ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN PRODUK BANK KONVENSIONAL DI
PT. BRI PERSERO CABANG SEDATI
(STUDI KASUS MENGENAI KEPUTUSAN NASABAH)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur Untuk Menyusun Skripsi S-1 Program Studi Ekonomi
Oleh :
Wahyudi Ruwianto
0411010214 / FE / IE
FAKULTAS EKONOMI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN PRODUK
BANK KONVENSIONAL DI PT. BRI PERSERO CABANG SEDATI (STUDI KASUS MENGENAI KEPUTUSAN NASABAH)
Oleh :
Wahyudi Ruwianto
Abstraksi
Dalam dunia perbankan di Indonesia pada saat sekarang ini, perbankan merupakan kebutuhan masyarakat. Hal ini didukung dengan kinerja dan kontribusi dunia perbankan terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini dan akan berlanjut sampai pada tahun-tahun berikkutnya. Kinerja ini semakin nyata ketika badai krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Perbankan Konvensional banyak yang terpuruk tapi tidak sedikit yang bertahan bahkan mampu menunjukkan perkembangannya. Perkembangan suatu banj tidak lepas dari kepercayaan masyarakat terhadap sistem kerja yang ditawarkan bank tersebut kepada nasabahnya. Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang membuat masyarakat tetap memilih bank konvensional untuk memenuhi kebutuhan transaksi keuangannya
Peneliti ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan meyebarkan 140 kuisioner kepada nasabah PT. BRI Persero Cabang Sedati Sidoarjo. Tahnik penentuan sampel menggunakan metode accidential sampling yaitu teknik penentuan berdasarkan kebetulan, maksudnyya siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dipilih sebagai sampel. Skala pengukuran untuk indikator-indikator empiris dari setiap variabel adalah skala semantic differential dangan nilai skala interval sebesar 1 sampai 7. analisis data pengujian hipotesis menggunakan teknik Structural Equation Modelling (SEM) dengan program AMOS 4.0.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
ABSTRAKSI ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 6
2.2. Landasan Teori ... 9
2.2.1 Pengertian Bank ... 9
2.2.2. Jenis Bank ... 10
2.2.3. Tugas dan Fungsi Pokok bank ... 15
2.2.4. Sumber-sumber Dana Bank ... 16
2.2.5. Tabungan Masyarakat ... 18
2.2.6. Deposito ... 21
2.3. Jasa ... 25
2.3.1. Defenisi Jasa ... 25
2.3.2. Karakteristik Jasa ... 26
2.4. Pemasaran ... 27
2.4.1. Defenisi pemasaran ... 27
2.4.2. Pemasaran bank ... 29
2.4.3. Tujuan pemasaran bank ... 30
2.5. Perilaku Konsumen ... 31
2.6. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 43
2.7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Nasabah ... 47
2.7.1. Pendapatan Masyarakat ... 47
2.7.1.1. Pengertian Pendapatan ... 47
2.7.1.2. Pengertian Pendapatan Perkapita ... 48
2.7.2. Tingkat Suku Bunga ... 51
2.7.2.1 Fungsi Tingkat Bunga Dalam Perekonomian . 52 2.7.2.2. Determinan Tingkat Bunga ... 53
2.7.2.3. Metode Penentuan Tingkat Bunga ... 55
2.7.2.4. Tingkat Bunga Riil dan Nominal ... 57
2.7.3. Inflasi ... 59
2.7.3.1. Jenis Inflasi ... 59
2.7.3.2. Efek Inflasi ... 63
2.7.4. Marketing Mix ... 66
2.7.4.1. Produk ... 67
2.7.4.2. Harga ... 72
2.7.4.3. Lokasi ... 76
2.7.4.4. Promosi ... 80
2.7.5. Kualitas jasa ... 84
2.7.5.1. Tangibles ... 85
2.7.5.2. Responsivitas ... 85
2.7.5.3. Assurance ... 86
2.7.5.4. Reabillitas ... 86
2.7.5.5. Empati ... 87
2.8. Kerangka Pikir ... 88
2.9. Hipotesis ... 94
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Defenisi konsep ... 95
3.2. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 98
3.3. Teknik Penentuan Sampel ... 101
3.3.1. Populasi ... 101
3.3.2. Sampel ... 101
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 102
3.4.1. Jenis Data ... 102
3.4.2. Sumber Data ... 103
3.5. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 104
3.5.1. Structural Equation Modeling (SEM) ... 104
3.5.2. Asumsi Model [Structural Equation Modeling] ... 105
3.5.3. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 108
3.5.4. Evaluasi Model ... 108
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 110
4.1.1 Sejarah Singkat PT. Bank Rakyat Indonesia ... 110
4.1.2 Gambaran Perbankan Di Sidoarjo ... 113
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 113
4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 114
4.3.1. Uji Reabilitas ... 114
4.3.2. Uji Validitas Instrumen Kuisioner ... 115
4.3.3. Uji Construk Rability dan Variance Extract ... 116
4.3.4. Uji Outliers Multivariate ... 117
4.3.5. Uji Normalitas ... 119
4.3.6. Evaluasi Multicollinearity dan Singularity ... 120
4.4. Evaluasi Model SEM dan Pengujian Hipotesis ... 120
4.4.1. Evaluasi Model One-Step Approach to SEM – Base Model ... 120
4.4.3. Evaluasi Model One Step Approach to
SEM – Modifikasi ... 124 4.5. Pengujian Hipotesis ... 125 4.5.1. Pengujian Hipotesis Kausalitas ... 125 4.5.2. Pengujian Hipotesis Unidimensi First Order
Faktor Suku Bunga (X2) ... 127 4.5.3. Pengujian Hipotesis Unidimensi First Order
Faktor Bauran Pemasaran (X4) ... 128 4.5.4. Pengujian Hipotesis Unidimensi First Order
Faktor Kualitas Jasa (X5) ... 129 4.5.5. Pengujian Hipotesis Modifikasi Second Order ... 130 4.6. Pembahasan ... 130 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 132 5.2 Saran ... 132
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Permasalahan pembangunan berkembang seiring dengan berkembangnya jaman. Permasalahan-permasalahan pembangunan dikaji dari berbagai sudut pandang guna merumuskan langkah-langkah pemecahannya. Berbagai kebijakan ditentukan dalam hal pemecahan masalah pembangunan dengan mendukung potensi berkembangnya masyarakat melalui peningkatan peran, serta produktivitas rakyat dengan tujuan menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi, alokasi sumber-sumber ekonomi yang lebih optimal, distribusi manfaat yag lebih merata, peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan. Peningkatan kesejahteraan akan menghasilkan surplus, yang dapat diarahkan pada akumulasi modal yang diperoleh dari peningkatan pendapatan, meningkatkan tabungan, meningkatkan pembentukan modal serta mendorong produktivitas.
pembentukan modal. Dengan modal inilah kegiatan ekonomi bisa meningkat, pendapatanpun jadi terangkat, surplus meningkat, investasipun meningkat dan seterusnya. Sehingga tabungan harus senantiasa dikembangkan dan ditingkatkan.
Berdasarkan pada hal inilah, mengapa bank sebagai badan perantara keuangan sangatlah penting. Dari waktu ke waktu kebutuhan masyarakat akan jasa keuangan semakin meningkat dan beragam, maka peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat baik yang berada dinegara maju maupun dinegara berkembang
Sedangkan tujuan dari perbankan Indonesia adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilits nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak
Untuk meningkatkan gairah masyarakat dalam menabung perlu peran aktif perbankan dengan mengambil langkah-langkah atau kebijakan-kebijakan yang sekiranya dapat mendorong jumlah tabungan masyarakat. Beberapa langkah yang diambil oleh perbankan untuk menarik minat masyarakat dalam menabung meliputi berbagai hal, dari peningkatan suku bunga, penyediaan fasilitas dan perbaikan sistem pelayanan serta hal lain dengan tujuan menambah jumlah nasabahnya.
Keadaan Indonesia yang tidak stabil karena selalu diwarnai oleh kebijakan pemerintah yang tiba-tiba, situasi politik yang kian panas dan faktor-faktor lain, akan melahirkan hal-hal yang bersifat menyeluruh terhadap masyarakat Indonesia, seperti inflasi dan distribusi pendapatan. Tapi disamping itu semua banyak hal yang mempengaruhi keputusan manusia sebagai individu dalam menggunakan produk perbankan. Dan, hal-hal inilah yang berusaha digunakan semaksimal mungkin oleh pihak perbankan agar dapat memberikan pengaruh yang optimal melalui berbagai variabel.
atau mengalami perkembangan sebesar 115,90% dari tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 1998 jumlah tabungan masyarakat sebesar Rp. 3.791.608 juta. Sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar Rp. 9.787.257 juta atau mengalami penurunan sebesar -24,51% dari tahun sebelumnya dimana pada tahun 2000 jumlah tabungan masyarakat sebesar Rp. 12.965.064 juta.
Berdasarkan fenomena yang terdapat pada latar belakang tersebut. Maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Preferensi Nasabah Terhadap Penggunaan Produk Bank Konvensional di PT. BRI Persero Cabang Sedati (studi kasus mengenai keputusan nasabah)” khususnya yang berkaitan dengan suku bunga bank, inflasi, pendapatan masyarakat, bauran pemasaran dan kualitas jasa
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:
5
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, didasarkan pada permasalahan yang dikaji yaitu :
Untuk mengetahui pengaruh suku bunga bank, inflasi, pendapatan masyarakat, bauran pemasaran dan kualitas jasa terhadap keputusan nasabah dalam menggunakan produk bank konvensional di PT. BRI Persero Cabang Sedati.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai adalah :
1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi dalam rangka mengetahui tingkat preferensi nasabah terhadap produk bank konvensional yang dikaji melalui sudut pandang nasabah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dan referensi, berikut ini adalah
penelitian terdahulu dengan konsep dan tujuan yang hampir sama walaupun
metode pengumpulan datanya yang berbeda
2.1.1. Rachmawati Churniasari : 2007
“Analisis beberapa faktor yang mempengaruhi tabungan masyarakat di
Surabaya pasca krisis moneter”
Menyatakan bahwa : secara simultan, keseluruhan dari faktor bebas yaitu
pendapatan perkapita (X1), tingkat suku bunga (X2), inflasi (X3), jumlah
kantor bank (X4), marginal propensity to consume/ MPC (X5)
berpengaruh secara nyata terhadap tabungan masyarakat di Surrabaya.
Sedangkan secara parsial diperoleh kesimpulan bahwa Pendapatan
Perkapita (X1), Inflasi (X3), Jumlah Kantor Bank (X4) dan Marginal
Propensity to Consume/ MPC (X5) berpengaruh secara nyata terhadap
tabungan masyarakat di Surabaya pasca krisis moneter, sedangkan Tingkat
Suku Bunga (X2) tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel Y
2.1.2. Faris Firmansyah : 2007
“Beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah tabungan masyarakat pada
Menyatakan bahwa : hipotesis pertama, faktor pendapatan Perkapita (X1),
Jumlah Kantor Bank (X2), Tingkat Suku Bunga (X3) dan Inflasi (X4)
berpengaruh secara nyata jumlah tabungan masyarakat pada bank umum
nasional di Surabaya. Ternyata tidak secara keseluruhan yang dapat
berpengaruh secara nyata terhadap Variabel Y karena hanya Pendapatan
perkapita(X1) dan Jumlah Kantor Bank (X2) yang dapat terbukti secara
nyata. Pada hipotesis kedua, Pendapatan perkapita (X1) dianggap paling
berpengaruh terhadap Variabel Y. Tapi hipotesis tersebut tidak dapat
diterima karena Jumlah Kantor Bank (X2), dapat berpengaruh lebih nyata
2.1.3. Hari Syamsu Nugroho : 2007
“Analisis beberapa faktor yang mempengaruhi penghimpunan tabungan
Mudharabah pada PT. BRI Syariah (Persero) Tbk. Kantor cabang
Surabaya”
Menyatakan bahwa : secara simultan Nisbah bagi hasil (X1), Likuiditas
Bank BRI Syariah (X2), Tingkat Inflasi (X3), dan tingkat suku bunga
tabungan BRI Konvensional (X4) berpengaruh secara nyata terhadap
penghimpunan tabungan Mudharabah pada BRI Syariah. Sedangkan
secara parsial, Nisbah Bagi Hasil (X1) tidak berpengaruh secara positif
terhadap Variabel terikat. Dan, Likuiditas Bank BRI Syariah (X2), Tingkat
Inflasi (X3), dan tingkat suku bunga tabungan BRI Konvensional (X4)
berpengaruh negatif terhadap penghimpunan tabungan Mudharabah pada
2.1.4. Wene Saputro : 2006
“Analisis beberapa faktor yang mempengaruhi dana tabungan masyarakat
yang dihimpun pada bank swasta di Jawa Timur”
Menyatakan bahwa : berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data
yang dilakukan, maka diketahui bahwa Tingkat Suku Bunga (X1), Inflasi
(X2), pendapatan Perkapita (X3) dan Jumlah Kantor Bank (X4)
berpengaruh secara nyata terhadap dana tabungan masyarakat yang
dihimpun pada bank swasta di Jawa Timur. Dan, dari semua Variabel
bebas yang mempunyai pengaruh paling dominan adalah pendapatan
perkapita (X3)
2.1.5. Reni Dina Maulani : 2006
“Analisis beberapa faktor yang mempengaruhi dana tabungan masyarakat
yang dihimpun pada bank umum di Jawa Timur”
Menyatakan bahwa : secara simultan, faktor bebas yaitu pendapatan
perkapita (X1), tingkat suku bunga (X2), inflasi (X3), jumlah kantor bank
(X4) berpengaruh secara nyata terhadap tabungan masyarakat di Surabaya.
Sedangkan secara parsial diperoleh kesimpulan bahwa Inflasi (X3), tidak
berpengaruh secara nyata tapi, Pendapatan Perkapita (X1), Tingkat Suku
Bunga (X2) dan Jumlah Kantor Bank (X4) berpengaruh secara nyata
terhadap tabungan masyarakat yang dihimpun pada bank umum di Jawa
2.2. Landasan Teori
Landasan teori atau tinjauan pustaka ini dimaksudkan untuk
mengetahui dan menemukan dasar secara teoritis guna membantu
memecahkan masalah
2.2.1 Pengertian Bank
Fungsi sering dihubungkan dengan pelayanan kebutuhan
pembiayaan dan mekanisme sistem pembayaran bagi seluruh sektor
perekonomian melalui berbagai jasa perbankan yang dimiliki oleh setiap
bank. Para penulis buku-buku perbankan tidak selalu sama memberikan
pendapat dan defenisi akan bank itu sendiri. Terdapat beberapa pengertian
tentang bank, seperti yang dinyatakan oleh beberapa penulis sebagai
berikut :
1. Undang-undang pokok perbankan No. 14 Tahun 1967, bank adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya ialah memberikan kredit dan
jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang
2. Undang-undang pokok perbankan No. 7 Tahun 1992, bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan pada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat.
3. Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998
tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah “badan usaha
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka menigkatkan taraf hidup rakyat banyak”
(Kasmir,2004:23)
Dari berbagai pengertian yang telah dijelaskan diatas, maka dapat
disimpulkan defenisi bank adalah sebagai berikut :
“Bank merupakan suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang moneter
(keuangan) dengan tugas pokok adalah menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat
melalui kredit atau berbagai bentuk lain serta melayani barbagai
kebutuhan jasa yang berkaitan dengan lalu lintas pambayaran dan
peredaran uang dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”
2.2.2 Jenis Bank
Di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan seperti
yang diatur dalam Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 dengan
sebelumnya yaitu Undang-undang No. 14 Tahun 1967, maka terdapat
beberapa perbedaan. Namun kegiatan utama atau pokok dari bank sebagai
lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan dana, tidak berbeda satu sama lainnya. Bahkan bertambah
Menurut Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992
dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-undang RI Nomor 10
Tahun 1998 (Kasmir,2004:18) maka jenis perbankan berdasarkan
fungsinya terdiri dari :
a. Bank Umum
Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pambayaran. Sifat jasa yang
diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan aeluruh jasa
perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat
dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, bahkan keluar negeri
(cabang). Bank umum sering disebut bank komersil (commersial bank)
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR),
Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan prisip syariah. Dalam kegiatqannya BPR tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran . artinya, jasa-jasa
perbankan yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan
dengan kegiatan atau jasa bank umum
Dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank
tersebut yang dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang
a. Bank milik pemerintah
Di mana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh
pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh
pemerintah pula
b. Bank milik swasta nasional
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional serta akte pendiriannyapun didirikan oleh swasta, begitu pula
pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula
c. Bank milik koperasi
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang
berbadan hukum koperasi.
d. Bank milik asing
Bank jenis ini merupakan cadangan dari bank yang ada di luar negeri,
baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Jelas
kepemilikannyapun dimiliki oleh pihak luar negeri
e. Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan
pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas
dipegang oleh warga negara Indonesia.
Jika dilihat dari segi status, artinya jenis ini dilihat dari segi
jenis ini disebut juga pambagian berdasarkan kedudukan atau status bank
tersebut. Sebagai berikut (Kasmir,2004:22) :
a. Bank devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau
yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.
b. Bank nondevisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan
transaksi sebgagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan
transaksi seperti halnya bank devisa
Dalam menentukan harga, baik harga jual maupun harga beli. Saat ini
bank terbagi kedalam 2 kelompok besar. (Kasmir,2004:23) Yaitu :
a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
Bank yang dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada
para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional
menggunakan dua metode, yaitu :
- Menetapkan bunga sebagai harga, untuk produk simpanan seperti
giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk
produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berddasarkan tingkata
suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dekenal dengan istilah
spread based
- Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional
nomunal atau persentase tertentu. Sistem pengenann biaya ini
dikenal dengan istilah fee based
b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah
Bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam menentukan harga
periodiknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip
konvensional. Perbedaanya terletak pada :
1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudhrabah)
2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)
3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah)
4. Pembiyaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
(ijarah)
5. Atau, dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang
yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)
Dan apabila jika ditinjau dari segi penciptaan uang, bank dapat dibedakan
dalam 2 jenis :
a. Bank primer
Bank primer adalah bank yang dapat menciptakan uang giral, yang
b. Bank sekunder
Bank sekunder adalah bank yang bertugas sebagai perantara dalam
menyalurkan kredit, yang tergolong dalam bank yang tidak dapat
menciptakan uang giral
2.2.3 Tugas dan Fungsi Pokok bank
Tugas dan fungsi bank itu sendiri tidak terlepas dari kegiatan yang
dilakukan yaitu : Funding, Lending dan Services. Jadi pada intinya bank
mempunyai tugas pokok antara lain :
a. Menghimpun dana dari masyarakat yang merupakan dana sisa atau
dana lebih dari kebutuhan sehari-hari, dalam bentuk rekening koran,
simpanan deposito, tabungan dan lain-lain
b. Memberikan kredit pada orang atau badan usaha yang membutuhkan
uang. Pemberian kredit ini dapat ditujukan untuk kegiatan-kegiatan
produktif dan bukan untuk kegiatan konsumtif
c. Memberikan jasa-jasa dalam bentuk lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang yang berbentuk pengeluaran cek, pengiriman atau
transfer uang, sebagai media tukar menukar valuta asing dan lain
sebagainya
d. Memberikan jaminan keselamatan dan keamanan uang masyarakat dari
resiko kehilangan, kebakaran dan lain sebagainya.
Sedangkan fungsi bank dalam suatu negara dapat dikatakan luas,
moneter dan keuangan. Antara tugas dan fungsi pokok perbankan tidak
dapat dipisahkan satu sama lain.
Selain mempunyai fungsi menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat, bank juga mempunyai fungsi sebagai agen pembangunan
Nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya. Pertumbuhan ekonomi dan stabilitas Nasional dapat menuju
kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak
2.2.4 Sumber-sumber Dana Bank
Yang dimaksud dengan sumber-sumber dana bank adalah usaha
bank dalam menghimpun dan untuk membiayai operasinya. Hal ini sesuai
dengan fungsinya bahwa bank adalah lembaga keuangan dimana kegiatan
sehari-harinya adalah dalam bidang jual-beli uang. Tentu saja sebelum
menjual uang (memberikan pinjaman) bank harus lebih dulu membeli
uang (menghimpun dana) sehingga dari selisih bunga tersebutlah bank
mencari keuntungan.
Adapun sumber-sumber dana bank itu sendiri adalah (Kasmir,2004:36):
1. Dana pihak pertama
Atau dana yang bersumber dari bank itu sendiri. Yang
dimaksud disini adalah modal setoran dari para pemegang saham.
Secara garis besar dana dari pihak pertama terdiri dari:
- Cadangan-cadangan bank, maksudnya adalah cadangan laba tahun
lalu yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Cadangan ini
sengaja disediakan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan
ditahun yang akan datang
- Laba ditahan, merupakan laba yang memang belum dibagikan pada
tahun yang bersangkutan sehigga dapat dimanfaatkan sebagi modal
untuk sementara waktu
2. Dana pihak kedua
Pada dasarnya adalah dana yang berasal dari tambahan jika
bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan
ketiga. Pencarian dari sumber dana ini relatif lebiih mahal dan sifatnya
hanya sementara waktu saja. Perolehan dana dari sumber ini dapat
diperoleh dari :
- Kredit likuiditas dari BI, merupakan kredit yang diberikan oleh
Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan yang
menyangkut kelikuiditasannya.
- Pinjaman antar bank (call money) biasanya pinjaman diberikan
kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring didalam lembaga
kliring. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga relatif
tinggi
- Pinjaman dari bank-bank luar negeri. Merupakan pinjaman yang
- Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Dalam hal ini pihak
perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjual belikan kepada
pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun
non-keuangan
3. Dana pihak ketiga
Atau biasa juga dikenal dengan sumber dana yang berasal dari
masyarakat luas. Sumber dana ini merupakan sumber dana yang
terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran
keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber
dana ini. Pencarian dana dari sumber ini relatif paling mudah jika
dibandingkan dengan sumber lainnya dan pencarian dana dari sumber
ini paling dominan dan terbanyak. Karena sebagian besar dana yang
digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional bank berasal dari
sumber pihak ketiga ini.
Adapun sumber-sumber dana dari msyarakat luas dapat dilakukan
dalam bantuk :
- Simpanan Giro
- Simpanan Tabungan
- Simpanan Deposito
2.2.5 Tabungan Masyarakat
Pengertian tabungan menurut Undang-undang Perbankan No. 10
menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro dan atau lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Namun beberapa teori mengenai tabungan menyatakan hal-hal sebagai
berikut :
a. Keynes dalam Winardi (1999 : 65)
Tabungan didefenisikan sebagai pendapatan yang dikurangi
pengeluaran-pengeluaran konsumtif baik tabungan secara individu
maupun bagi tabungan masyarakat secara keseluruhan
b. Djoyohadikusumo (1995 : 65)
Tabungan adalah sebagai kemampuan dan kesediaan untuk memahami
hawa nafsu konsumsi selama beberapa waktu supaya dimasa depan
terbuka kemungkinan konsumsi yang lebih memuaskan
c. Dumairy (1997 : 125)
Tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak dibelanjakan dan
tidak dikeluarkan untuk dikonsumsi
d. Rosyidi (1994 : 142)
Tabungan masyarakat adalah apabila seseorang, pendapatan dari hasil
bekerja maka iapun akan segera merencanakan untuk membelanjakan
pendapatannya itu setelah dikurangi dengan segala kewajibannya
e. Sukirno (1995 : 353)
Tabugan masyarakat dibedakan dalam 2 pengertian yaitu :
- kesanggupan untuk menabung (ability to save) atau disebut sebagai
masyarakat untuk mengerahkan tabungan dalam negeri.
Kemampuan untuk menabung terutama tergantung pada tingkat
pendapatan masyarakat, jumlah penduduk, distribusi pendapatan
dan kesanggupan sektor perusahaan untuk menabung
- kemampuan untuk menabung (willingness to save) atau disebut
juga sebagai tingkat tabungan riil. Kemampuan untuk menabung
ditentukan oleh tingkat perkembangan badan-badan keuangan atas
tabungan yang dilakukan masyarakat dan sikap masyarakat
terhadap kegiatan menabung
Tabungan masyarakat akan mempunyai pengaruh cukup besar
apabila dialokasikan untuk kegiatan masyarakat itu sendiri. Bagi bank,
tabungan masyarakat merupakan dana yang sangat diperlukan bagi
kelangsungan serta perkembangan bank sedangkan bagi masyarakat yang
membutuhkan dalam bentuk kredit untuk melaksanakan kegiatan produktif
maupun untuk membiayai berbagai pengeluaran konsumtif pada saat yang
akan datang. Maka secara teknis dapat dituliskan dengan :
Y = C + S
Atau dengan lebih jelasnya pendapatan sama dengan konsumsi ditambah
dengan tabungan. Atau, pendapatan dikurangi dengan konsumsi adalah
tabungan.
Y = C + S maka S = Y – S atau C = Y – S
Dengan demikian, dapat pula tabungan dirumuskan yaitu S = F (Y) atau S
dimana yang dimaksud adalah pendapatan yang dihasilkan oleh
masyarakat
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tabungan adalah
simpanan yang pengambilannya dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai
dengan perjanjian antara pihak bank dengan pihak nasabah. Ini merupakan
tabungan yang merupakan hutang bank terhadap nasabah dalam jangka
pendek
2.2.6 Deposito
Simpanan deposito (time deposit) merupakan simpanan yang
berbeda dengan bentuk penyimpanan lainnya yaitu Giro dan Tabungan.
Dimana simpanan deposito mengandung unsur jangka waktu (jatuh tempo)
lebih panjang dan tidak dapat ditarik setiap saat atau setiap hari.
Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan
deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada
waktu tertentu berdasarkan perjanjian penyimpanan dengan bank. Adapun
jenis-jenis deposito yang ada di Indonesia dewasa ini adalah :
a. Deposito Berjangka
Merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu.
Yang diterbitkan atas nama perorangan maupun lembaga.
b. Sertifikat Deposito
Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu tertentu
sertifikat dan dapat diperjualbaelikan atau dipindah tangankan kepada
pihak lain
c. Deposito On Call
Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling
lama kurang dari 1 bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam
jumlah besar
Merupakan salah satu bentuk tabungan masyarakat yang dapat
dipakai sebagai sumber alternatif bagi dana bank. Hal tersebut karena
besarnya dana yang dibutuhkan oleh bank untuk diputar dalam bentuk
kegiatan yang produktif.
Beberapa motivasi masyarakat menabung dalam bentuk deposito adalah
sebagai berikut :
- Tingkat bunga yang menarik dan menguntungkan
- Resiko simpanan deposito yang relatif kecil
- Fasilitas yang memuaskan
- Mendidik hidup hemat
Dana dalam bentuk deposito salain bermanfaat dan turut berperan
membantu pemerintah dalam pengeluaran sumber dana pembangunan
khususnya bagi pembiayaan investasi didalam negeri. Usaha yang
dilakukan untuk menghimpun dan simpanan deposito antara lain :
1. Mempertahankan kepercayaan baik dari masyarakat maupun
2. Memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para nasabah.
Kepercayaan yang didapat dari masyarakat harus selalu diimbangi
dangan fasilitas dan palayanan yang memuaskan sehingga dapat
menarik minat masyarakat untuk menyalurkan dan menyimpan
dananya pada bank
3. Memberikan suku bunga dan perangsang bagi nasabah baru yang
berupa hadiah, bonus dan lain-lain. Sehingga menarik minat
masyarakat untuk menabung atau menyimpan uangnya dalam bentuk
simpanan deposito
2.2.7 Giro
Simpanan giro atau yang biasa dikenal dengan demand deposit
menurut Undang-undang Perbankan No. 10 tahun 1998 tanggal 10
November 1998 menjelaskan bahwa giro adalah simpanan yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet
giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara
pemindahbukuan
Ada 3 hal yang dapat atau harus kita perhatikan dari pengertian giro, yaitu:
1. Simpanan pihak ketiga
Simpanan pihak ketiga berupa penyimpanan seejumlah uang pada
bank dalam bentuk giro, rekening koran. Simpanan ini dapat dilakukan
2. Penarikannya dapat dilakukan setiap saat
Maksudnya jika ada nasabah yang menyetor pada pagi hari, maka
nasabah tersebut, dapat melakukan penarikan kapanpun
3. Cara penarikan
Instrumen yang sering digunakan dalam penarikan melalui cek bilyet
giro. Namun, dengan batas-batas tertentu penarikan dalam bentuk lain
seperti dangan surat perintah atau kuasa. Dan, pemindahbukuan dapat
dilakukan.
Adapun keuntungan-keuntungan yangn diperoleh bagi para pemegang
simpanan giro adalah :
1. Adanya balas jasa berupa jasa giro
2. Pembayaran dengan cek akan lebih mudah dan cepat
3. Tidak perlu membawa uang dalam jumlah besar untuk pembayaran
transaksi
4. Kemudahan malakukan transaksi jual belinya menggunakan cek bilyet
giro
5. Rahasia dan keamanan nasabah terjamin
Untuk menarik minat masyarakat agar menyimpan uang dalam
bentuk simpanan giro maka bank akan memberikan suatu imbalan pada
nasabah (girant) yang berupa jasa giro (bunga) yang besarnya cukup
menarik dan dihitung berdasarkan perhitungan saldo terendah setiap bulan
2.3. Jasa
Dalam penelitian ini terdapat indikasi bahwa faktor jasa yang
ditawarkan oleh pihak perbankan memegang peranan penting dalam
mempengaruhi variabel terikat. Yang tidak kalah pentingnya dengan produk
barang perbankan. Karena nasabah juga mengkonsumsi jasa untuk
mendapatkan kepuasan.
2.3.1. Defenisi Jasa
Produk dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, salah
satunya adalah mengklasifikasikannya berdasarkan pada berwujud
atau tidaknya produk tersebut. Dengan kriteria ini, produk dapat
diklasifikasikan sebagai barang yang tahan lama (durable goods),
barang tidak tahan lama (nondurable goods) dan jasa (service). Akan
tetapi, membedakan antara barang dan jasa sering sukar dilakukan,
misalnya karena pembelian suatu barang sering dilengkapi dengan
jasa-jasa atau sebaliknya., pembellian jasa sering melibatkan
barang-barang.
Menurut Philip Kotler yang dikutip oleh Husein Umar
(2003:3) Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya
bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menhasilkan
kepemilikan sesuatu. Produk jasa bisa berhubungan dengan produk
Menurut William J. Stanton yang dikutip oleh Buchari Alma
(2004:243) jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara
terpisah, tidak berwujud, ditawarkan unmutk memenuhi kebutuhan,
jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud
atau tidak
Valarie A. Zeithaml dan Mary Jo Bitner yang dikutip oleh
Buchari Alma (2004:243) menyatakan bahwa jasa adalah suatu
kegiatan okonomi yang outputnya bukan produk dikonsumsi
bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah
(seperti kepuasan, kenikmatan, hiburan, santai dan sehat) bersifat
tidak berwujud
Jadi pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa jasa adalah
sesuatu yang tidak berwujud yang dapat diperoleh secara terpisah
atau bersamaan dari suatu barang yang dapat memberikan kepuasan
dan tidak berwujud
2.3.2. Karakteristik Jasa
Terdapat delapan aspek mendasar yag membedakan jasa
dengan barang fisik, yang menurut Lovelock yang dikutip oleh
Husein Umar (2003:4), yaitu bahwa:
1. Produk jasa yang dikonsumsi tidak dapat dimiliki oleh
konsumen
3. Dalam proses produksi jasa, konsumen memiliki peran yang
lebih besar untuk serta pengolahannya dibandingkan dengan
produk barang fisik
4. Orang-orang yang terlibat dalam proses jasa berperan sedikit
banyak dalam pembentukan atau mendesain jasa
5. Dalam hal operasionalisasi masukan dan keluaran, produk jasa
lebih bervariasi
6. Produk jasa tertentu sulit dievaluasi oleh konsumen
7. Jasa tidak dapat disimpan
8. Faktor waktu dalam proses jasa dan komunikasi jasa relatif
lebih diperhatikan
2.4. Pemasaran
Selama ini pengertian pemasaran oleh berbagai pihak dan organisasi
sering disalah artikan. Tidak sedikit yang beranggapan dan menyebutkan
pemasaran sama dengan promosi, atau periklanan dan penjualan. Sehingga
kegiatan pemasaran terbatas dalam ketiga kegiatan tersebut. Sesungguhnya
pemasaran itu sendiri jauh dari defenisi tersebut.
2.4.1. Defenisi pemasaran
Menurut Kotler dalam kutipan Kasmir (2004:61) pemasaran
adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu
sama lain.
Menurut Lamb, Hair dan Mcdaniel (2005:6) Pemasaran
merupakan suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep,
harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa unutk
memnciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu
dan organisasi
Menurut Teguh Budiarto dan Fandy Ciptono (2002:1)
pemasaran merupakan proses yang bertujuan untuk memuaskan
kebutuhan dan keiginan konsumen. Sebagai revenue generating
process, pemasaran berkaitan erat dengan aktivitas produksi yang
bersifat cost generating process dalam rangka menciptakan nilai
bagi pelanggan dan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba
Menurut Yazid (2003:13) pemasaran adalah penghubung
antara organisasi dengan konsumennya. Pera penghubung ini akan
berhasil bila semua upaya pemasaran diorientasikan kepada pasar
Menurut Alma (2000:1) pamasaran adalah sesuatu yang
didalamnya tercakup berbagai kegiatan seperti membeli, menjual,
dengan segala macam cara, mengangkut barang, menyimpan,
mensortir dan sebagainya.
Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi
Pemasaran semakin penting dengan meningkatnya pengetahuan
masyarakat
Bagi dunia perbankan yang merupakan badan usaha yang
berorientasi profit, kegiatan pemasaran sudah merupakan suatu
kebutuhan utama dan sudah merupakan suatu keharusan untuk
dijalankan. Karena juga akan menentukan seberapa besar minat
konsumen untuk menggunakan produk barang atau jasa yang
ditawarkan oleh pihak bank
2.4.2. Pemasaran bank
Pengertian pemasaran bagi setiap perusahaan tidak ada
perbedaan. Hanya yang menjadi masalah adalah penerapan
pemasaran untuk setiap jenis perusahaan memiliki karakteristik
tersendiri. Secara umum, pengertian pemasaran bank itu sendiri
adalah :
Suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk dan
jasa bank yang ditujukan memenuhi kebutuhan dan keinginan
nasabah.(Kasmir,2004:63)
Dari pengertian diatas terdapat beberapa hal yang perlu untuk
diperhatikan yaitu:
Produk bank adalah jasa yang ditawarkan kepada nasabah
untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, digunakan atau
Permintaan, suatu keinginan manusia yang didukung oleh
daya beli. Pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh sesuatu
barang yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan
sesuatu sebagai pengganti. Pasar adalah himpunan nasabah atas
suatu produk, baik barang maupun jasa bank
2.4.3. Tujuan pemasaran bank
Segala bentuk usaha pemasaran yang dilakukan oleh bank
didasarkan pada tujuan tertentu, antara lain :
a. Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain
memudahkan dan merangsang konsumsi, sehingga dapat
menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank
secara berulang-ulang
b. Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai
pelayanan yang diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan
menjadi ujung tombak pemasaran selanjutnya, karena kepuasan
ini akan ditularkan kepada nasabah lain melalui ceritanya
(getuk tular)
c. Memaksimumkan pillihan (rgam produk) dalam arti bank
menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah
d. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai
kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang
efisien.
Kepuasan pelanggan dalam dunia perbankan harus diartika secara
menyeluruh, jangan dipotong-potong. Artinya, nasabah akan
merasa sangat puas bila komponen kepuasan tersebut dapat
dipenuhi secara lengkap dengan kualitas jasa yang maksimal
2.5. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen mendasari individu tersebut dalam mengambil
keputusan. Baik itu dalam hal pembelian dan penggunaan barang dan jasa.
Istilah perilaku erat hubungannya dengan obyek yang studinya diarahkan
pada parmasalahan manusia. Dalam bidang studi pemasaran, konsep
perilaku konsumen secara terus menerus dikembangkan dengan berbagai
pendekatan. Menurut J. Setiadi Nugroho (2003:3) perilaku konsumen
adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
Berdasarkan kutipan Husein Umar (2003:11), beberapa defenisi
lain mengenai perilaku konsumen adalah sebagai berikut :
Menurut Jhon C. Mowen dan Michael Minor mendefenisikan
units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan
pembuangan barang , jasa, pengalaman serta ide-ide.
David L. Louden dan Albert J. Della Bitta mendefinisikan perilaku
konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan dan aktivitas
individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh,
menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa
Sementara itu, Nessim Hann dan Richard Wozniak menyatakan,
perilaku konsumen merupakan suatu bagian dari aktivitas-aktivits
kehidupan manusia, termasuk segala sesuatu yang teringat olehnya akan
barang atau jasa yang dapat diupayakan sehingga ia akhirnya menjadi
konsumen
Perilaku konsumen adalah dinamis, itu berarti bahwa perilaku
seorang konsumen, grup konsumen, ataupun masyakat luas selalu
berubah-ubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi
terhadap studi perilaku konsumen demikian pula dengan pengembangan
starategi pemasaran dalam hal studi perilaku konsumen, salah satu
implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya
terbatas untuk jangka waktu tertentu, produk dan individu atau grup
masyarakat tertentu. Dari defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
perilaku konsumen adalah studi tentang baagaimana individu mengambil
keputusan untuk membelanjakan dagangan mereka baik berupa uang,
tenaga dan waktu kedalam proses konsumsi. Yang termasuk dalam studi
membeli, bagaimana cara membelinya, dan seberapa sering pembelian
tersebut dilakukan. Dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
konsumen dalam menetukan pilihan. Dalam hal ini dengan hubungannya
dengan keputusan menggunakan produk dan jasa perbankan
Dibawah ini adalah faktor-faktor yang merupakan pembentuk perilaku
konsumen (Carles W. Lamb Jr. Dkk,2001:201)
1. Faktor-faktor kebudayaan (cultural)
Faktor yang mempengaruh perilaku konsumen dalam mengambil
keputusan sangat didasari oleh faktor budaya. Faktor budaya dapat
berpengaruh paling luas dan paling dalam, melebihi perilaku
konsumen secara pribadi dalam mengambil keputusan.
a. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari
keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya
bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya
dipelajari. Budaya merupakan karakter penting dari suatu sosial
yang membedakannya dari kelompok kultur yang lainnya. elemen
yang mendasari adalah nilai, bahasa, mitos, adat, ritual dan hukum
yang mempertajam perilaku konsumen, atas kultur, sebainya
benda-benda yang dimiliki, atau produk-produk tertentu. Budaya
atau kultur adalah sesuatu yang fungsional, dinamis dan harus
b. Sub-Budaya
Setiap kebudayaan terdiri dari Sub-budaya yang lebih kecil, yang
memberikan identitas dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para
anggotanya. Pembagian sub-budaya itu sendiri terbagi atas dasar
karakteristik demografi, negara geografis, nasional dan latar
belakang etnik, keyakinan politik dan keyakinan agama. Suatu
sub-budaya adalah suatu kelompok homogen atas sejumlah orang yang
membagi elemen dari keseluruhan budaya seperti
elemen-elemen budaya yang unik dalam kelompok mereka. Dengan
sub-budaya, sikap seseorang, nilai dan keputusan membeli menjadi
lebih dikenali dibandingkan dengan mereka yang berada pada
budaya yang lebih luas. Perbedaan sub-budaya mungkin
menghasilkan variasi pertimbangan dengan suatu budaya dalam
apa, bagaimana, kapan dan dimana seseorang membeli produk dan
jasa
c. Kelas sosial
Kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan
bertahan lama dalam suatu masyarakat yang tersusun secara
heirarki dan keanggotannya mempunyai nilai, minat dan perilaku
serupa. Sekelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan
secara dekat persamaan didalam status atau penghargaan
komunitas yang secara terus menerus bersosialisasi diantara
membagikan norma-norma perilakunya. Biasanya membagi
masyarakat dalam tiga kelas yaitu : kelas atas, kelas menengah dan
kelas bawah
2. Faktor-faktor Sosial
Kebanyakan konsumen lebih suka mencari pendapat (opini) orang lain
untuk mengurangi usaha pencarian dan evaluasi atau ketidak pastian,
terutama ketika resiko yang dperkirakan atas keputusan meningkat.
Para konsumen juga mencari pendapat orang lain sebagai panduan atas
produk dan jasa baru, produk-produk dengan atribut—atribut yang
berkaitan dengan citra (image), atau karena informasi atriut kurang
bahkan tidak informatif. Secara khusus, konsumen berinteraksi sosial
dengan kelompok yang memberikan pengaruh, pemimpin opini, dan
anggota keluarga untuk memperoleh informasi atas produk dan
persetujuan keputusan
a. Kelompok referensi
Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap
sikap atau perilaku seseorang. Kelompok referensi dapat
dikategorikan sangat laus, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kelompok referensi langsung adalah kelompok yang
keanggotannya saling bertemu dan terjadi kontak kehidupan secara
langsung. Mereka melakukan interaksi secara teratur, informal,
teman kantor. Atau melakukan interaksi yang kurang konsiten dan
lebih bersifat formal. Kelompok-kelompok seperti klub, organisasi
profesional dan kelompok keagamaan. Kelompok referensi juga
ada yang tidak langsung, dimana dikala seseorang ingin
bergabunga dalam suatu komunitas maka dia sepakat dengan
norma-norma yang berlaku dalam kelompok tersebut. Atau pada
saat kita membuat untuk tidak bergabung dalam suatu komunitas,
dimana kita akan menjaga jarak dengan mereka, dengan tidak
mengkonsumsi barang dan jasa yang mengkin menjadi ikon atau
item wajib kelompok tersebut.
b. Keluarga
Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan
pembeli. Yang pertama adalah keluarga orientasi, yang merupakan
orang tua seseorang dan yang kedua adalah keluarga prokreasi,
yaitu pasangan hidup dan anak-anak. Sebuah keluarga merupakan
organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu
masyarakat dan telah diteliti secara intensif. Dalam keluarga
terdapat kepala keluarga yang berperan sebagai pemimpin opini,
yang mempengaruhi orang-orang yang terdapat dalam keluarganya.
Pemimpin opini seringkali merupakan orang pertama yang
mencoba produk-produk dan jasa-jasa baru, atau merupakan
tempat konsultasi dan penentu keputusan bagi seluruh kelarganya
kepala keluarga memberikan prbedaan dalam mengambil
keputusan dalam menggunakan produk yang ditawarka kepada
mereka. Baik itu mengenai jumlah, waktu atau alternatif lain dalam
penggunaannya. Saat ini anak-anak dapat menjadi petimbangan
yang berpengaruh sangat besar terhadap perilaku seseorang dalam
menentukan sebuah keputusan.
c. Peran dan status
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama
hidupnya keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap
kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Peran
dan status akan memberikan pandangan seberapa penting
keputusan yang harus dia ambil. Jika orang ini berperan sebagai
pemimpin opini maka seputusannya dalam berperilaku baik itu
dalam konsumsi maupun dalam hal lainnya, akan berpengaruh
besar terhadap halayak ramai.
3. Faktor-faktor pribadi
Keputusan seseorang untuk membeli juga dipengaruhi oleh
karakteritik pribadi yang unik dari mesing-masing individu, seperti
jenis kelamin, umur dan tahapan dalam siklus hidup, kepribadian dan
konsep dari, dan gaya hidup. Karakteristik individu umumnya stabil
selama dalam siklus hidup seseorang. Misalnya, kebanyakan orang
tidak suka merubah jenis kelamin, dan tinddakannya merubah
selama satu periode kehidupan. Pada kasus usia dan tahapan siklus
hidup, perubahan-peerubahan ini terjadi seara berangsur-angsur
sepanjang waktu
a. Umur dan tahapan dalam siklus hidup
Umur dan tahapan siklus hidup keluarga atas seseoantg konsumen
dapat mempunyai pangaruh terhadap perilaku konsumen. Berapa
usia seorang konsumen biasanya menunjukkan produk apa yang
menarik baginya untuk dibeli. Ini ditunjukkan dengan perbedan
selera ditiap tahap siklus hidup baik itu masa kecil, remaja, dewasa,
dan berusia lanjut.
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup
keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasikan
tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang
dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu
pada saat mereka menjalani hidupnya
b. Pekerjaan
Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok
pekerja yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan
jasa tertentu. Pekerjaan tertentu dan prestige yang diperoleh dari
pekerjaan tersebut akan berpengaruh terhadap pola pengambilan
keputusan seseorang. Pekerjaan juga menentukan perilaku
konsumen dalam membeli dan menggunakan produk, biasanya
Pekerjaan juga berdampak pada pembatasan penggunaan beberapa
produk yang dapat menurunkan produktivitas kerjanya.
c. Keadaan ekonomi
Yang dimaksud keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari
pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan harta,
kemampuan unutk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan
lawan menabung. Hukum ekonomi berbunyi, semakin besar
pendapatan maka makin besar pengeluaran. Maka tingkat
pendapatan seseorang akan memberikan pengaruh terhadap
perilaku seseorang dalam menggunakan pendapata tersebut.
d. Gaya hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang
diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya
hidup menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang
berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan
sesuatu diballik kelas sosial seseorang. Karena gaya hidup
diidentifikasikan melalui aktivitas seseorang, minat, dan pendapat
seseorang. Gaya hidup melalui Psikografis sebagai teknik analisis
dapat digunakan untuk menguji gaya hidup dan mengelompokkan
konsumen tadi.
e. Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari
yang relatif konsisten. Merupakan suatu keonsep yang luas dan
dapat diartikan sebagai suatu cara mengumpulkan dan
mengelompokkan kekonsistenan organisasi dn reaksi khas individu
terhadap situasi yang sedang terjadi. Dengan demikian kepribadian
adalah menggabungakan antara tatanan psikologis dan pengaruh
lingkungan.
Konsep diri atau persepsi diri, adalah bagaimana konsumen
mempersepsikan diri mereka sendiri. Perilaku konsumen sebagian
besar tergantung pada konsep diri. Karena konsumen ingin
menjaga identitas mereka sebagai individu dengan karakternya
masing-masing.
4. Faktor-faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis sangat mempengaruhi perilaku konsumen
dalam membuat keputusan. Hal ini faktor tersebut digunakan
konsumen dalam berinteraksi. Yang juga merupakan alat bagi
konsumen untuk mengenali perasaan mereka, mengumpulkan dan
menganalisis informasi, merumuskan pikiran dan pendapat dalam
mengambil tindakan
a. Motivasi
Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari
suatu keadaan fisiologis tertentu. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan
lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan
dapat menganalisa faktor-faktor utama yang mempengaruhi para
konsumen dalam membeli atau tidak membeli suatu produk.
Dalam membeli konsumen didasari pada tujuan untuk memenuhi
kebutuhan. Tujuan-tujuan ini menjadi motif dorongan yang kuat
ketika kita membutuhkan sesuatu. Kebutuhan manusia yang paling
tinggi adalah aktualisasi diri. Hal ini berhubungan dengan
bagaimana memenuhi diri sendiri dan ekspresi diri, mencapai
tingkat kehidupan dimana orang merasakan apa yang harus dia
miliki. Motivasi dapat timbul dari berbagai hal, mulai dari barang
tertentu, prestasi, orang lain ataupun cinta dan impian
b. Persepsi
Persepsi diidentifikasikan sebagai proses dimana seseorang
memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi
untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.
Dunia saat ini penuh dengan rangsangan. Suatu stimulasi adalah
sebuah unit input yang merangsangsatu atau lebih dari llima panca
indera. Sedang, proses dimana kita memilih, mengatur dan
menginterprestasikan rangsangan tersebut kedalam bambaran yang
memberi makna dan melekat disebut persepsi. Singkatnya persepsi
adalah cara kita memandang dunia disekitar kita serta bagaimana
kita dapat mengetahui bahwa kita membutuhkan bantuan dalam
c. Proses belajar
Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang
yang timbul dari pengalaman. Hampir semua perilaku konsumen
merupakan hasil pembelajaran, yang merupakan proses penciptaan
perubahan perilaku melalui pengalaman dan latihan. Sangatlah
tidak mungkin untuk mengamati secara langsung, tetapi kita dapat
menyimpulkan bahwa hal itu muncul dari tindakan seseorang.
Proses pembeajaran terbagi atas, eksperiental yaitu pengalaman
mengubah perilaku anda. Dan, pembelajaran konseptual, yaitu
yang tidak dipelajari melalui pengalaman langsung. Tiap tiap
proses pembelajaran akan memberikan porsi masing-masing dalam
menentukan kebutuhan dan bagaimana keputusan yang paling tepat
untuk memenuhinya.
d. Kepercayaan dan sikap
Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriktif yang memiliki
seseorang terhadap sesuatu. Kepercayaan atau keyakinan adalh
suatu pola diorganisasi melalui pengetahuan yang kemudian
dipegang oleh seorang individu sebagai suatu kebenaran dalam
hidupnya. Keyakinan ini mungkin berdasarkan pada pengetahuan,
kebenaran, atau berita dan referensi dari mulut ke mulut. Para
konsumen cenderung untuk mengembangkan serangkaian
keyakinan mengenai ciri-ciri dari suatu produk dan sebagainya.
memberikan respon secara konsisten terhadap suatu obyek yang
diberikan, seperti halnya suatu merk, atau obyek penilaian lainnya
yang menjadi penentu keputusan konsumen dalam berperilaku .
sikap tergantung pada sistem nilai dari seseorang individu yang
mewakili stasndar pribadi tentang baik dan buruk, benar dan salah,
dan seterusnya. Oleh karena itu, sikap cenderung lebih tahan lama
dan kompleks dibandingka dengan kepercayaan
2.6. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Proses pengambilan keputusan pembelian yang spesifik terdiri dari
urutan kejadian tertentu. Tugas pemasar adalah memahami perilaku
pembeli pada tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang belerja dalam
tahap-tahap tersebut. Pendirian orang lainh, faktor situasi tidak di antisipasi, dan
resiko yang dirasakan dapat mempengaruhi keputusan pembelian,
demikian pula tingkat kepuasan pasca pembelian konsumen dan tingkat
pasca pembelian di pihak perusahaan. Pelanggan yang tidak puas akan
menghentikan pembelian produk yang bersangkutan dan kemungkinan
akan menyebarkan berita tersebut pada teman-teman mereka. Karena itu
perusahaan harus berusaha memastikan kepuasan konsumen pada semua
tingkat dalam proses pembelian
Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diiuraikan sebagai berikut(Ujang
a. Pengenalan masalah
Proses pembelian diawali saat pembeli menyadari adanya masalah
kebutuhan. Pembeli menyadari terdapt p[erbedaa antara kondisi
sesungguhnya dengan kondisi yag diinginkannya. Kebutuhan ini dapat
disebabkan oleh rangsangan internal dari kebutuhan normal seseorang
seperti rasa lapar, dahaga, meningkat suatu tingkat tertentu dan
berubah menjadi dorongan
b. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang mulai minatnya akan terdorong untuk
mencari informasi lebih banyak. Kita dapat membedakan dua tingkat
yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja
yang disebut perhatian yang meningkat. Secara umum konsumen
menerima informasi teerbanyak dari suatu produk dari sumber
komersial yaitu sumbeer yang didominasi oleh pemasar. Pada sisi lain,
informasi yang palling efektif justru berasal dari sumbeer-sumber
pribadi. Setiap sumberinformasi melaksanakan suatu fungsi yang agak
berbeda dalam mempengaruhi keputusan membeli. Informasi
komeersial umumnya melaksanakan fungsi memberitahukan,
sedangkan sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi dan
evaluasi
c. Evaluasi alternatif
Bagaimana konsumen memproses informasi tentang pamilihan merek
yang sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen atau
bahkan oleh satu konsumen pada seluruh situasi pembelian.
Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat
konitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk
penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada petimbangan
yang sadar dan rasional.
d. Keputusan membeli
Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap
merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga
membentuk tujuan membeli untuk merek yang palling disukai.
Walaupun demikian, dua faktor dapat mempengaruhi tujuan membeli
dan keputusan membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain,
sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pililhan
seseorang akn tergantung pada dua hal (1) intensitas sikap negatif
orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen. Dan (2)
motivasi konsumen uhntuk menuruti keinginan orang lain tersebuut.
Smakin tinggi intensitas sikap negatif orang lain akan semakin dekat
hubungan orang tersebut dengna konsumen, maka semakin besar
kemungkinan keonsumen akan menyesuaikan tujuan pembelian.
e. Perilaku pasca pembelian
Sesudah paembelian terhadap suatu produk yang dilakukkan,
konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau
tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yag akn menarik
minat pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu
produk dobeli, tetapi akan terus berlanjut hingga periode setelah
pembelian
f. Kepuasan pasca pembelian
Setelah membeli suatu produk, seoang konsumen mungkin mendeteksi
adahnya suatu cacat. Beberapa pembeli tidak menginginkan produk
cacat tersebut, yang lain akan bersifat netral dan bebeerapa bahkan
mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai
dari produk
g. Tindakan-tindakan sesudah pembelian
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan
mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas,
maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk
membeli produk itu lagi. Sedangkan konsumen yang tidak merasa
puas, akan mengambil satu atau dua tindakan. Mereka mungkin akan
mengurangi ketidakcocokannya dengan meninggalkan atau
mengembalikan produk tersebut, atau mereka mungkin berusaha
mengurangi ketidakcocokannya dengan mencari informasi yang
mungkin menginformasikan produk tersebut sebagai bernilai tinggi
atau mengurangi informasi dengan menginformasikan produk tersebut
2.7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Nasabah
Dibawah ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat preferensi
masyarakat terhadap penggunaan produk bank Konvensional. Antara lain
2.7.1. Pendapatan Masyarakat 2.7.1.1. Pengertian Pendapatan.
Faktor utama bagi setiap orang untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya adalah pendapatan, dengan demikian seorang dituntut
untuk lebih dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh dengan
harapan dapat dipenuhi. Adapun pengertian pendapatan itu sendiri
adalah penghasilan seseorang yang diperoleh dalam jangka waktu
tertentu. Menurut Rosyidi (2002:100) pendapatan adalah upah,
gaji, bunga, sewa, laba, dan bunga yang diterima oleh anggota
masyarakat sebagai balas jasa dari faktor-faktor produksi
Sedangkan defenisi pendapatan menurut ahli ekonomi
Boediono (1990:170) pendapatan atau income dari warga
masyarakat adalah hasil penjualan dari faktor-faktor produksi
untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang
berlaku di pasar produksi
Hal ini sesuai dengan teorema yang dinyatakan oleh
Sukirno (2002:105) sebagai berikut:
Y = c + s
Y = f(s)
C = Consumption (konsumsi)
S = Saving (tabungan)
Dari rumus tersebut diatas menjelaskan bahwa pendaatan
yang tinggi akan membuat kecenderungan dimasyarakat untuk
menabung tinggi
Dengan demikian pendapatan merupakan faktor penting
bagi setiap orang dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Semakin tinggi pendapatan yang diperoleh seseorang maka
akan semakin banyak pula kebutuhan sehari-hari yang dapat
terpenuhi. Oleh karena itu setiap masyarakat akan berusaha untuk
meningkatkan pendapatannnya. Dengan arti kata bahwa
pendapatan masyarakat akan naik apabila terdapat penawaran yang
tinggi terhadap faktor-faktor produksi yang ditawarkan.
2.7.1.2. Pengertian Pendapatan Perkapita
Dengan adanya pendapatan perkapita sering suatu negara
berharap pembangunan ekonomi yang terus berkembang dari tahun
ke tahun, sebab dengan adanya pendapatan perkapita suatu negara
dapat membandingkan tingkat kesejahteraan masayarakat, serta
dapat membandingkan laju perkembangan ekonomi yang telah
dicapai oleh negara dari masa ke masa
1. Pendapatan perkapita merupakan pendapatan rata-rata tiap jiwa
total produksi barang dan jasa yang dihasilkan penduduk dalam
suatu wilayah tertenut dalam satu tahun (Boediono:1990:72)
2. Pendapatan perkapita adalah nilai semua barang dan jasa tiap
tahun dihasilkan oleh bangsa yang bersangkutan dan diukur
menurut harga pasar (Rosyidi:2002:98)
3. Pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata tiap jiwa
dalam suatu wilayah yang diperoleh dengan membagi jumlah
penduduk wilayah tersebut pada tahun yang bersangkutan
(Sukirno,2002:19)
Jadi dapat disimpulkan dari uraian diatas bahwa rata-rata
pendapatan penduduk yang menyangkut semua penduduk, baik
anak-anak meupun dewasa. Maka apabila jumlah penduduk suatu
negara selalu bertambah melebihi kenaikan pendapatan nasional
maka pendapatan perkapita negara tersebut rendah. Demikian
sebaliknya, apabila jumlah penduduk suatu negara lebih kecil
daripada pendapatan nasional, maka pendapatan perkapitanya
menjadi tinggi
Dengan adanya pendapatan perkapita maka dapat diketahui
bahwa makin tinggi pendapatan perkapita satu negara, maka makin
kecil peranan sektor industri dalam menyediakan kesempatan
pekerjaan, akan tetapi sebaliknya sektor industri maki penting
Lebih jelasnya pengertian pendapatan perkapita adalah
pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada waktu tertentu.
Nilainya diperoleh dari membagi nilai pendapatan nasional bruto
atau pendapatan domestik pada suatu negara pada suatu tahun
tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut
Dalam menghitung pendapatan perkapita ada dua macam
perhitungan dapat dilakukan yaitu berdasarkan kepada :
a. Harga yang berlaku
Perhitungan menurut harga yang berlaku penting untuk
memberikan gambaran mengenai kemampuan rata-rata dari
penduduk negara itu untuk membeli barang-barang. Data ini
juga penting sebagai bahan perbandingan dalam menunjukkna
perbedaan tingkat kemakmuran di suatu negara dengan negara
lain
b. Harga tetap
Pendapatan perkapita menurut harga tetap perlu dihitung untuk
menunjukkan perkembangan tingkat kemakmuran suatu negara
Pengertian lain tentang pendapatan perkapita adalah
pendapatan rata-rata tiap jiwa dalam suatu wilayah yang diperoleh
dengan membagi jumlah total produk dan jasa yang dihasilkan
penduduk dalam wilayah tertentu dalam satu tahun dengan jumlah
2.7.2. Tingkat Suku Bunga
Secara historis suku bunga hampir setua peradaban manusia. Hal
ini diungkapkan oleh Kidwel, DS, Peterson, RL dan Blackwell, DW
(1993:133-134) yang menyatakan bahwa ribuan tahun yang lalu orang
telah meminjamkan barang kepada orang lain dan kadang-kadang mereka
telah meminta semacam kompensasi atas jasa yang diberikan. Kompensasi
tersebut disebut sewa, yakni harga dari meminjam harta milik orang laion.
Miller, RL dan Vanhoose, DD (1993:137) menyatakan bahwa bunga
adalah sejumlah dana, dinilai dalam uang, yang diterima si peminjam
(kreditur) sedangkan suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah
pinjaman. Uang sering dipinjamkan karena memilliki daya beli.
Sedangkan menurut kamus perbankan, suku bunga merupakan tingkat
bunga yang dinyatakan dalam persen dalam jangka waktu tertentu
(perbulan atau pertahun) menurut teori klasik tabungan adalah fungsi
tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga, makin tinggi pula keinginan
masyarakat unutk menabung artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi
masyarakat akan terdorong unutk mengorbankan/ mengurangi pengeluaran
untuk konsumsi guna menambah tabungan
Seorang pakar, Edmister, RO (1986:75-76) mengemukakan tiga
istilah yang berkaitan dengan suku bunga, yaitu :”
1. Stated rate adalah tingkat bunga satu periode dikalikan jumlah pokok
pinjaman untuk menghitung beban bunga. Mendasarkan tingkat bugna
2. Annual percenatage rate adalah tingkat bunga disetahunkan dengan
menyesuaikan stated rate untuk jumlah periode pertahun dan jumlah
pokok yang benar-benar dipinjam. Menyesuaikan jangka waktu
kontrak untuk menghitung ekiuvalen tingkat bunga.
3. Yield dalah tingkat bunga yang ekiuvalen dengan satu kontrak
keuangan yang memenuhi tiga syarat : (1) jumlah selurahnya yang
benar-benar dipinjam (dipinjamkan), (2) pada awal tahun, (3)
kemudian dibayar kembali pada akhir tahun beserta bunga. Membuat
penyesuaian yang diperlukan untuk menghitug tingkat bunga
ekiuvalen dengan satu standar yang ditentukan secara jelas.
2.7.2.1 Fungsi Tingkat Bunga Dalam Perekonomian
Tingkat bunga mempunyai beberapa fungsi atau peran penting
dalam perekonomian, yaitu :
1. Membantu mengalirnya tabungan berjalan ke arah investasi guna
mendukung pertumbuhan perekonomian
2. Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya
memberikan dana kredit kepada proyek investasi yang menjanjikan
hasil tertinggi
3. Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan akan
uang dari suatu negara
4. Merupakan alat penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui