• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Struktur Masyarakat Pesisir Kota Bengkulu

4.5.2. Perencanaan Pengendalian Degradasi Sumberdaya

Intervensi Komunitas Masyarakat Pesisir Lapisan Bawah

Menurunnya lingkungan di wilayah pesisir Kota Bengkulu adalah diakibatkan oleh aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab seperti penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, lemahnya penegakan hukum dan tidak adanya keterpaduan pembangunan di wilayah pesisir telah mengakibatkan berbagai dampak kerugian, diantaranya rusaknya mangrove, rusaknya biota laut, abrasi pantai, tingginya sedimentasi serta berbagai dampak

turunan lainnya harus ditanggung oleh masyarakat setempat, terutama masyarakat pesisir lapisan bawah yang permukiman mereka dekat dengan sumberdaya pesisir tersebut. Masyarakat pesisir lapisan bawahlah yang terutama harus merasakan intrusi air laut ke dalam sumber-sumber air tawar, berkurangnya hasil tangkapan ikan dan udang, pengaruh abrasi pantai, serta lingkungan pantai yang gersang yang berakibat pada terancamnya pemukiman dan mata pencaharian mereka. Sebagian besar pemilik dan pengusaha perikanan yang merupakan pengusaha atau orang-orang kota tidak akan merasakan berbagai pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh kondisi kerusakan tersebut.

Oleh sebab itu apabila hal ini tidak secepatnya ditanggulangi dengan optimal maka dikhawatirkan sumberdaya alam pesisir akan semakin terdegradasi, selain itu juga aktivitas masyarakat pesisir akan semakin terancam. Untuk itu diperlukan peran dan partisipasi masyarakat pesisir lapisan bawah dalam pengendalian degradasi sumberdaya alam pesisir melalui program pendampingan dengan melakukan intervensi komunitas. Adapun perencanaan pengendalian degradasi sumberdaya alam pesisir dilakukan melalui tahap-tahap seperti :

1. Melakukan asesmen terhadap permasalahan dan kebutuhan masyarakat pesisir

Kota Bengkulu yang menjadi akar masalah. Berdasarkan hasil SWOT yang dilakukan, permasalahan-permasalahan yang muncul dalam masyarakat pesisir Kota Bengkulu adalah

• Rendahnya tingkat pandapatan nelayan kecil/buruh tambak

• Kuatnya sistem patron klien dalam masyarakat pesisir

• Kultur masyarakat pesisir yang plural

• Degradasi hutan mangrove

• Terjadi tangkap lebih (overfishing)

• Penggunaan teknologi penangkapan yang tidak ramah lingkungan

• Kesenjangan teknologi dan modal

• Rendahnya modal sosial masyarakat pesisir

2. Atas dasar permasalahan yang muncul di atas, kegiatan pemberdayaan sosial-

ekonomi-lingkungan sangat diperlukan agar masyarakat pesisir lapisan bawah memiliki kemampuan dalam mengelola sumberdaya alam pesisir sebagai

sumberdaya ekonomi lokal secara optimal dan berkelanjutan melalui tahapan- tahapan sebagai berikut :

• Tahap pembentukan kelembagaan sosial ekonomi berbasis kekerabatan

yaitu koperasi keluarga sebagai sebuah pranata yang dimanfaatkan dan dikelola sebagian besar nelayan berorientasi pada kepentingan masa depan, dimana

- Dasar pembentukan koperasi keluarga ini adalah persoalan

kemiskinan, kesenjangan sosial dan struktur masyarakat pesisir dibentuk oleh kelompok-kelompok kekerabatan

- Jenis kegiatannya barang-barang konsumsi dan simpan

pinjam untuk melayani kebutuhan sehari-hari dari sebagian besar masyarakat pesisir.

- Managemen operasional dilakukan dengan memberikan

kemudahan akses rumah tangga masyarakat pesisir lapisan bawah ke sumber-sumber pinjaman dengan diimbangi dengan sejumlah kompensasi yang harus mereka berikan. Kompensasinya berupa manfaat ganda yaitu pinjaman yang diterima jika dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan bidang usaha yang berkaitan dengan kebutuhan hidup, mereka juga memperoleh sisa hasil usaha. Sebaliknya apabila mereka tidak dapat memanfaatkan pinjaman dengan baik, maka tidak mendapatkan pinjaman.

Tujuan dari tahap ini adalah meningkatkan kemampuan dan keberdayaan masyarakat pesisir lapisan bawah dalam mengelola potensi sumberdaya alam yang ada untuk mencapai kesejahteraan sosial ekonomi secara berkelanjutan.

• Tahap transisi yaitu penguatan kelembagaan sosial ekonomi serta

peningkatan wawasan masyarakat pesisir tentang pentingnya menjaga kelestarian sumberdaya alam pesisir melalui kegiatan :

- penguatan kelembagaan kelembagan sosial ekonomi dengan pendidikan dan pelatihan keterampilan dalam mengelola hasil tangkapan, seperti pembuatan abon ikan, keripik ikan, nugget ikan, bakso ikan dan lain-lain.

- Peningkatan wawasan masyarakat pesisir tentang pentingnya

menjaga kelestarian sumberdaya pesisir dengan kegiatan pendidikan lingkungan melalui keluarga dan komunitas

Tahap ini bertujuan untuk menggiring kesadaran masyarakat pesisir akan manfaat jangka panjang dari pelestarian sumberdaya alam pesisir bagi keberlanjutan sosial ekonomi mereka.

• Tahap penyadaran pentingya pelestarian sumberdaya alam pesisir melalui :

- tahap motivasi dengan kegiatan diskusi-diskusi inensif tentang

permasalahan ekonomi dan lingkungan

- tahap pemberian kemampuan dengan kegiatan studi banding,

mengikuti pertemuan/seminar/lokakarya di luar wilayahnya.

- Pembentukan kelompok partisipatif untuk melestarikan

sumberdaya pesisir

Tujuan tahap ini adalah pengelolaan sumberdaya alam penting secara lestari harus dilakukan secara bersama-sama (partisipatif)

• Tahap mengembangkan strategi swadaya masyarakat pesisir lapisan bawah

dalam pengendalian degradasi sumberdaya alam pesisir melalui program :

- Konservasi dan rehabilitasi mangrove secara partisipatif

- Mengembangkan teknologi penangkapan yang ramah lingkungan

melalui kelompok-kelompok profesi (kekerabatan)

- Pengembangan sistem silvofishery dalam pengelolaan tambak

dengan pendekatan buttom up.

• Tahap stabilisasi adalah tahap memelihara upaya pengendalian yang

dilakukan sebagai perubahan yang telah dicapai dengan metode dan teknik intervensi secara social case work atau social group work, yang meliputi :

- pemantapan sikap dan perilaku masyarakat pesisir yang baru

sebagai hasil pengubahan yang dilakukan terhadap pengendalian degradasi sumberdaya alam pesisir

- mengintegrasikan kegiatan pengendalian degradasi sumberdaya alam pesisir ke dalam kehidupan masyarakat yang normal di lingkungannya

3. Tahap evaluasi adalah tahap untuk :

• melihat hasilnya dapat dijadikan perbaikan atau penyempurnaan

kegiatan pengendalian degradasi sumberdaya alam pesisir . Hal-hal yang dievaluasi berupa :

- keberhasilan atau kegagalan penanganan kegiatan

pengendalian degradasi sumberdaya alam pesisir yang dilakukan masyarakat pesisir lapisan bawah

- keberhasilannya dan keefektifan penggunaan metode dan

teknik intervensi

• menyelenggarakan pertemuan pembahasan kasus (case conference)

dengan melibatkan pihak pemerintah daerah, dinas terkait, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, nelayan pemilik, pemilik tambak, pekerja sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Acciaioli GL, 1989. Searching for Good Fortune : The Making of Bugis Shore Community at Lake Lindu. Central Sulawesi. Unpublished Ph.D. Dissertation, Australian National University.

Alikodra, H.S., 1998. Konsep Perencanaan Pengelolaan Daerah Penyangga dalam Pengembangan Sistem Integrated Conservation and Development Program (ICDP), Jakarta.

, 2000. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Makalah Disampaikan pada Kursus Amdal Dasar, diselenggarakan oleh PPLH IPB dan Bina Lingkungan Daerah Industri Pulau Batam di Batam. 16 November 2000.

,2005. Konsep Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu dan Berkelanjutan. Makalah ini disampaikan pada pelatihan IC2PM angkatan III tahun 2005. Propinsi Nusa Tenggara Barat.

Anwar, A. 2002. Peranan kelembagaan dalam pemanfaatan sumberdaya lokal. Makalah Seminar Perencanaan Pembangunan Wilayah, IPB. Bogor.

Anggraini, E. 2002. Analisis Penyusunan Model Pengelolaan Sumberdaya Laut : Tinjauan Sosiologi dan Kelembagaan di Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Aziz, K.A., M. Boer,J., Widodo,N., Naamin, Amrullah, M.H Bidawi, A., A. Djamali, B.E. Priyono. 1998. Potensi Pemanfaatan dan Peluang Pengembangan Sumberdaya Ikan Laut di Perairan Indonesia. Komisi Nasional Pengkajian Sumberdaya Perikanan Laut. Jakarta. Bahri,R.1995. Pembangunan dan Strategi Memerangi Kemiskinan. Liberty.

Yogyakarta.

Bappeda Kota Bengkulu, 2002. Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Kota Bengkulu.

Bappeda Kota Bengkulu, 2005. Atlas Sumberdaya Pesisir dan Laut Propinsi Bengkulu.

Baskoro M.S., Sudirman, Ari Purbayanto. 2004. Analisis Hasil Yangkap Dan

Keragaman Spesies Setiap Waktu Hauling Pada Bagan Rambo di

Perairan Selat Makasar. Bulletin PSP Vol. XIII No. 1 April. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Instutut Pertanian Bogor.

Bengen, D.G. 2002. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut serta Prinsip-prinsip Pengelolaannya. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut. IPB.

Black, J.A, D.J. Champion. 1999. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. PT. Eresco. Bandung.

BPS Kota Bengkulu, 2005. Kota Bengkulu dalam Angka 2006. Bengkulu.

Budhisantoso, S., 1998. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan

Pengelolaan Kawasan Pantai Dalam Prosiding Lokakarya

Kebijakan dan Masalah Sosial Kependudukan dalam Pengelolaan Sumberdaya Kawasan Pesisir Indonesia. Kerjasama antara Jurusan Antropologi FISIP Universitas Indonesia dengan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Indonesia, Lembaga Demografi FEUI, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Biologi LIPI. Jakarta.

Bullen, H, and Onyx Chester. 1998. Income diversification and household strategies in Rural Africa. Cornel University. New York.

Cincin-Sain, B and R.W. Knecht. 1998. Intergrated Coastal and Ocean Management : Concept and Practices. Island Press. Washington D.C.

Chadwick, BA, Conyers D, dan Brown K., 1991. Metode Penelitian Ilmu

Pengetahuan Sosial. Sulistia et.al. penerjemah. IKIP Semarang

Press. Terjemahan dari Social Sciences Research Methods. Chambers, R., 1988. Pembangunan Desa Mulai dari Belakang. LP3ES. Jakarta. Clark, J.R. 1998. Coastal Zone Management For New Century. Ocean & Coastal

Management 37(2):191.

Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting, M.J. Sitepu, 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradriya Paramita. Jakarta.

Dahuri, R. 2004. Pendayaguna Sumberdaya Kelautan Untuk Kesejahteraan Rakyat. Lembaga Informasi dan Studi Pembangunan Indonesia (LISPI). Jakarta.

Damanhuri, DS., 2000. Paradoks Pembangunan Ekonomi Indonesia dan Perspektif Pemberdayaan Ekonomi Rakyat di Sektor Pertanian dan Perikanan (Visi serta Arah Kebijakan Reformasi dan Restrukturisasi Ekonomi Indonesia). Orasi Ilmiah Guru Besar Ilmu Ekonomi Pembangunan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Bogor. Jakarta.

Dinas Perikanan dan Kelautan. 1999. Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Bengkulu.

Dinas Perikanan dan Kelautan. 2000. Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bengkulu.

Dinas Kimparswil. 1998. Laporan Tahunan Dinas Kimparswil Propinsi Bengkulu.

Dwiponggo, A., C. Bailey and F. Maharudin. 1988. The Indonesian marine fisheries, Structure and Change. ICLARM, DGF, IRMF. Jakarta. FAO, 2004. Integrated Coastal Area Management and Agricultural, Forestry and

Fisheries. FAO Guidlines. Roma.

Farrington, J. 1999. Sustainable livelihood in practice early applications of concepts in rural areas. Natural Resources Persfective 42.

Fauzi, A. 2000. Teori Ekonomi Sumberdaya Perikanan. Working Paper. Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan, IPB.

Food ang Agricultural Organization (FAO). 2004. The State of World Fisheries ang Aquaculture.

Firth, R. 1975. Malay Fishermen: their peasant economy. WW Norton and Company Inc. New York.

Freiler, C. 2001. Closing The Distance : Social Inclusion, Vulnerability and The Wellbeing of Children and Families in Plenary IV : Marginalization : Inclusion/Exclusion. Conference on Canadian Welfare.

Friedmann J. 1992. Empowerment: the politics of alternative development. California. Blackwell.

Hasan, Rosmawi. 2004. Pengembangan Kelembagaan Partisipatif untuk Melestarikan Ekosistem Hutan Mangrove. Disertasi Jurusan Kehutan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hasbullah, J., 2006. Social Capital. Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia. MR-United Press. Jakarta.

Hasim, W. 1980. Komuniti Nelayan di Pulau Pangkor. Dewan Bahasa dan Pustaka. Kuala Lumpur.

Hayami, Y. dan Kukuchi M., 1987. Dilema Ekonomi Desa : Suatu Pendekatan Ekonomi Terhadap Perubahan Kelembagaan di Asia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Hikmat, Harry. 2001. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Humaniora Utama Press. Bandung.

Ife J. 1995. Community Development : creating community alternatives-vision, analisys and practice. Melbourne : Longman.

Karsyono, F. dan N. Syafat. 2000. Strategi pembangunan pertanian yang

berorientasi pemerataan di tingkat petani, sektoral dan wilayah.

Prosiding Perspektif Pembangunan Pertanian dan Pedesaan dalam Otonomi Daerah. Badan Litbang Departemen Pertanian dan Kehutanan. Bogor.

Khazali, M. 1999. Kajian Partisipasi Masyarakat dalam Pengolahan Hutan Mangrove (Studi Kasus di Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat). Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kusnadi, A., 2000. Nelayan, Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial. Humaniora Utama Press. Bandung.

, 2002. Konflik Sosial Nelayan: Kemiskinan dan Perebutan

Sumberdaya Perikanan. LkiS. Yogyakarta.

, 2004. Polemik Kemiskinan Nelayan. Pondok Endukasi-Pokja Pembaharuan. Yogyakarta.

Koentjaraningrat, 1980. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. PT. Gramedia. Jakarta.

Kusumastanto,T., 2000. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Diktat Kuliah PS-SPL-IPB. Bogor.

Legg, KR. 1983. Tuan, Hamba dan Politisi. Sinar Harapan dan Lembaga Studi Pembangunan. Jakarta.

Lenggono, PS., 2004. Modal Sosial Dalam Pengelolaan Tambak Kabupaten Kutai Kartanegara. Tesis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Lomnitz, LA. 1977. Networks and Marginality Life in a Mexican Shantytown. New York. San Francisco. Academis Press. Inc. London.

MacDonald, R.B. 2005. Managing Marine Misbehavior: Good Science,Good Policy, Bad Human. Journal Of International Affairs (59).

MacNae, W. 1968. A General Account of tha Fauna and Flora of Mangrove Swamps and Forest in the Indo-West-Pacific Region. Adv.mar.Biol.

Manurung, V. 1978. Pola Pembagian Kerja Petani Tambak. Balai Penelitian Perikanan. Jakarta.

Mappawata, T., 1986. Hubungan Patron Klien di Kalangan Nelayan : Studi Kasus Desa Tamalate Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Tesis Fakultas Pascasarjana UI. Jakarta.

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Grasindo. Jakarta.

Marsoedi. 1997. Pelestarian dan Pengembangan Ekosistem Mangrove. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Mastaller, M., 1997. Mangrove : The Forgotten Forest Between Land and Sea. Kuala Lumpur. Malaysia.

Masyhudzulhak. 2004. Pengelolaan Wilayah Pesisir dalam Perspektif Otonomi Daerah di Propinsi Bengkulu. Disertasi Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Masyhuri. 1999. Ekonomi Nelayan dan Kemiskinan dalam Masyhuri (Editor). Pemberdayaan Nelayan Tertinggal dalam mengatasi krisis ekonomi: Telaah terhadap sebuah pendekatan. Pusat Penelitian Ekonomi dan Pembangunan, LIPI. Jakarta.

Masyhudzulhak, 2004. Pengelolaan Wilayah Pesisir Dalam Perspektif Otonomi Daerah di Propinsi Bengkulu. Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Mintoro. L, Darmajanti L., dan Afrianto E., 1993. Keragaan Beberapa Pola Usaha Penangkapan Ikan di Laut oleh Rakyat Indonesia. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. IPB. Bogor.

Moser, C.A. 1969. Survey Methods in Social Investigation. Heinemann. London. Mubyarto, L. Soetrisno, M. Dove. 1984. Nelayan dan Kemiskinan : Studi

Ekonomi Antropologi di dua Desa Pantai. Rajawali. Jakarta. , L., 1984. Strategi Pembangunan Pedesaan. Pusat Penelitian

Pembangunan Pedesaan dan Kawasan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

, L., 1998. Menanggulangi Kemiskinan. Adytia Media. Yogyakarta. Muhadjir, N., 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif. Pendekatan Positivistik,

Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik : Telaah Studi Teks dan Penelitian Agama. Raka Sarasin. Yogyakarta.

Nasdian, Fredian Tony. 2003. Karakteristik Sumberdaya Alam dan Masyarakat Pesisir dan Lautan. Laboratorium Ilmu-Ilmu Sosial, Komunikasi dan Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Naamin, N. 1987. Perikanan Laut di Indonesia : Prospek dan Problema Pengembangan Sumberdaya Perikanan Laut. Seminar Laut Nasional II. Jakarta 27-30 Juli 1987.

Neuman, W.L., 1997. Social Research Methods Qualitative and Quantitative Approach. Allyn and Bacan. Boston, London Toronto Tokyo Singapura.

Nikijuluw, Viktor PH. 2001. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Kerjasama Pusat Pemberdayaan dan Pembangunan Regional dengan PT. Pustaka Cisendo. Jakarta.

Nirarita, CH.E., 1996. Ekosistem Lahan Basah Indonesia. Buku Panduan Untuk Guru dan Praktisi Pendidikan. IPB Press, Bogor.

Nybakken JW. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis (Terjemahan). PT. Gramedia. Jakarta.

Odum, E.P., 1971. Fundamentals of Ecology. Third Edition. W.B. Saunders Company. London.

. 1983. Basic Ecology. Sounders College Publishing.

Pakpahan, A. 1991. Evaluasi Kelembagaan Pedesaan di Tengah Perkembangan

Teknologi Pertanian. Pusat penelitian Agro Ekonomi. IPB. Bogor.

Pemerintah Propinsi Bengkulu, 2002. Atlas Sumberdaya Pesisir dan Laut Propinsi Bengkulu.

Perum Pelindo II Pulau Baai. 1993. Laporan Tahunan Perum Pelindo II Pulau Baai .

Perum Perhutani. 1994. Pengelolaan Hutan Mangrove dengan Pendekatan Sosial Ekonomi pada Masyarakat Desa di Pesisir Pulau Jawa. Dalam Prosiding Seminar V Ekosistem Mangrove di Jember, 3-6 Agustus 1994.

Purnamasari, Elly. 2002. Pola Hubungan Produksi Ponggawa-Petambak : Suatu Bentuk Ikatan Patron klien (Kasus Masyarakat Petambak di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur. Tesis Magister, Program Sosiologi Pedesaan. IPB.

Pollnac, RB., 1988. Karakter Sosial dan Budaya dalam Pengembangan Perikanan Berskala Kecil dalam Michael M. Cernea. Editor. Menggutamakan Manusia dalam Pembangunan. UI Press. Jakarta.

Poloma, M.M. 2000. Sosiologi Kotemporer. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Raharjo, M.Dawam. 1987. Kapitalisme : dulu dan sekarang. Kumpulan karangan

dari berbagai sumber asing. LP3ES. Jakarta.

Rangkuti, Freddy., 2001. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Rewana, H. Purwoto, H. Salam, W. Kaliman, A. Prijono, S. Wahyudiono, Sushardi, S. Hastuti, Priyambada, A.Muin, E. Rahayu, H. Palguna., 2001. Rehabilitasi Mangrove dengan Pola Wanamina. Pusat Pengembangan Rehabilitasi Mangrove. STIPER Yogyakarta dan Departemen Kehutanan. Yogyakarta.

Saaty, Thomas L., 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. PT. Pustaka Binamen Pressindo. Jakarta.

Saenger, P., E. Hegerl and J. Davie. 1983. Global Status of Mangrove Ecosystem. Gland, Switzerland : International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources.

Sallatang, M. Arifin. 1982. Desa Pantai di Sulawesi Selatan dan Strategi Pengembangannya. Jurnal Penelitian Sosial.

Salman D dan Taryoto AH, 1992. Pertukaran Sosial pada Masyarakat Petambak : Kajian Struktur Sosial Sebuah Desa Kawasan Pertambakan di Sulawesi Selatan. Jurnal Agro Ekonomi II.

Satria, A., 2001. Dinamika Modernisasi Perikanan: Formasi Sosial dan Mobilitas Nelayan. Humaniora Utama Press. Bandung.

., 2002. Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. Cisendo. Jakarta. Scott, J.C. 1993. Perlawanan Kaum Tani. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia. .1994. Moral Ekonomi Petani: Pergolakan dan Subsistensi di Asia

Tenggara. LP3S. Jakarta.

Seafdec, S. 1978. The Community : A Missing Link of Fisheries Management. Marine Policy.

Setyohadi, T., 1997. Pemberdayaan Nelayan dan Petani Ikan Dalam Rangka Konsepsi Benua Maritim. Makalah. Disampaikan pada Simposium Perikanan II. Hotel Sahid Makasar, Ujung Pandang, 2- 3 Desember 1997. Hal. 38.

Scott, JC dan Kerkvliet, BJ. 1977. How Traditional Rural Patron Lose Legimacy : A Theory with Special Reference to Southeast Asia. In : SW Schmidt, L Guasti, C Londe, JC. Scoot eds., Friends, Followers and Faction : A Reader in Political Clientism. University of California Press. Berkeley.

Sidik, MS, Amartya, S, dan Sugiyanto. 2000. Pengkajian Kelembagaan Organisasi Ekonomi Tengkulak di Wilayah Samarinda, Balik Papan, Kutai dan Pasir dalam Rangka Meningkatkan

Perekonomian Masyarakat ppedesaan. Kerjasama Bappeda

Kalimantan Timur dengan Universitas Mulawarman. Samarinda. Singarimbun, M. dan S. Effendi. 1995. Metode Penelitian Survey, LP3ES.

Jakarta.

Sitorus, MTF., 1994. Peranan Ekonomi dalam Rumah Tangga Nelayan Miskin di Pedesaan Indonesia. Mimbar Sosek No.8.

, 1998. Penelitian Kualitatif: Suatu Pengantar. Kelompok Dokumentasi Ilmu Sosial (DokiS), Jurusan Ilmu-ilmu Sosial dan Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.

Slamet, M., 2003. dalam Yustina, I., Adjad Sudrajat (ed.). Membentuk Pola Prilaku Manusia Pembangunan. IPB Press. Bogor.

Soejatmoko, H. 1980. Masyarakat Desa dalam Perubahan Zaman, Sejarah Differensiasi Sosial di Jawa 1830-1980. Grasindo. Jakarta.

Soemarwoto, Otto. 1997. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan. Jakarta.

Soerianegara, I. dan A. Indrawan. 1980. Ekologi Hutan Indonesia. Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutan IPB, Bogor.

Soesanto, S. S dan M. Sudomo. 1994. Ekosistem Mangrove dan Pembangunan Lingkungan Hidup. Dalam Prosiding Seminar V Ekosistem Mangrove di Jember, 3-6 Agustus 1994.

Soewito. 1984. Status Ekosistem Hutan Mangrove dalam Kaitannya dengan Kepentingan Perikanan di Indonesia dan Kemungkinan Pengembangannya. Dalam Prosiding Seminar II Ekosistem Mangrove. Jakarta.

Smith, I.R. 1979. A Research Framework for Tradisional Fisheries. International Center for Living Aquatic Resources Managemant. Manila. Philippina.

Sugandhy, A., 1994. Pendekatan Pembangunan dan Penataan Ruang Wilayah Pesisir. Dalam Kursus Pelatihan Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Secara Terpadu dan Holistik, Bogor 5-17 Oktober 1992. PPLH, LP-IPB dan Dirjen Dikti, Depdikbud.

Sulistiyo dan Ninik SR., 1994. Potensi dan Prospek Pengembangan Keswadayaan Masyarakat Desa Jatisari, Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang. Dalam Mubyarto, dkk. 1994. Prospek Pedesaan Edisi ke sembilan : Keswadayaan Masyarakat Desa Tertinggal. Aditya Media. Yogyakarta.

Supriharyono, 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Susilawati, Tuti. 1986. Proses Terjalinnya Hubungan Kerja antara Pandega dengan Majikan dalam Usaha Perikanan : Studi Kasus di Desa Mertasinga, Kabupaten Cirebon. Jurnal Penelitian Perikanan Laut, No.42. hlm. 25-31.

Suyedi, R. 2007. Analisis Pengembangan Perikanan Tangkap Di Kota Bengkulu. Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Taryoto, Andin H., Hermanto, Mat Syukur, Abunawan Mintoro, Tri Pranadji, Kurnia Suci Indraningsih, Sahyuti. 1993. Analisis Kelembagaan Bagi Hasil di Perikanan Laut. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian Balitbang Departemen Pertanian. Jakarta.

Tirtakusumah, R. 1994. Pengelolaan Hutan Mangrove Jawa Barat dan Beberapa Pemikiran untuk Tindak Lanjut. Dalam Prosiding Seminar V Ekosistem Mangrove di Jember, 3-6 Agustus 1994.

UNDP/UNESCO Regional Project-Research and Training Pilot Programmer on Mangrove Ecosystems in Asia and The Pasific, Bogor 8-9 Oktober 1984.

Vadya, Andrew P dan Sahur Ahmad. 1996. Pemukim Suku Bugis di Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur : Dahulu, Sekarang dan Beberapa Kemungkinan untuk Masa Depan Mereka. CIFOR Bogor, Rutgers University (New Brunswick, NJ) dan Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang.

Vredenbergt, J. 1983. Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. PT. Gramedia. Jakarta.

Yin, K. R. 2002. Studi Kasus: Desain dan Metode. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARAPOKOK PENELITIAN STRUKTUR MASYARAKAT

Nomor : Tanggal : Kode Nelayan :

Kelurahan : Kecamatan : Ctt :

DAFTAR PERTANYAAN RUMAH TANGGA

A. Karakteristik Pribadi :

1. Nama : ...

2. Umur : ...Tahun

3. Jenis Kelamin : (pria/wanita)

4. Pendidikan : Tidak sekolah ( ) 1

Tidak Tamat SD ( ) 2 SD ( ) 3 SLTP ( ) 4 SLTA ( ) 5 PT ( ) 6 5. Penghasilan : Rp. ...

6. Jumlah Tanggungan : ... orang

7. Lama berusaha : ... tahun

8. Asal daerah Kelahiran : dalam desa ( ) 1

luar desa ( ) 2 9. Motivasi tinggal di daerah

Penelitian : turun temurun ( ) 1

terikat perkerjaan ( ) 2 ikut keluarga ( ) 3 alasan lain ( ) 4 B. Karakteristik Rumah Tangga

1. Pendidikan anggota keluarga

Umur istri : ... Tahun

Pendidikan akhir istri : Tidak sekolah ( ) 1

Tidak Tamat SD ( ) 2 SD ( ) 3 SLTP ( ) 4 SLTA ( ) 5 PT ( ) 6 Anak : ... Tahun

Pendidikan akhir anak : Tidak sekolah ( ) 1 Tidak Tamat SD ( ) 2 SD ( ) 3 SLTP ( ) 4 SLTA ( ) 5 PT ( ) 6 2. Adat dan Budaya :

Aktif melakukan hajatan / Selamatan/ upacara : ya ( ) 1 Tidak ( ) 2 Figur yang oleh KK dianggap berpengaruh dimasyarakat : tokoh agama ( ) 1

kepala desa ( ) 2 tokoh pendidikan ( ) 3 pemuka masyarakat ( ) 4 lainnya ( ) 5

Luas rumah yang ditempati : ... meter

Jenis atap rumah terluas : genteng ( ) 1 Seng ( ) 2 Sirap ( ) 3 alang-alang ( ) 4

Jenis dinding rumah terluas : tembok ( ) 1 1/2 tembok ( ) 2 Kayu ( ) 3 Gedeg/bilik/bambu/tripleks/daun kelapa ( ) 4 Jenis lantai rumah terluas : keramik ( ) 1

Tegel/ubin ( ) 2 Tanah ( ) 3 Kayu ( ) 4 Luas Pekarangan : luas ( ) 1 Sedang ( ) 2 Sempit ( ) 3 tidak ada ( ) 4 Penerangan rumah : listrik ( ) 1 Petromak ( ) 2 Lampu tempel ( ) 3 lainnya ... ( ) 4

Aset keluarga : milik sendiri ( ) 1 menggunakan milik orang lain/keluarga ( ) 2 tidak memiliki ( ) 3

Penjualan tanah : belum pernah jual ( ) 1

sudah menjual ( ) 2 akan menjual ( ) 3 4. Kondisi perekonomian keluarga

Mata pencaharian utama : Nelayan ( ) 1 Petani ( ) 2 lainnya ... ( ) 3 Mata pencaharian sampingan : ...

Keberadaan anggota keluarga yg bekerja : .tidak ada ( ) 1 Ada ( ) 2 5. Pendapatan Rumah Tangga/bulan

Pendapatan yang diperoleh KK/bulan : ...

Pendapatan yang diperoleh KK dari mata pencaharian sampingan : .../bulan

Pendapatan yang diperoleh anggota keluarga dari mata pencaharian utama dan sampingan : Istri : ... /bulan

Anak : .../bulan

Pendapatan lainnya : ... /bulan

Dokumen terkait