• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2 Hasil Analisis

4.2.1 Performance ( kinerja)

Kategori pertama yang diperoleh peneliti berdasarkan transkrip hasil wawancara dengan kelima informan adalah mengenai Performance (kinerja) yang terdiri dari Throughput (produksi), Respon Time (proses kerja sistem), Audibilitas, Kelaziman komunikasi, Kelengkapan, Konsistensi, dan Tolelansi kesalahan.

a. Throughput (produksi)

Salah satu sub indikator Performance (kinerja) adalah Throughput (produksi) yaitu waktu yang dibutuhkan dalam menghasilkan suatu perintah pada setiap tugas kerja yang ada di dalam sistem automasi perpustakaan. Dan dimana sistem dinilai dari banyaknya kerja atau output yang dihasilkan pada beberapa periode saat memakai sistem automasi di perpustakaan UMA. Maka peneliti mewawancarai informan 1,2,3,4 dan 5.

P : Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam menghasilkan suatu perintah pada setiap tugas dalam sistem automasi perpustakaan UMA bang ?

( misalnya: entri data, peminjaman)?

Berikut jawaban informan 1,2,3,4 dan 5 mengenai pertanyaan diatas:

I1 : “...Itu perintah untuk satu apa atau sumua atau satu siklus gitu, karena mengentri data buku pada misalnya itu data judul aja, itu kondisional, ada yang datanya itu lengkap butuh waktu . kondisional misalnya mengartikannya data yang bahasa inggris lebih lama karna baca dulu dalam mengentri dan kalo berbahsa indonesia mungkin 2 sampai 3 menit dalam satu buku, kalau misalnya bahasa inggris mungkin sampai 5 menit sampai 1 buku selesai sampai masuk kedalam sistem. Sedangkan kalau untuk peminjaman, itu mungkin kira-kira waktunya 2 menit juga sampai 3 menit juga.”

I2 : “.... Aku jawab yang entri data ya, karena ini bagianku, kalo satu judul itu, kurang lebih kata bisa ngentri 1 sampe 1,5 menit. Kalo satu judul 2 eksemplar sampe 2 menit, kalo ada banyak ada 8 bisa sampe lebih 2 menit. Kerna sistemnya kalo standartnya 1 judul 1 eksemplar lamanya 1 menit sampe 1,5 menit stnandartnya.

I3 : “....Kecepatan petugas setelah mendapat pelatihan pelayan, kita bisa menyelesaikan 1 buku dengan deskripsi bibliografis yang lengkap mampu menyelesaikan 3 menit. Itu di bagaian layanan yang dikhususkan untuk entri, karna ada juga dibidang-bidang lain yang belum tentu bisa.

I4 : “....pelayanannnya ya? Ini palingan 2 menitanlah.

I5 : “....Kalau entri data bisa memakan waktu 3-5 menit perkiraan kalau

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh informan 1,2,3,4 dan 5 dapat diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan dalam menghasilkan suatu perintah dalam setiap tugas peritah sistem automasi perpustakaan UMA adalah kondisional yang berarti bahwa dalam mengentri data yang berbahasa inggris lebih lama daripada berbahasa Indonesia. Untuk mengentri buku berbahasa indonesia rata-rata waktu yang dibutuhkan 2-3 menit dalam satu buku, sedangkan untuk buku yang berbahasa inggris mungkin memakan waktu sampai 5 menit untuk 1 buku. Sedangkan untuk peminjaman dan pengembalian buku, dibutuhkan kira-kira waktu 2 - 3 menit.

b. Respon time ( proses kerja sistem)

Yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan serangkaian kegiatan untuk menghasilkan output/deliverables tertentu.

P :Apakah sistem automasi perpustakaan UMA pernah mengalami hambatan dalam mengoperasikan sejumlah perintah?

Berikut jawaban informan 1,2,3,4 dan 5 mengenai pertanyaan diatas:

I1 :”... Pernah, terutama disaat tiba-tiba jaringan lambat, kalau jaringannya lambat kita save gitu, dia perintahnya jalan tapi dia gak tereksekusi perintahnya, kita klik save tersave dia, tapi karena jaringannya lambat dia cuma muncul tampilan selesai tapi saat jaringan itu normal kita reload lagi ternyata belum tersave.

Kadang-kadang pada saat peminjaman itu, misalnya kita selesaikan transaksi, mau sudah selesai saat jaringan lambat, tapi setelah jaringan

bagus dia masih tampilannya balik lagi, ternyata belum selesai gara-gara jaringan.”

I2 :”.... kalo error gak pernah, dan belum pernah. Kendalanya Cuma mau mati lampu yang menhambat proses kerja”

I3 :”... iya pernah, akibat faktor eksternal yaitu mati lampu sehingga mati perintah pada saat transaksi sirkulasi akibat jaringan mati juga , misalnya pada saat pemustaka sedang meminjam buku tapi tiba-tiba mati lampu.”

I4 : “....Biasanya masalah jarinagan aja, jadi kalau jarinagan lelet disitu terhambat melayani pemustaka dalam bertransaksi disirkulasi. Dan kadang karena mati listrik juga yang buat lama paelayanan itu.”

I5 : “Pernah, masalah mati lampu dan mati server sehingga bisa menghambat transaksi pelayanan sirkulasi perpustakaan.”

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh informan 1,2,3,4 dan 5 dapat diketahui bahwa sistem automasi perpustakaan UMA pernah mengalami hambatan dalam mengoperasikan sejumlah perintah karena beberapa faktor yaitu karena mati listrik, jaringan internetnya lambat, dan mati server. Sehingga menghambat proses transaksi pelayanan sirkulasi seperti peminjaman dan pengembalian buku pada sistem automasi perpustakaan UMA.

c. Audibilitas

yaitu apakah standar operasional Perpustakaan UMA sudah diterapkan sepenuhnya pada sistem automasi atau kecocokan dimana keselarasan terhadap standar dapat diperiksa.

P : Apakah sistem automasi perpustakaan UMA dapat diperiksa oleh setiap staf atau pustakawan UMA dan bisa dinilai setiap pegawai ?

Berikut jawaban informan 1,2,3,4 dan 5 mengenai pertanyaan diatas:

I1 : “....Bisa, staf disini punya akun masing-masing , diakunnya dibatasi, ada dia namanya Tim sirkulasi, tapi sirkulasi itu dia cuma bisa laporan peminjaman dan pengembalian, ada juga Tim pengolahan buku, itu bisa mengentri data buku, ada juga Tim keanggotaan yang cuma ngentri keanggotaan , Tim admin / super user yang bisa membuka sistem yang dinamakan super user.”

I2 :”....Pustakawan punya hak akses itu tergantung tugas masing-masing, misalnya aku dibidang pengadaan dan pengolahan koleksi , hak aksesku itu cuma pengadaan dan pengolahan.”

I3 : “....Bisa, staff disini punya akun masing-masing , diakunya dibatasi, ada dia namanya Tim sirkulasi, tapi sirkulasi itu dia Cuma bisa laporan peminjaman dan pengembalian, ada juga Tim pengolahan buku, itu bisa mengentri data buku, ada juga Tim keanggotaan yang Cuma ngentri keanggotaan , Tim admin/ super user yang bisa membuka sistem yang dinamakan super user.”

I4 : “...Bisa, tapi di admin besar dia tetap diabatasi usernya. Tetapi bisa juga dinilai admin utama.”

I5 : “....Oh ini ada bagian-bagiannya, untuk setiap divisi perpustakaan.

Setiap staf pegawai ada akun keamanan, jadi gak semua staf bisa memeriksa sistem automasi. Yang bisa memeriksa semua sistem adalah super admin atau divisi Tim IT.”

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh informan 1,2,3,4 dan 5 dapat diketahui bahwa sistem automasi perpustakaan UMA tidak dapat diperiksa oleh setiap staf atau pustakawan UMA, tetapi hanya tim admin IT yang bisa memeriksa dan mengontrol akun setiap User staf pustakawan UMA.

d. Kelaziman komunikasi

yaitu tingkat dimana interface standar, protokol, dan bandwith digunakan.

P : Apakah ada standard penggunaan setiap tools yang disediakan dalam sistem automasi perpustakaan UMA? Jika ada, apakah standard tersebut sesuai dengan yang diterapkan saat ini ?

Berikut jawaban informan 1,2,3,4 dan 5 mengenai pertanyaan diatas:

I1 : “....Ada, itu ada kita tuangkan diperaturan, di perpustakaan . atau buka di opac.ac.id di arsip-pedoman ISO perpustakaan ada peraturan SOP, struktur, peraturan peminjaman dan sudah diterapkan sepenuhnya maksimal.”

I2 : “....Ada, kau bisa download di website perpustakaan UMA di opac.uma.ac.id , ada disitu arsip kemudian pilih SOP Kita.”

I3 : “....Ada, itu ada kita tuangkan diperaturan, di perpustakaan . atau buka di opac.uma..ac.id di arsip pedoman ISO perpustakaan ada peraturan SOP, struktur, peraturan peminjaman dan sudah diterapkan sepenuhnya maksimal.

I4 : “....kalau SOP ada, dan kami sudah menerapkannya secara maksimal”

I5 :”....ada ,kita punya SOP perpustakaan seperti untuk OPAC dan panduan pelayanan perpustakaan UMA lainnya. Dan sudah menerapkannya sepeneuhnya kedalam sistem automasi perpustakaan UMA.”

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh informan 1,2,3,4 dan 5 dapat diketahui bahwa ada standar penggunaan setiap tools atau SOP (standar operasional prosedur) yang disediakan dalam sistem automasi perpustakaan UMA yang dapat dilihat di website perpustakaan UMA yaitu http://opac.uma.ac id.

Standar penggunaaan tools atau SOP sudah diterapkan seepenuhnya pada sistem automasi perpustakaan UMA.

e. Kelengkapan

Yaitu di mana implementasi penuh dari fungsi dari tools yang diharapkan telah tercapai.

P : Apakah tools yang tersedia di sistem automasi perpustakaan UMA sudah lengkap sesuai dengan kebutuhan pengguna?

Berikut jawaban informan 1,2,3,4 dan 5 mengenai pertanyaan diatas:

I1 : “....Pastinya kalo namanya kelengkapan pemustaka itu gak ada lengkapnya , dimulai dari pertama hadirnya sistem automasi ini udah mengalami beberapa penambahan fitur, itu fungsinya untuk memenuhi kebutuhan pemustaka, misalnya mahasiswa ini pengen usul buku disistem itu ada kita kasih fiturnya usul buku online, mahasiswa itu bisa usul buku secara online melalui OPAC, selain itu juga melengkapi kebutuhan pemustaka dengan melengkapi kotak saran, mereka bisa menyarankan apa yang harus ada diperpustakaan, selain itu kita tambahi namanya fitur perpanjangan mandiri yang terbaru saat ini , memang belum launching, tapi ini sudah kita jadikan.”

I2 :”....Sampai sekarang, sistem itu gak ada yang sempurna kan? Ada kekurangan sebenarnya, diawal itu slims ini, dia gak ada bebas pustaka tapi kalo ingin menambah fitur bisa di download di website slis.web.id, karena mudah mengembangkan sistem automasi slims karena open source.”

I3 : “....Pastinya kalo namanya kelengkapan pemustaka itu gak ada lengkapnya , dimulai dari pertama hadirnya sistem automasi ini udah mengalami beberapa penambahan fitur, itu fungsinya untuk memenuhi kebutuhan pemustaka, misalnya mahasiswa ini pengen usul buku disistem itu ada kita kasih fiturnya usul buku online, mahasiswa itu bisa usul buku secara online melalui OPAC, selain itu juga melengkapi kebutuhan

pemustaka dengan melengkapi kotak saran, mereka bisa menyarankan apa yang harus ada diperpustakaan, selain itu kita tambahi namanya fitur perpanjangan mandiri yang terbaru saat ini , memang belum launching, tapi ini sudah kita jadikan.”

I4 :”...Menurutku sih , sudah sesuai karna kami terus mengembangkan sistem autmasi perpustakaan UMA sesuai kebutuhan pengguna saat ini.”

I5 :”....Sudah lengkap, kemarin kita sudah menambah fitur perpanjangan mandiri untuk pengguna yang bisa memperpanjang buku yang dipinjam dengan secara online.”

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh informan 1,2,3,4 dan 5 dapat diketahui bahwa tools yang tersedia di sistem automasi perpustakaan UMA sudah lengkap sesuai dengan kebutuhan pengguna karena Perpustakaan UMA terus menerus mengembangkan sistem automasinya dengan mengikuti perkembangan teknologi saat ini yang dapat mempermudah pengguna dalam mencari informasi pada perpustakaan UMA.

f. Konsistensi

yaitu penggunaan desain dan teknik dokumentasi yang seragam pada keseluruhan proyek pengembangan perangkat lunak.

P : Apakah sistem automasi perpustakaan UMA memiliki desain tampilan yang sama di setiap bagian tools menunya? Jika tidak, apakah tampilan yang berbeda itu mempengaruhi penggunaan sistem ?

Berikut jawaban informan 1,2,3,4 dan 5 mengenai pertanyaan diatas:

I1 : “....Bisa juga, standart penggunaannya? Oh ya sama, sampai ada nanti perubahan , sejauh ini masih sama terus, tools yang digunakan pemustaka.”

I2 : “....Iya sama tampilan desainnya.”

I3 :”....Bisa juga, standart penggunaannya? Oh ya sama, sampai ada nanti perubahan , sejauh ini masih sama terus, tools yang digunakan pemustaka.”

I4 : “....Iya, sama . Kalau ada perubahan untuk kemudahan, misalnya : memiliki desain yang sama toolsnya , theme inti sama diubah pun itu untuk peningkatnya itu.”

I5 : “....Iya sama dan konsisten, kita sudah mengatur tampilannya yang nyaman dipakai sesuai dengan kebutuhan pengguna, seperti warnanya konsisten.”

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh informan 1,2,3,4 dan 5 dapat diketahui bahwa sistem automasi perpustakaan UMA sudah konsisten seperti memiliki desain tampilan yang sama di setiap bagian tools menunya sampai saat ini yaitu dengan fitur- fitur yang disesuaikan dengan kebutuan pengguna.

g. Tolelansi kesalahan

yaitu kerusakan yang terjadi pada saat program mengalami kesalahan.

P : Apabila terjadi kesalahan pada sistem automasi perpustakaan UMA, apakah mudah untuk memperbaikinya ?

Berikut jawaban informan 1,2,3,4 dan 5 mengenai pertanyaan diatas:

I1 : “....Mudah diperbaiki, ada sekali misalnya saat inventarisasi, yang paling sering , stock opname, terjadi kesalahan, kesalahn pada saat entri.

I2 : “...Pernah, sejauh ini masih mudah diperbaiki.”

I3 : “....Mudah diperbaiki , seperti masalah itu tadi jaringannya yang lambat, misalnya servernya lagi mati, kalo server mati dia gak bisa dibuka walaupun jaringannya online dan tapi kalo server hidup jaringannya lelet tetap juga gak bisa diakses juga, itulah errornya tadi.”

I4 :”...Kalo menurutku aku sebagai user ( pemakai) cukup mudah, dan bertoleransi.”

I5 : “....Cukup mudah..sangat mudah, misalkan : ada pengguna yang minjam buku kemudian rupanya nomor barcode tidak terdaftar, jadi kita entri ulang, dan waktu yang dibutuhkan cuma 3 menit saja untuk memperbaikinya.”

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh informan 1,2,3,4 dan 5 dapat diketahui bahwa apabila terjadi kesalahan pada sistem automasi perpustakaan UMA masih mudah memperbaikinya.

h. Generalitas

luas aplikasi potensial dari komponen program.

P : Apakah komputer yang ada diperpustakaan UMA sanggup dalam menjalankan sitem automasi perpustakaan UMA?

Berikut jawaban informan 1,2,3,4 dan 5 mengenai pertanyaan diatas:

I1 : “....Sanggup dan gak berat”.

I2 : “....Sanggup, semua komputer yang disini sanggup”

I3 : “....Sanggup dan gak berat”

I4 : “....Sanggup sekali dan gak berat selain itu lancar juga memakainya.”

I5 : “....Sanggup, sangat mudah dan berjalan lancar tanpa ada kendala.”

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh informan 1,2,3,4 dan 5 dapat diketahui bahwa komputer yang ada diperpustakaan UMA sanggup dan lancar tanpa ada kendala dalam menjalankan sitem automasi perpustakaan UMA.

Dokumen terkait