liar berkembang mengikuti tren pada saat ini. Modus lain yang patut diwaspadai terkait perdagangan satwa liar adalah media online berbasis internet. Bahkan sistem jual beli putus juga dipakai untuk menyulitkan petugas Kepolisian maupun Balai Konservasi Sumber Daya Alam.43

42Satuan Tugas Sumber Daya Alam Lintas Negara Kejaksaan Agung Republik Indonesia,

Op. Cit., hal.47.

Pola perdagangan tidak melulu dilakukan melalui proses jual beli konvensional, kini perdagangan satwa juga memanfaatkan dunia maya. Sejumlah situs internet dijadikan tempat berdagang satwa liar. Modus jual beli seperti ini disukai oleh para penjual karena mereka dapat lebih mudah memasarkan satwa, daya jangkau konsumen yang luas dan memungkinkan tertangkap yang lebih sulit. Komunikasi para penjual dan calon pembeli dilakukan melalui sarana telekomunikasi, seperti telepon, pesan singkat (SMS), Blackberry Mesengger (BBM), chat di meda sosial

seperti Facebook. Setelah persetujuan antara penjual dan pembeli terjadi, pembayaran dilakukan dengan sistem transfer perbankan atau pembayaran lunas pada saat barang diantar. Barang (keseluruhan ataupun sebagian dari satwa) akan dikirimkan melalui kurir, atau pengiriman dilakukan ke alamat pembeli melalui jasa ekspedisi yang sering tersedia di sarana transportasi umum seperti bis malam antar provinsi.44Adanya internet membuat para pedagang dapat meminimalkan pengeluaran mereka dalam menjual satwa.mereka dapat berjualan dari rumah dab berhubungan dengan calon pembeli lewat internet. Internet jugalah yang sebenarnya terlibat dalam mempromosikan satwa liar segingga semakin banyak orang yang tertarik untuk membeli, contohnya seperti ketika ada seseorang yang mengunggah video kukangnya yang lucu di channel Youtube.45 Perdagangan satwa liar yang berstatus langka kini semakin mengkhawatirkan dalam beberapa tahun terakhir. Diduga, satwa-satwa yang berstatus endemik dari berbagai pulau di Indonesia kini sudah semakin mudah menyebar ke berbagai negara seluruh dunia. Penyebaran satwa liar tersebut terjadi melalui jaringan sosial media yang semakin masif perkembangannya dalam 10 tahun terakhir ini. Fakta tersebut kini sudah semakin mengkhawatirkan, karena kekuatan sosial media dewasa ini sudah diakui sangat besar oleh semua kalangan di dunia.46

Dalam perdagangan online satwa liar biasanya para pelaku membuat grup komunikasi pedagang dalam sosial media seperti Facebook dilengkapi dengan

44

Satuan Tugas Sumber Daya Alam Lintas Negara Kejaksaan Agung Republik Indonesia, Op. Cit., hal.52.

diakses

tanggal 6 September 2016 pukul 06.41 Wib

sarana transaksi bersama atau sering disebut rekber (rekening bersama) supaya lebih aman. Cara kerjanya rekber menjadi pihak ketiga dalam tranksaksi, menjembatani pedagang dan pembeli. Kala pedagang dan pembeli sepakat, pembeli mengirimkan uang kepada rekber dan penjual mengirimkan satwa kepada pembeli. Jika pembeli sudah menerima satwa dan sesuai spesifikasi, pembeli akan melakukan konfirmasi kepada rekber. Rekber akan melakukan pengiriman kepada rekening penjual. Dalam grup pedagang online ini biasa ada jasa pengiriman satwa khusus.47 Sejak Tahun 2011-2015 telah terindentifikasi 52 kasus perdagangan secara online.48

b. Menggunakan Kurir Lanjut Usia dan Anak-anak

Perdagangan satwa liar, baik yang dilakukan melalui e-commerce atau perdagangan konvensional menggunakan jasa kurir untuk mengantarkan satwa yang diperjualbelikan ke tangan pembelinya. Untuk mengecoh dan menimbulkan rasa iba, seringkali penjual menggunakan jasa kurir yang sudah lanjut usia atau anak-anak untuk mengantar satwa liar dilindungi. Kurir yang sudah lanjut usia atau anak-anak untuk mengantarkan barang tersebut kepada si pembeli di suatu tempat dengan memberikan upah secukupnya.49

pukul 18.40 Wib

48 Wild Crime Unit-Wildlife Conservation Society Indonesia Program, Data Kasus

Kejahatan atas Satwa, 2015.

c. Pemalsuan jenis satwa dalam dokumen SATSDN/LN (Surat Angkut Tumbuhan/ Satwa Dalam Negeri atau Luar Negeri)

Modus yang biasa terjadi adalah adanya perbedaan antara jenis satwa yang tertulis dalam dokumen dengan jenis satwa yang diangkut. Biasanya jenis satwa yang tertulis adalah jenis satwa yang tidak dlindungi dan satwa yang diangkut adalah jenis satwa yang dilindungi. Berikut adalah gambar pemberitaan di media terkait modus pemalsuan surat angkut.50 Seperti yang terjadi di Tanjung Perak Surabaya, Petugas Direktorat Jenderal Bea Cukai menggalkan penyelundupan tiga kontainer berisi tanaman dan satwa liar yang dilindungi. Tiga kontainer itu berisi Tanduk Rusa asal Papua (Cervus Timorensis) sebanyak 200 Kg tersimpan dalam 5 karton seberat masing-masing 40 kg. Tanduk rusa itu disembunyikan bercampur dengan 234 karung berisi daun cincau kering. Modus dilakukan dengan dengan menggunakan dokumen Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Liar Luar Negeri (SATS-LN) yang tidak sesuai dengan peruntukan. Serta tidak memberitahukan jenis barang sebenarnya dimana dalam dokumen pengiriman hanya tertulis daun cincau kering.51

d. Mencampurkan dengan Spesies Yang Mirip

Agar satwa liar yang diperdagangkan dapat dikirimkan pada sang pembeli, seringkali pelaku mencampurkan spesies yang mirip antar spesies yang mirip antara spesies yang dilindungi dengan yang tidak dilindungi. Contonhya adalah jual beli daging Trenggiling. Dimana yang sudah dibersihkan dan dikemas bersama-sama dengan daging ikan dengan tujuan untuk mengelabui pemeriksa

50

Ibid., hal.54.

barang dan Bea Cukai. Modus ini juga sering digunakan padajenis burung, biasanya si penjual mencampur antar jenis burung yang dilindungi didalam sangkar burung bersama-sama jenis burung yang tidak dilindungi.52

e. Keterlibatan Lembaga Konsevasi/Penangkaran

Lembaga konservasi atau penagkaran merupakan institusi yang memiliki kewenangan untuk melakukan konservasi, mengembangbiakkan dan/atau menyelamatkan dengan tetap mempertahankan kemurnian jenis satwa. Namun sayangnya, institusi ini justru diduga memperjualbelikan satwa liar dilindungi yang berada dibawah penguasaannya. Di Lembaga Konservasi, biasanya satwa yang diperjual belikan adalah satwa yang baru lahir, bayi satwa tersebut dilaporkan mati, atau tidak melaporkan jumlah bayi satwa yang sebenarnya, bayi satwa tersebut diperjual belikan. Sedangkan di Lembaga Penagkaran Satwa, biasanya dalam hal penyediaan induk satwa yang akan dikembangbiakkan, asal induk penangkaran tidak diperoleh melalui prosedur resmi. Selain itu mereka juga melakukan klaim sebagai hasil penangakaran padahal satwa tersebut diambil langsung dari habitatnya.53

f. Dengan Menggunakan Ambulance

Modus yang terbaru yang digunakan para pelaku perdagangan satwa liar yang dilindungi adalah dengan menggunakan ambulance sebagai transportasi pengiriman satwa. Ambulance dipilih karena aman dan kecilnya kemungkinan dilakukannya pemeriksaan oleh aparat penegak hukum. Kasus ini telah terjadi di Jawa Timur, bahkan pengiriman satwa ke Tanjung Perak, Surabaya, Malang, dan

52

Satuan Tugas Sumber Daya Alam Lintas Negara Kejaksaan Agung Republik Indonesia, Op. Cit., hal.57.

Probolinggo. Ambulance dengan sangat mudah akan membantu pelaku pengiriman satwa liar yang dilindungi karena sesuai Pasal 134 dan Pasal 135 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 mengenai prioritas dan hak kedaraan gawat darurat saat lalu lintas. Sehingga apabila satwa liar yang dilindungi diangkut menggunakan ambulance kecil kemungkinan akan diberhentikan oleh petugas pengatur lalu lintas.54

g. Modus dengan menggunakan bus antar kota

Para pelaku biasanya melakukan penyelundupan satwa dengan memasukkan satwa-satwa tersebut kedalam kardus.55Satwa-satwa tersebu disembunyikan di dalam bagasi mobil dengan menggunakan kendaraan umum yang disamarkan, diangkut dengan bus eksekutif. Satu dus atau dalam satu kemasan bisa memuat 80 ekor satwa burung yang dilindungi. Satu kendaraan bisa mengangkut lebih dari 1.000 satwa liar yang dilindungi.56 Para pelaku dalam mengelabui petugas juga 57

sering melakukan bius terhadap satwa-satwa tersebut supaya tidak terdengar suaranya oleh para petugas ketika dilakukan pemeriksaan.

diakses

pada 9 Oktober 2016 pukl 13.09 Wib

2. Perdagangan Satwa Liar Yang Dilindungi merupakan Tindak Pidana menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

Perdagangan satwa liar adalah kegiatan penjualan dan tukar-menukar satwa liar oleh manusia. Satwa liar yang diperdagangkan dapat dalam keadaan hidup atau mati, berbentuk utuh, bagian-bagian tertentu, atau dalam bentuk barang-barang yang dibuat dari bagian tubuh satwa. Kegiatan ini merupakan aktivitas ekonomi yang dilakukan dalam skal lokal, nasionla maupun internsional. Biasanya satwa liar yang diperdagangkan digunakan sebagai cinderamata, hiasan, obat tradisional cina, hewan peliharaan dan akuarium, makanan, riset biomedis dan pembuatan vaksin, pelengkap bahan industri, salah satu bahan ritual agama/kepercayaan atau tradisi, dan pakaian.

Berdasarkan ketentuan yang ada di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya bahwa semua perbuatan diatas merupaka perbuatan pidana yang dilarang dalam undang-undang tersebut. Sebagaimana tercantum dalam pasal 21 ayat (2)yang telah disebutkan di atas.

Dari ketentuan diatas juga menjelaskan bahwa kejahatan terhadap satwa liar yang dilindungi baik menangkap, melukai, memperdagangkan satwa liar dalam keadaan hidup ataupun mati meskipun dilakukan masyarakat secara turun temurun tetap dikategorikan sebagai kejahatan. Karena di dalam pasal tersebut berlaku bagi setiap orang.

Konsekuensi hukuman atas tindak pidana sesuai pasal tersebut adalah sama, sebagaimana diatur dalam pasal 40 ayat (2), yaitu58

Melihat rumusan pidana Undang-Undang tersebut diatas, terlihat bahwa konsep pemidanaan yang dianut oleh undang-undang tersebut adalah teori pembalasan. Teori absolut berpendapat bahwa bahwa hukuman adalah suatu pembalasan, sehingga penjatuhan hukuman merupakan konsekuensi logis dari suatu kejahatan.

:

“Barangsiapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (1) dan ayat 21 ayat (2) serta Pasal 33 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak 100 juta rupiah”.

59

58Ibid., hal.172. 59

Raynaldo Sembiring dan Wenni Adzkia, Memberantas Kejahatan Atas Satwa Liar : Refleksi Atas Penegakan Hukum Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990, Jurnal Hukum

Jenis sanksi yang ada di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tersebut adalah berupa pidana penjara dan pidana denda, pidana kurungan dan pidana denda, ditambah penyitaan terhadap keseluruhan benda yang diperoleh dan semua alat atau benda yang dipergunakan untu melakukan perbuatan pidana, dengan pernyataan dirampas untuk negara.

D. PertanggungJawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana dan Sanksi Pidana

Dokumen terkait