Model agro-tekno park berbasis
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.3. Tanah dan lingkungan
Kondisi kawasan TTP di desa Teureubeh sebagian besar termasuk dalam landform dataran koluvial dan dataran alluvial. Bentuk wilayah bervariasi dari datar, landai, berombak sampai berbukit. Visualisasi umum keadaan kawasan TTP disajikan dalam
landai/berombak sedangkan wilayah berbukit hanya menempati bagian kecil. Bahan induk tanah merupakan campuran bahan koluvium-aluvium terdiri dari endapan liat, pasir dan kerikil.
Gambar 13. Transek kawasan TTP di Desa Teureubeh, kecamatan Kota Jantho ket: RSB: rumput dan semak belukar; Kr:Krueng =sungai
Pengamatan dan pengambilan contoh tanah dilakukan dengan membuat lubang profil tanah sampai kedalaman 120 cm dan sampel untuk analisa diambil dari tiap horizon dalam profil. Tiga lubang profil dibuat masing-masing mewakili unit BPP Jantho, lahan sawah dan lahan kering (Gambar 14 a,b dan c). Contoh tanah untuk analisa kesuburan diambil secara komposit pada lapisan 0-20 cm. Hasil analisa contoh tanah akan digunakan untuk menentukan rekomendasi pemupukan spesifik lokasi. Profil tanah di unit BPP Jantho ditunjukkan pada Gambar 12b, sedangkan uraian uraian sifat morfologi tanah disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan pengamatan morfologi tanah terlihat bahwa tanah disekitar BPP Jantho mempunyai kedalaman efektif perakaran bervariasi antara 40-54 cm sedangkan lapisan dibawahnya terdiri dari kerikil dan bongkahan batuan. Oleh karena itu dalam pembukaan lahan perlu diusahakan agar lapisan atas tidak tergusur saat dibuldoser.Jika lapisan atas tergusur maka produktivitas lahan akan turun secara drastic karena lapisan bawahnya hanya berupa kerikil dan bongkahan batuan (Gambar 15 dan 16).
76 96 116 136 156 176 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 Jarak (km) E le v a s i (m ) BPP Jantho. Utara Perbukitan. Selatan
Sawah irigasi Tegalan
RSB Perbukitan Kr .D al a Kr .T he un eu ng Desa Teureubeh
Gambar 14. Profil tanah di BPP unit Jantho memperlihatkan: (A) lubang profil, (B) penampang sisi lubang profil (meteran dalam skala cm) dan (C) bongkahan batu dan kerikil pada kedalaman 54 cm ke bawah.
Pada profil lahan sawah di Dusun Blangdaro memperlihatkan kedalaman efektif perakaran sekitar 50 cm permukaan, sedangkan di bawah lapisan tersebut terdapat lapisan kerikil dan pasir tersementasi (Gambar 17). Secara lengkap uraian morfologi tanah disajikan pada Tabel 3. Lapisan tersementasi dan mengeras hanya dapat digali menggunakan linggis saat pembuatan profil. Pada lahan sawah lain disekitar dusun Paya Sukun, Gampong dan Iyom lapisan tanah untuk perakaran effektif sangat dangkal bervariasi antara 15-25 cm (umumnya 20 cm). Kondisi ini memjadi factor pembatas utama yang sulit diperbaiki. Oleh karena itu para petani perlu diberikan penyuluhan agar tanah lapisan atas tidak hilang baik waktu pengolahan lahan dengan mesin traktor perlu dihindari penggusuran lapisan atas. Sekali lapisan atas hilang maka lahan menjadi tidak produktif karena lapisan bawahnya hanya terdiri dari lapisan pasir dan kerikil yang tersementasi.
Tabel 1. Uraian sifat morfologi profil tanah lahang kering di unit BPP Jantho
Klasifikasi Tanah
Soil Taxonomy (SSS, 2014) : Fluvaquentic Dystrudepts Klasifikasi Nasional (BBSDLP,2014) : Kambisol Gleik
Landform : Jalur Aliran Bahan induk : Bahan Aluvium Klas Lereng (% Lereng) : Datar (0-2 %) Posisi : Belakang BPP Jantho Elevasi (RBI/GPS), m dpl : 79
Drainase tanah : Baik Permeabilitas tanah : Sedang Kedalaman efektif (cm) : 54
Kedalaman muka air tanah (cm) : Ada rembesan air pada kedalaman 120 cm Penggunaan lahan / vegetasi : Rumput belukar
Lokasi Administrasi : BPP Jantho, desa Teureubeuh, Kecamatan Kota Jantho, kabupaten Aceh Besar – Provinsi Aceh
Koordinat Geografi 50 18' 0.5" LU dan 950 35' 4.6" BT
Koordinat UTM :
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TTP8a/ profil / 28– 5 – 2015
Uraian sifat morfologi tanah
Horison Kedalaman
(cm) Uraian
Ap 0 – 14 Coklat kelabu gelap (10YR4/2); tekstur liat; struktur lemah halus; kosistensi lekat dan plastis (lembab); pori makro, meso dan mikro banyak; jumlah perakaran halus sedang sedang akar kasar sedikit; reaksi tanah masam (pH 5,0); jelas rata beralih ke
Bw1 14 – 27 Coklat kuat (7.5YR5/6); tekstur liat; struktur lemah, ukuran sedang; kosistensi lekat dan plastis (lembab); pori makro dan meso sedikit sedang mikro banyak; jumlah perakaran halus sedikit, sedang akar kasar sangat sedikit; reaksi tanah masam (pH 5,0); nyata rata beralih ke
Bw2 27 – 54 Campuran warna kelabu (7.5YR6/1) dan coklat kuat (7.5YR5/6); tekstur liat; struktur lemah, ukuran sedang; kosistensi lekat dan plastis (lembab); pori makro dan meso sedikit sedang mikro banyak; jumlah perakaran sedang sangat sedikit; reaksi tanah agak masam (pH 6,0); nyata rata beralih ke C/B 54– 120 Kelabu terang (10YR7/1) kerikil bertanah dan bongkahan batuan dengan
Gambar 15. Profil tanah pada lahan sawah di Dusun Blangdaro memperlihatkan: (A) lubang profil, (B) penampang sisi lubang profil (meteran dalam skala cm) dan (C) Hamparan sawah sudah diolah untuk ditanami.
Tabel 2. Uraian sifat morfologi profil tanah lahan sawah di Dusun Blangdaro
Profil pewakil untuk lahan kering yang ditumbuhi padang rumput dan semak belukar ditunjukkan pada Gambar 14, sedangkan urain morfologi diberikan pada Tabel 4. Sifat utama tanah mempunyai tekstur lempung berdebu sampai lempung berkerikil pada kedalaman 0-50 cm. Pada lapisan dibawah 50 cm hanya terdiri dari lapisan pasir. Penggunaan lahan untuk tanaman pangan perlu tindakan koservasi agar tanah tidak mengalami erosi. Applikasi pemupukan perlu mempertimbangkan pemberian pupuk secara bertahap agartidak hilang tercuci karena tektur tanah agak kasar pada lapisan atas.
Klasifikasi Tanah
Soil Taxonomy (SSS, 2014) : Fluvaquentic Epiaquept Klasifikasi Nasional (BBSDLP,2014) : Gleisol Fluvik
Landform : Dataran aluvial Bahan induk : Bahan Aluvial Klas Lereng (% Lereng) : Datar (0-3 %)
Posisi : Sebelah utara jalan aspal besar bagian barat BPP Jantho Elevasi (RBI/GPS), m dpl : 97
Drainase tanah : Terhambat Permeabilitas tanah : Sedang Kedalaman efektif (cm) : 50
Kedalaman muka air tanah (cm) : Ada rembesan air pada kedalaman 50 cm Penggunaan lahan / vegetasi : Sawah dua kali setahun
Lokasi Administrasi : Blangdaro, desa Teureubeuh, Kecamatan Kota Jantho, kabupaten Aceh Besar – Provinsi Aceh
Koordinat Geografi 50 18' 21" LU dan 950 34' 24.9" BT Koordinat UTM :
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TTP10/ profil / 28– 5 – 2015
Uraian sifat morfologi tanah
Horison Kedalaman
(cm) Uraian
Ap 0 – 20 Warna matrik kelabu (2.5Y6/1); karatan berwarna coklat kemerahan (2.5YR4/4, 30%); tekstur lempung berliat; struktur masif; kosistensi agak lekat dan agak plastis (lembab); jumlah perakaran halus sedang sedangkan akar halus banyak; reaksi tanah masam (pH 5,0); jelas rata beralih ke Bg1 20 – 50/56 Warna matrik kelabu (2.5Y6/1); karatan berwarna coklat kuat (7.5YR5/6,
15%); tekstur liat berpasir; struktur masif; kosistensi lekat dan plastis (lembab); jumlah perakaran halus sedikit, reaksi tanah masam (pH 5,0); jelas/berombak beralih ke
R/Cg2 50/56 – 82 Campuran warna kekelabu (10YR7/1) dan karatan coklat kuat (7.5YR5/6); tekstur kerikil padat tidak tembus akar; terdapat bahan lapukan berwarna kuning coklat (7.5YR6/8), jelas/berombak beralih ke
2Bg3 82– 120 Warna matrik kelabu (10YR7/1); karatan berwarna kuning kemerahan (7.5YR6/6, 10%), liat berkerikil, kosistensi lekat dan plastis (lembab);; reaksi tanah masam (pH 5,0);
Gambar 16. Profil tanah pada lahan kering di Dusun IOM memperlihatkan: (A) penampang sisi lubang profil) dan (B) dan (C) Hamparan lahan kering padang rumput dan semak belukar sekitar profil.
Bentuk tanah di daerah kawasan TTP diklasifikasikan menjadi Kambisol Gleik (BBSDLP, 2014) atau Fluvaquentic Dystrudept (Soil Taxonomy, 2014) untuk lokasi BPP Jantho; Gleisol Fluvik atau Fluvaquentic Epiaquept untuk lahan sawah di Dusun Blangdaro; Kambisol Distrik atau Fluventic Dystrudept untuk lahan padang rumput di Dusun IOM. Karena pH tanah umumnya sangant masam (pH 5) maka status kesuburan tanah rendah. Oleh karena itu takaran pupuk, cara pemberian dan waktu pemberian perlu disesuaikan dengan masing-masing komoditas agar tidak terjadi pemborosan pemupukan. Hasil analisa tanah sangat diperlukan untuk membuat rekomendasi pemupukan spesifik lokasi di TTP Jantho.
Tabel 3. Uraian sifat morfologi profil tanah lahan kering di Dusun IOM
Dari 1.000 Ha lahan di Desa Teureubeh, 179 Ha merupakan sawah irigasi setengah teknis, 150 Ha areal perkebunan, 150 Ha areal tegalan dan padang gembala, dan 300 Ha areal pemukiman termasuk lahan pekarangan. Komoditas utama yang diusahakan adalah padi sawah, ternak sapi, kerbau, kakao, sayuran (gambas, mentimun dan terung), rambutan, pisang, kelapa dan pinang (Gambar 15). Pola tanam dominan pada lahan sawah adalah padi-padi-bera. Lahan tegalan masih belum banyak dimanfaatkan, kecuali hanya untuk lahan penggembalaan yang luasnya dari waktu kewaktu semakin menyempit.
Klasifikasi Tanah
Soil Taxonomy (SSS, 2014) : Fluventic Dystrudepts Klasifikasi Nasional (BBSDLP,2014) : Kambisol Distrik
Landform : Koluvial
Bahan induk : Bahan koluvium Klas Lereng (% Lereng) : Berombak (3-8 %) Posisi : Arah utara-selatan
Elevasi (RBI/GPS), m dpl : 132
Drainase tanah : Baik Permeabilitas tanah : Cepat Kedalaman efektif (cm) : 50
Kedalaman muka air tanah (cm) : Tidak ada informasi Penggunaan lahan / vegetasi : Rumput dan semak belukar
Lokasi Administrasi : Dusun Iyom, desa Teureubeuh, Kecamatan Kota Jantho, kabupaten Aceh Besar – Provinsi Aceh
Koordinat Geografi 50 16' 45.1" LU dan 950 34' 25.2" BT
Koordinat UTM :
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TTP2/ profil / 14– 4 – 2015
Uraian sifat morfologi tanah
Horison
Kedalaman
(cm) Uraian
A 0 – 20 Coklat kelabu gelap (10YR6/6); tekstur lempung berpasir; struktur gumpal bersudut, lemah halus; kosistensi tidak lekat dan tidak plastis (lembab); pori makro, meso dan mikro banyak; jumlah perakaran halus sedang, sedangkan akar kasar sedikit; reaksi tanah masam (pH 5,0); berangsur rata beralih ke Bw1 20 –50 Coklat kekuningan (10YR5/4); tekstur lempung berdebu berkerikil; struktur
gumpal bersudut, lemah, ukuran sedang; konsistensi tidak lekat dan tidak plastis (lembab); pori makro dan meso banyak, sedangkan mikro sedikit; jumlah perakaran halus sedikit; reaksi tanah masam (pH 5,0); nyata rata beralih ke
C 50 – 120 Campuran warna kuning kecoklatan (10YR6/6) dan kelabu terang (10YR7/1); tekstur pasir; struktur lepas; kosistensi tidak lekat dan tidak plastis (lembab); pori makro dan meso banyak; jumlah perakaran tidak ada; reaksi tanah masam (pH 5,0);
Gambar 17. Beberapa budidaya tanaman pangan, sayuran dan pisang di kawasan TTP Kota Jantho