Model agro-tekno park berbasis
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.8. Perencanaan Bisnis TTP Kota Jantho
Salah satu indikator kinerja dari pembangunan Taman Teknologi Pertanian (TTP) adalah tumbuhnya wirausaha yang berasal dari kawasan, dimana TTP tersebut dibangun. Berdasarkan dengan hal tersebut dapat dikatakan bahwa dari kawasan TTP Kota Jantho setidaknya harus tumbuh industri berbasis pertanian (agribisnis dan agroindustri) yang dapat meningkatkan ekonomi wilayah (kawasan) TTP itu sendiri. Secara teknis TTP dapat berperan sebagai inkubator yang artinya TTP sebagai lembaga menjadi wahana pembentuk calon wirausahawan (tenan) yang berasal dari kawasan, selain itu TTP juga dapat sebagai implementor yang bermakna TTP sebagai lembaga melakukan bisnis berbasis pertanian, sehingga keberadaan TTP dapat berkelanjutan.
Berdasarkan hasil PRA dan Baseline survey didapatkan bahwa potensi bisnis di TTP Kota Jantho adalah penyediaan benih sumber padi, beras premium, sayuran segar dan jasa alsintan. Fakta ini dapat jelaskan bahwa umumnya untuk Kabupaten Aceh Besar pada umumnya petani sampai dengan saat ini kesulitas untuk memperoleh benih padi bersertifikat. Demikian juga di kawasan TTP Kota Jantho, benih yang digunakan adalah benih Ciherang turun-temurun (lebih dari lima musim tanam) yang secara teknis telah hilang kemampuan hibridnya, sehingga potensi bisnis penyediaan benih menjadi sangat penting.
Perancangan perencanaan bisnis bertujuan untuk mengetahui secara teknis prospek bisnis yang akan dikembangkan, dalam hal ini mengacu kepada provitable untuk kegiatan yang bersifat implementor dan bankable yang bersifat inkubator. Dalam rancangan induk ini perencanaan bisnis masih dalam bentuk perencanaan bisnis kanvas
(business plan canvas) yang dapat dilihat pada Gambar 19, yang bermakna masih pada dalam bentuk perencanaan secara umum yang mencakup Sembilan item bisnis, seperti target pasar, pembiayaan, mitra strategis, program yang dilakukan, nilai tambah yang ditawarkan dan sumber pendapatan. Sedangkan detail dari perencanaan bisnis yang dilaksanakan di TTP Kota Jantho disajikan pada bagian perencanaan bisnis lengkap, dalam hal ini mencakup pengembangan produk, pasar sampai pada perhitungan feasibility study. Selain itu juga disampaikan matrik SWOT (Gambar 20) terhadap bisnis utama di TTP Kota Jantho, yaitu penyediaan benih sumber untuk komoditas padi. Penyajian matrik SWOT bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta kekuatan dan kelemahan (internal faktor) yang dimiliki oleh TTP Kota Jantho dalam melaksanakan bisnis, demikian juga dengan dinamika ancaman dan peluang (eksternal faktor). Dengan mengetahui fakta-fakta tersebut, pelaku bisnis di TTP Kota Jantho dapat memformulasikan strategi-strategi yang dapat diimplementasikan di lapangan.
Gambar 20. Matrik SWOT untuk penyediaan benih sumber padi Strategi Pencapaian Indikator Kinerja Bisnis
Secara teknis kriteria kesuksesan suatu kegiatan dapat dilihat dari tercapainya indikator kinerja yang telah ditentukan sebelumnya, dalam hal ini mengacu kepada indikator kesuksesan dari pembangunan Taman Teknologi Pertanian yaitu peningkatan pendapatan pelaku agribisnis dan tumbuhnya wirausaha di kawasan. Secara lengkap visualisasi strategi pencapaian indikator kinerja pembangunan TTP Kota Jantho disajikan pada Gambar 21.
Gambar 21. Strategi Pencapaian Indikator Kinerja Bisnis TTP Kota Jantho 4.9. Layout Pusat Dan Kawasan TTP Kota Jantho
Secara teknis pelaksaanaan pembangunan TTP Kota Jantho mengacu kepada panduan umum pembangunan TTP yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian yang telah disempurnakan. Berdasarkan tempat pelaksanaan, TTP Kota Jantho terdiri atas pusat dan kawasan TTP Kota Janto. Pusat TTP Kota Jantho merupakan tapak (Gambar 22, 23, 24, 25 dan 26) dimana beberapa bangunan fisik dibuat pada lahan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar melalui mekanisme hibah (Nomor 032:2124/SK-T/2015). Luas lahan yang dihibahkan 1.85 Ha (Lampiran 1).
Bangunan yang telah tersedia antara lain: Laboratorim Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian, Gudang pengolahan pakan dan pupuk organik, screen house, laboratorium pasca panen dan mekanisasi serta kandang ternak sapi. Pembiayaan dari beberapa bangunan tersebut berasal dari Daftar Isisan Pelaksanaan Anggaran (DIPA) BPTP Aceh TA. 2015. Pada tahun 2016, melalui DIPA BPTP Aceh akan dibangun pagar
Hulu
•VUB •Jajar legowo •Mekanisasi •Irigasi •Pupuk •Kandang komunalHilir
•Benih padi •Beras premium •Sayuran segar •Sapi bakalan •Jasa alsintanDampak
•Perbaikan ekonomi wilayah •Kesejahteraan petanista
ge
1
Show window DemplotPameran dan expo
Sta
ge
2
Kemasan Standarisasi produk PromosiStage
3
PemasaranFeed
back Feedback
disekeliling lokasi dan toko tani, untuk menjual hasil-hasil pertanian dikembangan di TTP dan kawasan.
Gambar 22. Design gapura TTP Kota Jantho
Gambar 24. Design pintu keluar TTP Kota Jantho
Gambar 26. Design keseluruhan TTP Kota Jantho dari sisi luar
Gambar 28. Design keseluruhan TTP Kota Jantho dari sisi luar 4.10 Organisasi Pelaksana TTP Kota Jantho
Strategi yang digunakan dalam pengembangan program TTP adalah pengembangan komunitas secara terintegrasi (integrated community development) dengan mensinergikan antara alam, masyarakat, dan inovasi, serta mengimplementasikan sistem pertanian terpadu (integrated farming system). Dalam percepatan proses penerapan, adopsi, dan masalisasi serta peningkatan nilai tambah inovasi, melibatkan empat komponen pelaku pembangunan pertanian yaitu kelompok akademisi (Academician), swasta (Bussiness), pemerintah (Government), dan komunitas (Community).
Untuk TTP Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar, penanggung jawab pembangunan adalah Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen) Bogor dan Pelaksana di lapangan dilakukan oleh Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh (Tabel 11) serta dibantu oleh para peneliti dari pusat dan balai penelitian antara lain: (1) BB-Biogen Bogor, Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor, BB Pasca Panen Bogor, BB Sumberdaya Lahan Pertanian Bogor, BB Padi Sukamandi, Balit Klimat Bogor, Balitri Pakuwon, Balitkabi Malang, Balitbu Solok, Balitsa Brastagi, Sub Balitnak Sei Putih Deli Serdang. Kegiatan ini didukung oleh Pemerintah daerah Kabupaten Aceh Besar, Universitas Syiah Kuala dan unsur pemerintahan lain baik pusat maupun provinsi.
Pihak swasta diharapkan terlibat untuk dapat melakukan kerjasama kemitraan usaha dengan masyarakat di TTP dengan asas saling menguntungkan dan target untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Unsur swasta tidak harus dari luar desa, tetapi bisa juga menciptakan dari SDM lokal yang dilatih dan didampingi agar jiwa kewirausahawannya menjadi meningkat. Perlu diketahui bahwa secara sosiologis umumnya masyarakat Aceh memiliki jiwa wirausaha yang tinggi.
Kegiatan pengembangan TTP yang pembangunannya diinisiasi Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan)-Kementerian Pertanian dengan pola pendanaan yang makin menurun, selanjutnya setelah berjalan tiga tahun akan menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. Namun demikian kegiatan pendampingan akan tetap dilakukan oleh Balitbangtan melalui BPTP Aceh.
Tabel 11. Tenaga pelaksana internal BPTP Aceh TTP Kota Jantho
No. NAMA/NIP JABATAN DALAM
KEGIATAN URAIAN TUGAS
ALOKASI WAKTU (Jam/
minggu)
1. Dr. Rachman Jaya, S.Pi,
M.Si. Penanggung Jawab - Mengkoordinir kegiatan mulai perencanaan sampai pelaporan 35 2. Ir. M. Ferizal, M.Sc*
Zuardi, SP Anggota - Membantu perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring serta pelaporan
30
3. Dr. drh. Iskandar Mirza* Anggota - Melaksanakan kegiatan lapangan
devisi peternakan 30 4. Ir. Nurbaiti, M.Si*
M. Yusuf Ali Anggota - Melaksanakan kegiatan lapangan devisi hortikultura 25 5. Irhas*
Husaini, SP Anggota - Melaksanakan kegiatan lapangan dan pelaporan penyiapan lahan 25 6. Ahmad Anggota - Melaksanakan tata kelola aset 25
7. Eka Fitria, SP*
Rini Andriani, SP Anggota - Melakukan kegiatan lapangan dan pelaporan devisi sosial ekonomi
25
8. Ramlan, SP
Cut Hielda Rahmi, SP
Anggota - Melakukan kegiatan lapangan dan pelaporan devisi tanaman pangan (padi)
25
9. Irvanda Fatmal, SP Anggota - Melakukan kegiatan peliputan,
dokumentasi 25 10. Suryani Novita Anggota - Melaksanakan tata kelola
keuangan
30
11. Ir. Basri A. Bakar, M.Si Ir. T. Iskandar, M.Si
Anggota - Melakukan bimbingan teknis, kelembagaan dan advokasi
15
V. KESIMPULAN
Pembangunan Taman Teknologi Pertanian (TTP) Kota Jantho merupakan wujud dari salah satu Nawacita Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019. Basis pembangunan TTP bukan hanya pada peningkatan produksi dan produktivitas, tetapi pada peningkatan pendapatan petani melalui hilirisasi produk melalui peningkatan nilai tambah berbasis bisnis pertanian. Kegiatan TTP Kota Jantho dilaksanakan di Desa Teureubeh, Kecamatan Kota Jantho, Kabupaten Aceh Besar berbasis pada intervensi teknologi pada komoditas tanaman pangan, peternakan, hortikultura, perkebunan dan perikanan dengan luas kawasan utama mencapai 400 ha. Untuk meningkatkan kapasitas penerima intervensi teknologi (capacity-building) tersebut dilakukan melalui pelatihan-pelatihan teknis.
Wujud dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar dalam pembangunan TTP Kota Jantho adalah: pada tahun 2015 telah diserahkan lahan seluas 1.865 Ha dengan opsi penambahan sampai 30 ha, selain itu juga telah dianggarkan melalui APBD Kabupaten Aceh Besar untuk dana pendamping pembangunan TTP berbasis komoditas yang dilaksanakan oleh dinas-dinas teknis.
Untuk mencapai indikator pembangunan TTP yaitu terciptanya dunia usaha berbasis komoditas pertanian di kawasan TTP Kota Jantho, dilakukan melalui penciptaan inkubator dan implementator bisnis. Inkubator mengacu kepada peran dari TTP Kota Jantho sebagai lembaga dalam membina para wirausaha (tenan), sedangkan implementator adalah TTP Kota Jantho sebagai lembaga yang melaksanakan aktivitas bisnis berbasis pertanian, sehingga pembangunan TTP Kota Jantho dapat berkesinambungan.