• Tidak ada hasil yang ditemukan

pada Lokasi Berjualan yang Baru

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkerjasama dengan PD Pasar Jaya melakukan peremajaan di Blok G secara total. Pemerintah dibantu PD Pasar Jaya melakukan sejumlah perbaikan di beberapa titik di Blok G. 4. Pengawasan Pasca Relokasi

Pasca Relokasi, Petugas Satpol PP melakukan penjagaan secara rutin terhadap lokasi berjualan

PKL yang telah

ditertibkan. Cara

pengawasan yang

dilakukan yaitu petugas disiagakan 24 jam di pos jaga terpadu.

(Sumber: Data diolah Peneliti, Tahun 2016)

Setelah peneliti melakukan observasi awal pada lokasi penelitian dan melakukan wawancara pendahuluan dengan Bapak Achmad Juhaeni, SE sebagai Kepala Pasar Anyar, ada beberapa permasalahan-permasalahan yang peneliti temui dalam penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Anyar, diantaranya adalah sebagai berikut :

Pertama, faktanya adalah berdasarkan hasil observasi awal di Pasar Anyar bahwa belum optimalnya penataan terhadap Pedagang Kaki Lima (PKL) yang

dilakukan oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang. Awal dilakukan penataan di Pasar Anyar yaitu pada tahun 2010 tepatnya pada bulan Februari. Diadakan penataan pada saat itu karena terjadi pembludakan jumlah pedagang kaki lima di Pasar Anyar dan kondisinya semakin tidak terkendali dan tidak teratur. Pada saat itu, penataan yang dilakukan bertujuan untuk menata ulang para pedagang kaki lima yang tidak memiliki tempat untuk berdagang. Penataan yang dilakukan yaitu dengan merelokasi sebagian pedagang kaki lima ke Lahan Anyar Selatan dan sebagian lagi ditempatkan ke lantai dua Pasar Anyar. Karena pihak Perusahaan Daerah Pasar keterbatasan biaya pada saat itu ada pihak investor yang mau mengerjakan lokasi di lahan Anyar Selatan. Pihak investor tersebut adalah PT. Propertia Century Raya sebagai pengembang dari lokasi baru tersebut. Pihak Perusahaan Daerah Pasar melakukan kerjasama dengan PT. Propetia Century Raya selama kurun waktu 5 tahun. Selama kurun waktu tersebut PT. Propetia Century Raya sebagai pengelola di Lahan Anyar Selatan, adapun yang akan dikelola oleh PT. Propetia Century Raya yaitu: retribusi, parkir, penempatan pedagang dan fasilitas di Lahan Anyar Selatan. Berikut gambar lokasi baru yang menjadi tempat berdagangnya pedagang kaki lima di Pasar Anyar, sebagai berikut:

Gambar 1.2

Berdasarkan Gambar 1.2 diatas bahwa bangunan baru di bagian Selatan Pasar Anyar ini mempunyai lahan sekitar 4.200 m2 yang dapat menampung 350 pedagang dari berbagai macam. Dan akhir bulan februari tahun 2010 diharapkan bangunan baru tersebut terselesaikan dan pedagang dapat menempatinya. Namun kenyataannya, terjadi masalah ditengah-tengah proses pembangunan pada bangunan baru tersebut. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Achmad Juhaeni, SE selaku Kepala Pasar Anyar bahwa pihak PT. Propetia Century Raya selaku pihak pengembang dari lokasi baru tersebut mengalami kebangkrutan dan pada saat itu ada pergantian direktur dari PT. Propetia Century Raya yang baru, dan direktur PT. Propitia Century Raya yang baru ternyata tidak dapat meneruskan pembangunan tersebut dikarenakan dana untuk pembangunan pada bangunan baru tersebut tidak mencukupi sehingga proses pembangunan tersebut terhentikan, kemudian pihak PT. Propitia Century Raya memutuskan untuk menghentikan kerjasamanya dengan pihak Perusahaan Daerah Pasar dengan cara yang tidak bertanggung jawab yaitu kabur. (Wawancara dengan Kepala Pasar tanggal 20 Januari 2014, Pukul 10.40 WIB di Kantor Pengelolaan Pasar Anyar)

Akibatnya, pelaksanaan relokasi pedagang kaki lima ke Lahan Anyar selatan pada tahun 2010 tersebut tidak dapat dilakukan karena lokasi baru dianggap tidak memungkinkan untuk dijadikan tempat berdagang. Dan pedagang kaki lima pada saat itu menjadi terkatung-katung, sebagian ditertibkan ke sisi samping Pasar Anyar dan sebagian memilih di pinggir Jalan Pasar Anyar.

Pada awal Tahun 2015 Pihak Perusahaan Daerah Pasar kembali melakukan penataan pedagang kaki lima yang berada di depan Pasar Anyar dengan

pengadaan tenda-tenda untuk berdagang para pedagang kaki lima. Pengadaan tenda ini bertujuan agar pedagang kaki lima di Pasar Anyar khususnya yang berada di depan pasar karena dengan adanya tenda di tempat berdagang pedagang kaki lima akan teratur dan diharapkan dapat membuat Pasar Anyar terlihat bersih, tertata rapi, nyaman dan menjadi daya tarik masyarakat untuk memilih berbelanja ke Pasar Anyar.

Dilakukan pengadaan tenda ini sebagai salah satu bentuk penataan yang dilakukan pemerintah yaitu sebagai penyedia sarana dan prasarana agar pedagang kaki lima di Pasar Anyar menjadi tertata rapih dan tertib serta diharapkan dapat membuat Pasar Anyar terlihat rapih dan teratur. Namun pada kenyataannya pengadaan tenda-tenda yang dilakukan Perusahaan Daerah Pasar untuk berdagang para pedagang kaki lima di Pasar Anyar belum memberikan perubahan pada Pasar Anyar. Dikarenakan Perusahaan Daerah Pasar memiliki anggaran yang terbatas sehingga pengadaan tenda tersebut hanya mampu di depan pasar saja. Meskipun sudah diberikan tenda-tenda pada wilayah depan pasar, kondisi Pasar Anyar masih tetap sama yaitu masih terlihat kumuh dan tidak teratur.

Kedua, Kurangnya pengawasan pasca penertiban yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Pasar. Berdasarkan hasil wawancara kepada Bapak Ahmad Junaedi selaku Kepala Pasar bahwa kembalinya pedagang kaki lima berdagang di pinggir jalan, Hal ini dikarenakan kurangnya pengawasan yang ketat pasca penertiban dari pihak Perusahaan Daerah Pasar. Pengawasan pasca penertiban yang dilakukan selama ini belum secara terus menerus mengawasi pasang surut perkembangan pedagang kaki lima di Pasar Anyar.

Namun pemerintah disini akan memberikan sanksi dalam rangka pengawasan bagi pedagang kaki lima di Pasar Anyar yang apabila ditemukan adanya penyimpangan dan pelanggaran. Selama ini sanksi yang diberikan pada pedagang kaki lima yang nakal di Pasar Anyar adalah mulai dari teguran berbentuk lisan, surat peringatan hingga pembongkaran tempat berdagang. Dilihat dari jenis sanksi yang diberikan di nilai sudah cukup mampu memberikan efek jera bagi pedagang kaki lima yang melanggar, namun saja dalam kenyataannya dalam pemberian sanksi terhadap pedagang kaki lima yang melanggar, pihak Perusahaan Daerah Pasar dalam memberikan sanksinya dinilai belum efektif, karena selama ini sanksi yang diberikan hanya teguran saja. Dan dianggap sanksi yang diberikan masih terbilang sanksi ringan sehingga masih ada pedagang kaki lima yang melanggar aturan. Berikut laporan hasil kegiatan penertiban pedagang kaki lima di Pasar Anyar pada Tahun 2014 :

Tabel 1.3

Laporan Hasil Kegiatan Penertiban per Bulan Tahun 2014 Kegiatan

Penertiban Jumlah PKL yang Melanggar Jumlah Barang Bukti

Januari 75 PKL 207 Barang Februari 70 PKL 308 Barang Maret 86 PKL 396 Barang April 82 PKL 358 Barang Mei 60 PKL 273 Barang Juni 90 PKL 358 Barang Juli 115 PKL 370 Barang Agustus 120 PKL 434 Barang September 85 PKL 308 Barang Oktober 287 PKL 541 Barang November 95 PKL 461 Barang Desember 95 PKL 534 Barang Total 1.260 PKL 4.333 Barang

Berdasarkan tabel 1.3 di atas, Berdasarkan hasil kegiatan penertiban pedagang kaki lima Tahun 2015 bahwa setiap bulannya jumlah pedagang kaki lima yang melanggar di Pasar Anyar semakin bertambah, jumlah keseluruhan pedagang kaki lima yang melanggar di tahun 2014 sebanyak 1.260 PKL dengan jumlah barang bukti yang ditemukan sebanyak 4.333 barang. Hal ini menunjukkan bahwa selama ini pengawasan pasca penertiban yang dilakukan kurang ketat serta dalam hal pemberian sanksi dinilai belum efektif sehingga belum memberikan efek jera bagi pedagang kaki lima yang melanggar. Jika saja pengawasan pasca penertiban dilakukan oleh Perusahaan Daerah Pasar secara terus menerus atau berkelanjutan bukan tidak mungkin jumlah pelanggar akan berkurang dan kondisi Pasar Anyar akan terlihat lebih tertata dan tertib.

Ketiga, Kegiatan penertiban Pedagang Kaki Lima yang selama ini dilakukan belum maksimal. Kegiatan penertiban yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang selama ini hanya sebatas pada waktu musiman yaitu pada saat menjelang lebaran dan menjelang penilaian adipura. Seperti yang disampaikan oleh bapak Teguh Waluyo sebagai Kepala Sub Divisi Pembangunan Pemeliharaan dan Rehabilitasi yang menyatakan bahwa kegiatan operasi penertiban yang dilakukan di Pasar Anyar yaitu dalam satu bulan dilakukan sebanyak dua kali, sehingga dalam satu tahun penertiban yang dilakukan sebanyak 24 kali (Wawancara pada tanggal 13 Juli 2015, jam 10.00 di Kantor Perusahaan Daerah Pasar). Namun kenyataannya pihak Perusahaan Daerah Pasar melakukan penertiban pedagang kaki lima yang secara maksimal hanya pada waktu berskala besar yaitu pada saat menjelang lebaran dan penilaian adipura saja. Berikut

laporan data kegiatan penertiban pedagang kaki lima yang dilakukan Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang selama tahun 2014, sebagai berikut:

Tabel 1.4

Laporan Data Kegiatan Penertiban per Triwulan Tahun 2014

Kegiatan Penertiban Jumlah PKL yang melanggar Jumlah PKL yang berhasil ditertibkan

Januari-Maret 231 PKL 156 PKL

April-Juni 232 PKL 121 PKL

Juli-September 320 PKL 320 PKL

Oktober-Desember 477 PKL 477 PKL

Sumber: Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang, 2014

Berdasarkan Tabel 1.4 diatas bahwa Pada tahun 2014 dilakukan penertiban pedagang kaki lima di Pasar Anyar, dilihat dari jumlah pedagang kaki lima yang berhasil ditertibkan di Pasar Anyar mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil wawancara oleh Kepala Pasar Anyar bahwa kegiatan penertiban yang dilakukan di triwulan ketiga berhasil menertibkan 320 pedagang kaki lima karena pada saat itu penertiban dilakukan menjelang Lebaran dan juga pada triwulan keempat jumlah pedagang kaki lima yang berhasil ditertibkan sekitar 477 pedagang kaki lima karena penertiban tersebut dilakukan dalam rangka menjelang Penilaian Adipura. Sehingga pada triwulan ketiga dan keempat kegiatan penertiban dibantu oleh petugas Satpol PP guna penertiban yang dilakukan dapat berjalan secara maksimal. Dan hasilnya dinilai cukup maksimal karena dilihat dari jumlahnya di penertiban triwulan ketiga dan keempat cukup banyak pedagang kaki lima yang berhasil ditertibkan dari jumlah pedagang kaki lima yang terdata di Pasar Anyar

yaitu 663 pedagang dibandingkan penertiban yang dilakukan pada triwulan pertama dan kedua.

Hal ini dikarenakan kegiatan penertiban yang selama ini dilakukan oleh pihak Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang tidak dilakukan dengan maksimal. Pasalnya, kegiatan penertiban pedagang kaki lima yang selama ini dilakukan hanya sebatas pada waktu tertentu yang berskala besar, yaitu hanya pada saat menjelang lebaran dan menjelang penilaian adipura saja. Padahal jika saja setiap penertiban itu dilakukan secara maksimal yaitu dalam sebulan dilakukan 2 kali dan dalam setahun penertiban dilakukan sebanyak 24 kali tentunya bukan tidak mungkin jumlah pedagang kaki lima yang melanggar menjadi berkurang dan kondisi Pasar Anyar akan menjadi tertib, tertata dan teratur.

Kegiatan penertiban yang belum maksimal juga diakui oleh salah satu warga setempat. Berdasarkan wawancara dengan Bapak. Zaenudin (40 Tahun) beliau mengatakan bahwa setiap habis penertiban besoknya bisa dipastikan para pedagang kaki lima itu akan kembali ke tempat semula. Seperti operasi penertiban yang digelar beberapa hari lalu, sehari setelah penertiban, para pedagang kaki lima kembali membuka lapaknya. (Hasil Wawancara pada tanggal 20 Januari 2015, jam 10.05 di Pasar Anyar).

Keempat, Koordinasi dalam penanganan pedagang kaki lima yang dilakukan antara Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang dengan Satpol PP masih kurang baik. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang No. 3 Tahun 2003 Pasal 6 tertuang bahwa Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang memiliki tugas dan fungsi pada point 5 yaitu sebagai pelaksanaan pembinaan dan penataan terhadap

pedagang, pelaku usaha dan masyarakat pengguna pasar. Sementara itu berdasarkan Peraturan Walikota Tangerang Tahun 44 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja SatPol PP tertuang pada pasal 5 Satpol PP memiliki tugas dan fungsi sebagai pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat di daerah. Dalam melaksanakan tugasnya tertuang di Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja pada pasal 28 ayat 1 bahwa Satpol PP dalam melaksanakan tugasnya dapat meminta bantuan dan/atau bekerja dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil daerah, dan/atau aparatur lainnya. Sehingga pihak yang berkewajiban melakukan penanganan pada pedagang kaki lima di Pasar Anyar adalah Pihak Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang dan Satpol PP Kota Tangerang.

Namun yang terjadi dilapangan ketika peneliti melakukan observasi sedang dilakukan kegiatan penertiban berlangsung yaitu awal tahun 2014 tepatnya pada bulan februari, dimana seluruh pedagang di Pasar Anyar saat itu mulai tidak teratur dengan berjualan di badan jalan. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Pasar Anyar bahwa pada saat itu kegiatan penertiban hanya dilakukan oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang saja tanpa dampingan oleh pihak Satpol PP Kota Tangerang. Sementara itu peneliti juga mewawancarai pihak Satpol PP secara terpisah pihaknya sebagai penegak perda nomor 6 Tahun 2011 tentang ketertiban umum dimana tertuang larangan bahwa setiap orang dan/atau badan dilarang berdagang, berusaha dibagian jalan/trotoar, halte, jembatan penyebrangan

orang dan tempat-tempat untuk kepentingan umum lainnya tanpa seijin Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

Sehingga sebagai penegak perda, Satpol PP Kota Tangerang seharusnya ikut terlibat dalam melakukan kegiatan penertiban terhadap pedagang kaki lima yang dianggap masih berdagang di tempat yang bukan peruntukkannya. Yang terjadi di lapangan justru kegiatan penertiban yang dilakukan hanya dilakukan oleh pihak Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang. Hal ini dikarenakan selama ini koordinasi yang terjalin antara pihak Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang dengan Satpol PP Kota Tangerang masih kurang baik. Dapat dilihat dari jadwal dan waktu kegiatan penertiban yang dilakukan antara Satpol PP Kota Tangerang dengan Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang yang berbeda-beda atau tidak sinkron. Berikut tabel perbedaan operasi kegiatan penertiban dan waktu kegiatan penertiban di Pasar Anyar yang dilakukan antara Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang dengan Satpol PP Kota Tangerang, sebagai berikut :

Tabel 1.5

Perbedaan Operasi dan Waktu Penertiban di Pasar Anyar Nama Instansi Operasi Penertiban Waktu Penertiban Perusahaan Daerah

Pasar Kota

Tangerang

Operasi penertiban yang dilakukan 1 bulan 2 kali dalam setahun

Waktu penertiban yang dilakukan pukul 08.00-10.00 WIB

Satpol PP Operasi penertiban yang dilakukan 1 bulan 4 kali dalam setahun

Waktu penertiban yang dilakukan 2 waktu yaitu Pagi pukul 09.00-12.00 WIB dan Sore 14.00-17.30 WIB

Berdasarkan tabel 1.5 di atas dapat terlihat bahwa perbedaan operasi dan waktu kegiatan penertiban yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang dengan Satpol PP berbeda-beda atau tidak sinkron. Hal ini menunjukan bahwa masih kurangnya koordinasi yang terjalin antara Perusahaan Daerah Pasar dan Satpol PP. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Pasar Anyar bahwa kegiatan penertiban yang dilakukan bersamaan dengan Satpol PP yaitu hanya pada saat penertiban yang berskala besar seperti menjelang Lebaran dan dalam rangka menjelang Penilaian Adipura. Khususnya pada saat menjelang penilaian Adipura, dimana Bapak Walikota Tangerang menginstruksikan kepada pihak terkait wilayah di pasar tradisional yaitu pihak Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang sebagai pihak pengelola dan pengembang pasar tradisional di Kota Tangerang. Melalui Direksi Perusahaan Daerah Pasar menginformasikan kepada bawahannya yaitu Sub Divisi Penertiban dan Seluruh Kepala Pasar untuk melakukan penertiban pedagang kaki lima dengan membongkar tempat berdagang, tenda, maupun lapak yang mengganggu kenyamanan di setiap pasar dan penertiban yang dilakukan harus benar-benar bebas dari pedagang kaki lima. Selain itu, dalam kegiatan penertiban yang berskala besar ini badan pengawas bertugas sebagai pengawas jalannya kegiatan penertiban terhadap Pedagang Kaki Lima di Pasar-pasar Tradisional yang dilakukan Perusahaan Daerah Pasar.

Selain itu, Walikota menghimbau kepada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang mempunyai tugas membantu Walikota sebagai penegak peraturan daerah untuk menciptakan suatu kondisi daerah yang tentram, tertib, dan teratur. Di samping menegakkan Perda, Satpol PP juga dituntut dapat

menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat. Sehingga apabila pihak Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang keterbatasan Sumber Daya Manusia untuk melakukan penertiban dapat meminta bantuan ke Satpol PP. Permintaan bantuan tersebut terkait dengan jumlah pedagang kaki lima yang akan ditertibkan semakin banyak, fasilitas dan personil yang diperlukan pun semakin banyak.

Demi eksistensi pedagang kaki lima maka diperlukan penataan. Penataan tersebut dilakukan oleh petugas atau aparatur pemerintahan yang menangani masalah tersebut. Dengan melakukan penataan pedagang kaki lima adalah kunci penyelesaian dari permasalahan di Pasar Anyar Kota Tangerang. Tujuan dari penataan ini yang sejatinya untuk kepentingan bersama yaitu Pedagang Kaki Lima tetap dapat menjalankan usahanya dan jalur pedestrian dikembalikan fungsinya yang diperuntukan untuk pejalan kaki. Sehingga, penataan kota dapat ditujukan untuk mempercantik wajah kota.

Dari penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai bagaimana “Strategi Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang dalam Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Anyar Kota Tangerang”. Karena Strategi Perusahaan Daerah Pasar merupakan salah satu hal yang menentukan apakah kebijakan/program yang dibuat oleh pemerintah sudah sesuai dengan apa yang diharapkan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, penelitian ini perlu adanya identifikasi permasalahan-permasalahan yang terkait dalam Strategi Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang dalam Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar

Anyar Kota Tangerang. Peneliti dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi di lapangan berdasarkan hasil penelitian awal yang dilakukan peneliti. Berikut adalah identifikasi masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Belum optimalnya penataan terhadap Pedagang Kaki Lima yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang.

2. Kurangnya pengawasan pasca penertiban yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang.

3. Kegiatan penertiban pedagang kaki lima selama ini dilakukan belum maksimal.

4. Kurangnya koordinasi dalam penanganan pedagang kaki lima yang dilakukan antara Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang dengan Satpol PP.

1.3 Pembatasan Masalah

Dari uraian-uraian yang ada dalam latar belakang dan identifikasi masalah peneliti mempunyai keterbatasan kemampuan dan berfikir secara menyeluruh, maka dengan itu peneliti mencoba membatasi penelitiannya yaitu: “Strategi Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang dalam Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Anyar Kota Tangerang”.

1.4 Perumusan Masalah

Permasalahan merupakan kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang senyatanya, antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia, antara harapan atau capaian. Untuk memudahkan pemahaman terhadap permasalahan yang diteliti dan agar mudah terarah dan mendalam pembahasannya sesuai dengan sasaran yang ditentukan, maka penulis merumuskan masalah sebagai

berikut: Bagaimana Strategi Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang dalam Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Anyar Kota Tangerang?

1.5 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian apa pun tentu akan memiliki suatu tujuan dari penelitian tersebut. Hal ini sangat perlu untuk bisa menjadikan acuan bagi setiap kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Karena tujuan merupakan tolak ukur dan menjadi targetan dari kegiatan penelitian tersebut. Maksud dan tujuan penelitian tersebut antara lain yaitu untuk mengetahui Strategi Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang dalam Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Anyar Kota Tangerang. 1.6 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan dari penelitian, maka kegunaan penelitiannya adalah sebagai berikut:

1) Manfaat secara teoritis:

Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti maupun mahasiswa yang lainnya untuk melakukan penelitian-penelitian secara lebih mendalam terutama kajian tentang Strategi Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang dalam Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Anyar Kota Tangerang.

2) Secara praktis, Diharapkan hasil penelitian yang dicapai dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan informasi yang berguna bagi Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang khususnya dalam penentuan strategi penataan pedagang kaki lima.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan garis besar penyusunan penelitian ini yang bertujuan untuk memudahkan dalam memahami secara keseluruhan isi dari penyusunan penelitian ini. Adapun sistematika penulisan penelitian mengenai “Strategi Perusahaan Daerah Pasar dalam Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Anyar Kota Tangerang”, tersusun atas sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang yang menerangkan secara jelas mengenai ruang lingkup dan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk deduktif (dari umum ke khusus). Kemudian bab ini membahas tentang identifikasi masalah untuk mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau dengan masalah penelitian. Pembatasan dan perumusan masalah ditetapkan sebagai fokus dari penelitian yang akan dilakukan demi mencapai hasil penelitian yang diharapkan dalam tujuan penelitian.

Dan selanjutnya, bab ini juga membahas mengenai manfaat penelitian, baik manfaat teoritis dan praktis yang berguna bagi peneliti, pembaca, dan instansi terkait. Serta sistematika penulisan yang digunakan untuk mempermudah pembaca mengetahui isi dari penelitian secara keseluruhan.

Dokumen terkait