• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI

B. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

1. Perencanaan

3. Pengadaan

4. Penyimpanan dan penyaluran 5. Pemeliharaan perlengkapan 6. Penghapusan

7. Pengendalian32

Pendapat yang disampaikan oleh Piet Sahertian sama halnya dengan yang tertera dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Bahwa langkah pertama yang digunakan dalam pengelolaan diawali dengan kegiatan perencanaan. Hal ini dapat meliputi penentuan kebutuhan perlengkapan sekolah baik perlengkapan administrasi, media dan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran dan proses pendidikan yang terjadi di sekolah. Namun, tahapan-tahapan selanjutnya mengalami beberapa perbedaan-perbedaan yang sangat jelas, antara lain menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional langkah berikutnya adalah mengevaluasi, menyusun skala prioritas, dan pemeliharaan fasilitas. Sedangkan Piet sahertian berpendapat langkah selanjutnya yang harus dilakukan dalam penglolaan sarana dan prsarana pendidikan yaitu: penganggaran dan perencanaan biaya, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran, pemeliharaan, penghapusan dan yang terakhir adalah penendalian. Perbedaan ini disebabkan langkah-langkah yang dipaparkan oleh Piet Sahertian lebih terperinci dan lebih detail sedangkan dalam Peraturan Menteri yang menguraikan proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan langkah-langkah atau tahapannya lebih secara umum.

Senada dengan pendapat Piet sahertian yang menjelaskan ruang lingkup pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan secara lebih rinci yaitu berawal dari perencanaan sampai dengan tahap pengendalian. hal ini dapat dijumpai dari pendapat Ary H gunawan yang menjelaskan secara Kronologis-Operasional kagiatan administrasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi:

32 Piet A, Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), cet. 1, h. 170

1. Perencanaan pengadaan barang 2. Prakualifikasi rekanan

3. Pengadaan barang

4. Penyimpanan, inventarisasi, penyaluran 5. Pemeliharaan, rehabilitasi

6. Penghapusan dan penyingkiran 7. Pengendalian33

Tahapan atau langkah-langkah pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang telah dijelaskan di atas, dari langah awal awal hingga akhir dapat terlihat jelas banyaknya persamaan tahapan yang harus dilaksanakan dengan pendapat Piet Sahertian. Hanya saja terdapat perbedaan sedikit yaitu dalam kegiatan penganggaran dan perencanaan biaya. Di dalam pendapat Ary H Gunawan kegiatan ini dimasukan ke dalam tahapan perencanaan pengadaan barang. Jadi, dalam kegiatan perencanaan selain merencanakan apa saja barang-barang yang akan dipenuhi kebutuhannya di sekolah, kegiatan ini juga meliputi berapa banyak biaya yang dibutuhkan oleh sekolah dalam memenuhi kebutuhan perlengkapan sekolah dan penganggaran untuk pengalokasian dana untuk pemeliharaan fasilitas yang ada di sekolah. Perbedaan selanjutnya yaitu pada tahapan prakualifikasi rekanan yang ada di dalam proses pengelolaan yang dijelaskan oleh Ary H Gunawan. Kegiatan ini meliputi adanya kerja sama antara pihak sekolah dengan pihak pengadaan barang yang akan digunakan sekolah. Bentuk kegitan ini dilakukan dengan sistem tender atau lelang, hal ini dilakukan karena dikhawatirkan adanya manipulasi dan penyalahgunaan anggaran dana dan biaya yang akan dikeluarkan pihak sekolah dengan kualitas yang diinginkan sekolah.

Berbeda dengan tiga pendapat yang telah dijelaskan di atas, bahwa ruang lingkup pengelolaan berawal dari kegiatan perencanaan yang di dalamnya meliputi kegiatan perencanaan biaya atau penganggaran alokasi dana untuk kebutuhan perlengkapan sekolah. lain halnya dengan yang dijelaskan oleh Ibrahim Bafadal bahwa proses pengelolaan sarana dan parasarana

33

Drs Ary, H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), cet. 1, h. 116

pendidikan berawal dari kegiatan pengadaan. Hal ini dapat dicermati dari langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengadaan - Analisis kebutuhan - Analisis Anggaran - Seleksi - Keputusan - Pemerolehan 2. Pendistribusian - Pengalokasian - Pengiriman

3. Penggunaan dan pemeliharaan 4. Inventarisasi

5. Penghapusan34

Dari langkah-langkah di atas, dapat dilihat jelas persamaan pendapat dari Piet Sahertian dan Ary H Gunawan bahwa proses awal dari pengelolaan sarana dan parasarana pendidikan diawali dengan perencanaan pengadaan kebutuhan perlengkapan sekolah, kemudian langkah selanjutnya adalah proses pengadaan barang-barang atau perlengkapan sekolah. Sedangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan pendapat Ibrahim Bafadal terdapat perbedaan yang menyatakan bahwa langkah awalnya yaitu: pengadaan dan perencanaan dalam kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan digabungkan menjadi satu kegiatan yang di dalamnya ada langkah-langkah yang harus ditempuh. antara lain: merencanakan, menganalisis kebutuhan, menganalisis anggaran, memenuhi, memperoleh dan mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan35.

Pengadaan perlengkapan sekolah biasanya dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pendidikan di sekolah. Penyesuaian ini diharapkan seiring dengan upaya yang dilakukan oleh sekolah dan pemerintah sebagai bentuk kepedulian pada pendidikan. sehingga tujuan

34

Ibrahim, Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori Dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet. 2, h. 7

35

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 Tentang StandarPengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, h.24

pendidikan yang diinginkan dapat tercapai yaitu membentuk peserta didik yang mempunyai mutu yang optimal.

Jadi, pada hakikatnya empat pendapat yang telah dikemukakan mempunyai banyak persamaan di dalam tahapan-tahapan yang akan ditempuh dalam proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan. Hanya saja ada yang dijelaskan secara umum dan ada juga yang menjelsakan secara terperinci/detail. Dan dari keempat pendapat tersebut, dapat penulis analisa bahwa adanya ruang lingkup pengelolaan sarana dan prasarana yang berbeda pada tahapan-tahapan yang akan dijalankan untuk mengelola sarana dan prasarana pendidikan. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa untuk mengelola sarana dan prasarana yang maksimal harus dimulai dari perencanaan. Hal ini terbukti dalam setiap kegiatan yang memerlukan pengelolaan, pasti diawali dengan perencanaan. karena perencanaan merupakan kegiatan untuk memulai program yang akan dilaksanakan secara sistematis. oleh karena itu, dalam tahap awal pegelolaan sarana dan prasarana pendidikan membutuhkan perencanaan. Dari keempat pendapat yang telah dikemukakan dapat disimpulkan yaitu standar pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan mempunyai tahapan-tahapan yang harus ditempuh sebagai berikut: 1) Perencanaan, 2) Pengadaan, 3) Pemeliharaan, 4) Penghapusan, dan 5) Pengendalian. Adapun penjelasan dari langkah-langkah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan

Adanya perencanaan memudahkan sekolah untuk mengelola dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan apa saja yang akan dipenuhi dalam program kerja perencanaan sarana dan prasarana pendidikan untuk mencapai hasil yang maksimal. Dengan adanya perencanaan ini, komitmen dan usaha keras pihak sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan dapat terwujud dengan baik. Adapun perencanaan dalam pengelolaan dalam sarana dan prasarana pendidikan akan dijelaskan sebagai berikut:

Ditinjau dari arti katanya, perencanaan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan dan program-program yang akan dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan. 36 Senada dengan pernyataan tersebut Perencanaan juga dapat dikatakan sebagai tindakan yang akan dilakukan di masa yang akan datang seperti definisi yang diberikan oleh Anderson dan Bowman berbunyi: “Perencanaan adalah proses mempersiapkan seperangkat putusan bagi perbuatan di masa yang akan datang”.37 Dapat di pahami bahwa perencanaan perlengkapan pendidikan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan program pengadaan fasilitas yang ada disekolah, baik berupa sarana maupun prasarana penndidikan di masa yang akan mendatang sehingga tujuan yang ingin dicapai sekolah dapat terwujudkan. Menurut R. Freedman dan kawan-kawannya mengatakan, bahwa perencanaan atau rencana (planning/programming) adalah Pengetrapan secara sistematik dari pada pengetahuan yang tepat guna untuk mengontrol dan menentukan arah kecenderungan perubahan, menuju kepada tujuan yang telah ditetapkan.38

Jadi, perencanaan dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses awal dalam menetapkan dan memikirkan segala kebutuhan sekolah yang meliputi sarana dan prasarana pendidikan disekolah pada masa yang akan datang sehingga tujuan pengadaan barang tercapai dan kebutuhan sekolah terpenuhi secara optimal. Agar proses pendidikan didalam sekolah dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.

Untuk merencanakan pengelolaan perencanaan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dibutuhkan beberapa langkah yang akan dijalankan untuk merumuskan suatu perencanaan sarana dan prasarana

36

Ibrahim, Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah …, h. 26

37

Sutisna, Oteng, Administrasi Pendidikan (Dasar Teoretis Untuk Praktek Profesional),

(Bandung: Angkasa,tt), hal. 192

38

Ary, H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), cet. 1, h. 117

dalam menunjang proses pembelajaran. Oleh karena itu, pendapat-pendapat dari para pelaksana pendidikan sekolah sangat diharapkan dalam merencanakan sarana dan pasarasarana pendidikan yang baik disekolah. Dengan demikian, tersirat makna bahwa perencanaan sarana dan prasarana merupakan langkah awal yang terpenting untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Adapun langka-langkah tentang prosedur perlengkapan pendidikan di sekolah dalam merumuskan perencanaan sarana dan prasarana akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Pembentukan panitia pengadaan barang atau perlengkapan. b. Penerapan kebutuhan perlengkapan.

c. Penetapan spesifikasi

d. Penetapan harga satuan perlengkapan. e. Pengujian segala kemungkinan. f. Rekomendasi

g. Penilaian kembali.39

Langkah-langkah atau prosedur diatas harus dilalui terlebih dahulu, agar perencanaan yang telah dirancang dapat terlaksana dengan baik dan tujuan yang diharapkan akan tercapai sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dari langkah-langkah tersebut, maka akan dirumuskan perencanaan sarana dan prasarana pendidikan yang akan dilaksanakan selama lima tahun ke depan. Dengan perencanaan inilah sekolah bisa mengamati dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan apa saja yang akan dilaksanakan untuk memenuhi program pendidikan dalam bidang sarana dan prasarana yang baik. Dan dapat dipastikan apa saja yang telah direncankan oleh pihak sekolah akan terlaksana dengan lancar.

Dokumen terkait