• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keberadaan pemimpin dalam suatu organisasi sangat urgen sekali kerana pemimpin sebagai pengatur, pengarah aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan, penaggungjawab dan pembuat kebijakan organisasi, permersatu dan memotivasi para bawahannya, pelopor dalam aktivitas manajemen dalam memajukan organisasinya. Sebagaimana dikemukakan oleh G.R Terry bahawa: “Leadership is relationship in which one person, the leader influence others to work together willingy on related task to attain that wich the leader desires”. Kepemimpinan adalah hubungan dari seseorang dan seorang tersebut akan mempengaruhi orang lain untuk bekerja dalam melakukan tugas yang sesuai dengan keinginan pemimpin tersebut.12

Dari definisi tersebut ada empat aspek dalam kepemimpinan:

(1) Kepemimpinan melibatkan orang lain (karyawan atau pengikut), Dengan kemauan mereka menerima pengarahan dari pimpinan

(2) Kepemimpinan melibatkan distribusi kekuasan tidak merata antara pemimpin dan anggota kelompok. Definisi kekuasaan (power) iaitu kemampuan untuk menggunakan pengaruh dalam arti kemampun untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok

(3) Kepemimpinan adalah kemampuan menggunakan berbagai bentuk kekuasaan untuk mempengaruhi tingkah laku pengikut dengan berbagai cara melalui tindakan atau contoh tingkah laku yang menyebabkan perubahan sikap atau tingkah laku kelompoknya.

(4) Menggabungkan tiga aspek pertama dan mengakui bahawa kepemimpinan adalah mengenai nilai.13

Oleh kerana itu dalam hal ini kepemimpinan menunjukkan bahawa kemampuan seseorang sangat diutamakan. Baik keunggulan fisik, mental dan intlektualnya. Maka

10 Taliziduhu. Ndraha, Budaya Organisasi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), hlm. 116

11 Mohyi, Ach. Teori dan Perilaku Organisasi, (Malang: UMM Press, 1999), hlm. 199

12 Terry, G.R, Principles Of Management, (Richard D. Irwin, Inc. Homewood, Illinois, 1977), hlm. 141

seseorang akan mampu memimpin apabila mempunyai keunggulan yang berdampak pada kepatuhan para bawahan untuk melaksanakan tugas.

Kepemimpinan Dalam Islam

Kepemimpinan merupakan hal yang terpenting dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Selanjutnya Mujamil Qomar menjelaskan bahawa dalam bahasa arab, kepemimpinan sering diterjemahkan sebagai al-ri’ayah, al’imarah, al’qiyadah, atau az-za’aamah. Kata-kata tersebut memiliki satu makna sehingga di sebut sinonim atau murodif, sehingga kita bisa menggunakan salah satu dari keempat kata tersebut untuk menerjemahkan kata kepemimpinan. Sementara itu untuk menyebut istilah kepemimpinan pendidikan, para ahli lebih memilih istilah Qiyadah Tarbawiyah.14

Adapun konsep kepemimpinan dalam Al-Qur’an antara lain iaitu: (1) Khalifah

Dalam Al-Qur’an akar kata lafaz khalifah disebut sebanyak 116 kali yang tersebar dalam 39 surat. Lafaz khalifah mengandung pengertian terhadap kepemimpinan secara universal, baik manusia memimpin dirinya secara individu, memimpin kelompok, maupun kepemimpinan secara menyeluruh, sebagaimana dalam beberapa firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 30 sebagai berikut:

نِإ ِةَكِئ َلََمْلِل َكُّبَر َلاَق ْذِإَو

اَهيِف ُدِسْفُ ي ْنَم اَهيِف ُلَعْجَتَأ اوُلاَق ًةَفيِلَخ ِضْرَْلْا يِف ٌلِعاَج ي

( َنوُمَلْعَ ت َلَ اَم ُمَلْعَأ ي نِإ َلاَق َكَل ُس دَقُ نَو َكِدْمَحِب ُح بَسُن ُنْحَنَو َءاَم دلا ُكِفْسَيَو

03

)

Ertinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q. S. Al-Baqarah: 30)15

Dalam surat Al-Baqarah di atas menjelaskan bahawa Allah menciptakan manusia sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi ini yang digambarkan kepada nabi Adam. Dengan demikian pengertian khalifah mengidentifikasikan manusia sebagai berfungsi khalifah di bumi, sebagai pengganti kepemimpinan dari generasi ke generasi berikutnya, serta sebagai kepala pemerintahan. Menurut Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas16 bahawa khalifah yang dimaksud adalah “Adam, dia adalah pemimpin dari malaikat yang ada di bumi, atau dari Jin atau Iblis dalam menguasai bumi, atau dari kekuasaan Allah”. Selanjutnya Dawam Rahardjo menjelaskan “Khalifah mengandung arti ganda, di satu pihak khalifah dimengerti sebagai kepala negara dalam pemerintahan dan kerajaan Islam pada masa lalu, yang dalam kontek kerajaan pengertiannya sama dengan kata sultan. Di lain pihak cukup dikenal pula pengertian

14 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 268.

15 Ahmad Hatta, Tafsir Al-Qur`An Perkata Dilengkapi Dengan Asbabun Nuzul & Terjemah, (Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2009), hlm. 6

16 Muhammad Ibn Yusuf Syahiir bi Abi Hayyan Andalusi Garnathi, Al-Bahru Muhid fi Tafsir, (Bairut: Daar al-Fikr, 2005), Juz, 10, hlm. 227.

khalifah sebagai wakil Tuhan di muka bumi”.17 Dari ayat di atas menjelaskan kepemimpinan dalam Al-Qur’an yang bisa jadi acuan dan pendidikan bagi umat Islam.

(2) Ulil Amri

Dalam Al-Qur’an lafaz ulil amri hanya terdapat dalam dua tempat, iaitu surat an-Nisa’ ayat 59 dan ayat 83. Ulil amri (رملاا يلوا) terdiri dari dua kata, yakni kata ulu (ولوا) dan amri (رما) mengandung arti yang mempunyai, pemilik, sedangkan amri dari kata amara mengandung arti menyuruh, memerintah. Bila dari akar kata amura dan amira mengandung arti menjadi amir, putra mahkota, penguasa,18 jadi bila kedua kata tersebut digabung menjadi ulul amri mengandung arti penguasa/ulama.19 Firman Allah dalam Al-Qur`an surat An-Nisa ayat 59 sebagai berikut:

ُأَو َلوُسَّرلا اوُعيِطَأَو َهَّللا اوُعيِطَأ اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأاَي

ٍءْيَش يِف ْمُتْعَزاَنَ ت ْنِإَف ْمُكْنِم ِرْمَْلْا يِلو

ِوْأَت ُنَسْحَأَو ٌرْ يَخ َكِلَذ ِرِخ ْلْا ِمْوَ يْلاَو ِهَّللاِب َنوُنِمْؤُ ت ْمُتْنُك ْنِإ ِلوُسَّرلاَو ِهَّللا ىَلِإ ُهوُّدُرَ ف

ًلَي

(

95

)

Ertinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S. an-Nisa’: 59)20

Dari ayat tersebut di atas menunjukan bahawa orang akan dikatakan beriman bila ia patuh kepada Allah, kepada Rasul, dan pemerintah. Menurut Al-Baidawi;21 “Pemerintahan pada zaman Rasulullah dan masa sesudahnya telah diakui eksistensinya, pemerintahan disini berupa para khalifah, para hakim… maka dianjurkan untuk patuh dengan melaksanakan perintah dan menjahui larangannya. Kewajiban kepatuhan ini apabila pemerintah tersebut berlaku adil dan benar dalam menjalankan roda pemerintahannya”.

(3) Imamah

Kata imam atau yang lebih sering disebut dengan imamah berakar kata dari lafaz; ةم اما- موي- ما

اماو

-اماماو yang mengandung pengertian ةسائرلا (kepemimpinan). Lafaz imamah digunakan untuk kata mudzakkar (laki-laki) atau muannas (perempuan), dalam bentuk jamaknya adalah ةيماو ةممئا.22

Lafaz imam yang terdapat dalam Al-Qur’an sebanyak 25 dalam 18 surah. Allah berfirman dalam surat as-Sajdah ayat 24 dijelaskan:

( َنوُنِقوُي اَنِتاَيآِب اوُناَكَو اوُرَ بَص اَّمَل اَنِرْمَأِب َنوُدْهَ ي ًةَّمِئَأ ْمُهْ نِم اَنْلَعَجَو

42

)

17 Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur'an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci, (Jakarta: Paramadina, 1996), hlm. 346

18 Atabik Ali, Ahmad Zuhdi Muhdlor, 1996, Kamus Kontemporer, Arab-Indonesia, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika PP. Krapyak, 1996), Cet., IV, hlm. 219

19 Atabik Ali, Ahmad Zuhdi Muhdlor, Ibid., hlm. 221

20 Ahmad Hatta, Tafsir Al-Qur`an Perkata… Op. Cit, hlm. 87-89

21 Nashiruddin Abi Sa’id Abdullah Abi ‘Umar ibn Muhammad Syairaziy Al-Baidawi, Tafsru al-Baidawi; Anwaru al-Tanzl wa Asrru al-Ta’wl, (Beirut; Dar al-Fikr, 1996), Juz, 2, hlm. 205

Ertinya: Dan Kami jadikan antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami.(Q.S. as-Sajdah: 24)23

Menurut Al-Mawardi,24 “Imamah dibentuk untuk menggantikan fungsi kenabian guna memelihara agama dan mengatur dunia. Dari takrif tersebut bahawa imamah secara terminologi ada ikatan religius kenabian di samping juga mengurusi masalah keduniawian. Dari ayat tersebut di atas lafaz imamah banyak digunakan menjadi istilah kepemimpinan bagi Nabi dan manusia secara umum.

(4) Sultan

Akar kata lafaz sultan yang terdapat dalam Al-Qur’an sebanyak 38 kali yang tersebar dalam 26 surat. Sultan sama dengan kata wali (mengandung arti pemimpin). Lafaz sultan digunakan untuk muzakkar (laki-laki) dan muannas (perempuan), sedangkan bentuk jamaknya salatin (ينطلاسل ).ا 25

Lafaz sultan (ناطلس) juga sama dengan lafaz hakim (مكاح) yang mengandung arti penguasa, sama juga dengan lafaz nufudz (دوفن) yang mengandung arti pengaruh, juga sama dengan lafaz hujjah (ةجح) yang mengandung arti dalil.26 Allah adalah pemberi kekuasaann terhadap makhluk-Nya. Allah berfirman; (al-Isra’; 80).

اًناَطْلُس َكْنُدَل ْنِم يِل ْلَعْجاَو ٍقْدِص َجَرْخُم يِنْجِرْخَأَو ٍقْدِص َلَخْدُم يِنْلِخْدَأ بَر ْلُقَو

( اًريِصَن

03

)

Ertinya: Dan Katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong. (Q.S. Al-Isra`: 80)27

Dari ayat tersebut menunjukan bahawa hanya Allah yang memberi kekuasaan yang bisa menolong manusia dari segala kebutuhannya. Menurut Wahbah Zuhaili mengandung pengertian; “Jadikanlah saya (Nabi) hujjah yang jelas yang bisa menolong terhadap orang yang menentangku, atau pemerintahan, kekuasaan yang kuat yang dapat menolong Islam dari kekufuran.28 Menurut Fakhrur Razi mengandung pengertian “hujjah yang jelas yang bisa menolong terhadap semua orang yang menentangku.29

23 Ahmad Hatta, Tafsir Al-Qur`an Perkata… Op. Cit, hlm. 417

24 Al-Mawardi, Abi Hasan ‘Ali ibn Muhammad ibn Habib Basri Bagdadi, Al-Ahkmu Sultaniyah; wa Wilayat al-Diniyyah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1960), hlm. 5.

25 Zainuddin Muhammad ibn Abi Bakar ibn Abdul Qadir al-Razi, Mukhtaru al-Sihhah, (Beirut: Muassah al-Risalah, 1996), hlm. 309

26 Atabik Ali, Ahmad Zuhdi Muhdlor, Op.Cit., hlm. 1078 27 Ahmad Hatta, Tafsir Al-Qur`an Perkata… O. Cit, hlm. 290

28 Wahbah Al-Zuhaili, Al-Tafsir al-Munir fi al-'Aqidah wa al-Syari'ah wa al-Manhaj, (Damsyik: Dar al-Fikr, 2003), Cet II, Jilid, 8, hlm. 159

Pendekatan dan Teori Kepemimpinan