BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA
E. Cara Perhitungan Royalti
Dalam alur mekanisme pemungutan royalti ini, terdapat sebuah tahapan yang merupakan inti dari keseluruhan proses, yakni pendistribusian royalti kepada
73Hasil wawancara dengan dengan Ponimin, selaku Supervisor NAV Karoke, 5 Oktober 2016.
74 Hasil wawancara dengan dengan Ponimin, selaku Supervisor NAV Karoke, 5 Oktober 2016.
75 Hasil wawancara dengan dengan Ponimin, selaku Supervisor NAV Karoke, 5 Oktober 2016.
pencipta/ pemegang hak. Pendistribusian ini menjadi kewajiban dari KCI selaku organisasi yang diberikan kuasa untuk mengelola royalti. Sistem yang dipergunakan adalah sistem “follow the dollar” atau royalti yang diterima dari kegiatan usaha tertentu (general licensing, broadcasting, consert, cinema) dibagikan untuk lagulagu yang diputar pada kegiatan masing-masing.76
Berbeda halnya dengan perhitungan royalti terhadap kaset dan CD yang diproduksi rumah rekaman,
Harga Dasar = Base Price
Perlu diketahui pada umunya pelaku bisnis musik di Indonesia menghitung royalti dari Harga Dasar yang istilah adalah Base Price atau PPD (Publish Price to Dealer). Perhitungan untuk mendapatkan Harga Dasar tersebut adalah sebagai berikut:
Harga Retail X (100% - Diskon yang di tentukan oleh distributor/label) = Base Price
Jika angka diskon tersebut akan bervariasi, masing masing label/distributor memiliki angka berbeda dengan alasan yang berbagai macam. Ada pula yang menghitung biaya Sticker PPN dan Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI) dalam perhitungan Base Price yang menurut saya sebetulnya adalah tidak fair.
Karena biaya atas Sticker PPN tersebut dapat mereka sertakan pada saat mereka membayar pajak. Namun angka diskon tersebut akan berkisar antara 25%-30%.
Angka yang wajar dan seharusnya di seragamkan oleh ASIRI sendiri adalah 25%.
Diskon sebesar 25% tersebut adalah merupakan hak dari Agen/Wholesaler yang
76 Introduksi KCI, Lisensi Hak Cipta Musik Sedunia, http://www.kci.or.id., diakses pada tanggal 22 September 2016
pada umumnya kemudian diambil oleh para retailer sebesar lebih kurang 20%.
Maka dengan cara perhitungan di atas dan diskon sebesar 25% maka angka Base Price Kaset dan CD yang di dapat adalah:
a. Kaset
Harga Retail Kaset X (100% - 25%) = Base Price Maka :
Contoh harga retail kaset Rp. 18.000,-
Rp 18.000,- X 75% = Rp 13.500,- (Cassette Base Price) b. CD
Harga Retail CD X (100% - 25%) = Base Price Maka
Contoh harga retail CD Rp. 35.000,-
Rp 35.000,- X 75% = Rp 26.250,- (CD Base Price ) c. Royalti Artis
Dari sebuah kontrak rekaman mendapatkan yang namanya Royalti Artis.
Royalti ini adalah hak dari kerja keras dan jasa performance yang di rekam di Master Rekaman yang kemudian digandakan dalam bentuk Kaset dan CD dari artis.
Persentasi atas Royalti Artis yang akan menjadi hak sangat bergantung pada kemampuan melakukan bernegoisasi dengan pihak label/Bos Rekaman. Pada umumnya Royalti Artis akan berkisar antara 1% - 10% namun semua akan kembali bergantung kepada bargaining power. Dan pada akhirnya juga akan memutuskan untuk menerima hasil tawar menawar tersebut.
Untuk Kaset
Base Price Kaset X Persentase Royalti = Royalti Artis,
Maka
Contoh persentase royalti dari hasil negosiasi 5%
Rp 13.500 X 5% = Rp 675,- (per Kaset) Untuk CD
Base Price CD X Persentase Royalti = Royalti Artis, maka Rp 26.250,- X 5% = Rp 1.312,50 (per CD)
Pembayaran Royalti
Pada saat penandatangan perjanjian rekaman dengan pihak label seharusnya menerima pembayaran Royalti Artis di muka (advance payment). Besarnya pembayaran tersebut sangat bergantung dari hasil negosiasi atau kesepakatan dengan pihak label mengenai jumlah copy Kaset dan CD yang di perhitungkan untuk itu.
Contoh apabila hasil kesepakatan dengan pihak label adalah 75.000 copy untuk Kaset dan 10.000 copy untuk CD, maka pembayaran Royalti Artis di muka yang terima adalah:
Untuk Kaset
Royalti X Jumlah copy= Pembayaran royalti dimuka, maka Rp 675,- X 75.000 = Rp 50.625.000,-
Untuk CD
Royalti X Jumlah copy= Pembayaran royalti dimuka, maka Rp 1.312,50 X 10.000 = Rp 13.125.000,-
Dengan catatan pihak label harus memberikan laporan penjualan bulanan secara berkala kepada artis.
Royalti Pencipta Lagu (Mechanical Rights) apabila ada terdapat lagu hasil karya cipta kamu di dalam album tersebut. Di Indonesia entah bagaimana (mungkin ini jasa Bpk Chandra Darusman sewaktu mendirikan YKCI) mengadopsi standar persentase sesuai standar Internasional, yakni sebesar 5,4% untuk sebuah media album rekaman terjual untuk berapapun jumlah lagu yang terdapat di dalam album tersebut.
Cara perhitungan royalti untuk pencipta lagu Contoh :
Base Price Kaset = Rp 13.500,- Jumlah lagu dalam album= 10 lagu Rumus cara menghitungnya adalah:
Base Price X Persentase
--- = Royalti per lagu Jumlah Lagu
Maka harga per lagu ciptaan dalam bentuk CD adalah Rp 26.250,- X 5,4%
--- = Rp 141,75 per lagu
Untuk menghitung total royalti pencipta lagu dengan rumus dibawah ini.
Royalti per lagu X jumlah lagu kamu X jumlah copy Kasetnya.= RPL dari rumus diatas dapat dicontohkan besaran angka yang diterima oleh artis, pencipta lagu dan juga harga per lagu yang diciptakan, maka dengan itu hasil perhitungan di atas akan dihimpun melalui Yayasan Karya Cipta Indonesia
untuk selanjutnya akan disalurkan kepada si penerima royalti ataupun kuasanya.
Berapa besarnya royalti yang diterima oleh setiap pemberi kuasa, yaitu:
Apakah lagunya sudah didaftarkan; Apakah lagunya benar-benar diumumkan;
Seberapa sering lagu tersebut dimainkan (makin sering maka makin banyak royalti yang diterima); Berapa pendapatan royalti riil yang diperoleh KCI pada tahun itu untuk kategori pengguna yang memainkan lagunya; Berapa banyak total frekuensi lagu yang dimainkan pada kategori panggunaan tersebut.77
Berkaitan dengan hak mengumumkan yang secara kolektif ditangani oleh KCI, pemilik hak cipta atau para pihak pemegang hak (subyek distribusi royalti dalam bidang musik atau lagu) yang berhak menerima bagian dari perolehan hak mengumumkan yang dipungut oleh KCI, menurut Pasal 2 Peraturan Distribusi Royalti Karya Cipta Indonesia, khususnya hak mengumumkan adalah: 78
1) Komposer, adalah orang yang menciptakan melodi dari karya tersebut.
Ciptaan melodi tersebut lahir atas inspirasi komposer berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, ketrampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
a) Jika melodi tersebut diciptakan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, maka mereka disebut sebagai komposer. Menurut ketentuan-ketentuan di dalam skala distribusi, bagian/ share komposer dari perolehan hak mengumumkan ciptaan yang dipungut KCI (karya cipta) Indonesia) akan dibagi rata diantara ko-komposer tersebut, kecuali diperjanjikan lain.
77 Hasil wawancara dengan dengan Ponimin, selaku Supervisor NAV Karoke, 5 Oktober 2016.
78 Ibid.
b) Seseorang yang dalam menciptakan musik memanfaatkan melodi karya musik yang dilindungi hak cipta milik komposer lain, maka ia dapat dianggap sebagai ko-komposer atau arranger bergantung pada besarnya kontribusi yang ia berikan. Untuk itu diperlukan izin tertulis dari pencipta atau pemegang hak cipta yang berwenang mengeluarkan izin tersebut.
Dalam hal melodi karya musik asli yang dimanfaatkan adalah Public Domain, izin komposer asli tidak diperlukan, dengan ketentuan bahwa si Komposer/Arranger yang bersangkutan harus mencantumkan nama pencipta melodi tersebut.
c) Jika si komposer di dalam menciptakan karya-karya musik memanfaatkan lirik yang dilindungi hak cipta, untuk itu ia harus meminta izin tertulis dari pencipta lirik/pemegang hak cipta lirik. Dalam hal lirik yang dipergunakan adalah public domain, dimana lirik tersebut tidak lagi dilindungi hak cipta kecuali hak moralnya, izin pencipta lirik tidak lagi diperlukan dengan ketentuan bahwa si komposer yang bersangkutan harus mencantumkan nama pencipta lirik tersebut.
2) Lirikus, adalah orang yang menciptakan teks/ lirik dari karya musik tersebut.
Ciptaan lirik tersebut lahir atas inspirasi lirikus berdasarkan kemampuan pikira, imajinasi, kecekatan, ketrampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
a) Jika lirik tersebut diciptakan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, maka mereka disebut sebagai ko-lirikus. Menurut ketentuan-ketentuan di dalam skala distribusi, bagian/ share lirikus dari perolehan
hak mengumumkan ciptaan yang dipungut KCI (Karya Cipta Indonesia) akan dibagi rata diantara ko-lirikus tersebut, kecuali diperjanjikan lain.
b) Jika seorang lirikus di dalam menciptakan karya-karya musik memanfaatkan melodi karya musik yang dilindungi hak cipta, untuk itu ia harus meminta izin tertulis dari komposer/ pemegang hak cipta musik.
Dalam hal melodi karya musik yang dipergunakan adalah Public Domain, dimana melodi karya musik tersebut tidak lagi dilindungi hak cipta kecuali hak moralnya, izin komposer tidak lagi diperlukan dengan ketentuan bahwa si lirikus yang bersangkutan harus mencantumkan nama komposer tersebut.
c) Lirikus juga menerima bagian/ share dari perolehan royalti yang dipungut KCI (Karya Cipta Indonesia) meski karya musik yang memiliki lirik ciptaannya digunakan tanpa menggunakan lirik.79
3) Arranger (Penata Musik), adalah orang yang mengubah/ menambah suatu karya musik ciptaan orang lain sampai ke tingkat tertentu atau menambah sedemikian rupa, sehingga dengan kontribusi kreatifnya karya musik tersebut diwarnai dimensi yang khas dan bersifat pribadi.
a) Jika aransemen tersebut diciptakan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, maka mereka disebut sebagai koarranger. Menurut ketentuan-ketentuan di dalam skala distribusi, bagian/ share arranger dari perolehan hak mengumumkan ciptaan yang dipungut KCI akan dibagi rata diantara ko-arranger tersebut, kecuali diperjanjikan lain.
79 Ibid
b) Kegiatan-kegiatan yang tidak termasuk sebagai aransemen musik dan karya musik adalah: Koreksi pembetulan-pembetulan kesalahan tulis pada transkrip atau kegiatan-kegiatan serupa lainnya. Transposisi (menulis atau memainkan karya musik yang telah ada pada kunci/ register yang berbeda).
c) Simplikasi dari aransemen karya musik yang telah ada. Perubahan-perubahan di dalam karya musik yang tidak menimbulkan dimensi yang khas yang bersifat pribadi.
d) Arranger hanya menerima bagian/share jika aransemennya benar-benar digunakan.
e) Jika Arranger memanfaatkan karya musik yang dilindungi hak cipta, ia harus meminta izin tertulis dari pencipta/ pemegang hak cipta musik yang bersangkutan. Dalam hal karya musik yang dipergunakan adalah Public Domain dimana karya musik tersebut tidak lagi dilindungi hak moralnya, izin pencipta tidak lagi diperlukan, dengan ketentuan bahwa si arranger yang bersangkutan harus mencantumkan nama pencipta karya musik tersebut.
f) Bagian/ share arranger untuk karya Public Domain, jika aransemennya benar-benar digunakan, mendapat bagian yang sama dengan komposer.
4) Pengadaptasi Lirik, adalah orang yang menciptakan lirik baru atau menterjemahkan lirik asli dari suatu karya musik yang diterbitkan kembali di wilayah Indonesia.
a) Jika si pengadaptasi lirik menggunakan lirik yang dilindungi hak cipta.
Untuk itu ia harus meminta izin tertulis dari pencipta/ pemegang hak cipta.
Dalam hal lirik yang dipergunakan adalah Public Domain, dimana lirik tersebut tidak lagi dilindungi hak cipta kecuali hak moralnya. Izin pencipta lirik tidak lagi diperlukan, dengan ketentuan bahwa si komposer yang bersangkutan harus mencantumkan nama pencipta lirik tersebut.
b) Pengadaptasi lirik hanya menerima bagian/share jika adaptasi lirik tersebut benar-benar dipergunakan.
c) Publisher, adalah pihak maupun badan hukum yang diberi kuasa oleh pencipta untuk menjadi pemegang hak cipta dan oleh sebab itu memiliki kepentingan terhadap seluruh hak cipta musik tersebut kecuali hak untuk memungut performing right. 80
Prinsip-prinsip dasar distribusi royalti yang dilakukan oleh KCI, diatur dalam ketentuan Pasal 3 angka 8 Peraturan Distribusi Royalti KCI (Khusus Hak Mengumumkan), sebagai berikut:
a) Royalti dibagi hanya dari pemakai karya musik (user) yang membayar royalti.
b) Royalti dibagi berdasarkan laporan penggunaan karya musik (Logsheet).
c) Royalti dibagikan berdasarkan kelompok pemakaian musik (Pool) distribusi.
d) Royalti dibagikan hanya untuk anggota KCI (karya Cipta Indonesia) dan Anggota Badan Pengumpul Royalti.
80 Ibid.
e) Royalti dibagi sesuai dengan data karya musik (Repertoire) yang didaftarkan oleh anggota KCI dan atau didaftarkan oleh Badan Adminstrasi Pengumpul Royalti.
f) Royalti dibagi habis atas pemakaian karya musik dalam suatu kurun waktu.
KCI bukan merupakan lembaga yang mencari keuntungan, setelah KCI menerima royalti tersebut dari user maka royalti yang didapat tersebut didistribusikan pada pihak yang bersangkutan yaitu para pemilik atau pemegang hak cipta (pemberi kuasa) baik dalam maupun luar negeri yang sudah memberikan kuasa kepada KCI, sesuai dengan Pasal 45 ayat (4) UUHC. Royalti pemilik atau pemegang hak cipta di Indonesia dibagikan secara langsung kepada yang bersangkutan, sedangkan royalti pemilik atau pemegang hak cipta asing ditransfer melalui organisasi sejenis di bawah naungan CISAC (The International Confederation of Societies of Authors and Composer) dan BIEM (International Bureau of Mechanical Reproduction Right).81
Sebaliknya, KCI memastikan pemilik atau pemegang hak cipta Indonesia yang dikelola KCI, memperoleh royalti jika karya ciptaannya dipergunakan di luar negeri. Royalti dikumpulkan dan ditransfer oleh Sister Societies (collecting society sejenis) di seluruh dunia untuk kemudian diberikan kepada yang bersangkutan melalui KCI. Setiap royalti yang berhasil dikumpulkan dari user, akan didistribusikan kepada pencipta atau pemegang hak pada bulan Juni/ Juli setiap tahunnya.
81 Ibid
Royalti yang didistribusikan tersebut adalah penghitungan kurun waktu 1 (satu) tahun sebelumnya82 Adapun besarnya royalti yang didistribusikan, dibagi secara proporsional dan tentunya setelah dipotong biaya adminstrasi KCI sebesar 30% dari jumlah global awal royalti yang didapatkan.
Pada umumnya pelaku bisnis musik di Indonesia menghitung royalti dari Harga Dasar atau dengan Base Price atau PPD (Publish Price to Dealer).
Perhitungan untuk mendapatkan Harga Dasar tersebut adalah sbb: Harga Retail X (100% - Diskon yang di tentukan oleh distributor/label) = Base Price.83
Angka diskon tersebut dalam pelaksanaannya akan bervariasi, masing masing label/distributor memiliki angka berbeda dengan alasan yang berbagai macam. Ada pula yang menghitung biaya Sticker PPN dan ASIRI dalam perhitungan Base Price. Karena biaya atas Sticker PPN tersebut dapat mereka sertakan pada saat mereka membayar pajak. Namun angka diskon tersebut akan berkisar antara 25%-30%.
82 Tim Lindsay, dkk, Op. Cit., hal. 85
83 Sulasno, Kewenangan Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) sebagai performing right collecting society, Jurnal Ilmiah Niagara Vol. 4 No. 3, September 2012, hal 151-150.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari manajemen PT. Nav Jaya Mandiri sebelum menggunakan lagu atau musik harus mengikuti mekanisme yang sudah ditentukan oleh YKCI yaitu seperti mekanisme yang tampak dalam gambar di atas. Sebelum menggunakan lagu atau musik, PT. Nav Jaya Mandiri harus mengikuti mekanisme yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu seperti
Pengguna
Izin /Lisensi YKCI
Proses Izin Proses Distribusi Perhitungan mengenai 1. Lagu yang dipakai
Proses Kenggotaan 1. Pendaftaran anggota 2. Surat Kuasa
mekanisme yang tampak dalam gambar dimana dalam mekanisme ini PT. Nav jaya Mandiri melaksanakan semua proses tersebut antara lain : 84
1. Proses Kepesertaan (Keanggotaan), yang dilakukan dalam proses ini adalah:
a. Pendaftaran peserta.
b. Pembuatan kontrak.
c. Pembuatan surat kuasa.
d. Pendaftaran karya cipta.
Pencipta yang ikut dalam kepesertaan ini terdiri dari dua macam, yaitu:
(1) Pencipta atau pemegang hak cipta lokal.
(2) Pencipta atau pemegang hak cipta asing.
Untuk pencipta atau pemegang hak cipta lokal tidak ada masalah, karena setiap pencipta lokal dapat menjadi peserta dalam YKCI. Mereka bisa mendaftar ke YKCI Jakarta dan bisa juga ke YKCI daerah dimana pencipta bertempat tiggal dan hal ini bertujuan untuk mempermudah para pencipta tadi. Tetapi untuk pencipta asing, tidak semua pencipta asing dapat menjadi peserta dalam YKCI serta karya-karyanya dilindungi oleh UUHC Indonesia karena hak cipta asing dalam undang-undang hak cipta Indonesia akan dilindungi dengan ketentuan:
1. Diumumkan untuk pertama kali di Indonesia
2. Negara dari pemegang hak cipta asing yang bersangkutan mengadakan perjanjian bilateral mengenai perlindungan hak cipta dan negara Indonesia, atau negara dari pemegang hak cipta asing yang bersangkutan ikut serta dalam
84 Hasil wawancara dengan dengan Ponimin, selaku Supervisor NAV Karoke, 5 Oktober 2016.
perjanjian multilateral yang sama dibidang hak cipta, yang diikuti pula oleh negara Indonesia (Pasal 2 UUHC)
3. Indonesia telah menyetujui pembentukan organisasi perdagangan dunia yang diadakan pada tanggal 15 April 1994 di Marakesh, Maroko, yang kemudian disahkan oleh Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 pada tanggal 2 November 1994 tentang Agreement Establishing The World Trade Organization. Salah satu dari bagian pembentukan organisasi itu adalah Persetujuan Aspek-aspek Dagang Hak Kekayaan Intelektual (Agreement on Trade related Aspects of Intellectual Property Rights, Including Trade in Counterfeit goods/TRIPs). Selain itu, Indonesia telah meratifikasi beberapa konvensi internasional dibidang HKI yang tertuang dalam:
a. KEPPRES Nomor. 15 Tahun 1997 tentang Pengesahan The Paris Convention
b. KEPPRES Nomor. 16 Tahun 1997 tentang Pengesahan The Patent Cooperation Treaty (PCT) and Regulation Under PCT
c. KEPPRES Nomor. 17 Tahun 1997 tentang Pengesahan The Trademark Law Treaty
d. KEPPRES Nomor. 18 Tahun 1997 tentang Pengesahan Bern Convention for the Protection of Literary and Artitic Work
e. KEPPRES Nomor. 19 Tahun 1997 tentang Pengesahan World Intellectual Property Organization (WIPO) Copyrights Treaty
Selama pemegang hak cipta asing itu mempunyai hubungan bilateral maupun hubungan multilateral dengan Indonesia, maka karya ciptanya akan
mendapat perlindungan di Indonesia, sedangkan pemegang hak cipta asing yang tidak memiliki hubungan baik hubungan bilateral maupun hubungan multilateral, maka karya ciptanya tidak akan mendapat perlindungan apapun.
Sejauh ini, pelaksanaan perlindungan dalam kerangka bilateral telah berlangsung dengan masyarakat Eropa (terbatas pada sound recordings saja), Amerika serkat, Inggris dan Australia. Dasarnya adalah persetujuan bilateral yang ditanda tangani oleh masing-masing negara pada tahun 1984, 1989, 1992 dan 1994.
2. Proses dokumentasi
Setelah data pencipta dan karya cipta dipenuhi, proses selanjutnya adalah proses dokumentasi, yaitu pendataan mengenai:
a. Peserta
b. Karya cipta dengan demikian maka pencipta dan karya ciptanya telah terdaftar di YKCI. Dan oleh karenanya maka YKCI mempunyai hak untuk menarik pembayaran royalti dari para pengguna musik komersial.
3. Proses lisensi
Lisensi merupakan izin untuk mengumumkan karya cipta lagu atau musik yang diberikan oleh para pencipta atau pemegang hak cipta musik Indonesia dan asing yang merupakan peserta YKCI kepada pihak lain yaitu users atau pengguna musik komersial. Sistem perizinan dalam bentuk lisensi yang diberikan oleh YKCI kepada users menggunakan sistem blanket atau sistem paket dimana besarnya royalti yang telah dihitung harus dibayar oleh pengguna untuk pemakaian satu tahun pertama atas lagu atau musik apa saja
yang dikehendaki oleh pengguna. Pada akhir tahun atau secara berkala selama waktu satu tahun berjalan, pengguna harus memberikan daftar lagu yang digunakan agar supaya dibebaskan untuk menyiarkan atau menyuarakan lagu tersebut. Prosedur untuk memperoleh lisensi pengumuman musik adalah :
a. YKCI pusat mengirim formulir aplikasi kepada pengguna.
b. Pengguna melengkapi dan mengembalikan formulir aplikasi ke kantor YKCI Pusat.
c. YKCI cabang mengecek ke tempat pengguna untuk mengetahui kebenaran data.
d. YKCI pusat mengirim invoice mengenai besarnya royalti yang harus dibayar.
e. Membayar royalti untuk tahap pertama lisensi.
f. YKCI memberikan sertifikat lisensi pengumuman musik dan surat perizinan lisensi pengumuman musik. Lisensi diterbitkan YKCI dalam bentuk sertifikat Lisensi KCI. Dengan memegang lisensi pengumuman musik KCI, users memperoleh izin yang sah dari pencipta atau pemegang hak cipta yang repertoirnya dikelola oleh YKCI dan YKCI membebaskan users dari segala tuntutan atau gugatan pencipta yang merupakan peserta maupun pihak lain yang berafiliasi dengan YKCI selama jangka waktu yang tertera dalam sertifikat lisensi, sepanjang yang menyangkut hak ekonomi mengumumkan musik sesuai dengan ketentuan UUHC. Pada umumnya para users mengembalikan formulir aplikasi lengkap dengan data yang dibutuhkan dalam penentuan tarif
misalnya jumlah bangku dan tempat musik yang digunakan, antara lain di lobi hotel, pub atau di tempat lain. Users kemudian mengirimkan formulir tersebut ke YKCI pusat di Jakarta. Setelah diteliti oleh YKCI pusat maka YKCI pusat meyerahkan berkas itu kepada YKCI cabang untuk diteliti kembali. Penelitian itu bertujuan untuk meneliti kebenaran data yang telah diberikan oleh pihak hotel. Setelah data yang diteliti benar, maka pihak YKCI cabang mengirimkan kembali data tersebut kepada YKCI pusat untuk memberikan tarif royalti sesuai dengan data yang telah diteliti. Pihak hotel kemudian akan menerima invoice yang telah dicantumkan besarnya royalti yang harus dibayarkan oleh users. Dan users kemudian akan mendapatkan surat lisensi sebagai bukti dia telah membayar. Dalam penelitian ini, penyusun tidak dapat mencantumkan surat lisensi tersebut karena pihak PT. Nav Jaya Mandiri beserta semua pengguna di Kota Medan sampai saat ini belum melaksanakan kewajiban membayar royalti. Hal ini disebabkan karena besarnya biaya royalti yang harus dibayar oleh PT. Nav Jaya Mandiri beserta karaoke lainnya di Kota Medan.
4. Proses Pentarifan Royalti.
Dasar penentuan besar-kecilnya royalti yang harus dibayar oleh para pengguna musik komersial adalah dengan menggunakan suatu rumus standar yang berlaku di dunia performing rights internasional.
Prinsip dasar pentarifan YKCI yaitu:
a. Prinsip ekstensitas, yaitu: - Semakin lama waktu mendengarkan musik maka semakin besar tarif. Semakin besar kapasitas maka semakin besar tarif.
b. Prinsip intensitas Besarnya prosentasi tergantung pada intensitas dan durasi pemakaian musik dengan berpegang pada suatu international unquoted acceptance, yaitu semakin penting peran musik maka semakin besar tarif. Cara penentuan tarif royalti dilakukan melalui negosiasi dengan YKCI dimana dalam penentuan tarif tersebut menggunakan rumusan internasional yang disesuaikan dengan kondisi tingkat ekonomi masing-masing negara. Setelah ada negosiasi antara YKCI dengan pihak PT. Nav Jaya Mandiri, YKCI kemudian menentukan tarif kepada masing-masing hotel berdasarkan data yang telah diisi dan dilakukan pengecekan oleh YKCI secara langsung terhadap PT. Nav Jaya Mandiri dengan luas dan
b. Prinsip intensitas Besarnya prosentasi tergantung pada intensitas dan durasi pemakaian musik dengan berpegang pada suatu international unquoted acceptance, yaitu semakin penting peran musik maka semakin besar tarif. Cara penentuan tarif royalti dilakukan melalui negosiasi dengan YKCI dimana dalam penentuan tarif tersebut menggunakan rumusan internasional yang disesuaikan dengan kondisi tingkat ekonomi masing-masing negara. Setelah ada negosiasi antara YKCI dengan pihak PT. Nav Jaya Mandiri, YKCI kemudian menentukan tarif kepada masing-masing hotel berdasarkan data yang telah diisi dan dilakukan pengecekan oleh YKCI secara langsung terhadap PT. Nav Jaya Mandiri dengan luas dan