B. Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu
B.4. Perencanaan Program Jangka Panjang (Renstra) dan Monitoring Pelaksanaannya . 18
Perencanaan program jangka panjang (RPJP) dan pendanaannya dilaksanakan dalam forum Rapat Senat STIE MURA dengan merujuk pada Visi, Misi, sasaran dan tujuan Program Studi Akuntansi. Program-program tersusun secara terencana dalam kerangka sistem pendidikan nasional yang sejalan dengan perkembangan ilmu, teknologi dan informasi. Rencana jangka panjang Program Studi Akuntansi dirumuskan dalam RPJP dan dijabarkan dalam Rencana Strategis (Renstra) untuk mewujudkan Visi dan Misi Program Studi Akuntansi.
Agar Visi, Misi, sasaran, dan tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif, Program Studi Akuntansi melaksanakan kebijakan untuk menerapkan Total Quality Management (TQM) yang berorientasi pada proses mulai dari rekrutmen sampai dengan penyelesaian studi mahasiswa.
Semua kegiatan direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dimonitor, dan dievaluasi dengan maksud untuk menjamin bahwa proses pendidikan yang dilaksanakan dan dialami mahasiswa memenuhi baku mutu. Mekanisme tata pamong untuk itu meliputi tiga aspek yaitu aspek input, proses, dan output. Kegiatan tersebut berpedoman kepada Kebijakan Mutu, Manual Mutu, Standar Mutu, dan Standar Prosedur Operasional yang telah disusun oleh Unit Penjaminan Mutu (KPM) STIE MURA.
B.5. Sistem Pengelolaan dan Penjaminan Mutu
STIE MURA telah memiliki Komite Penjamian Mutu (KPM) yang bertugas membantu pimpinan sekolah tinggi dalam hal penjaminan mutu akademik. Untuk tingkat program studi disebut gugus mutu yang saat ini penanggung jawabnya adalah ketua program studi. Penjaminan mutu dimaksudkan untuk mempertahankan dan menjamin tingkat kualitas secara berkesinambungan mengenai aspek ”input, proses dan output”. Setiap tahun penyelenggaraan kegiatan akademik di STIE MURA diaudit oleh Komite Penjaminan Mutu (KPM) STIE MURA melalui mekanisme Audit Mutu Akademik (AMA).
STIE MURA menetapkan standar kualitas input melalui seleksi penerimaan mahasiswa baru dengan berbagai sistem seleksi sesuai peraturan STIE MURA. Penerimaan mahasiwa baru dilakukan melalui dua jalur, yaitu jalur mandiri dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Untuk dua jalur penerimaan ini, kendali kualitas input dilakukan dengan mempertimbangkan nilai UAN, nilai yang diperoleh selama sekolah di SLA, dan nilai tes ujian masuk.
Aspek Proses:
STIE MURA melakukan penjaminan kualitas penyelenggaraan proses pendidikan melalui monitoring dan evaluasi terhadap kegiataan perkuliahan, penyeleseian tugas akhir dan keaktifan mahasiswa dalam pendidikan.
a. Monitoring dan evaluasi perkuliahan
Monitoring perkuliahan di semua jenjang pendidikan dilakukan dengan menyediakan daftar presensi untuk setiap matakuliah yang diberikan oleh bagian pengajaran sebagai petugas monitoring kehadiran staf akademik. Masing-masing staf akademik dan mahasiswa harus tanda tangan dan menuliskan materi yang diberikan pada setiap kali kehadiran sehingga dapat selalu diketahui frekuensi kehadiran staf akademik dan mahasiswa serta kesesuaian antara materi yang diberikan oleh masing-masing staf akademik dengan silabus yang ada di STIE MURA. Di samping itu, setiap akhir perkuliahan STIE MURA melakukan evaluasi terhadap kualitas pengajaran staf akademik dengan memberikan kuesioner kepada setiap mahasiswa dan hasilnya digunakan sebagai bahan evaluasi dan perbaikan metode perkuliahan.
Selain itu juga KPM STIE MURA melakukan monitoring proses pelaksanaan akademik dengan dilakukan audit mutu akademik terhadap kegiatan program studi secara keseluruhan dengan menggunakan sistem online dimana program studi diharuskan mengisi beberapa instrumen yang kemudian hasil isian tersebut discoring dan diaudit oleh auditor internal yang telah dibentuk oleh KPM
b. Monitoring dan evaluasi tugas akhir
Monitoring tugas akhir dilakukan sesuai dengan jumlah tahapan yang sudah ditetapkan. ada 4 tahapan yang harus dilalui mahasiswa, yaitu mulai tahapan setelah penetapan dosen pembimbing sampai tahapan ujian tugas akhir ( Komprehensif). Adapun tahapannya sebagai berikut:
2. Pengajuan Judul Program Studi Dosen Pembimbing LPPM untuk pengesahan bahwa judul tersebut dipastikan belum pernah diambil.
3. Proses Bimbingan 4. Ujian Proposal 5. Ujian Hasil
6. Ujian Komprehensif
Evaluasi pada setiap tahap dilakukan oleh pembimbing, penguji, Ketua Program Studi.
c. Monitoring dan evaluasi keaktifan mahasiswa
Kelangsungan mahasiswa dipantau dengan cara memonitor jumlah sks dan IPK setiap mahasiswa per semester untuk menghindari tingginya tingkat drop-out, lama penyelesaian tugas akhir untuk mengetahui hambatan yang dihadapi dalam proses penyusunan tugas akhir, IPK rata-rata mahasiswa per semester untuk mengetahui perkembangan prestasi mahasiswa dan peninjauan ulang kurikulum setiap tahun berdasarkan hasil tracer study. STIE MURA juga menyadari bahwa untuk bisa menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi, perlu juga adanya penguatan dari segi non-akademik.
Aspek Output:
STIE MURA mengukur kualitas lulusan dengan indikator yang standar, yaitu: IPK rata- rata lulusan, predikat kelulusan, lama masa studi, dan kesesuaian kemampuan lulusan dengan kebutuhan pengguna (dengan indikator: daya serap pasar terhadap lulusan, gaji pertama, waktu tunggu yang dibutuhkan untuk memperoleh pekerjaan pertama).
Pelaksanaan penjaminan mutu STIE MURA telah dilakukan secara berkelanjutan dan selalu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan kualitasnya. Peran Gugus Jaminan Mutu (GJM) di tingkat program studi. Komite Penjaminan Mutu (KPM) di Sekolah Tinggi memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas Sekolah Tinggi, terutama dalam hal panduan-panduan tertulis yang menjadi acuan penyelanggaraan Sekolah Tinggi yang baik.
Komite Penjaminan Mutu (KPM) STIE MURA berupaya menerapkan sistem penjaminan mutu yang mengacu pada pasal 52 ayat 2 UU Dikti disebutkan bahwa penjaminan mutu dilakukan melalui 5 langkah utama yang disingkat PPEP, yaitu Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian dan Peningkatan Standar
DIKTI.
Prinsip Penjaminan Mutu STIE MURA
Sebagaimana telah diuraikan, prinsip SPMI yang sesuai dengan UU Dikti dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Otonom
SPMI dikembangkan dan diimplementasikan secara otonom atau mandiri oleh setiap perguruan tinggi, baik pada aras Unit Pengelola Program Studi (Jurusan, Departemen, Sekolah, atau istilah lain) maupun pada aras perguruan tinggi. 2. Terstandar
SPMI menggunakan SN Dikti yang ditetapkan oleh Mendikbud dan Standar Dikti yang ditetapkan oleh setiap perguruan tinggi.
3. Akurasi
SPMI menggunakan data dan informasi yang akurat pada PD Dikti. 4. Berencana dan Berkelanjutan
SPMI diimplementasikan dengan menggunakan 5 (lima) langkah penjaminan mutu, yaitu Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan Standar Dikti yang membentuk suatu siklus.
5. Terdokumentasi
Seluruh langkah dalam siklus SPMI didokumentasikan secara sistematis. Tujuan dan Fungsi Sistem Penjaminan Mutu Internal
1. Tujuan SPMI
Sebagaimana diuaraikan, SPMI bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan. Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila setiap perguruan tinggi telah mengimplementasikan SPMI dengan baik dan benar.
Seberapa jauh perguruan tinggi melampaui SN Dikti yang ditunjukkan dengan penetapan Standar Dikti yang ditetapkan perguruan tinggi tersebut merupakan perwujudan dari dua tujuan lain dari SPMI, yaitu untuk:
a. pencapaian visi dan pelaksanaan misi perguruan tinggi tersebut, dan
b. pemenuhan kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholders) perguruan tinggi tersebut.
2. Fungsi SPMI
a) bagian dari upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi;
b) sistem untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi perguruan tinggi; c) sarana untuk memperoleh status terakreditasi dan peringkat terakreditasi
program studi dan perguruan tinggi; dan
d) sistem untuk memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan perguruan tinggi.
KPM selalu berupaya menerapkan Continous Quality Improvement dengan memberikan rekomendasi hasil audit ke pimpinan sekolah tinggi.
Dokumen SPMI berbeda dengan dokumen lainnya yang lazim dimiliki perguruan tinggi seperti statuta dan Rencana Strategis (Renstra). Kedua dokumen yang disebut terakhir, walaupun berisi hal yang memiliki hubungan dengan SPMI, kedua dokumen itu tidak termasuk dokumen SPMI dari suatu perguruan tinggi.
Hubungan yang dimaksud adalah bahwa kedua dokumen yang disebut terakhir memuat pula sejumlah standar yang harus menjadi pedoman untuk menetapkan Standar Dikti dalam SPMI perguruan tinggi. Selanjutnya, Standar Dikti tersebut harus dilaksanakan, dievaluasi, dikendalikan, dan ditingkatkan dalam SPMI perguruan tinggi tersebut. Sebagai contoh, di dalam statuta terdapat ketentuan tentang tata kelola perguruan tinggi yang harus menjadi pedoman untuk menetapkan, melaksanakan, mengevaluasi, mengendalikan, dan meningkatkan Standar Pengelolaan dalam SPMI.
Menurut Pasal 1 angka 16 Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi,
statuta adalah peraturan dasar Pengelolaan Perguruan Tinggi yang digunakan sebagai landasan penyusunan peraturan dan prosedur operasional di Perguruan Tinggi.
Dokumen SPMI yang dimiliki oleh KPM STIE MURA Berupa
1. Buku/Dokumen Kebijakan SPMI (Kebijakan Mutu/Quality Policy)
Buku/Dokumen Kebijakan SPMI adalah dokumen berisi garis besar tentang bagaimana perguruan tinggi memahami, merancang, dan mengimplementasikan SPMI dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi sehingga terwujud budaya mutu pada perguruan tinggi tersebut.
Buku/Dokumen Kebijakan SPMI disusun dan ditetapkan dengan Keputusan Pemimpin Perguruan Tinggi setelah disetujui Senat Perguruan Tinggi. Untuk Perguruan Tinggi Swasta, Buku/Dokumen Kebijakan SPMI harus disetujui Badan Hukum Penyelenggara setelah memperoleh persetujuan Senat Perguruan Tinggi.
Buku/Dokumen Kebijakan SPMI bermanfaat untuk:
a. menjelaskan kepada para pemangku kepentingan internal Perguruan Tinggi tentang garis besar SPMI;
b. menjadi dasar atau payung bagi penyusunan dan penetapan Buku/Dokumen Manual SPMI, Buku/Dokumen Kebijakan SPMI Standar SPMI, dan Buku/Dokumen Kebijakan SPMI Formulir SPMI;
c. membuktikan bahwa SPMI di perguruan tinggi yang bersangkutan terdokumentasi- kan.
2. Buku/Dokumen Manual SPMI (ManualMutu/Quality Manual)
Buku/Dokumen Manual SPMI adalah dokumen berisi petunjuk teknis tentang cara, langkah, atau prosedur Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan Standar Dikti secara berkelanjutan oleh pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan SPMI, baik pada aras unit pengelola program studi maupun pada aras perguruan tinggi.
Buku/Dokumen Manual SPMI bermanfaat untuk:
a. memandu para pejabat struktural dan/atau unit SPMI, maupun dosen serta tenaga kependidikan dalam mengimplementasikan SPMI sesuai dengan kewenangan masing-masing;
b. menunjukkan cara mencapai visi perguruan tinggi yang dijabarkan dalam Standar Dikti yang harus dipenuhi dan ditingkatkan secara berkelanjutan.
c. membuktikan secara tertulis bahwa SPMI pada perguruan tinggi yang bersangkutan dapat dan telah siap dilaksanakan.
3. Buku/Dokumen Standar SPMI (StandarMutu/Quality Standard)
Buku/Dokumen Standar SPMI adalah dokumen berisi berbagai kriteria, ukuran, patokan, atau spesifikasi dari seluruh kegiatan penyelenggaraan pendidikan tinggi suatu Perguruan Tinggi untuk mewujudkan visi dan misinya sehingga memuaskan para pemangku kepentingan internal dan eksternal perguruan tinggi.
Buku/Dokumen Standar SPMI (Standar Mutu) berfungsi sebagai: a. alat untuk mencapai visi, misi, dan tujuan perguruan tinggi; b. indikator yang menunjukkan tingkat mutu perguruan tinggi;
c. tolok ukur yang harus dicapai dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh pemangku kepentingan internal perguruan tinggi;
d. bukti kepatuhan perguruan tinggi pada peraturan perundang-undangan dan bukti kepada masyarakat bahwa perguruan tinggi memiliki dan memberikan layanan pendidikan tinggi dengan menggunakan standar.
4. Buku/Dokumen Formulir/Proforma SPMI (Dokumen SPMI / Quality Documents)
Buku/Dokumen Formulir/Proforma SPMI adalah dokumen tertulis yang berisi kumpulan formulir/proforma yang digunakan dalam mengimplementasikan Standar Dikti dan berfungsi untuk mencatat/merekam hal atau informasi atau kegiatan tertentu ketika Standar Dikti diimplementasikan.
Buku/Dokumen Formulir/Proforma SPMI berfungsi antara lain sebagai: a. Alat untuk mencapai/memenuhi/mewujudkan isi Standar Dikti;
b. Alat untuk memantau, mengontrol, mengendalikan, mengkoreksi, dan mengevaluasi implementasi Standar Dikti;
c. Bukti autentik untuk mencatat/merekam implementasi Standar Dikti secara periodik.
B.6. Kerjasama dan Kemitraan Instansi Terkait dalam Pengendalian Mutu