• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen mendasari individu tersebut dalam mengambil

keputusan. Baik itu dalam hal pembelian dan penggunaan barang dan jasa.

Istilah perilaku erat hubungannya dengan obyek yang studinya diarahkan

pada parmasalahan manusia. Dalam bidang studi pemasaran, konsep

perilaku konsumen secara terus menerus dikembangkan dengan berbagai

pendekatan. Menurut J. Setiadi Nugroho (2003:3) perilaku konsumen

adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,

mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses

keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

Berdasarkan kutipan Husein Umar (2003:11), beberapa defenisi

lain mengenai perilaku konsumen adalah sebagai berikut :

Menurut Jhon C. Mowen dan Michael Minor mendefenisikan

units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan

pembuangan barang , jasa, pengalaman serta ide-ide.

David L. Louden dan Albert J. Della Bitta mendefinisikan perilaku

konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan dan aktivitas

individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh,

menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa

Sementara itu, Nessim Hann dan Richard Wozniak menyatakan,

perilaku konsumen merupakan suatu bagian dari aktivitas-aktivits

kehidupan manusia, termasuk segala sesuatu yang teringat olehnya akan

barang atau jasa yang dapat diupayakan sehingga ia akhirnya menjadi

konsumen

Perilaku konsumen adalah dinamis, itu berarti bahwa perilaku

seorang konsumen, grup konsumen, ataupun masyakat luas selalu

berubah-ubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi

terhadap studi perilaku konsumen demikian pula dengan pengembangan

starategi pemasaran dalam hal studi perilaku konsumen, salah satu

implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya

terbatas untuk jangka waktu tertentu, produk dan individu atau grup

masyarakat tertentu. Dari defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

perilaku konsumen adalah studi tentang baagaimana individu mengambil

keputusan untuk membelanjakan dagangan mereka baik berupa uang,

tenaga dan waktu kedalam proses konsumsi. Yang termasuk dalam studi

membeli, bagaimana cara membelinya, dan seberapa sering pembelian

tersebut dilakukan. Dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku

konsumen dalam menetukan pilihan. Dalam hal ini dengan hubungannya

dengan keputusan menggunakan produk dan jasa perbankan

Dibawah ini adalah faktor-faktor yang merupakan pembentuk perilaku

konsumen (Carles W. Lamb Jr. Dkk,2001:201)

1. Faktor-faktor kebudayaan (cultural)

Faktor yang mempengaruh perilaku konsumen dalam mengambil

keputusan sangat didasari oleh faktor budaya. Faktor budaya dapat

berpengaruh paling luas dan paling dalam, melebihi perilaku

konsumen secara pribadi dalam mengambil keputusan.

a. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari

keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya

bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya

dipelajari. Budaya merupakan karakter penting dari suatu sosial

yang membedakannya dari kelompok kultur yang lainnya. elemen

yang mendasari adalah nilai, bahasa, mitos, adat, ritual dan hukum

yang mempertajam perilaku konsumen, atas kultur, sebainya

benda-benda yang dimiliki, atau produk-produk tertentu. Budaya

atau kultur adalah sesuatu yang fungsional, dinamis dan harus

b. Sub-Budaya

Setiap kebudayaan terdiri dari Sub-budaya yang lebih kecil, yang

memberikan identitas dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para

anggotanya. Pembagian sub-budaya itu sendiri terbagi atas dasar

karakteristik demografi, negara geografis, nasional dan latar

belakang etnik, keyakinan politik dan keyakinan agama. Suatu sub-

budaya adalah suatu kelompok homogen atas sejumlah orang yang

membagi elemen-elemen dari keseluruhan budaya seperti elemen-

elemen budaya yang unik dalam kelompok mereka. Dengan sub-

budaya, sikap seseorang, nilai dan keputusan membeli menjadi

lebih dikenali dibandingkan dengan mereka yang berada pada

budaya yang lebih luas. Perbedaan sub-budaya mungkin

menghasilkan variasi pertimbangan dengan suatu budaya dalam

apa, bagaimana, kapan dan dimana seseorang membeli produk dan

jasa

c. Kelas sosial

Kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan

bertahan lama dalam suatu masyarakat yang tersusun secara

heirarki dan keanggotannya mempunyai nilai, minat dan perilaku

serupa. Sekelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan

secara dekat persamaan didalam status atau penghargaan

komunitas yang secara terus menerus bersosialisasi diantara

membagikan norma-norma perilakunya. Biasanya membagi

masyarakat dalam tiga kelas yaitu : kelas atas, kelas menengah dan

kelas bawah

2. Faktor-faktor Sosial

Kebanyakan konsumen lebih suka mencari pendapat (opini) orang lain

untuk mengurangi usaha pencarian dan evaluasi atau ketidak pastian,

terutama ketika resiko yang dperkirakan atas keputusan meningkat.

Para konsumen juga mencari pendapat orang lain sebagai panduan atas

produk dan jasa baru, produk-produk dengan atribut—atribut yang

berkaitan dengan citra (image), atau karena informasi atriut kurang

bahkan tidak informatif. Secara khusus, konsumen berinteraksi sosial

dengan kelompok yang memberikan pengaruh, pemimpin opini, dan

anggota keluarga untuk memperoleh informasi atas produk dan

persetujuan keputusan

a. Kelompok referensi

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang

mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap

sikap atau perilaku seseorang. Kelompok referensi dapat

dikategorikan sangat laus, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Kelompok referensi langsung adalah kelompok yang

keanggotannya saling bertemu dan terjadi kontak kehidupan secara

langsung. Mereka melakukan interaksi secara teratur, informal,

teman kantor. Atau melakukan interaksi yang kurang konsiten dan

lebih bersifat formal. Kelompok-kelompok seperti klub, organisasi

profesional dan kelompok keagamaan. Kelompok referensi juga

ada yang tidak langsung, dimana dikala seseorang ingin

bergabunga dalam suatu komunitas maka dia sepakat dengan

norma-norma yang berlaku dalam kelompok tersebut. Atau pada

saat kita membuat untuk tidak bergabung dalam suatu komunitas,

dimana kita akan menjaga jarak dengan mereka, dengan tidak

mengkonsumsi barang dan jasa yang mengkin menjadi ikon atau

item wajib kelompok tersebut.

b. Keluarga

Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan

pembeli. Yang pertama adalah keluarga orientasi, yang merupakan

orang tua seseorang dan yang kedua adalah keluarga prokreasi,

yaitu pasangan hidup dan anak-anak. Sebuah keluarga merupakan

organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu

masyarakat dan telah diteliti secara intensif. Dalam keluarga

terdapat kepala keluarga yang berperan sebagai pemimpin opini,

yang mempengaruhi orang-orang yang terdapat dalam keluarganya.

Pemimpin opini seringkali merupakan orang pertama yang

mencoba produk-produk dan jasa-jasa baru, atau merupakan

tempat konsultasi dan penentu keputusan bagi seluruh kelarganya

kepala keluarga memberikan prbedaan dalam mengambil

keputusan dalam menggunakan produk yang ditawarka kepada

mereka. Baik itu mengenai jumlah, waktu atau alternatif lain dalam

penggunaannya. Saat ini anak-anak dapat menjadi petimbangan

yang berpengaruh sangat besar terhadap perilaku seseorang dalam

menentukan sebuah keputusan.

c. Peran dan status

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama

hidupnya keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap

kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Peran

dan status akan memberikan pandangan seberapa penting

keputusan yang harus dia ambil. Jika orang ini berperan sebagai

pemimpin opini maka seputusannya dalam berperilaku baik itu

dalam konsumsi maupun dalam hal lainnya, akan berpengaruh

besar terhadap halayak ramai.

3. Faktor-faktor pribadi

Keputusan seseorang untuk membeli juga dipengaruhi oleh

karakteritik pribadi yang unik dari mesing-masing individu, seperti

jenis kelamin, umur dan tahapan dalam siklus hidup, kepribadian dan

konsep dari, dan gaya hidup. Karakteristik individu umumnya stabil

selama dalam siklus hidup seseorang. Misalnya, kebanyakan orang

tidak suka merubah jenis kelamin, dan tinddakannya merubah

selama satu periode kehidupan. Pada kasus usia dan tahapan siklus

hidup, perubahan-peerubahan ini terjadi seara berangsur-angsur

sepanjang waktu

a. Umur dan tahapan dalam siklus hidup

Umur dan tahapan siklus hidup keluarga atas seseoantg konsumen

dapat mempunyai pangaruh terhadap perilaku konsumen. Berapa

usia seorang konsumen biasanya menunjukkan produk apa yang

menarik baginya untuk dibeli. Ini ditunjukkan dengan perbedan

selera ditiap tahap siklus hidup baik itu masa kecil, remaja, dewasa,

dan berusia lanjut.

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup

keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasikan

tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang

dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu

pada saat mereka menjalani hidupnya

b. Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok

pekerja yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan

jasa tertentu. Pekerjaan tertentu dan prestige yang diperoleh dari

pekerjaan tersebut akan berpengaruh terhadap pola pengambilan

keputusan seseorang. Pekerjaan juga menentukan perilaku

konsumen dalam membeli dan menggunakan produk, biasanya

Pekerjaan juga berdampak pada pembatasan penggunaan beberapa

produk yang dapat menurunkan produktivitas kerjanya.

c. Keadaan ekonomi

Yang dimaksud keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari

pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan harta,

kemampuan unutk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan

lawan menabung. Hukum ekonomi berbunyi, semakin besar

pendapatan maka makin besar pengeluaran. Maka tingkat

pendapatan seseorang akan memberikan pengaruh terhadap

perilaku seseorang dalam menggunakan pendapata tersebut.

d. Gaya hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang

diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya

hidup menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang

berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan

sesuatu diballik kelas sosial seseorang. Karena gaya hidup

diidentifikasikan melalui aktivitas seseorang, minat, dan pendapat

seseorang. Gaya hidup melalui Psikografis sebagai teknik analisis

dapat digunakan untuk menguji gaya hidup dan mengelompokkan

konsumen tadi.

e. Kepribadian dan konsep diri

Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari

yang relatif konsisten. Merupakan suatu keonsep yang luas dan

dapat diartikan sebagai suatu cara mengumpulkan dan

mengelompokkan kekonsistenan organisasi dn reaksi khas individu

terhadap situasi yang sedang terjadi. Dengan demikian kepribadian

adalah menggabungakan antara tatanan psikologis dan pengaruh

lingkungan.

Konsep diri atau persepsi diri, adalah bagaimana konsumen

mempersepsikan diri mereka sendiri. Perilaku konsumen sebagian

besar tergantung pada konsep diri. Karena konsumen ingin

menjaga identitas mereka sebagai individu dengan karakternya

masing-masing.

4. Faktor-faktor psikologis

Faktor-faktor psikologis sangat mempengaruhi perilaku konsumen

dalam membuat keputusan. Hal ini faktor tersebut digunakan

konsumen dalam berinteraksi. Yang juga merupakan alat bagi

konsumen untuk mengenali perasaan mereka, mengumpulkan dan

menganalisis informasi, merumuskan pikiran dan pendapat dalam

mengambil tindakan

a. Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari

suatu keadaan fisiologis tertentu. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan

lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan

dapat menganalisa faktor-faktor utama yang mempengaruhi para

konsumen dalam membeli atau tidak membeli suatu produk.

Dalam membeli konsumen didasari pada tujuan untuk memenuhi

kebutuhan. Tujuan-tujuan ini menjadi motif dorongan yang kuat

ketika kita membutuhkan sesuatu. Kebutuhan manusia yang paling

tinggi adalah aktualisasi diri. Hal ini berhubungan dengan

bagaimana memenuhi diri sendiri dan ekspresi diri, mencapai

tingkat kehidupan dimana orang merasakan apa yang harus dia

miliki. Motivasi dapat timbul dari berbagai hal, mulai dari barang

tertentu, prestasi, orang lain ataupun cinta dan impian

b. Persepsi

Persepsi diidentifikasikan sebagai proses dimana seseorang

memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi

untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

Dunia saat ini penuh dengan rangsangan. Suatu stimulasi adalah

sebuah unit input yang merangsangsatu atau lebih dari llima panca

indera. Sedang, proses dimana kita memilih, mengatur dan

menginterprestasikan rangsangan tersebut kedalam bambaran yang

memberi makna dan melekat disebut persepsi. Singkatnya persepsi

adalah cara kita memandang dunia disekitar kita serta bagaimana

kita dapat mengetahui bahwa kita membutuhkan bantuan dalam

c. Proses belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang

yang timbul dari pengalaman. Hampir semua perilaku konsumen

merupakan hasil pembelajaran, yang merupakan proses penciptaan

perubahan perilaku melalui pengalaman dan latihan. Sangatlah

tidak mungkin untuk mengamati secara langsung, tetapi kita dapat

menyimpulkan bahwa hal itu muncul dari tindakan seseorang.

Proses pembeajaran terbagi atas, eksperiental yaitu pengalaman

mengubah perilaku anda. Dan, pembelajaran konseptual, yaitu

yang tidak dipelajari melalui pengalaman langsung. Tiap tiap

proses pembelajaran akan memberikan porsi masing-masing dalam

menentukan kebutuhan dan bagaimana keputusan yang paling tepat

untuk memenuhinya.

d. Kepercayaan dan sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriktif yang memiliki

seseorang terhadap sesuatu. Kepercayaan atau keyakinan adalh

suatu pola diorganisasi melalui pengetahuan yang kemudian

dipegang oleh seorang individu sebagai suatu kebenaran dalam

hidupnya. Keyakinan ini mungkin berdasarkan pada pengetahuan,

kebenaran, atau berita dan referensi dari mulut ke mulut. Para

konsumen cenderung untuk mengembangkan serangkaian

keyakinan mengenai ciri-ciri dari suatu produk dan sebagainya.

memberikan respon secara konsisten terhadap suatu obyek yang

diberikan, seperti halnya suatu merk, atau obyek penilaian lainnya

yang menjadi penentu keputusan konsumen dalam berperilaku .

sikap tergantung pada sistem nilai dari seseorang individu yang

mewakili stasndar pribadi tentang baik dan buruk, benar dan salah,

dan seterusnya. Oleh karena itu, sikap cenderung lebih tahan lama

dan kompleks dibandingka dengan kepercayaan

Dokumen terkait