• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pergeseran dalam Penerjemahan

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

2.2 Pergeseran dalam Penerjemahan

Pergeseran merupakan salah satu masalah yang menjadi perhatian dalam bidang penerjemahan. Hal ini disebabkan pergerseran sangat sering terjadi pada sebuah penerjemahan dan dapat mempengaruhi kualitas penerjemahan. Pergeseran terbagi ke dalam dua jenis yaitu pergeseran bentuk (form-based) dan pergeseran makna (meaning-based).

2.2.1 Pergeseran Bentuk

Pergeseran bentuk sering kali ditemukan pada sebuah teks hasil terjemahan. Hal ini merupakan salah satu metode seorang penerjemah untuk mempertahankan makna asli dari BSu sehingga struktur kalimat atau bentuk kalimat berubah. Hal ini berarti kesesuaian makna dari BSu ke BSa adalah hal yang paling penting yang harus diperhatikan seorang penerjemah dan oleh karena itu perubahan bentuk atau struktur kalimat dapat dilakukan. Seperti yang dinyatakan Larson (1984: 3) yang mengaitkan ‘makna’ dalam mendefinisikan

penerjemahan, yang menyatakan bahwa penerjemahan merupakan pengalihan makna dari BSu ke BSa.

Selanjutnya Catrford (1965: 20) mendefinisikan bahwa penerjemahan merupakan proses mentransfer makna dari BSu ke BSa dengan mengubah materi tekstual pada BSu ke BSa. Dapat diketahui bahwa dalam proses penerjemahan, seorang penerjemah dituntut harus memahami dengan baik apa maksud dan tujuan dari teks BSu sebelum dia melakukan proses penerjemahan. Jika penerjemah tidak membaca dan memahami makna dari BSu terlebih dahulu,tidak jarangakan menimbulkan makna yang ambigu, tidak jelas, dan tidak sesuai dengan apa yang dimaksud BSu dan hal ini juga dapat diperburuk dengan tingkat pengetahuan penerjemah yang rendah.

Selain itu, Newmark (1988: 85) menyatakan bahwa “A translation

procedure involving a change in the grammar from source languange to target

language”. Dalam proses penerjemahan penerjemah pasti melibatkan perubahan

gramatikal dari BSu ke BSa untuk mempertahankan makna yang ingin disampaikan. Dalam hal ini, Newmark memberi batasan pergeseran dalam hal tata bahasa yang diklasifikasikan ke dalam tiga tipe yaitu:

1. Pergeseran dari bentuk tunggal ke jamak.

2. Perubahan yang diakibatkan ketidaktersediaan struktur pada BSa (SL grammatical structure does not exist in the TL).

3. Pergeseran yang diakibatkan memungkinkannya proses penerjemahan literal secara gramatikal namun tidak selaras dengan penggunaan secara natural pada BSa (Literal translation is grammatically possible but may not accord with natural usage in the target language, Newmark 1988: 85-86).

Pergeseran (shifts) merupakan suatu proses formal dalam penerjemahan yang menghubungkan dua konsep dari dua bahasa yang berbeda untuk mendapatkan hasil penerjemahan yang sepadan. “.... ‘departures’ from formal correspondence in the process of going from the source language to the target

language; a translation shifts is deemed to have occured” Catford (1965: 73).

Dengan kata lain, pergeseran unsur gramatikal suatu teks dapat mengatasi masalah dalam penerjemahan sehingga makna yang asli dapat dipertahankan.

Nama aslinya adalah John Cunnison Catford, tapi para murid memanggilnya dengan panggilan akrab Ian Catfordseorang bahasawan dan ahli fonetik yang terkenal dengan teori “translation shift”-nya. Definisi terjemahan yang diajukan oleh Catford adalah bahwa menerjemahkan bukanlah mengalihkan makna, tetapi mengganti teks dari bahasa satu ke bahasa lainnya sehingga kajian terjemahan berada di dalam wilayah linguistik perbandingan.

Catford menghubungkan jenis terjemahan dengan level linguistik, seperti fonologi, tata bahasa, leksikon dan juga dengan tingkat gramatikal, misalnya kalimat, klausa, grup, kata dan morfem. Lihat contoh berikut:

 Kalimat: Dia baru saja datang, kakaknya meninggalkan rumah itu.

 Klausa: Dia baru saja datang, & kakaknya meninggalkan rumah itu

 Grup: grup verba => baru saja datang; grup nomina => rumah itu)

 Kata (Dia, baru, saja, datang, dll.)

 Morfem (dia, baru, saja datang, kakak, -nya, me-, tinggal, -kan, rumah, itu)

Catford membedakan terjemahan menjadi: terjemahan penuh(total translation) dan terjemahan terbatas (restricted translation). Terjemahan penuh dicapai apabila semua level linguistik di dalam bahasa sumber (leksikon dan tata bahasa) diganti dengan level-level linguistik milik bahasa sasaran. Sementara itu, terjemahan terbatas dilakukan apabila penerjemah hanya mengganti satu level linguistik saja. Terjemahan terbatas ini bisa dibagi lagi menjadi terjemahan gramatikal, terjemahan leksikal, terjemahan grafologis dan terjemahan fonologis. Di dunianya, terjemahan jenis-jenis ini sulit ditemukan secara murni. Terjemahan gramatikal adalah terjemahan yang dihasilkan hanya dengan mengganti tata bahasanya dengan tata bahasa dari bahasa sasaran, sementara unsur leksikal, fonologi dan grafologinya masih tetap milik bahasa sasaran. Demikian juga, terjemahan leksikal hanya mengganti kata saja; terjemahan grafologis hanya mengganti cara penulisan saja dan terjemahan fonologis hanya mengganti unit fonologisnya saja. Tetapi pada kenyataannya sulit ditemui satu jenis terjemahan murni. Sebagai contoh, sulit menemukan terjemahan leksikal murni karena biasanya jika ada terjemahan leksikal akan sekaligus berupa terjemahan gramatikal. Mungkin karena itu, teori ini tidak begitu diminati. Meskipun begitu, ada teori Catford yang dikenal luas, yaitu pembedaan ‘formal correspondence’ dan ‘textual equivalence’ serta ‘transaltion shift’.

Istilah ‘formal correspondence‘ atau ‘korespondensi formal‘, ‘textual equivalence‘ atau ‘padanan tekstual‘ dan ‘translation shift‘ atau ‘pergeseran terjemahan‘. Kata ‘formal’ dalam istilah ‘korespondensi formal’ di sini mengacu pada kata bahasa Inggris ‘form’ atau ‘bentuk’, jadi maksudnya adalah “bentuk linguistik” sehingga bisa saja diterjemahkan menjadi kesamaan bentuk linguistik.

Korespondensi formal (formal correspondence), menurut Catford, merujuk kesamaan kategori bentuk linguistik di dalam dua bahasa yang berbeda (unit, kelas, struktur, elemen struktur, dll.). Ciri dari dua kata dari dua bahasa yang berbeda yang memiliki korespondensi formal adalah kemampuan kata tersebut untuk menempati slot kelas kata, bentuk linguistik, atau unit yang sama dengan kelas kata, bentuk linguistik, dan unit bahsa sumber (Cartford, 1965: 27).

Selanjutnya Catford (1965: 82) mengemukakan bahwa pergeseran merupakan bagian dari prosedur penerjemahan yang sering terjadi dan membagi pergeseran bentuk ke dalam dua bagian yaitu Pergeseran Tataran (Level Shifts) dan Pergeseran Kategori (Categori Shifts).

2.2.1.1Pergeseran Berjenjang (level shifts)

Menurut Catford dalam Munday (2010: 60) “level shifts is something which is expressed by grammar in one language and lexis in another”.

Maksudnya adalah, pergeseran berjenjang (level shifts) merupakan pergeseran yang mengungkapkan suatu hal yang mengacu pada tata bahasa pada BSu berubah menjadi leksem pada BSa.

Contoh:

BSu: “Jackknowsthe answer”.

BSa: “Jacktahujawabannya”.

Simple present pada tataran gramatikal BSu yang ditandai dengan

penambahan ‘s’ setelah verba ‘know’ tidak dijelaskan pada leksem pergi pada BSa. Pergeseran tataran (level shifts) terjadi bila transposisi menghasilkan unsur

tataran leksikalnya. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Catford (1965: 73) yaitu

”SL item at one linguistic level has a TL translation equivalence at a different level”. Hal ini disebabkan karena setiap bahasa memiliki tataran penyusun bahasa masing-masing yang tidak bisa diikuti oleh tataran dari bahasa yang lain.

2.2.1.2Pergeseran Kategori (category shifts)

Dalam pembagian pergeseran kategori (category shifts), Catford (1965: 73) membagi tipe pergeseran ini ke dalam empat jenis yaitu:

Structural shifts Class shifts Unit shifts, dan

Intra-system shifts

Berikut ini, peneliti memaparkan keempat jenis pergeseran kategori yang terdapat pada penerjemahan tersebut serta dilengkapi dengan contoh yang bertujuan mempermudah dalam mengidentifikasi kalimat terjemahan ke dalam kelompok masing-masing jenis pergeseran.

2.2.1.2.1 Pergeseran struktur (structural shifts)

Catford (1965: 145) menyatakan bahwa “Shifts from MH (Modifier +

Head) to MHQ (Modifier Head Qualifier). Hal ini maksudnya adalah pergeseran

struktur merupakan pergeseran pada struktur kata di dalam frase atau klausa pada proses penerjemahan. Pergeseran struktur yang dimaksud dapat berupa frase pada BSu dengan struktur Diterangkan-Menerangkan (DM) berubah menjadi frase Menerangkan-Diterangkan (MD) pada BSa.

Contoh:

BSu: “My father boughta new black car”.

BSa:“Ayah saya membelimobil baru berwarna hitam”.

a new black caradalah adjektiva atau modifier yang menerangkan nomina

‘carpada BSu dan kemudian bergeser strukturnya pada BSa. Pada kasus ini, hal tersebut terjadi karena perbedaan peletakan adjektiva pada kalimat oleh BSu dan BSa. Hal inilah yang menyebabkan pergeseran secara struktur di dalam penerjemahan.

2.2.1.2.2 Pergeseran Kelas (class shifts)

Pergeseran kelas (class shifts) merupakan bentuk pergeseran yang terjadi ketika satu jenis kata yang terdapat pada BSu brubah menjadi jenis yang lain pada BSa dengan tujuan untuk memberikn penjelasan makna makna yang ingin disampaikan pada BSu ke BSa. Jenis pergeseran ini biasanya terjadi padda nomina pada BSu yang berubah menjadi verba atau adjektiva pada BSa atau sebaliknya.

Contoh:

BSu: “They insisted higher wages”

BSa:Mereka menuntut kenaikan gaji”.

Dalam hal ini pergeseran kelas yang terjadi adalah pergeseran dari adjektiva pada BSu ke nomina pada BSa. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan kata higher pada BSu yang diterjemahkan menjadi ‘kenaikan’ pada BSa yang seyogiayanya memiliki perbedaan makna secara harfiah.

2.2.1.2.3 Pergeseran Unit (unit shifts)

Pergeseran unit (unit shifts) yang dikenal juga dengan sebutan pergeseran tingkatan (involve change ranks) merupakan pergeseran yang terjadi tingkatan pada BSu harus dirubah pada BSa agar mendapatkan hasil terjemahan yang baik dan lebih berterima pada BSa. Dalam hal ini, tingkata itu dapat berupa unit-unit linguistik, kalimat, klausa, frase dan morfem. Contohnya ketika sebuah kata pada BSu berubah menjadi frase pada BSa atau frase menjadi klausa dan seterusnya. Contoh:

BSu: “I’m going to go to the dentist”.

BSa:“Saya akan pergi ke dokter gigi”.

Pada contoh di atas, pergeseran unit yang terjadi merupakan pergeseran dari kata ke frase. Dalam hal ini, pergeseran struktur juga terjadi karena adanya perubahan struktur gramatikal dari BSu ke BSa. Hal ini dapat dilihat dari perubahan jumlah kata yang terjadi yaitu pada BSu hanya menggunakan satu kata yaitu dentist tetapi pada BSa menjadi dua kata yaitu dokter gigi.

2.2.1.2.4 Pergeseran Intra-sistem (intra-system shifts)

Secara kontekstual, perubahan intra sistem merupakn perubahan sistem penyusun sebuah bahasa karena terjadinya proses pertukaran bahasa yang dilakukan agar tercipanya makna yang sepadan antara BSu dan BSa. Perubahan sistem tersebut pastinya sangat berkaitan dengan perubahan struktur, unit atau tingkatan dari kalimat tersebut. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, pastilah hal ini sering terjadi pada proses penerjemahan karena struktur atau sistem penyusun BSu belum tentu sama dengan sistem penyusun BSa.

Misalnya pada bahasa Inggris, masyaraktnya terbiasa menyebutkan artikel

‘the’ sebelum nama subjek untuk menyatakan makna keluarga pada bahasa

Indonesia. Contohnya ‘The John artinya adalah ‘Keluarga John. Hal ini tentu sangat berbeda maknanya jika diartikan secara harfiah. Contoh lainnya adalah ‘I have a fever’ yang artinya adalah ‘Saya demam’, bukan diterjemahkan menjadi ‘Saya memiliki sebuah demam’. Inilah yang dimaksudkan sebagai pergeseran intra-sistem yaitu merupakan pergeseran yang terjadi ketika BSu dan BSa berada dalam satu sistem yang hampir sama (prossess approximately corresponding

systems) namun hasil terjemahan tidak menunjukkan kesepadanan makna pada

BSa (Catford, 1965: 81)

Pada hakikatnya, jenis pergeseran yang terjadi di dalam proses penerjemahan bertujuan untuk memperoleh atau menghasilkan produk terjemahan yang baik. Yang dimaksud dengan produk terjemahan yang baik merupakan sebuah teks BSa yang tetap menjaga keutuhan makna dari BSu tanpa mengubah atau mengganti makna asli dari BSu. Oleh karena itu seorang penerjemah harus menciptakan suatu kondisi ekivalensi makna yang dinamis yaitu menghasilkan makna yang sepadan.

2.2.2 Pergeseran Makna

Pergeseran makna biasanya tidak ditandai oleh perubahan susunan gramatikal suatu kalimat seperti pergeseran dalam bentuk kata, frase ataupun klausa. Namun yang menjadi pusat perhatian adalah bergesernya makna suatu kalimat dari BSu ke pada BSa. Biasanya pergeseran makna tersebut terjadi disebabkan oleh sebuah kata yang terdapat pada BSu memiliki makna primer dan

makna skunder. Contoh pergeseran makna dapat terlihat pada morfem run berikut ini:

1. He is not worth his keep= Ia tidak layak memperoleh nafkah

penghidupannya itu.

2. You may have it for keeps. = Kamu boleh memilikinya.

3. Keep the city clean = Jagalah kebersihan kota.

4. I keep my money in a safe = Saya menyimpan uang saya di dalam peti besi.

5. This watch doesn’t keep good time = Jam ini tidak menunjukkan waktu yang tepat.

Dari beberapa contoh di atas, dapat dilihat variasi makna yang terdapat pada morfen keep. Makna yang terkait hanya dapat dilihat dalam kalimat yang utuh sehingga seorang penerjemah dapat memahami apa maksud dari kalimat tersebut dan dapat menerjemahkannya ke dalam kata yang tepat pada BSa. Dengan kata lain di dalam pergeseran makna, makna dari kata, frase, klausa yang sama (pada contoh keep) bergeser maknanya darai makna primer ke makna skunder sesuai dengan konteks kalimatnya.

Dokumen terkait