• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Perilaku dalam Perumahan

Perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor-faktor tersebut merupakan penentu dari perilaku manusia. Hereditas atau faktor keturunan adalah konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku

makhluk hidup tersebut untuk selanjutnya. Lingkungan adalah kondisi atau lahan untuk perkembangan perilaku tersebut (Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan teori tersebut, maka perilaku manuisa dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:

a. Perilaku tertutup (covert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus bersangkutan.

b. Perilaku terbuka (overt behavior)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa

tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau “observable behavior”

Setiap individu tentunya menginginkan rumah sebagai tempat tinggal yang nyaman dan sehat. Penelitian yang dilakukan oleh Murwanti (2009) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi individu dalam memilih suatu perumahan berdasarkan karakteristik individu antara lain umur, pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan terhadap atribut produk yang terdiri dari harga, desain, fasilitas dan lokasi perumahan.

Variabel yang mempunyai keterkaitan yang paling kuat adalah karakteristik konsumen mengenai tingkat pendidikan dengan atribut harga, disusul secara berturut-turut selanjutnya adalah variabel tingkat pendidikan dengan desain, pendidikan

dengan lokasi, tingkat usia dengan lokasi, tingkat pekerjaan dengan desain, Tingkat penghasilan dengan lokasi, pekerjaan dengan fasilitas, tingkat penghasilan dengan fasilitas, usia dengan harga, penghasilan dengan desain dan pendidikan dengan fasilitas, penghasilan dengan harga, pekerjaan dengan harga, usia dengan desain, usia dengan fasilitas dan yang terakhir pekerjaan dengan lokasi.

Setelah memilih perumahan dan tinggal dalam rumah tersebut penghuni tentunya harus memiliki perilaku hidup sehat dalam agar terjadi penyakit. Perilaku baik yang dilakukan penghuni di rumah agar rumah tersebut menjadi sehat sangat banyak, antara lain:

1. Menyapu lantai dan halaman rumah

2. Membersihkan kamar mandi dan jamban/WC.

3. Menyapu lantai rumah agar bersih dari debu dan kotoran lain

4. Menyapu halaman untuk membersihkan sampah agar tidak menjadi sumber penyakit dan kecelakaan

5. Menguras dan menyikat kamar mandi agar bersih dan tidak menjadi tempat bertelur nyamuk

6. Membuang sampah di tempat sampah yang tertutup agar tidak dapat dihinggapi lalat, kecoa, tikus maupun hewan lainnya sebagai pembawa penyakit.

7. Membuka jendela diwaktu pagi sampai sore hari agar udara bersih dan segar masuk ke dalam rumah akan mengurangi terjadinya sakit pernapasan.

8. Tidur dengan menggunakan kelambu dapat menghindari gigitan nyamuk sehingga dapat terhindar dari penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.

9. Memasang kawat kasa nyamuk pada lubang angin atau ventilasi untuk mencegah masuknya nyamuk ke dalam rumah

10.Menjemur kasur dapat membunuh kuman yang menempel di kasur dan mengusir atau mencegah bersarangnya kutu busuk.

11.Menyimpan makanan dan minuman ditempat tertutup dapat mencegah masuknya kotoran debu ke dalam makanan serta mencegah datangnya serangga seperti lalat dan kecoa serta tikus untuk hinggap atau makan makanan yang disimpan

12.Buang air besar dan kencing di jamban/WC akan mengurangi bau dan menghindari penularan penyakit diare atau mencret.

13.Tidak merokok dalam rumah

Adapun perilaku yang berkaitang langsung dengan sanitasi dasar berdasarkan defenisi Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) (2011) sebagai berikut:

a. Perilaku berkaitan dengan air

Kualitas air bersih harus selalu dijaga mulai dari sumbernya, sarananya, sampai air tersebut dikonsumsi oleh manusia. Tidak membuang kotoran, sampah maupun limbah ke sungai, danau, sumur akan membuat air sumur selalu jernih. Memelihara sarana air bersih agar tetap berfungsi dengan baik serta menjaga kebersihannya maka akan membuat kualitas air menjadi baik. Air bersih yang diambil dari sarana air bersih yang baik disimpan dalam wadah yang tertutup dan untuk mengambilnya harus menggunakan gayung dan tangan tidak boleh masuk

ke dalam air. Air bersih yang terjaga kualitasnya sebelum diminum harus di sterilkan dari kuman penyakit terlebih dahulu, antara lain dengan cara direbus. b. Perilaku berkaitan dengan air limbah

Saluran air limbah agar tetap berfungsi dengan baik setiap saat perlu dibersihkan dari sampah, lakukan perbaikan bila ada saluran yang pecah atau retak. Menggunakan air limbah untuk menyiram tanaman dapat meningkatkan manfaat air limbah. Mengusir tikus dari tempat pembuangan air limbah dapat menghindari penyakit yang disebarkan oleh tikus seperti pes dan leptospirosis.

c. Perilaku berkaitan dengan pengelolaan sampah

Sampah harus diperlakukan dengan benar agar tidak membahayakan manusia bahkan dapat mendatangkan manfaat. Sampah dikumpulkan di tempat sampah yang memenuhi syarat kesehatan atau dibuang di lubang tanah dan menguburnya, sehingga tidak dijangkau serangga dan tikus. Seringkali masyarakat memusnahkan sampah dengan cara dibakar, namun cara ini tidak sehat karena asap yang ditimbulkan dapat mengganggu kesehatan manusia bahkan keracunan. Sampah yang sudah terkumpul diangkut setiap hari ke tempat penampungan sampah sementara atau ke tempat pembuangan sampah akhir pada suatu lahan yang diperuntukkan atau ke tempat pengolahan sampah. Bermain di tempat sampah sangat berbahaya karena dapat sakit atau terluka oleh benda tajam seperti beling, paku. Bila tidak menggunakan alas kaki maka cacing dapat masuk melalui kaki.

d. Perilaku berkaitan dengan pengelolaan jamban

Masih sering dijumpai orang melakukan buang air besar di tempat terbuka seperti di sungai/parit, di kebun/pekarangan, di empang/kolam/balong, di pantai. Tempat-tempat buang air tersebut tidak memenuhi syarat kesehatan karena kotoran/tinja manusia dapat kembali bersentuhan atau masuk ke dalam tubuh manusia. Di perkotaan sering kita jumpai kendaraan penyedot tinja membuang tinja ke sungai hal ini sangat berbahaya karena air sungai menjadi kotor dan menjadi sumber penyakit. Sedangkan masyarakat kita masih banyak yang memanfaatkan sungai untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci, mandi, gosok gigi Buang air besar dan kencing serta membuang kotoran anak/bayi di tempat yang aman seperti di jamban, karena tinja dapat terjaga agar tidak dapat dijangkau oleh serangga dan tikus atau hewan lain, sehingga tidak dapat tersebar kemana-mana. Jamban perlu dipelihara agar tetap dapat berfungsi dengan baik dan bersih sehingga tidak menjadi sumber penularan penyakit.

Perilaku dalam menjaga kebersihan diri tentukan akan memberi dampak yang baik untuk kesehatan.Kebersihan diri itu antara lain:

a. Kebersihan Kulit

Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat melindungi tubuh dari berbagai kuman atau trauma, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat(cukup) dalam memepertahankan fungsinya. Sebagai bagian dari organ pelindung, kulit secara anatomis terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan epidermis dan lapisan dermis. Kulit memiliki fungsi sebagai berikut :

1) Melindungi tubuh dari masuknya berbagai kuman atau trauma jaringan dalam yang juga dapat menjaga keutuhan kulit.

2) Mengatur keseimbangan suhu tubuh dan membantu produksi keringat serta penguapan.

3) Sebagai alat peraba yang dapat membantu tubuh menerima rangsangan dari luar melalui rasa sakit, sentuhan, tekanan, atau suhu.

4) Sebagai alat ekskresi keringat melalui pengeluaran air, garam, dan nitrogen. 5) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang bertugas mencegah

pengeluaran cairan tubuh secara berlebihan.

6) Memproduksi dan menyerap vitamin D sebagai penghubung atau pemberi vitamin D dari sinar ultraviolet matahari.

Perubahan dan keutuhan kulit sangat dipengaruhi oleh usia, jaringan kulit, dan keadaan lingkungan. Kulit anak sangat rawan terhadap berbagai trauma dan masuknya kuman, sebaliknya pada orang dewasa kematangan kulit sudah sempurna sehingga fungsinya sebagai pelindung sudah baik. Jaringan kulit yang rusak akan merubah struktur kulit. Selain itu, keadaan lingkungan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keadaan kulit, contohnya kondisi panas dapat membuat kulit lebih sensitif terhadap paparan (Alimul, 2009).

Kebersihan kulit merupakan cerminan kesehatan yang paling pertama memberikan kesan. Oleh karena itu perlu memelihara kulit sebaik-baiknya. Pemeliharaan kesehatan kulit tidak dapat terlepas dari kebersihan lingkungan, makanan yang dimakan serta kebiasaan hidup sehari-hari. Dalam memelihara

kebersihan kulit kebiasaan-kebiasaan yang sehat harus selalu diperhatikan adalah menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik sendiri, mandi minimal 2 kali sehari, mandi memakai sabun, menjaga kebersihan pakaian, makan yang bergizi terutama banyak sayur dan buah, dan menjaga kebersihan lingkungan. b. Kebersihan Tangan

Seperti halnya kulit, tangan harus dipelihara dan ini tidak terlepas dari kebersihan lingkungan sekitar dan kebiasaan hidup sehari-hari. Tangan yang bersih menghindarkan manusia dari berbagai penyakit. Tangan yang kotor dapat menyebabkan bahaya kontaminasi dan menimbulkan penyakit-penyakit tertentu. Untuk menghindari bahaya kontaminasi maka harus membersihkan tangan sebelum makan, memotong kuku secara teratur, dan membersihkan lingkungan. Berdasarkan penelitan WHO dalam National Campaign for Handwashing with Soap (2007) menunjukkan mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada 5 waktu penting yaitu sebelum makan, sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi, sesudah menceboki anak, dan sebelum menyiapkan makanan dapat mengurangi angka kejadian skabies sampai 40%. Cuci tangan pakai sabun dengan benar juga dapat mencegah penyakit menular lainnya.

Langkah yang tepat cuci tangan pakai sabun adalah seperti berikut (National Campaign for Handwashing with Soap, 2007):

1) Basuh tangan dengan air mengalir dan gosokkan kedua permukaan tangan dengan sabun secara merata, terutama sela-sela jari.

3) Keringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan kering. c. Kebersihan Kaki

Kebersihan kaki harus dijaga yaitu dengan menggunakan sepatu dan kaus kaki yang kering dan bersih, agar terhindar dari penyakit skabies karena tungau

Sarcoptes scabiei selalu hidup pada tempat yang lembab dan tertutup, sehingga sela-sela jari merupakan bagian kaki yang sering mengalami skabies. Di samping itu kebersihan kuku kaki sangat penting untuk diperhatikan karena kuku merupakan pelengkap kulit.

Kuku yang sehat berwarna merah muda. Cara merawat kuku antara lain: kuku jari tengah dapat dipotong dengan pengikir atau memotongnya dalam bentuk oval (bujur) atau mengikuti bentuk jari, sedangkan kuku jari kaki dipotong dalam bentuk lurus. Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit dan kulit di sekitar kuku. Jangan membersihkan kotoran di balik kuku dengan benda tajam, sebab akan merusak jaringan di bawah kuku. Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan (Proverawati, 2012).

d. Kebersihan Pakaian

Pakaian yang kotor akan menghalangi seseorang untuk sehat dan segar walaupun seluruh tubuh sudah bersih. Pakaian banyak menyerap keringat, lemak dan kotoran yang dikeluarkan badan. Dalam sehari saja, pakaian berkeringat dan berlemak ini akan berbau busuk dan menganggu. Untuk itu perlu mengganti pakaian setiap hari. Saat tidur hendaknya mengenakan pakaian yang khusus untuk

tidur dan bukannya pakaian yang sudah dikenakan sehari-hari yang sudah kotor (Christen, 2013).

e. Kebersihan Handuk

Handuk merupakan kain yang digunakan untuk mengeringkan tubuh setelah mandi. Handuk yang bersih harus dicuci dengan deterjen, dikeringkan, disetrika dan disimpan di tempat yang bersih. Apabila digunakan, setiap hari harus dijemur di bawah sinar matahari. Penggantian harus dilakukan sekali seminggu dan tidak boleh dipakai oleh orang lain atau digunakan bergantian (Soejadi, 2007).

Dokumen terkait