• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Satwa Liar yang Dilindungi ( Studi Putusan Nomor 1731/Pid.Sus/2015/PN.Medan dan Nomor 124/Pid.Sus/2016/PN.Mdn)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Satwa Liar yang Dilindungi ( Studi Putusan Nomor 1731/Pid.Sus/2015/PN.Medan dan Nomor 124/Pid.Sus/2016/PN.Mdn)"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

.2005. Pelajaran Hukum Pidana 3. Jakarta : Raja Grafindo

Ekaputra, Mohammad.2013. Dasar-Dasar Hukum Pidana. Medan : USU Press

Haryanta, Agus, NugrohoDwi., danHardianto Novi.2013.Pendataan dan

Pengenalan Satwa Liar di Pasar Burung yang Sering Diperdagangkan.

Jakarta : Wild Conservation Society-Indonesia Program

Hiariej O.S, Eddy.2016. Prinsip-Prinsip Hukum Pidana. Yogyakarta : Cahaya Atma Pustaka

Huda , Chairul. 2006. Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada

Tiada Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan, Jakarta : Fajar

Interpratama Offset

Khair,Abul danEkaputra Mohammad.2011. Pemidanaan. Medan : USU PRESS

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2015.Peraturan

Perundang-Undangan Bidang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Jakarta : Kementerian LHK

Marbun, Rocky. 2015.Sistem Peradilan Pidana Indonesia. Malang : Setara Press

Maramis, Frans. 2013. Hukum Pidan Umum dan Tertulis di Indonesia, Jakarta : Rajwali Press

Moeljatno. 1985.Fungsi dan Tujuan Hukum Pidana Indonesia. Jakarta :Bina Aksara,

Moeljatno.2008.Asas-Asas Hukum Pidana.Jakarta : Rineka Cipta,

Rahardjo, Satjipto.2009.Penegakan Hukum. Yogyakarta : Genta Publishing

Satuan Tugas Sumber Daya Alam Lintas Negara Kejaksaan Agung Republik Indonesia.2014.Panduan Penanganan Perkara Terkait Satwa Liar. Jakarta : Kejaksaan Agung RI

Sholehudin, M.2003. Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana. Jakarta : Rajawali Press

Sianturi, S.R.2002.Azas-Azas Hukum Pidana di Indonesia. Jakarta : Storia Grafika :

Bram, Deni.2014. Hukum Lingkungan Hidup. Bekasi : Gramata Publishing

(2)

Soekanto, Soerjono.2007.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan

HukumJakarta : PT Raja Grafindo Persada

Sodikin.2007. Penegakan Hukum Lingkungan. Jakarta : Djambatan

Usfa, Fuat dan Tongat. 2004. Pengantar Hukum Pidana. Malang : UMM Press

Sumber Jurnal :

Hanif, Fathi.2015.Upaya Perlindungan Satwa Liar Indonesia Melalui Instrumen

Hukum dan Perundang-Undangan, Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia.

Vol. 02 Issue 02

Sembiring, Raynaldo. danAdzkia, Wenni.2015.Memberantas Kejahatan Atas

Satwa Liar : Refleksi Atas Penegakan Hukum Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990, Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia. Vol. 02 Issue 02, (2015

Tri Prayudi, Jurnal R.2014.Penegakan Hukum, Rehabilitasi dan Pelepasliaran

Satwa Dilindungi Hasil Sitaan Negara Ujung Tombak Upaya Penstabilan Ekosistem Kawasan Konservasi, Program Pascasarjana PSL Fakultas

Pertanian, Universitas Bengkulu

Wild Crime Unit-Wildlife Conservation Society Indonesia Program.2015.Data

Kasus Kejahatan atas Satwa

Sumber Undang-Undang :

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

Kita Undang-Undang Hukum Pidana

Sumber Majalah :

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara, “Beo Nias”, Edisi II ,

April- Juni 2015

Sumber Internet

Doaly, Themmy.Peradagangan Satwa Ilegal Masih Marak, diakses dari :

(3)

Terhadap Satwa Liar Di Indonesia : Penilaian Cepat Terhadap Pengetahuan, Tren, dan Prioritas Saat ini, diakses pada 8 Oktober 2016

pukul 19.00 Wib

2016 pukul 18.40 Wib

(4)

BAB III

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERDAGANGAN SATWA LIAR YANG DILINDUNGI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEMNYA ( Studi

Putusan Nomor 1731/Pid.Sus/2015/PN.Mdn dan Nomor 124/Pid.Sus/2016/PN.Mdn )

A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Pidana

Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum menurut Soerjono

Soekanto adalah :67

1. Faktor Hukum

Praktik penyelengaraan hukum ada kalanya terjadi pertentangan kepastian

hukum dan keadilan, hal ini disebabkan oleh konsepsi keadilan merupakan suatu

rumusan yang bersifat abstrak, sedangkan kepastian hukum merupakan prosedur

yang telah ditentukan secara normati. Justru itu, suatu kebijakan atau tindakan

yang tidak sepenuhnya berdasarkan hukum merupakan sesuatu yang dapat

dibenarkan sepanjang kebijakan atau tindakan itu tidak bertentangan dengan

hukum, maka pada hakikatnya penyelenggaraan hukum bukan hanya mencakup

law enforcement, namun juga peace maintanance, karena penyelenggaraan hukum

sesungguhnya merupakan proses penyerasian antara nilai kaedah dan pola

perilaku nyata yang bertujuan untuk mencapai kedamaian.

2. Faktor Penegak Hukum

Fungsi hukum, mentalitas atau kepribadian petugas penegak hukum

memainkan peranan penting, kalau peraturan sudah baik, tetapi kualitas petugas

(5)

kurang baik, ada masalah. Oleh karena itu, slah satu kunci keberhasian dalam

penegakan hukum adalah mentalitas atau kepribadian penegak hukum.

3. Faktor Sarana dan Fasilitas

Tanpa adanya sarana atau fasilitas tertentu, maka tidak mungkin

penegakan hukum akan berlangsung dengan lancar. Sarana atau fasilitas tersebut

antara lain mencakup tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil, organisasi

yang baik, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup, dan seterusnya. Kalau

hal-hal tadi tidak terpenuhi, maka mustahil penegakan hukum akan mencapai

tujuannya.68

4. Faktor masyarakat

Penegak hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk mencapai

kedamaian di dalam masyarakat. Setiap warga masyarakat atau kelompok sedikit

banyaknya mempunyai kesadaran hukum, persoalan yang timbul adalah taraf

kepatuhan hukum, yaitu kepatuhan hukum yang tinggi, sedang atau kurang.

Adanya derajat kepatuhan hukum masyarakat terhadap hukum merupakan salah

satu indikator berfungsinya hukum yang bersangkutan. Dalam hal kurangnya

pengetahuan masyarakat terkait dengan tindak pidana satwa liar yang dilindungi

juga menjadi faktor yang mempengaruhi dalam penegakan hukum terhadap tindak

pidana satwa liar yang dilindungi sebagaimana yang telah diatur dalam

undang-undan nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan

Ekosistemnya.

(6)

5. Faktor Kebudayaan

Berdasarkan konsep kebudayaan sehari-hari, orang begitu sering

membicarakan soal kebudayaan. Kebudayaan menurut Soerjono Soekanto,

mempunyai fungsi, mempunyai yang sangat besar bagi manusia dan manusia

yaitu mengatur agar manusia dapat mengerti bagaiman seharusnya bertindak,

berbuat dan menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain.

Dengan demikian, kebudayaan adalah adalah suatu garis garis pokok tentang

perikelakuan yang menetapkan peraturan mengenai apa yang harus dilakukan dan

apa yang dilarang.69

B. Kasus Posisi (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 1731/Pid.Sus/2015/PN. Mdn)

1. Kronologi Kasus

Kasus tindak pidana perdagangan satwa liar yang dilindungi terjadi di

wilayah hukum Pengadilan Negeri Medan dengan nomor perkara

1731/Pid.Sus/2015/PN.Mdn dengan identitas terdakwa sebagai berikut :

Nama Lengkap : SOEMIARTO BOEDIMAN

Tempat Lahir di : Medan

Umur/Tanggal Lahir : 61 tahun/4 September 1954

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Kebangsaan : Indonesia

Alamat : Komplek Pergudangan Niaga Malindo Kim

I, Jalan P. Bangka No.5, Kelurahan Mabar,

(7)

Kec. Medan Deli, Kota Medan/Kp.

Krendang Baru No. 30 RT. 002 RW. 02,

Kel. Duri Utara, Kec. Tambora, Jakarta

Barat;

Agama : Budha

Pekerjaan : Sawasta

Pendidikan : SMP

Bahwa pada hari Kamis 23 April 2015 sekira pukul 15.30 Wib Tim

Penyidik Bareskrim Mabes Polri yang telah mendapat informasi dari masyarakat

yang menerangkan di Komplek Pergudangan Niaga Malindo KIM 1 Jalan P.

Bangka No. 5 Kelurahan Mabar Kec. Medan Deli sering melakukan transaksi jual

beli satwa-satwa liar yang dilindungi sehingga Tim Penyidik mendatangi tempat

yang dimaksud dan pada saat berada di dalam gudang Tim Penyidik mendatangi

Bareskrim Mabes Polri menemukan barang bukti berupa 95 (sembilan puluh lima)

ekor trenggiling hidup, 5 (lima) ton trenggiling beku, 77 (tuju puluh tujuh) kg

sisik kering trenggiling, 1 (satu) unit mobil Travelo No. Pol BK 7861 DN beserta

STNK, 1 (satu) unit mobil APV No. Pol BK 1882 IU beserta STNK, 1 unit mobil

Carry Pick Up No. Pol BK 9988 BS, 1 (satu) Kipas Blower, 2 (dua) timbangan

digital merk henherr, 1 (satu) kompor gas, 2 buah aki GS, 2 (dua) unit mesin

pengepres daging merk DZ Q 400 dan DZ Q series, 3 (tiga) unit freezer merk

sansio dan merk Cassio, 1 (satu) buah kipas angin merk Krisbow, 64 (enam puluh

empat) keranjang tempat trenggiling , 100 (seratus) kantong jaring trenggiling, 1

(8)

kemudian Penyidik Bareskrim membawa terdakwa dan barang bukti untuk proses

selanjutnya. Kegitan pembelian trenggiling tersebut dilakukan terdakwa dengan

cara supir akan menjemput trenggiling ke tempat di Kota Medan yang sudah

ditentukan dengan harga sebesar Rp. 120.000,- (seratus dua puluh ribu rupiah) per

Kg. Setelah dijemput, supir membawa kembali trenggiling tersebut kedalam

gudang dan sesampainya di gudang trenggiling tersebut diturunkan dari mobil lalu

dilakukan sortiran dan/atau pemisahan.

2. Dakwaan

Berdasarkan uraian kejadian dalam perkara tersebut diatas, Kejaksaan

Negeri Medan yang menuntut perkara register No. 1731/Pid.Sus/2015/PN.Mdn

dalam berkas dakwaan terpisah atas nama terdakwa Soemiarto Boediman

mendakwa terdakwa dengan dakwaan alternatif yaitu :

a) Dakwaan Pertama :

Terdakwa Soemiarto Boediman dengan sengaja melakukan

pelanggaran ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 40

ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1990 tentang Konsevai Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

“menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara,

mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam

keadaan hidup”

Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaannya menganggap bahwa

(9)

pembelian trenggiling tersebut yang dalam keadaan hidup dengan

membawahi dan/atau menggaji sekitar 4 (empat) orang pekerja.

b) Dakwaan kedua

Terdakwa Soemiarto Boediman dengan sengaja melakukan

pelanggaran ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 40

ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1990 tentang Konsevai Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

“menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara,

mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam

keadaan mati”

Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaannya menganggap bahwa

terdakwa berperan sebagai orang yang juga mengoperasikan kegiatan

pembelian trenggiling tersebut yang dalam keadaan mati dengan

ditemukannya barang bukti sebanyak 5 ton trenggiling beku di dalam

gudang penyimpanan yang dimiliki oleh terdakwa.

c) Dakwaan Ketiga

Terdakwa Soemiarto Boediman dengan sengaja melakukan

pelanggaran ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 40

ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf d Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1990 tentang Konsevai Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

“memperniagakan, menyimpan, atau memiliki kulit, tubuh, atau

(10)

dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu

tempat di dalam atau di luar Indonesia”

Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaannya menganggap bahwa

terdakwa berperan sebagai orang yang juga melakukan perdagangan

bagian-bagian tubuh satwa liar yang dilindungi seperti sisik trenggiling

yang diduga akan di perdagangkan.

3. Tuntutan

Jaksa Penuntut Umum setelah membaca keseluruhan berkas perkara

register nomor 1731/Pid.Sus/2015/PN.Mdn atas nama Soemiarto Boediman

mengajukan tuntutan yang pada pokoknya sebagai berikut :

1) Menyatakan terdakwa Soemiarto Boediman bersalah melakukan Tindak Pidana “dengan sengaja memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup” sebagaimana dimaksud dalam Pasal pertama Pasal 40 ayat (2) Jo. Pasal 21 huruf a UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan “ dengan sengaja memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati” sebagaimana dimaksud dalam Pasal pertama Pasal 40 ayat (2) Jo. Pasal 21 huruf a UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan “dengan sengaja memperniagakan, menyimpan, atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di dalam atau di luar Indonesia” sebagaimana dimaksud dalam Pasal pertama Pasal 40 ayat (2) Jo. Pasal 21 huruf a UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya; 2) Menjatuhkan pidana terhadap terhadap terdakwa Soemiarto Boediman

pidana penjara selama 2 (dua) tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dan denda sebesar Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) subs, 3 (tiga) bulan kurungan;

3) Menyatakan barang bukti berupa: - 95 ekor trenggiling hidup:

(11)

- 6 ekor telah mati sesuai dengan Berita Acara Kematian Satwa Nomor : B-133/BBKSDASU-2/2015 tanggal 27 April 2015;

- 5 ton trenggiling beku telah disisihkan menjadi 1 ekor trenggiling dalam keadaan mati beku;

- 77 kg sisik kering trenggiling yang telah disisihkan menjadi 1 kg sisik kering trenggiling;

- 64 keranjang tempat trenggiling; - 100 kantong trenggiling;

- 1 buah buku ekspedisi masuk barang lokal dan 1 buku besar stok barang;

Dirampas untuk dimusnahkan ;

- 1 unit mobil travelo BK-7861 DN beserta STNK; - 1 unit mobil APV carry pick up BK 9988 BS; - 1 kipas blower;

- 2 timbangan digital merk henherr; - 1 unit kompor gas;

- 2 buah aki GS;

- 2 unit mesin pengepres daging merk DZ Q 400 dan merk DZ Q series;

- 3 unit freezer merk sensio dan merk casio; - 1 buah kipas angin merk krisbow;

4) Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah);

4. Fakta-Fakta Hukum a. Keterangan Ahli

Bahwa berdasarkan keterangan ahli MANGANTAR

PARDAMEAN SIANTURI, S. Si sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan

Ekosistemnya dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999,

tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa dinyatakan dalam

lampirannya bahwa trenggiling (manis javanica) termasuk satwa

yang dilindungi. Menurut keterangan ahli juga, berdasarkan

undang-undang tersebut barang bukti berupa satwa yang dilindungi

(12)

Saksi ahli juga menyatakan bahwa tujuan dilindunginya trenggiling

adalah untuk menghindari kepunahan dan manfaatnya adalah untuk

menjaga keseimbangan ekosistem alam.

b. Keterangan Saksi-Saksi

1. Saksi DENI WIDIYANTO

• Saksi bekerja sebagai anggota Polri di Subdit I Direktorat

Tipidter Bareskrim Polri yang tugas pokoknya melakukan

penyelidikan dan penyidikan baik secara terbuka maupun

tertutup terhadap kasus-kasus yang ditangani oleh Subdit I

Direktorat Tipidter Bareskrim Polri termasuk mengenai

kejahatan yang berkaitan dengan hewan-hewan yang

dilindungi;

• Pada hari Kamis tanggal 23 April 2015, setelah

membuatkan Laporan Polisi Nomor :

LP/533/IV/2015/Bareskrim tertanggal 23 April 2015, saksi

dan kawan-kawan dari Bareskrim Polri melakukan

pemeriksaan dan penggeledahan sebuah gudng yang

terletak di Komplek pergudangan Niaga Malindo KIM,

Jalan P. Bangka No. 5, kelurahan Mabar, Kecamatan

Medan Deli, Kota Medan Sumatera Utara;

• Pada pemeriksaan dan penggeledahan di gudang tersebut,

(13)

dalam keadaan yang sudah mati, ada juga yang dibekukakan

serta sisik dan bagian tubuh trenggiling yang sudah di press;

• Kemudian saksi dan kawan-kawan menangkap terdakwa

selaku penanggung jawab dari kegiatan yangberkaitan

dengan perniagaan dan pengbolahn satwa liar trenggiling

tersebut, serta mengamankan beberapa orang saksi yang

menjadi pegawai terdakwa, yang kemudian dibawa bersama

dengan barang-barang bukti yang disita dari gudang

tersebut ke Polsek terdekat, yaitu Polsek Medan Labuan

guba pemeriksaan lebih lanjut;

2. Saksi HERI SISWANTO

• Saksi anggota polisi pada Sat Bromob Mabes Polri yang

saat ini di BKO kan di Subdit I Direktorat Tipidter

Bareskrim Polri;

• Pada hari Kamis tanggal 23 April 2015, setelah

membuatkan Laporan Polisi Nomor :

LP/533/IV/2015/Bareskrim tertanggal 23 April 2015,

saksi dan kawan-kawan dari Bareskrim Polri melakukan

pemeriksaan dan penggeledahan sebuah gudng yang

terletak di Komplek pergudangan Niaga Malindo KIM,

Jalan P. Bangka No. 5, kelurahan Mabar, Kecamatan

(14)

• Selaku anggota yang mendapatkan tugas dari pimpinan,

saksi selalu melaporkan hasil penyelidikan yang saksi

lakukan adalah selalu melaporkan hasil penyelidikan yang

saksi lakukan kepada pimpinan serta kemudin menindak

lanjutinya dengan membuat laporan temuan;

3. Saksi SUDIRMAN

• Saksi sudah bekerja selama 6 bulan di gudang usaha

penyimpanan dan perdagangan satwa trenggiling milik

terdakwa di komplek pergudangan KIM Jalan P. Bangka

No. 5, kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota

Medan Sumatera Utara;

• Tugas dan tanggung jawab saksi sehari-hari adalah sam

dengan pekerja lainnya yaitu mulai dari menurunkan

trenggiling yang datang ke gudang dengan menggunakan

alat angkut mobil Travelo atau mobil AVP, kemudian

mensortir trenggiling tersebut dari yang masih hidup dan

yang sudah mati serta yang sudah lemas;

• Trenggiling yang masih hidup dan sehat dimasukkan ke

dalam kantong jaring plastik untuk selanjutnya dimasukkan

ke dalam keranjang, setelah mengurus trenggiling yang

masih hidup dan sehat, lalu saksi mengurus trenggiling yang

(15)

• Saksi memotong trenggiling yang sudah lemas, lalu

trenggiling yang sudah dipotong dan yang sudah mati

direbus, dan setelah direbus, dan setelah direbus lalu

kulit/sisiknya dikupas, dan kemudian perutnya dibelah

untuk membuang ususnya, sedangkan daging, jantung, hati

dan ginjal trenggiling diambil yang selanjutnya dimasukkan

ke dalam Freezer;

• Untuk pekerjaan saksi tersebut, saksi mendapat gaji sebesar

Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) per bulan, yang saksi

terima langsung dari terdakwa;

4. Saksi SUMARTO

• Saksi bekerja sebagai teknisi pelistrikan dan merangkap

sebagai sopir penjemput trenggiling di gudang Komplek

Pergudangan KIM I Jalan P. Bangka No. 8, Kel. Mabar,

Kec. Medan Deli, Kota Medan milik terdakwa;

• Sepengetahuan saksi, gudang milik terdakwa tersebut

mempunyai Freezer untuk menyimpan trenggiling beku,

sedangkan trenggiling yang masih hidup dimasukkan ke

dalam keranjang-keranjang serta ada pula kulit trenggiling

yang dikeringkan;

• Saksi mendapat perintah dari terdakwa untuk menjemput

(16)

dengan menggunakan alat angkut mobil Travelo No. Pol.

BK 7861 DN tau mobil AVP No. Pol BK 1882 AI;

• Saksi sudah bekerja selama 3 (tiga) bulan di gudang milik

terdakwa tersebut, dan setiap bulannya saksi menerima

upah sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu

rupiah), yang saksi terima langsung dari terdakwa;

5. Saksi PRIYO NUGROHO

• Saksi bekerja serabutan selama kurang lebih 2 (dua) bulan

setengah di gudang milik terdakwa yang terletak Komplek

Pergudangan KIM I Jalan P. Bangka No. 8, Kel. Mabar,

Kec. Medan Deli, Kota Medan Sumatera Utara, yang

bergerak di bidang usaha penyimpanan dan perdagangan

trenggiling yang sudah dikemas dalam boks;

• Tugas saksi di gudang milik terdakwa tersebut adalag

bersih-bersih, mengangkat dan memindahkan ternggiling

dalam karung atau menurunkan dan membongkar

penyortiran terhadap trenggiling yang dibawa ke gudang;

• Atas pekerjaannya tersebut, saksi dibayar sebesar Rp

500.000,- (Lima ratus ribu rupiah) per bulan, yang saksi

terima langsung dari terdakwa;

6. Saksi LAIKA INDRA

• Pada hari kamis tanggal 23 April 2015 sekira pukul 15.30

(17)

Pergudangan KIM I Jalan P. Bangka No. 8, Kel. Mabar,

Kec. Medan Deli, Kota Medan, saksi melihat beberapa

orang naggota polisi mendatangi sebuah gudang di

Komplek Pergudangan KIM I Jalan P. Bangka No. 5

melakukan pemeriksaan dan penggeledahan serta

menangkap seorang laki-laki dan juga mengamankan 4

(empat) orang lainnya;

• Saksi juga nelihat adabagian tubuh trenggiling tang

dikemas dalam karton yang dimasukkan dalam Freezer serta

sisik trenggiling yang sudah kering;

• Saksi tahu pemilik gudang dan usaha tersebut adalah

terdakwa setelah dijelaskan oleh anggota polisi yang

melakukan penggeledahan;

c. Keterangan Terdakwa SOEMIARTO BOEDIMAN

• Terdakwa membenarkan keterangannya sebagaimana

tertuang dalam Berita Acara Penyidikan yang dibuat pada

Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Tipidtu) Ditreskrimsus

Polri tertanggal 23 April 2015, 26 April 2016 dan tanggal

05 Juni 2015;

• Benar pada hari Kamis tanggal 23 April 2015 sekira pukul

15.30 WIB, terdakwa telah ditangkap oleh polisi dai

Bareskrim Polri di Komplek Pergudangan KIM I Jalan P.

(18)

karena terlibat usah menangkap, membunuh, memiliki dan

memperniagakan ternggiling dan bagian-bagian tubuh

termasuk kulit (sisik) nya;

• Usaha penangkapan, pemotongan dan perniagaan

trenggiling tersebut adalah milik Alim, Warga Negara

Malaysia, dan Terdakwa bekerja sebagai

penanggungjawab, yang menerima gaji dari ALIM sebesar

Rp 3.000.000.,- (tiga juta rupiah) per bulan, dan terdakwa

baru bekerja selama 6 (enam) bulan;

• Selaku penanggungjawab usaha tersebut, terdakwa

mengawasi pekerjaan para pekerja, mengawasi keluar

masuknya trenggiling serta melakukan pembelian

trenggiling dari para penjual’

• Setiap ada penjual yang hendak menjual trenggiling, lalu

terdakwa memerintahkan saksi sumarto untuk menjemput

dengan menggunakan mobil Travelo No. Pol. BK 7681 DN

atau mobil AVP No. Pol. BL 1882 IU ke tempat yang

terdakwa tentukan;

• Terdakwa membeli trenggiling dari para penjual dengan

harga Rp 120.000,- (seratus dua puluh ribu rupiah) per

(19)

• Terdakwa tidak memiliki ijin untuk melakukan kegiatan

yangberkaitan dengan penangkapan dan pengolahan satwa

langka yang dilindungi;

d. Barang Bukti

Barang bukti yang diajukan adalah berupa 95 (sembilan

puluh lima) ekor trenggiling hidup, 5 (lima) ton trenggiling beku,

77 (tuju puluh tujuh) kg sisik kering trenggiling, 1 (satu) unit mobil

Travelo No. Pol BK 7861 DN beserta STNK, 1 (satu) unit mobil

APV No. Pol BK 1882 IU beserta STNK, 1 unit mobil Carry Pick

Up No. Pol BK 9988 BS, 1 (satu) Kipas Blower, 2 (dua) timbangan

digital merk henherr, 1 (satu) kompor gas, 2 buah aki GS, 2 (dua)

unit mesin pengepres daging merk DZ Q 400 dan DZ Q series, 3

(tiga) unit freezer merk sansio dan merk Cassio, 1 (satu) buah kipas

angin merk Krisbow, 64 (enam puluh empat) keranjang tempat

trenggiling , 100 (seratus) kantong jaring trenggiling, 1 (satu) buku

ekspedisi masuk barang lokal dan 1 (satu) buku besar stok barang.

Selain itu juga di persidangan diajukan bukti surat berupa :

- Surat Perintah Pelepas Liaran Satwa tertanggal 27 Nomor :

Pol. SPPLS. 25.d/IV/Tipidtu/2015 tertanggal 27 April 2015;

- Berita Acara Penyerahan Pelepas Liaran Satwa tertanggal 27

April 2015;

- Berita Acara Kematian Satwa Nomor :

(20)

5. Pertimbangan Hakim

• Menimbang, bahwa menurut sifatnya dakwaan penuntut umum tersebut adalah dakwaan kumulatif, yang berarti bahwa seluruh dakwaan tersebut harus dipertimbangkan terhadap fakta-fakta persidangan untukmenentukan kesalahan terdakwa, dengan terlebih dahulu mempertimbangkan dakwaan kesatu dan seterusnya;

• Menimbang, bahwa unsur-unsur Pasal 40 ayat (2) jo Pasal 21 ayat (2) huruf a UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dalam dakwaan kesatu adalah :

1. Barang siapa;

2. Dengan sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup;

• Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan, bahwa terdakwa sebagai Warga Negaar Malaysia memberikan kepercayaan kepada terdakwa sebagai penanggungjawab dalam pengoperasian usahanya yang bergerak di bidang pembelian dan pengolahan ternggiling, yang mempunyai tempat usaha di Komplek Pergudangan Niaga Malindo KIM I Jalan P. Bangka Nomor 5, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan;

• Bahwa dalam mengoperasikan usaha pembelian dan pengolahan trenggiling tersebut, terdakwa mempekerjakan 4 (empat) orang karyawan, yang pekerjaannya di bawah kendali dan perintah terdakwa;

• Menimbang, bahwa menurut pengakuan terdakwa, usaha pembelian dan pengolahan trenggiling tersebut telah berjalan selama kurang lebih 6 (enam) bulan, sehingga ketika dilakukan penggeledahan dan penangkapan terhadap terdakwa oleh anggota Polisi dari Bareskrim Polri pada hari Kamis, tanggal 23 April 2015 sekira pukul 15.30 WIB di Komplek Pergudangan Niaga Malindo KIM I Jalan P. Bangka Nomor 5, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan ditemukan 95 (sembilan puluh lima) ekor trenggiling hidup yang merupakan hasil pembelian dari para penjual;

• Menimbang, bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa trenggiling adalah salah satu satwa yang termasuk yang dilindungi;

• Menimbang, bahwa menurut ahli, bahwa satwa yang dilindungi berarti bahwa negara melindungi satwa tersebut dalam keadaan hidup dan mati, yang dengan demikian berarti pula melarang perbuatan-perbuatan menyimpan, menangkap, memiliki, memelihara, memperdagangkan, membawa satwa yang dilindungi tersebut;

(21)

segala fasilitas perlengkapan untuk mendukung perbuatan tersebut berupa gudang sebagai tempat usaha dilengkapi dengan peralatan, karyawan dan bahkan sarana pengangkutan, dan didalam melakukan pembelian trenggiling dari para penjual dilakukan sendiri oleh terdakwa serta para penjual tidak diperkenankan mengantarkan langsung trenggiling yang hendak dijual ke lokasi gudang tempat usaha terdakwa memang mengetahui perbuatannya tersebut adalh perbuatan yang dilarang dan terdakwa juga mengkehendaki dilakukannya perbuatan tersebut demi mendapatkan keuntungan finansial, yang berarti bahwa terdakwa sengaja untuk melakukan perbuatan memiliki trengiling-trenggiling tersebut;

• Menimbang, bahwa dalam persidangan Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan pembenar atau alasan pemaaf, maka terdakwa harus mempertanggungjwabkan perbuatannya;

• Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap terdakwa, maka perlu dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan yang meringankan terdakwa :

a. Keadaan yang memberatkan

- Perbuatan terdakwa tidak mendukung program pemerintah yang sedang gencar-gencarnya memberantas perdagangan satwa yang dilindungi;

- Perbuatan terdakwa dapat mengakibatkan punahnya populasi trenggiling sebagai satwa yang dilindungi, yang akan, yang pada akhirnya dapat merusak ekosistem dan lingkungan hidup di sekitar habitat trenggiling;

b. Keadaan yang meringankan

- Terdakwa bersikap sopan di persidangan; - Terdakwa mengakui perbuatannya; - Terdakwa menyesali perbuatannya;

- Terdakwa mempunyai tanggungan keluarga; - Terdakwa belum pernah dipidana;

- Terdakwa telah lanjut usia;

• Memperhatikan, Pasal 21 ayat (1) huruf a, b dan d Jo Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana Serta peraturan perundang-undangan lain yangbersangkutan;

6. Diktum Putusan Hakim

(22)

• “sengaja memiliki dan memperniagakan satwa yang dilindungi berupa trenggiling dalam keadaan hidup”;

• “sengaja membunuh dan memperniagakan satwa yang dilindungi berupa trenggiling dalam keadaan mati”;

• “sengaja memperniagakan kulit dan bagian-bagian tubuh satwa liar berupa trenggiling”;

Sebagaimana yang didakwakan Penuntut Umum dalam dakwaan Kesatu, Kedua dan Ketiga;

2. Menjatuhkan pidana terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 5 (lima) bulan, dan denda sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar, maka diganti dengan pidana kurungan selama 1 (satu) bulan;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; 4. Menetapkan terdakwa tetap ditahan;

5. Menetapkan barang bukti berupa :

• 1 unit mobil travelo BK-7861 DN beserta STNK;

• 1 unit mobil APV carry pick up BK 9988 BS;

• 1 kipas blower;

• 2 timbangan digital merk henherr;

• 1 unit kompor gas;

• 2 buah aki GS;

• 2 unit mesin pengepres daging merk DZ Q 400 dan merk DZ Q series;

• 3 unit freezer merk sensio dan merk casio;

• 1 buah kipas angin merk krisbow; Dirampas untu Negara;

• 64 (enam puluh empat) buah keranjang tempat trenggiling;

• 100 (seratus) buah kantong jaring trenggiling;

• 1 (satu) buah buku ekspedisi masuk barang lokal;

• 1 (satu) buah buku besar stok barang; Dirampas untu Negara;

6. Menyatakan sah pelepasliaran 89 (delapan puluh sembilan) ekor trenggiling yang telah dilaksanakan pada tanggal 27 April 2015 di Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang sesuai berita acara pelepasliaran satwa tertanggal 27 April 2015;

7. Menyatakan sah pemusnahan barang bukti 5 (lima) ton trenggiling beku dan 77 (tujuh puluh tujuh) Kg sisik trenggiling kering yang telah dilaksanakan pada tanggal 29 April 2015 sesuai dengan berita acara perampasan/pemusnahan benda sitaan/barang bukti tertanggal 29 April 2015;

(23)

C. Kasus Posisi (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 124/Pid.Sus/2016/PN. Mdn)

1. Kronologi

Kasus tindak pidana lainnya terkait perdagangan satwa liar yang

dilindungi terjadi di wilayah hukum Pengadilan Negeri Medan dengan nomor

perkara 124/Pid.Sus/2016/PN.Mdn dengan identitas terdakwa sebagai berikut :

I. Nama Lengkap : ADI SUTRISNO ALS ADI

Tempat Lahir di : Belawan

Umur/Tanggal Lahir : 36 tahun/01 Desember 1979

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Kebangsaan : Indonesia

Alamat : Gudang Arang Lorong Harapan Lk. 30

Belawan Kel. Belawan I kec. Medan

Belawan Kota.

Agama : Islam

Pekerjaan : Nelaya/Nahkoda KM REZEKI

ABADI

Pendidikan : SD kelas

II. Nama Lengkap : TAUFIK

Tempat Lahir di : Belawan

Umur/Tanggal Lahir : 40 tahun/04 Juni 1975

Jenis Kelamin : Laki-Laki

(24)

Alamat : Gudang Arang Lorong Harapan Lk. 30

Belawan Kel. Belawan I kec. Medan

Belawan Kota.

Agama : Islam

Pekerjaan : Nelaya/Nahkoda KM REZEKI

ABADI

Pendidikan : SD kelas 4

Kasus tersebut bermula pada hari Selasa tanggal 10 Nopember

2015 terdakwa 1 ADI SUTRISNO ALS. ADI Als. ADI dihubungi oleh

anto (belum tertangkap) melalui handphone dan menyuruh terdakwa 1

ADI SUTRISNO Als. ADI siap-siap mau berangkat, kalian tunggu di

depan gudang parlin, selanjutnya terdakwa 1 ADIS SUTRISNO langsung

menunggu di lorong dan kemudian terdakwa 1 bersama terdakwa 2

TAUFIK dan saksi ZUHERI dan saksi FAISAL RAHMAN yang

sebelumnya dihubungi oleh ANTO (belum tertangkap) berangkat dengan

menggunakan becak bermotor menuju gudang parlin yang terletak di

kampung ujung banting belawan dan sekitar pukul 22.00 WIB terdakwa 1

ADI SUTRISNO, terdakwa 2 TAUFIK dan saksi ZUHERI dan FAISAL

RAHMAN tiba di gudang parlin sekitar pukul 22.30 WIB terdakwa 1 ADI

SUTRISNO dihubungi oleh anto dan menyuruh terdakwa 1 ADI

SUTRISNO, terdakwa 2 TAUFIK, saksi ZUHERI, dan saksi FAISAL

RAHMAN untuk masuk kedalam gudang parlin. Selanjutnya terdakwa 1 1

(25)

SUTRISNO, terdakwa 2 TAUFIK, saksi ZUHERI, dan saksi FAISAL

RAHMAN naik ke dalam kapal ikan KM REZEKI ABADI Gt. 5 No.

1868/PHB/S.7 yang sebelumnya sudah tersandar di tangkahan gudang

parlin Belawan dan bermuatan hewan (satwa) yang dilindungi jenis

trenggiling (manis javanica) sebanyak 103 (seratus tiga) ekor dengan

perincian 94 (sembilan puluh empat) ekor dal keadaan hidup dan 9

(sembilan) ekor dalam keadaan mati tanpa sisik/kulit yang hendak

berangkat dibawa menuju ketengah laut wilayah selat malaka perairan

penang Negara Malaysia. Selanjutnya pada hari Rabu tanggal 11

Nopember 2015 sekitar pukul 01.00 WIB setibanya KM REZEKI ABADI

Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7 di lampu putih 2 perairan kuala Belawan tepatnya

di titik koordinat 03’ 58’ 582” U – 98’ 54’ 000” T telah ditangkap Ditpolairda

Sumut ketika patroli dengan menggunakan kapal patroli Zaitun-3014.

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap KM REZEKI ABADI Gt. 5

No. 1868/PHB/S.7 dan diketahui kapal tidak memiliki dokumen untuk

mengangkut satwa berupa 103 ekor trenggiling dengan perincian 94 ekor

dalam keadaan hidup dan 9 ekor dalam keadaan mati.

2. Dakwaan

a) Dakwaan Pertama :

Perbuatan terdakwa 1 ADI SUTRISNO dan terdakwa 2 Taufik

telah melanggar Pasal 21 ayat (2) huruf a “menangkap, melukai,

membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan

(26)

Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55

ayat (1) ke-1 KUHP.

b) Dakwaan Kedua :

Perbuatan terdakwa 1 ADI SUTRISNO dan terdakwa 2 Taufik

telah melanggar Pasal 21 ayat (2) huruf b “menangkap, melukai,

membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan

memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati” Jo Pasal

40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1

KUHP.

3. Tuntutan

Jaksa Penuntut Umum setelah membaca keseluruhan berkas

perkara register nomor 124/Pid.Sus/2016/PN.Mdn atas nama ADI

SUTRISNO dan TAUFIK mengajukan tuntutan yang pada pokoknya

sebagai berikut :

1) Menyatakan terdakwa 1 ADI SUTRISNO dan terdakwa 2 TAUFIK, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “setiap orang dilarang untuk menangkap, melukai, membunuh, meyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup sebagaimana dalam dakwaan kesatu Pasal 21 ayat (2) huruf a jo Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya jo Pasal 55 ayat (1) KUHP dan Kedua Pasal 21 ayat (2) huruf b jo Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya jo Pasal 55 ayat (1) KUHP;

(27)

dalam tahanan sementara dan denda sebesar 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) subsidair 1 (satu) bulan penjara;

3) Menyatakan agar barang bukti berupa barang bukti yang disita dalam perkara ini yaitu :

• 1 (satu) unit kapal ikan KM Rezeki Abadi tanda selar GT 5 No. 1868/PHB/S.7;

• 1 (satu) unit GPS merk ONWA model KP-32 seri No.2073210118044;

• 1 (satu) unit kompas basah warna hijau;

• 1 (satu) unit hp merk Mito warna hitam/coklat model 688 imei 867463015905583, SVN : 78;

• 1 (satu) unit hp merk Samsung warna putih, model GT-C333031 imei : 35171717/05/1718/3 s/n RF1C481JG1Z;

• 1 (unit) hp merk 1- Cherry warna putih, model C 1 26, Imei : 35520/26804/444, Imei 2:35520/2682828995;

• 4 (empat) lembar dokumen Kapal Motor KM Rezeki Abadi tanda selar GT 5 No. 5 1868/PHB/S. 7 yang terdiri dari Surat Persetujuan Berlayar No..../..../.../... Tanggal 15 September 2015 Nama Kapal Rezeki Abadi Tonase 5 GT, dokumen

PAS-Kecil Kapal Penangkap Ikan No. 552.1/173/SL.BLW.R/PHB/2015 tanggal 25 September 2015

tanggal 25 September 2015, dokumen sertikat Kelalaian dan Pengawakan Kapal Penangkap Ikan No. 552.1/173/SL.BLW.R/PHB/2015 tanggal 25 Agustus 2015, dokumen data untuk perlengkapan untuk sertifikat kelalaian dan pengawakan kapal pengangkutan No. 552.1/173/SL.BLW.R/PHB/2015 tanggal 22 September 2015;

• Satwa/hewan yang dilindungi berupa 103 (seratus tiga) ekor trenggiling (94 ekor dalam keadaan hidup dan 9 ekor dalam keadaaan mati tanpa sisik/kulit);

Seluruhnya dipergunakan di dalam berkas perkara Terdakwa Faizal Rahman dan Zuheri alias Heri.

4. Fakta-Fakta Hukum

a. Keterangan Saksi-Saksi

1. Keterangan Ahli Dian Rohdiana S. Hut, pada pokoknya

menerangkan ;

• Ahli bekerja di Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam

(28)

ahli adalah Bidang Pengenalan Jenis Satwa yang dilindungi

dan ahli juga adalah PNS Kementrian Kehutanan;

• Tugas pokok adalah sebagai staf Seksi Pemanfaatan dan

Pelayanan pada Kantor Balai Besar Konservasi Sumber Daya

Alam (BBKSDA) Sumatera Utara adalah membantu Kepala

Seksi dalam pelaksanaan tugas dalam memberikan pelayanan

terkait pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar;

• Ahli tahu satwa trenggiling yang disita dalam perkara ini

dititipkan oleh Pihak Kepolisian dalam hal ini Subdit IV

Tipidter Ditreskrimsus Polda Sumut kepada pihak BBKSDA

Sumatera Utara;

• Sepengetahuan ahli berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa,

trenggiling adalah termasuk jenis satwa yang dilindungi;

• Menurut pengetahuan ahli satwa trenggiling adalah termasuk

jenis hewan yang dilindungi, dalam siklus rantai makanan

trenggiing adalah pemakan semut, serangga dan rayap,

sehingga kepunahan atau kelangkaan dapat berakibat

keseimabangan alam menjadi terganggu;

• Perizinan untuk memanfaatkan satwa trenggiling baik daging

maupun kulitnya tidak dimungkinkan dalam peraturan

perundang-undangan apalagi satwa tersebut ditangkap dari

(29)

ketiga (F.2) oleh perusahaan yang memperoleh izin dari Blai

Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA);

2. Saksi LOSMEN GINTING

• Saksi dikenal para terdakwa;

• Saksi kenal dengan saudara Anto karena telah beberapa kali

berhubungan melalui telepon, namun saksi tidak pernah

bertemu secara langsung ;

• Saksi berhubungan dengan saudara Anto apabila yang

bersangkutan ingin memesan minyak solar untuk bahan bakar

miliknya serta rencana pengangkutan satwa yang dilindungi

jenis trenggiling yang aka diangkut dari gudang Parlin Pardede

di Belawan menuju Selat Malaka, perairan Penang Negara

Malaysia ;

• Saksi biasanya dihubungi Atiam untuk dapat membantu

mengkordinir untuk memuluskan pengangkutn satwa jenis

trenggiling ;

• Saksi sendiri pernah bertemu dengan saudara Atiam sekitar

bulan Oktober 2015 saat itu saudara Atim menjumpai saksi di

Belawan dan yang kordinator lapangan dalam pengangkutan

satwa jenis trenggiling dari Belawan ke Selat Malaka, perairan

Penang Negara Malaysia ;

• Atas pekerjaan saksi tersebut saksi mendapat hono Rp.

(30)

terima satu kali pada awal kesepakatan untuk periode

Nopember 2015 ;

• Para terdakwa telah melakukan pengangkutan trenggiling

sebanyak 3 (tiga) kali, 2 (dua) kali sebelumnya telah sukses

sampai ke tujuan ;

• Tujuan pengangkutan satwa itu ke luar negeri dari

pembicaraan awal saudara Atiam dan saudara Anto ;

• Satwa trenggiling tersebut diangkut untuk dijual untuk

mendapatkan keuntungan ;

3. Saksi AHMADDIN

• Ketika petugas melakukan pemeriksaan dan penangkapan pada

KM. Rezeki Abadi Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7 yang dinakhodai

oleh terdakwa Adi Sutrisno ternyata kapal tersebut membawa

satwa trenggiling sebanyak 103 (seratus tiga) ekor, terdiri dari

94 (sembilan puluh empat) ekor yang hidup dan 9 (sembilan)

ekor dalam keadaan mati ;

• Saksi selaku Polisi Kehutanan memiliki tugas dan kewenangan

untuk mengadakan patroli/perondaan di dalam kawasan hutan

atau wilayah hukumnya, sesuai denagn Undang-undang RI

Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;

• Satwa trenggiling termasuk satwa yang dilindungi oleh

(31)

Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis

Tumbuhan dan Satwa ;

4. Saksi PARLINDUNGAN PARDEDE

• Setahu saksi para terdakwa ditangkap oleh Petugas Kepolisian

Ditpolair Polda Sumut yang berpangkalan di Belawan pada

hari Rabu, tanggal 11 Nopember 2015 sekira pukul 01.00

ketika sedang mengangkut satwa yang dilindungi jenis

trenggiling ketika sedang mengangkut satwa yang dilindungi

jenis trenggiling dengan kapal ikan KM. Rezeki Abadi Gt. 5

No. 1868/PHB/S.7 yang dinahkhodai Adi Sutrisno;

• Saksi tahu penangkapan tersebut dari berita media televisi hari

Rabu tanggal 11 Nopember 2015 sekira pukul 18.00 WIB

adalah karena para terdakwa bersama saksi Faisal Rahman dan

Saksi Zuheri telah membawa satwa yang dilindungi yaitu

trenggiling ;

• Kapal KM Rezeki Abadi Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7 yang

dinahkhodai oleh terdakwa Adi Sutrisno berangkat dari

pangkalan milik saksi yang disewa oleh Saudara Anto sebsar

Rp 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)/bulan ;

• Saksi tidak tahu untuk apa gudang tersebut disewa disewa

saudara Anto, demikian pula saksi tidak tahu muatan kapal

(32)

5. Saksi FAISAL RAHMAN

• Pada hari pada saat dilakukan penangkapan saksi bersama 3

(tiga) orang teman yaitu membawa/mengangkut satwa yaitu

trenggiling dengan menggunakan kapal ikan KM Rezeki Abadi

Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7 ;

• Satwa trenggiling yang saksi angkut berjumlah 103 (seratus

tiga) ekor, 94 (sembilan puluh empat) ekor dalam keadaan

hidup dan 9 (sembilan) ekor dalam keadaan sudah mati tanpa

sisik/kulit dibuat di dalam 1 (satu) buah karung plastik warna

putih. Trenggiling tersebut akan dibawa ke Negara Malaysia

dan menurut rencana satwa tersebut akan diserahkan ditengah

laut di perairan perbatasan Indonesia dengan Malaysia, yaitu di

daerah Selat Malaka ;

• Saksi sebelumnya sudah pernah dua kali melakukan

pengangkutan trenggiling dengan kapal KM Rezeki Abadi dan

berhasil sampai ke tujuan, namun yang ketiga kali saksi

ditangkap petugas ;

• Tujuan pengangkutan satwa trenggiling adalah untuk dijual

dan yang membelinya adalah orang turunan Tionghua ;

• Saksi tahu penangkapan, pengangkutan atau perdagangan

satwa jenis trenggiling tersebut adalah terlarang dan melanggar

undang-undang, namun karena untuk memenuhi kebutuhan

(33)

6. Saksi ZUHERI

• Pada hari pada saat dilakukan penangkapan saksi bersama 3

(tiga) orang teman yaitu membawa/mengangkut satwa yaitu

trenggiling dengan menggunakan kapal ikan KM Rezeki Abadi

Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7 ;

• Satwa trenggiling yang saksi angkut berjumlah 103 (seratus

tiga) ekor, 94 (sembilan puluh empat) ekor dalam keadaan

hidup dan 9 (sembilan) ekor dalam keadaan sudah mati tanpa

sisik/kulit dibuat di dalam 1 (satu) buah karung plastik warna

putih. Trenggiling tersebut akan dibawa ke Negara Malaysia

dan menurut rencana satwa tersebut akan diserahkan ditengah

laut di perairan perbatasan Indonesia dengan Malaysia, yaitu di

daerah Selat Malaka ;

• Saksi sebelumnya sudah pernah dua kali melakukan

pengangkutan trenggiling dengan kapal KM Rezeki Abadi dan

berhasil sampai ke tujuan, namun yang ketiga kali saksi

ditangkap petugas ;

• Tujuan pengangkutan satwa trenggiling adalah untuk dijual

dan yang membelinya adalah orang turunan Tionghua ;

• Saksi tahu penangkapan, pengangkutan atau perdagangan

satwa jenis trenggiling tersebut adalah terlarang dan melanggar

undang-undang, namun karena untuk memenuhi kebutuhan

(34)

7. Saksi YANI INDRAJAYA

• Saksi adalah anggota Ditpolair Polri

• Pada posisi 030 58’ 582” LU – 98o 54’ 000” BT melihat sebuah

kapal yang melintas di perairan Belawan dan setelah

melakukan pemeriksaan dikteahui kapal tersebut adalah kapal

KM rezeki Abadi tanda selar Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7 yang

sesuai dokumen ternyata kapal tersebut khusus untuk

melakukan penangkapan ikan di perairan Belawan, namun

ternyata kapal tersebut berisi muatan satwa berupa trenggiling

sebanyak 103 (seratus tiga) ekor, 94 (sembilan puluh empat)

ekor dalam keadaan hidup dan 9 (sembilan) ekor dalam

keadaan sudah mati tanpa sisik/kulit dibuat di dalam 1 (satu)

buah karung plastik warna putih tanpa ada dokumen yang

menyatakan kepemilikan dan pengangkutan satwa dimaksud ;

• Setelah mengawal KM Rezeki Abadi ke Dermaga Ditpolair

Sumut dan setelah adanya hasil kordinasi dengan pihak yang

berwenang yaitu Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam

Propinsi Sumatera Utara dan mengetahui bahwa satwa jenis

trenggiling sebanyak 103 (seratus tiga) ekor, 94 (sembilan

puluh empat) ekor dalam keadaan hidup dan 9 (sembilan) ekor

dalam keadaan sudah mati tanpa sisik/kulit termasuk satwa

yang dilindungi, sehingga selanjutnya saksi langsung membuat

(35)

yang berkaitan dengan satwa jenis trenggiling sebagai hewan

yang dilindungi, selanjutnya komandan kapal berkordinasi

dengan Dir Polair Sumut untuk proses serah terima berkas

perkaranya ke Ditreskrimsus Polda Sumut guna proses

penyidikan selanjutnya ;

• Saksi jelaskan setelah saksi menanyakan siapakah pemilik atas

satwa yang dilindungi jenis trenggiling tersebut kepada

Nahkoda dan Masinis KM Rezeki Abadi bahwa pemilik satwa

tersebut adalah Atiam dan yang mengurus adalah Ginting ;

8. Saksi AHMAD KURNIAWAN

• Saksi adalah anggota Ditpolair Baharkam Polri ;

• Pada posisi 030 58’ 582” LU – 98o 54’ 000” BT melihat sebuah

kapal yang melintas di perairan Belawan dan setelah

melakukan pemeriksaan dikteahui kapal tersebut adalah kapal

KM rezeki Abadi tanda selar Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7 yang

sesuai dokumen ternyata kapal tersebut khusus untuk

melakukan penangkapan ikan di perairan Belawan, namun

ternyata kapal tersebut berisi muatan satwa berupa trenggiling

sebanyak 103 (seratus tiga) ekor, 94 (sembilan puluh empat)

ekor dalam keadaan hidup dan 9 (sembilan) ekor dalam

keadaan sudah mati tanpa sisik/kulit dibuat di dalam 1 (satu)

buah karung plastik warna putih tanpa ada dokumen yang

(36)

• Setelah mengawal KM Rezeki Abadi ke Dermaga Ditpolair

Sumut dan setelah adanya hasil kordinasi dengan pihak yang

berwenang yaitu Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam

Propinsi Sumatera Utara dan mengetahui bahwa satwa jenis

trenggiling sebanyak 103 (seratus tiga) ekor, 94 (sembilan

puluh empat) ekor dalam keadaan hidup dan 9 (sembilan) ekor

dalam keadaan sudah mati tanpa sisik/kulit termasuk satwa

yang dilindungi, sehingga selanjutnya saksi langsung membuat

berkas perkara/Mindik awal tentang pelanggaran/tindak pidana

yang berkaitan dengan satwa jenis trenggiling sebagai hewan

yang dilindungi, selanjutnya komandan kapal berkordinasi

dengan Dir Polair Sumut untuk proses serah terima berkas

perkaranya ke Ditreskrimsus Polda Sumut guna proses

penyidikan selanjutnya ;

• Saksi jelaskan setelah saksi menanyakan siapakah pemilik atas

satwa yang dilindungi jenis trenggiling tersebut kepada

Nahkoda dan Masinis KM Rezeki Abadi bahwa pemilik satwa

tersebut adalah Atiam dan yang mengurus adalah Ginting ;

b. Keterangan Terdakwa

1. Terdakwa I ADI SUTRISNO

• Terdakwa ditangkap bersama terdakwa Taufik selaku penjaga

(37)

• Terdakwa dan kawan-kawan ditangkap karena melakukan

pengangkutan (satwa) yang dilindungi yaitu trenggiling (Manis

Javanica) ;

• Terdakwa tahu perbuatan tersebut adalah terlarang dan salah,

hal ini terdakwa ketahui dari Media Televisi, informasi

masyarakat serta dari tetangga terdakwa ;

• Tugas dan peran terdakwa dalam pengangkutan trenggiling

tersebut adalah sebagai Nahkoda kapal ikan KM Rezeki Abadi

Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7. Di kapal tersebut terdakwa bertugas

mengatur arah dan menjaga kemudi kapal agar tetap dalam

jalur ke lokasi yang sudah ditentukan, terdakwa Taufik sebagai

penjaga mesin, sedangkan para saksi Faizal Rahman dan

Zuheri bertugas menyirami trenggiling dengan air selama

dalam perjalanan ;

• Terdakwa tidak tahu siapa yang akan menerima/membeli

hewan (satwa) trenggiling (Manis Javanica) yang diangkut

setelah sampai tujuan, akan tetapi sesuai dengan perintah

saudara Anto bahwa satwa tersebut akan diserahkan kepada

kapal yang kan menemui terdakwa dan kawan-kawan di lokasi

yang telah disepakati yaitu Wilayah Selat Malaka, perairan

Penang, Negara Malaysia dengan titik koordinat 04o 45’ 000” U

– 99o 45’ 000” T dimana kapal menjemput akan memberi kode

(38)

tiba di lokasi maka satwa jenis trenggiling tersebut akan

dipindahkan kepada kapal penjemput ;

• Setahu terdakwa Nahkoda kapal ikan KM Rezeki Abadi Gt. 5

No. 1868/PHB/S.7 yang mengangkut hewan (satwa) yang

dilindungi yaitu trenggiling (Manis Javanica) sebelum

terdakwa adalah saudara Ucok namun sesuai dengan dokumen

surat keterangan kecakapan AL.406/60/15/APDEI.TBA.96

tanggal 12 Juni 1996 An. AHDAD ;

2. Terdakwa II TAUFIK

• Terdakwa diperiksa dan ditangkap karena mengangkut satwa

yng dilindungi jenis trenggiling dalam keadaan hidup dan mati

juga tanpa dilengkapi dengan dokumen yang syah ;

• Yang menyuruh terdakwa membawa trenggiling tersebut

adalah saudara Anto ;

• Setahu terdakwa pemilik satwa tersebut adalah bernama Atiam

(turunan Tionghoa) hal ini terdakwa ketahui berdasarkan

keterangan dari Anto ;

• Setahu satwa trenggiling yang terdakwa angkut tidak memiliki

izin/dokumen dari yang berwajib ;

• Terdakwa dan teman terdakwa mengangkut dan membawa

satwa trenggiling dengan menggunakan kapal ikan KM Rezeki

Abadi Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7 selalu pada malam hari adalah

(39)

maupun TNI AL, karena informasi yang terdakwa ketahui

bahwa satwa trenggiling adalah binatang yang dilindungi dan

tidak boleh dibawa ke luar negeri tanpa izin dari pihak yang

berwenang ;

c. Barang Bukti

Penuntut Umum mengajukan barang bukti sebagai berikut :

• 1 (satu) unit kapal ikan KM Rezeki Abadi tanda selar GT 5

No. 1868/PHB/S.7;

• 1 (satu) unit GPS merk ONWA model KP-32 seri

No.2073210118044;

• 1 (satu) unit kompas basah warna hijau;

• 1 (satu) unit hp merk Mito warna hitam/coklat model 688 imei

867463015905583, SVN : 78;

• 1 (satu) unit hp merk Samsung warna putih, model

GT-C333031 imei : 35171717/05/1718/3 s/n RF1C481JG1Z;

• 1 (unit) hp merk 1- Cherry warna putih, model C 1 26, Imei :

35520/26804/444, Imei 2:35520/2682828995;

• 4 (empat) lembar dokumen Kapal Motor KM Rezeki Abadi

tanda selar GT 5 No. 5 1868/PHB/S. 7 yang terdiri dari Surat

Persetujuan Berlayar No..../..../.../... Tanggal 15 September 2015

Nama Kapal Rezeki Abadi Tonase 5 GT, dokumen PAS-Kecil

Kapal Penangkap Ikan No. 552.1/173/SL.BLW.R/PHB/2015

(40)

dokumen sertikat Kelalaian dan Pengawakan Kapal Penangkap

Ikan No. 552.1/173/SL.BLW.R/PHB/2015 tanggal 25 Agustus

2015, dokumen data untuk perlengkapan untuk sertifikat

kelalaian dan pengawakan kapal pengangkutan No.

552.1/173/SL.BLW.R/PHB/2015 tanggal 22 September 2015;

• Satwa/hewan yang dilindungi berupa 103 (seratus tiga) ekor

trenggiling (94 ekor dalam keadaan hidup dan 9 ekor dalam

keadaaan mati tanpa sisik/kulit);

5. Pertimbangan Hakim

• Menimbang bahwa para terdakwa telah didakwa penuntut umum dengan

dakwaan kumulatif, maka majelis terlebih dahulu mempertimbangkan

dakwaan kesatu sebagaimana diatur dalam Pasal 21 ayat (2) huruf a jo

Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya jo Pasal 55

ayat (1) KUHP yang unsur-unsurnya sebagai berikut :

1. Barang Siapa ;

2. Dengan Sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan,

memiliki, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa yang

dilindungi dalam keadaan hidup ;

3. Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut

serta melakukan perbuatan ;

• Menimbang bahwa dari fakta yang terungkap di persidangan bahwa pada

(41)

perairan Belawan yaitu pada kordinat 03o 58’ 582” LU – 98o 54’ 000” BT,

kapal patroli Zaitun – 3014 dari Polairda Sumut ketika sedang

melaksanakan patroli diperairan tersebut telah menghentikan dan

melakukan pemeriksaan terhadap kapal KM Rezeki Abadi GT. 5 no.

1868/PHB/S.7 yang dinakhodai ole terdakwa Adi Sutrisno alias Adi.

Selanjutnya dari hasil pemeriksaan tersebut ternyata kapal KM Rezeki

Abadi GT. 5 No. 1868/PHB/S.7 telah membawa dan mengangkut satwa

jenis trenggiling atau “Manis Javaniva” sebanyak 103 (seratus tiga) ekor

dengan rincian 94 (sembilan puluh empat) ekor dalam keadaan hidup dan

9 (sembilan) ekor dalam keadaan mati tanpa sisik ;

• Menimbang bahwa selanjutnya majelis akan mempertimbangkan apakah

satwa trenggiling dengan nama latin “Manis Javanica” yang telah

diangkut para terdakwa dengan kapal KM Rezeki Abadi GT. 5 No.

1868/PHB/S.7 telah termasuk dalam daftar satwa yang dilindungi ;

• Menimbang bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999

tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, khususnya pada Pasal 4

jo Pasal 5 telah disebutkan bahwa jenis tumbuhan dan satwa yang

dilindungi adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Mempunyai populasi yang kecil ;

b. Adanya penurunan yang tajam pada jumlah individu di alam ;

c. Daerah penyebarannya yang terbatas (endemik)

• Menimbang bahwa setelah majelis mempelajari dan mencermati

(42)

Pengawetan Jenis Tumbuha dan Satwa khususnya Nomor urut 41 telah

ternyata bahwa satwa trenggiling dengan nama latin “Manis Javanica”

adalah memenuhi kriteria tersebut diatas dan termasuk sebagai jenis

satwa yang dilindungi ;

• Menimbang bahwa Indonesia telh meratifikasi Konvensi Perdagangan

Internasional Spesies Flora Fauna Langka Liar (CITES) dengan

keputusan Presiden Nomor 43 Tahun 1978, sehingga Indonesia telah

terikat untuk melaksanakan konvensi tersebut ;

• Menimbang bahwa dalam persidangan Majelis Hakim tidak menemukan

hal-hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik

sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf, maka para terdakwa

harus mempertanggungjawabkan perbuatannya ;

• Menimbang bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap para terdakwa,

maka perlu dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan

dan yang meringankan terdakwa :

a) Hal-hal yang memberatkan :

- Perbuatan terdakwa dapat menyebabkan terancanmya populasi

satwa trenggiling, padahal satwa tersebut bagian dari

keanekaragaman hayati yang sangat berguna bagi kepentingan

penelitian dan ilmu pengetahuan ;

- Perbuatan terdakwa bertentangan dengan program pemerintah

(43)

- Terdakwa Taufik sebelumnya telah melakukan perbuatan tersebut

sebanyak dua kali dan berhasil sukses menyerahkan satwa tersebut

kepada pembeli ;

b) Hal-hal yang meringankan :

- Para terdakwa mengakui perbuatannya sehingga memperlancar

jalannya persidangan ;

- Para terdakwa bersikap sopan dipersidangan ;

• Mengingat Pasal 21 ayat (2) huruf a dan b jo Pasal 40 ayat (1) dan (2)

Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber

Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya jo Pasal 55 ayat (1) KUHP,

Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP serta

peraturan lainnya yang berkaitan dengan perkara ini ;

6. Diktum Putusan Hakim

1. Menyatakan para terdakwa : - Adi Sutrisno alias Adi ; - Taufik

Dengan identitas sebagaimana terurai di atas, telah terbutki secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana :

- Dengan sengaja turut serta mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup ;

- Dengans sengaja turut serta mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati ;

2. Menjatuhkan pidana terhadap para terdakwa oleh karena itu, dengan pidana penjara masing-masing selama 2 (dua) tahun dan 3 (tiga) bulan dan denda Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut idak dibayar diganti pidana dengan kurungan pengganti selama 1 (satu) bulan ;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani para terdakwa dikurangkan sepenuhnya dari pidana yang dijatuhkan ; 4. Menyatakan agar barang bukti berupa :

(44)

- 1 (satu) unit GPS merk ONWA model KP-32 seri No.2073210118044;

- 1 (satu) unit kompas basah warna hijau;

- 1 (satu) unit hp merk Mito warna hitam/coklat model 688 imei 867463015905583, SVN : 78;

- 1 (satu) unit hp merk Samsung warna putih, model GT-C333031 imei : 35171717/05/1718/3 s/n RF1C481JG1Z;

- 1 (unit) hp merk 1- Cherry warna putih, model C 1 26, Imei : 35520/26804/444, Imei 2:35520/2682828995;

- 4 (empat) lembar dokumen Kapal Motor KM Rezeki Abadi tanda selar GT 5 No. 5 1868/PHB/S. 7 yang terdiri dari :

a) Surat Persetujuan Berlayar No..../..../.../... Tanggal 15 September 2015 Nama Kapal Rezeki Abadi Tonase 5 GT ;

b) dokumen PAS-Kecil Kapal Penangkap Ikan No. 552.1/173/SL.BLW.R/PHB/2015 tanggal 25 September 2015 tanggal 25 September 2015 ;

c) dokumen sertikat Kelalaian dan Pengawakan Kapal Penangkap Ikan No. 552.1/173/SL.BLW.R/PHB/2015 tanggal 25 Agustus 2015 ;

d) dokumen data untuk perlengkapan untuk sertifikat kelalaian dan pengawakan kapal pengangkutan No. 552.1/173/SL.BLW.R/PHB/2015 tanggal 22 September 2015; Terlampir bersama berkas perkara ;

- satwa/hewan trenggiling berjumlah 86 (delapan puluh enam) ekor dilepasliarkan di Kawasan Cagar Alam Sibolangit, 2 (dua) ekor di tempatkan di Kandang Satwa di Lembaga Konservasi Taman Marga Satwa Medan dan 15 (lima belas) ekor yang telah mati dikubur di Kawasan Cagar Alam Taman Wisata Alam Sibolangit ; 5. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara

masing-masing sebesar Rp 1.000,00 (seribu rupiah) ;

D. Analisis Putusan Nomor 1731/Pid.Sus/2015/PN.Mdn dan Putusan Nomor 124/Pid.Sus/2016/PN.Mdn

Berdasarkan keseluruhan berkas perkara yaitu register perkara Nomor

1731/Pid.Sus/2015/PN.Mdn dan berkas perkara Nomor

124/Pid.Sus/2016/PN.Mdn tentang Kasus tindak pidana perdagangan satwa liar

yang dilindungi, maka penulis memberikan analisis terhadap kasus-kasus tersebut

(45)
[image:45.595.118.511.221.751.2]

a) Analisis Dakwaan

Tabel 3

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan satwa Liar yang Dilindungi dilihat Kronologis Kasus

dan Dakwaan N

o

Nomor Perkara Kronologis Dakwaan

1 1731/Pid.Sus/2015/PN .Mdn

Terdakwa Soemiarto

Boediman berumur 61 tahun ditangkap Pada hari Kamis, tanggal 23 April 2015 sekira pukul 15.30 Wib oleh Tim Penyidik Bareskrim Mabes Polri yang mendatangi Komplek Pergudangan Niaga Malindo KIM 1 Jalan P. Bangka No. 5 Kelurahan Mabar, Kec. Medan Deli milik terdakwa. Tim Bareskrim menemukan barang bukti 95 ekor trenggiling hidup, 5 ton trenggiling beku, 77 kg sisik kering trenggiling.

- pertama pasal

40 ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf a UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. - Kedua pasal 40

ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf b UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya - Ketiga pasal 40

ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf d UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

2 124/Pid.Sus/2016/PN. Mdn

Terdakwa I Adi Sutrisno Als Adi dan Terdakwa II Taufik ditangkap oleh Ditpolairda Sumatera Utara ketika Patroli dengan menggunakan kapal

(46)

3014 Pada Hari Rabu tanggal 11 Nopember 2015 sekitar pukul 01.00 Wib. Kedua terdakwa ditangkap di titik koordinat 030 58’ 582” U – 980 54’ 0000” T di Kapal KM Rezeki Abadi Gt. 5 yang membawa barang bukti satwa trenggiling sebanyak 103 ekor dengan perincian 94 ekor dalam keadaan hidup dan 9 ekor dalam keadaan mati.

Konservasi

Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. - Kedua Pasal 21

ayat (2) huruf b Jo Pasal 40 ayat (2) UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang

Konservasi

Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat terhadap 2 kasus tersebut Jaksa

Penuntut Umum menyusun pasal yang didakwakan yakni melanggar Pasal 21 ayat

(2) huruf a, huruf b, dan huruf d di Junto kan denagn Pasal 40 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan

Ekosistemnya dan di Junto kan dengan Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP (Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana). Di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya sendiri

telah mengatur ketentuan bagaimana sanksi bagi para terdakwa pelaku

perdagangan satwa liar yang dilindungi. Namun di dalam undang-undang tersebut

belum secara tegas memberikan pengaturan yang jelas terkait hukuman minimal

bagi para pelaku kejahatan tersebut, sehinga ada kemungkinan para pelaku

mendapatkan hukuman ringan yang mungkin tidak akan memberikan efek jera

(47)

Pasal 21 ayat (2)Setiap orang dilarang untuk ;

a. Menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup;

b. Menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mat;

c. Mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;

d. Memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;

e. Mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki telur dan/atau sarang satwa yang dilindungi.

Pasal ini pada huruf a, b, dan d mengatur siapa saja (perorangan) tanpa

terkecuali untuk tidak menangkap, mengangkut, memiliki, menyimpan,

memperniagakan satwa liar yang dilindungi baik dalam keadaan hidup maupun

mati dan melarang untuk tidak membawa satwa liar yang dilindungi dari suatu

tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam ataupun di luar Indonesia.

Pasal 40 ayat (2)

“Barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 33 ayat (3) dipidana dengan pidana paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.00,00 (seratus juta rupiah)”.

Pasal ini memuat sanksi pidana bagi siapa saja (perorangan) tanpa

terkecuali yang melanggar ketentuan Pasal 21 ayat 21 (1) dan ayat (2)

sebagaimana disebutkan diatas. Di dalam pasal tersebut hanya memuat sanksi

pidana maksimal yaitu pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling

(48)

tindak pidana satwa liar yang dilindungi. Sehingga memungkinkan pelaku tindak

pidana perdaganga satwa liar yang dilindungi memperoleh pidana yang ringan.

Pada perkara Nomor 124/Pid.Sus/2016/PN.Mdn penuntut umum menjunto

Pasal 21 ayat (2) huruf a Junto Pasal 40 ayat (2) UU Nomor 5 Tahun 1990 dengan

Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP di dakwaan pertama dan Pasal 21 ayat (2) huruf b

Junto Pasal 40 ayat (2) UU Nomor 5 Tahun 1990 dengan Pasal 55 ayat (1) ke-1

KUHP di dakwaan kedua.

Pasal 55

1) Dihukum sebagai orang yang melakukan peristiwa pidana :

a. Orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut melakukan perbuatan itu ;

b. Mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan.

Kelompok orang-orang yang perbuatannya disebabkan pasal 55 ayat (1),

yang dalam hal ini disebut dengan para pembuat (mededader), adalah mereka :70

a. Yang melakukan (plegen), orangnya disebut dengan pembuat pelaksana

(Pleger);

b. Yang menyuruh melakukan (doen plegen), orangnya disebut dengan

pembuat penyuruh (doen pleger);

c. Yang turut serta melakukan (mede plegen), orangnya disebut dengan

pembuat peserta (mede pleger); dan

d. Yang sengaja menganjurkan (uitlokken), yang orangnya disebut dengan

pembuat penganjur (uitlokker).

(49)

b) Analisis Tuntutan Pidana

Pengajuan tuntutan pidana oleh Jaksa Penuntut Umum adalah setelah

dilakukannya pemeriksaan pembuktian di persidangan. Tuntutan pidana

merupakan suatu pembuktian tentang terbukti atau tidak terbuktinya surat

dakwaan. Isi dari tuntutan pidana adalah tuntutan hukuman atas yang didakwakan

terhadap si pelaku tindak pidana. Dari 2 kasus yang dilakukan oleh pelaku tindak

pidana perdagangan satwa liar yang dilindungi dapat dilihat tuntutan pidana

[image:49.595.122.510.403.753.2]

terhadap masing-masing terdakwa dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Satwa Liar Yang Dilindungi dilihat dari Tuntutan Jaksa Penuntut Umum No Nomor Putusan Dakwaan Tuntutan Pidana 1 1731/Pid.Sus/2015/P

N.Mdn

- pertama pasal 40

ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf a UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. - Kedua pasal 40

ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf b UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya - Ketiga pasal 40 ayat

(2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf d UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

- Menyatakan terdakwa

Soemiarto Budiman bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja

memperniagakan satwa yang dilindungi dalam

keadaan hidup sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) Jo. Pasal 21 ayat (2) huruf a UU RI Nomor 5 Tahun 1990 dan dengan sengaja memperniagakan satwa yang dilindungi dala keadaan mati sebagai mana dimaksud dalam pasal 40 ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf b dan dengan sengaja memperniagakan,

(50)

atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di dalam atau di luar Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) Jo. Pasal 21 ayat (2) huruf d UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam

Hayati dan Ekosistemnya;

- Menjatuhkan Pidana terhadap terdakwa Soemiarto Boediman selama 2 tahun dipotong selama berada dalam tahanan dan denda sebesar Rp 75.000.000,- subsidair 3 bulan penjara

2. 124/Pid.Sus/2016/PN .Mdn

- Pertama Pasal 21 ayat (2) huruf a Jo Pasal 40 ayat (2) UU RI Nomor 5 Tahun

1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1e KUHP.

- Kedua Pasal 21 ayat (2) huruf b Jo Pasal 40 ayat (2) UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1e KUHP.

- Menyatakan terdakwa I

Adi Sutrisno dan terdakwa II Taufik terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan

tindak pidana memperniagakan,

(51)

RI Nomor 5 Tahun

1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1e KUHP;

- Menjatuhkan Pidana terhadap terdakwa I Adi Sutrisno dan terdakwa II Taufik selama 2 tahun dipotong selama berada dalam tahanan dan denda sebesar Rp 50.000.000,- subsidair 1 bulan penjara.

Dalam perkara Nomor 1731/Pid.Sus/2015/PN.Mdn, Jaksa Penuntut Umum

menuntut terdakwa bersalah melakukan tindak pidana “dengan sengaja

memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadan hidup” sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf a UU Nomor 5 Tahun

1990 dan “dengan sengaja memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan

mati

Gambar

Tabel 3
Tabel 4
Tabel 6
Tabel 1
+2

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan ulang alat pemeras madu yang dibuat akan digunakan dalam proses pemerasan madu yang masih berupa bongkahan sarang madu atau madu yang didapat dari kebun atau

[r]

Karena dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan banyak sekali bak mandi di perkotaan yang melimpah akan air, sehingga dengan kondisi air yang melimpah akan menjadi

[r]

Potensi wisata adalah sumberdaya alam yang beraneka ragam, dari aspek fisik dan hayati, serta kekayaan budaya manusia yang dapat dikembangkan untuk pariwisata. Banyu

artinya bahwa ada peningkatan antara nilai rata-rata pretest dengan nilai rata-rata posttest pada kelas yang diberi perlakuan model pembelajaran quantum dengan

Kebijakan dan strategi pengelolaan ikan bilih Danau Singkarak berdasarkan skala perioritas yang ditampilkan pada Tabel 2 adalah sebagai berikut : (1) melakukan pengelolaan

Kartini adalah satu-satunya perempuan pribumi yang ada disana, teman perempuan Kartini hanya anak-anak menir Belanda, jadi tak heran bahwa kartini