D.1. Sistem Rekrutmen dan Seleksi Dosen dan Tenaga Kependidikan
Proses penerimaan dosen di Program Studi Akuntansi menggunakan prosedur dan mekanisme yang melibatkan STIE MURA dan Program Studi Akuntansi. Penerimaan dosen tetap dan tenaga kependidikan untuk Program Studi Akuntansi dibagi ke dalam dua tes seleksi yaitu tes tertulis dan tes wawancara. Dalam sistem seleksi dan penerimaan tenaga kependidikan dan dosen, diawali dengan proses perencanaan, pengumuman, persyaratan dan pelamaran, penyaringan serta pengangkatan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan sistem seleksi dan penerimaan yang berlaku.
Pada proses dan tahapan seleksi untuk penerimaan tenaga kependidikan dan dosen, Ketua Program Studi Akuntansi mengusulkan jumlah tenaga kependidikan dan dosen yang dibutuhkan Program Studi Akuntansi. Kemudian ketua STIE MURA menyetujui jumlah dosen yang diusulkan oleh Program Studi Akuntansi. Daftar usulan dan formasi ini disusun untuk proses perencanaan tenaga dosen dan tenaga kependidikan di Program Studi Akuntansi. Daftar ini memuat data staf pada kondisi saat ini dikurangi dengan data staf yang akan pensiun dan data staf yang telah meninggal dunia. Selain itu susunan kebutuhan dosen juga didasarkan terhadap rasio antara jumlah dosen sekarang dengan jumlah mahasiswa yang ada. Selanjutnya, STIE MURA membentuk tim seleksi yang berasal dari tingkat STIE MURA dan Program Studi Akuntansi. Tim Seleksi inilah yang akan menyelenggarakan dan melaksanakan proses dan teknis seleksi penerimaan pegawai baru.
Sistem seleksi dan penerimaan meliputi 2 (tiga) tahap ujian, yaitu: ujian tertulis dan wawancara. Wawancara diselenggarakan di tingkat STIE MURA dengan melibatkan Ketua, Pembantu Ketua dan Ketua Program Studi Akuntansi.
dimaksudkan untuk menguji kemampuan substansi ilmu yang dimiliki, kemampuan dalam berkomunikasi, dan kemampuan dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia calon tenaga dosen. Proses dan kegiatan wawancara ini dilaksanakan setelah calon tenaga dosen lolos tahapan test tertulis. Dalam penerimaan dosen baru, mulai tahun 2014 Program Studi Akuntansi menjaring calon yang berpendidikan minimal S2.
D.2. Profil dosen dan Tenaga Kependidikan serta Pengelolaannya
Profil dosen Program Studi Akuntansi berdasarkan tingkat pendidikan seperti yang disajikan dalam borang institusi, kualifikasi dosen sudah sesuai dengan standar nasional. Profil dosen disajikan dalam Gambar I-4.
Gambar I-2 Profil Dosen Tetap Berdasarkan Pendidikan Terakhir dan Jabatan Fungsional
Dosen tetap Program Studi Akuntansi berjumlah 13 orang, dengan jenjang kepangkatan terdiri dari 2 orang Lektor, 3 orang Asisten Ahli dan 8 orang tenaga pengajar. Berdasarkan tingkat pendidikannya 1 orang berpendidikan Doktor dan 12 orang berpendidikan Magister. Berdasarkan tingkat pendidikan, kualifikasi dosen sudah sesuai dengan standar nasional.
Secara umum, tenaga dosen Program Studi Akuntansi sangat memadai dan potensial untuk diberdayakan dengan tepat agar dapat memberi kontribusi signifikan dalam pengembangan institusi. Keadaan ini merupakan kekuatan potensial yang dimiliki Program Studi Akuntansi. Dalam rangka pewujudan rencana pengembangan jangka menengah dan jangka panjang, Program Studi Akuntansi perlu meningkatkan pemberdayaan dan pengembangan staf berdasarkan
Series1; S3; 1; 4% Series1; S2; 12; 46% Series1; Lektor; 2; 8% Series1; AA; 3; 11% Series1; Tenaga Pengajar; 8; 31% Chart Title
kebutuhan. Tenaga dosen yang belum semuanya berpendidikan S3 senantiasa didorong dan difasilitasi untuk melanjutkan studi secepat mungkin.
Rasio dosen dan mahasiswa di Program Studi Akuntansi sudah memenuhi standar untuk pelaksanaan pembelajaran yang baik karena masih berada pada nilai yang lebih kecil dari 30 % untuk fakultas eksakta. Hal ini tentu saja menunjang keberhasilan kegiatan proses pembelajaran di lingkungan Program Studi Akuntansi dan pada akhirnya berdampak positif pada peningkatan mutu alumni. Mutu alumni yang lebih baik akan memudahkan alumni dalam memenuhi tuntutan standar mutu pekerjaan para stakeholders.
Tenaga kependidikan yang ada di Program Studi Akuntansi sebanyak 26 orang dengan berbagai latar belakang pendidikannya. Agar kinerja para tenaga kependidikan tersebut optimal maka Program Studi Akuntansi perlu menata dan mengaudit karyawan sehingga mereka ditempatkan pada bagian yang sesuai dengan kemampuannya. Selain itu, untuk menghilangkan kejenuhan tenaga kependidikan maka Program Studi Akuntansi telah melakukan rotasi dengan cara
rolling dari satu unit ke unit lain. Program ini sudah berlangsung teratur pada tenaga
kependidikan di lingkungan Program Studi Akuntansi. Pelaksanaan rotasi ini didukung oleh POS yang jelas sehingga siapapun yang dirotasi tidak menjadi masalah dan mudah diteruskan oleh tenaga kependidikan berikutnya. Rotasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan dan memerluas kompetensi dan wawasan pegawai terhadap bidang-bidang pekerjaan.
Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada mahasiswa, maka tenaga kependidikan terus dimotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. Untuk dapat melaksanakan semua kegiatan tersebut telah dilakukan peningkatan kualitas SDM untuk mengikuti pelatihan-pelatihan keterampilan sesuai dengan tugas dan kebutuhannya. Pada tahun 2015, sebanyak 12 orang staf administrais dan perpustakaan Program Studi Akuntansi telah mengikuti Pelatihan Service
Excellence dan Bersama Senyum Menjadi Insan Yang Sukses (Senyum, Sapa, dan
Salam). Pada tahun 2014 dan 2015 sebanyak 2 orang staff keuangan mengikuti Pelatihan Anggaran.
Selain itu, untuk memudahkan para tenaga kependidikan dalam melakukan tugasnya telah disusun POS dalam pelayanan adiministrasi akademik dan non-akademik yang disusun sesuai dengan standar operasional proseduer yang telah
disahkan. POS diperlukan agar tugas tiap tenaga kependidikan menjadi jelas tanpa saling melempar tanggung jawab.
Tenaga kependidikan yang berkaitan erat dengan proses pembelajaran adalah teknisi atau laboran. Program Studi Akuntansi sedang merencanakan perubahan dari jenjang struktural ke jenjang fungsional bagi para teknisi dan laboran. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi teknisi dan laboran untuk bekerja di laboratorium. Selanjutnya dalam perekrutan tenaga kependidikan perlu perencanaan yang jelas tentang keahlian yang dibutuhkan.
Program Studi Akuntansi mengedepankan upaya pengelolaan sumber daya manusia melalui sistem pemantauan tenaga dosen dan tenaga kependidikan secara berkala dengan mengadakan survei kinerja dosen dan tenaga kependidikan tiap tahun yang bertujuan untuk mengukur tingkat kinerja dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Program Studi Akuntansi. Alat ukur yang digunakan adalah instrumen tingkat kinerja dosen dan tenaga kependidikan Program Studi Akuntansi disusun oleh tim Gugus Mutu Program Studi Akuntansi dan tim KPM STIE MURA dalam bentuk kuesioner.
D.3. Karya Akademik Dosen
Selama ini sumber pendanaan penelitian hanya dari STIE MURA sehingga perlu dikembangkan secara luas untuk mendapatkan sumber pendanaan dari hibah dan lain-lain. Kegiatan penelitian yang tercatat di Lembaga Penelitian Program Studi Akuntansi dalam 3 tahun terakhir berfluktuasi dari segi kuantitas (Borang PROGRAM STUDI AKUNTANSI: Tabel 7.1.2). Jika dibandingkan dengan jumlah dosen, maka dosen yang melaksanakan penelitian per tahun sekitar 61,5 % dari keseluruhan jumlah dosen Program Studi Akuntansi. Namun berdasarkan jumlah judul penelitian yang memeroleh dana kompetitif, semua dosen mendapatkan dana penelitian dari STIE MURA.
Dosen Program Studi Akuntansi juga mempublikasikan hasil penelitiannya pada jurnal ilmiah nasional tidak terakreditasi, prosiding lokal, prosiding nasional dan prosiding internasional. Jumlah publikasi dosen Program Studi Akuntansi disajikan pada Borang PROGRAM STUDI AKUNTANSI: Tabel 7.1.3 dan jumlah sitasi pada Borang PROGRAM STUDI AKUNTANSI: Tabel 7.1.4.
Program Studi Akuntansi masih perlu membenahi manajemen penelitian untuk menjaga minat meneliti di kalangan dosen. Kegiatan ini diharapkan akan
meningkatkan kuantitas dan kualitas proposal yang layak didanai oleh berbagai sumber pendanaan dan artikel yang dipublikasikan dalam jurnal bereputasi. Selama ini, penelitian selalu berbasis proyek yang didanai berdasarkan penilaian proposal sehingga penelitian belum menjadi rutinitas dosen. Program Studi Akuntansi perlu mengupayakan alokasi sumber daya yang memadai untuk mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas penelitian. Penelitian perlu dijadikan kegiatan rutin yang keberlanjutannya dapat terjamin oleh sistem pendanaan secara rutin.
Selain itu, Program Studi Akuntansi perlu juga mengembangkan mekanisme yang efektif untuk mendukung pendataan kegiatan dan prestasi penelitian yang lebih akurat oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, termasuk kegiatan penelitian yang dilakukan dosen baik secara perorangan.
Secara empiris, sebagian kecil dosen yang belum aktif meneliti mengemukakan hambatannya, seperti keterbatasan kemampuan layanan laboratorium, dan keterbatasan akses terhadap referensi (jurnal, textbooks) yang bermutu dan mutakhir. Namun pada sisi lain, penyediaan akses langganan jurnal secara elektronik pun masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Oleh sebab itu, perlu dirancang program yang terpadu dan efektif untuk meningkatkan prestasi penelitian dosen.
Kegiatan pengabdian di Program Studi Akuntansi dikelola oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Program Studi Akuntansi. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan meliputi penerapan ilmu dan teknologi sebagai lanjutan dari hasil-hasil penelitian dosen, pembinaan masyarakat, pembinaan kewirausahaan serta kegiatan PKL dan kerjasama dengan pihak ketiga. Sumber dana pelaksanaan kegiatan pengabdian berasal dari STIE MURA serta dari sumber dana lainnya.
Jumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat selama 3 tahun terakhir mengalami fluktuasi (Borang PROGRAM STUDI AKUNTANSI: Tabel 7.2.2). Kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh staf dosen Program Studi Akuntansi perlu ditingkatkan pada tahun-tahun mendatang. Oleh karena itu, Program Studi Akuntansi melalui LPPM berupaya maksimal untuk mendorong pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat agar semakin meningkat baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Usaha ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kepercayaan instansi lain seperti pemda dan industri kepada Program Studi
Akuntansi untuk meningkatkan kerjasama guna memerlancar pelaksanaan program strategis secara bersama-sama dan berkesinambungan dalam rangka membangun bangsa dan negara.
D.4. Peraturan Kerja dan Kode Etik
Peraturan kerja termasuk Kode Etik yang dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan Program Studi Akuntansi adalah Statuta Program Studi Akuntansi yang ditetapkan Ketua STIE MURA. Segala prosedur penetapan Kode Etik ditetapkan oleh Ketua setelah mendapatkan persetujuan melalui Senat STIE MURA.
Dosen dan tenaga pendidikan yang melanggar aturan STIE MURA, seperti aturan administratif dan akademik, berkaitan dengan pelanggaran etika dan hukum akan dikenai sanksi sesuai kesalahan yang dilakukan. Tahapan awal pemberian hukuman adalah pemberian surat peringatan yang disertai dengan pemantauan dan pengawasan kinerja yang bersangkutan. Jika masih melakukan pelanggaran maka akan dipanggil dan dibina oleh tim sesuai dengan aturan kepegawaian yang berlaku di STIE MURA. Apabila dalam tahap pembinaan, ternyata masih melakukan pelanggaran, maka yang bersangkutan akan diserahkan kepada pihak berwajib jika terkait dengan masalah hukum.
Pemberhentian dosen maupun tenaga kependidikan dilakukan sesuai dengan SOP yang telah disahkan. Penghargaan diberikan bagi dosen dan tenaga kependidikan berdasarkan kinerja dosen dan tenaga kependidikan. Medali dan piagam penghargaan diserahkan tiap tahun pada saat wisuda.
Sanksi atas pelanggaran yang dilakukan oleh dosen maupun tenaga kependidikan diberikan melalui beberapa jenis yaitu: teguran lisan dan terguran tertulis. Teguran lisan berupa peringatan dan pembinaan dalam pelanggaran Kode Etik dilakukan oleh pejabat berwewenang, sedangkan teguran tertulis dapat berupa penundaan kenaikan jabatan, penundaan pembayaran gaji dan pemberhentian sebagai dosen maupun tenaga kependidikan.
Penerapan sistem dan prosedur monitoring kinerja akademik dosen dan kinerja tenaga kependidikan yang dilakukan dengan merekam kehadiran harian karyawan dan kehadiran atas perkuliahan yang diasuh dosen merupakan upaya merekam pelaksanaan peraturan kerja. Evaluasi terhadap proses belajar mengajar dosen dilakukan dengan pengisian angket oleh mahasiswa tiap akhir semester.
Hal-hal yang dinilai dalam angket adalah antara lain materi kuliah, cara mengajar dosen, dan sistem penilaian yang diberikan oleh dosen. Hasil angket ini akan dijadikan bahan evaluasi diri untuk dosen agar dapat memerbaiki dan meningkatkan kinerjanya pada semester mendatang. Evaluasi kinerja dosen juga dilakukan melalui monitoring dan evaluasi terhadap Beban Kerja Dosen (BKD), terutama bagi dosen yang telah memiliki sertifikasi. Pengisian BKD dilakukan tiap semester yang berisi bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian pada masyarakat dan penunjang. Kontrak BKD ditandatangani oleh Ketua Prodi sebagai kontrol kinerja dosen, kemudian diperiksa, dan ditandatangani oleh asesor BKD Kopertis Wilayah II sebagai bentuk monitoring terhadap kinerja dosen selama satu semester. Bagi dosen yang tidak memenuhi syarat BKD akan dijadikan bahan evaluasi terhadap dosen yang bersangkutan untuk penilaian kinerja.
Evaluasi dosen pada bidang penelitian dan pengabdian diatur dalam Buku Panduan Penelitian dan Buku Panduan Pengabdian DPP/SPP yang disusun oleh Badan Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat (BPP). Buku Panduan yang disusun DPP mengatur tentang tata cara pelaksanaan penelitian dan pengabdian serta dilakukan sebagai dasar monitoring kegiatan dan hasil penelitian serta pengabdian yang dilakukan oleh tiap dosen
Evaluasi untuk dosen dilakukan dengan melihat aktivitas dosen di bidang akademik atau perkuliahan, keaktifan serta keterlibatan dalam kegiatan untuk menunjang Program Studi Akuntansi, yang bisa diukur dari Ekivalensi Wajib Mengajar Penuh (EWMP) masing-masing. Evaluasi dilakukan oleh Ketua Program Studi Akuntansi dan Sekretaris Program Studi Akuntansi dalam bentuk Daftar Penilaian Pelaksanaan kerja. Aktivitas dosen pada tiap semesternya selalu direkapitulasi berdasarkan dokumen tertulis yang ada.
D.5. Pengembangan Staf
Peningkatan kualifikasi staf dilakukan melalui studi lanjut, seminar, dan pelatihan, serta kegiatan lain dalam bidang keahlian tertentu. Program Sertifikasi Dosen dan keharusan dosen berkualifikasi S3 untuk menuju ke jabatan Guru Besar telah menjadi pemacu para dosen untuk studi lanjut ke Program S3. Sebanyak 13 orang calon dosen saat ini sedang mengikuti pendidikan S3 1 orang dalam negeri, kemudian pada tahun 2017 akan dilanjutkan 1 orang yang sekolah S3. Selain itu, ketersediaan beasiswa yang ditawarkan oleh Dikti, dan program beasiswa dari luar
negeri memudahkan para dosen untuk melanjutkan studi baik ke jenjang S3. Peningkatan pendidikan dosen yang minimal S2 dalam mengajar mahasiswa S1 dapat meningkatkan wawasan dosen dalam memberikan materi pembelajaran kepada mahasiswa, sehingga akan berdampak positif pada mutu alumni. Mutu alumni yang lebih baik akan memudahkan alumni dalam memenuhi tuntutan mutu pekerjaan dari pasar kerja.
Upaya yang dilakukan Program Studi Akuntansi dalam meningkatkan kualifikasi kompetensi tenaga kependidikan adalah: 1) Bidang pelayanan akademis melalui pengiriman secara personal untuk mengikuti pelatihan di bidang pelayanan akademik seperti pelatihan Sistem Informasi Akademik, Pelatihan Penilaian Angka Kredit, dan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan pada mahasiswa dan dosen, baik tenaga laboran, pustakawan, maupun tenaga administrasi. Selain itu juga tenaga kependidikan didorong untuk mengikuti studi lanjut melalui program peningkatan jenjang pendidikan, studi banding ke berbagai universitas di pulau Jawa dan di luar negeri; 2) Penguatan kompetensi melalui Bimbingan Teknis dalam bidang keuangan, dan kepegawaian seperti Kegiatan Bimtek pengelola keuangan yang diselenggarakan dikti dengan peserta( bendahara STIE MURA); 3) Mendorong seluruh dosen untuk dapat mendalami ilmu yang terkait dalam rangka pengembangan prodi melalui keikut sertaan dalam berbagai pelatihan dan seminar; 4) Memfasilitasi pengembangan JJA dosen dan sertifikasi dosen; 5) Memfasilitasi penyediaan referensi yang up to date bagi dosen sesuai dengan kompetensinya melalui penambahan buku pustaka dan e-journal.
.
D.6. Ringkasan SWOT
Secara singkat, kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berkaitan dengan kompnen ini disajikan dalam Tabel I-5 berikut ini.
Tabel I-5 Ringkasan SWOT Komponen D Sumber Daya Manusia
Internal
1. Dosen yang memiliki kualifikasi akademik sangat baik (100 % berkualifikasi S2)
2. Rasio Dosen mahasiswa sangat memadai
3. Memiliki SDM dan fasilitas memadai untuk mendukung implementasi IPTEK dalam optimalisasi SDA yang banyak tersedia di Lubuklinggau dan sekitarnya.
1. Belum semua dosen berkualifikasi S3, baru 1 orang yang S3.
2. Belum semua dosen mempunyai publikasi di jurnal nasional terakreditasi dan internasional.
3. Belum semua dosen mendapatkan hibah penelitian baik dari dikti maupun instansi swasta
4. Pengembangan dan pemepatan tenaga kependidikan yang belum sesuai dengan kompetensinya.
5. Terbatasnya dana untuk kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat bagi dosen.
6. Implementasi kurikulum dari pengguna belum secara optimal dilakukan .
7. Keterlibatan pengguna lulusan (mahasiswa) belum maksimal.
Eksternal
Peluang (O): Ancaman (T):
1. Perkembangan ekonomi dan industri membutuhkan SDM yang berkualitas
2. Kebijakan otonomi daerah mendorong pengembangan SDM dan peningkatan pemanfaatan SDA.
3. Kebutuhan pengguna terhadap lulusan di bidang Akuntansi terus mengalami peningkatan.
4. PS Akuntansi berkomitmen untuk mengembangkan kurikulum melalui penyediaan sarana, prasarana dan peningkatan kualitas SDM.
1. Kemajuan teknologi dan informasi yang makin cepat menuntut SDM yang mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan sistem informasi.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Akuntansi sangat cepat.
3. Tuntutan masyarakat pengguna lulusan (mahasiswa) terhadap kurikulum dengan dunia kerja sangat ketat.
E. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik