• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III POTRET SITUASI KESEHATAN

3.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

3.2.9 Perilaku Merokok

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang menjadi kebutuhan dasar derajat kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah

“tidak ada anggota keluarga yang merokok”. Asap rokok baik sengaja

ataupun tidak sengaja menghirupnya, berarti juga menghirup lebih dari 4.000 macam racun. Banyak penyakit yang ditimbulkan dari kebiasaan merokok. Kebiasaan merokok tidak hanya merugikan perokok tetapi juga lingkungan sekamirnya (Proverawati, 2012). Unsur-unsur yang terkandung dalam rokok antaralain: tar, nikotin,

benzopyrin, metal-kloride, aseton, amonia, dan karbonmonoksida. Tar

mengandung ratusan zat kimiawi yang kebanyakan bersifat

karsinogenik (pemicu kanker). Nikotin merangsang pelepasan catecholamine yang bisa meningkatkan denyut jantung. CO

merupakan 1-5% dari asap rokok (Bustan, 2007).

Merokok merupakan salah satu masalah yang belum dapat diatasi hingga saat ini. Kebiasaan merokok sudah melanda berbagai kalangan masyarakat baik anak-anak, sampai orang tua, laki-laki maupun perempuan. Umur pertama kali mencoba merokok adalah pada usia 15-19 tahunmenunjukkan persentase mencapai 43,3%. Untuk kelompok umur 10-14 tahunsebesar 17,5%, kelompok umur

20-85 24 tahunsebesar 14,16%, dan umur 5-9 tahun sebesar 1,7% (Kemenkes RI, 2011). Kondisi ini menunjukkan rata-rata penduduk Indonesia yang telah menghirup rokok terjadi pada usia muda. Hal ini juga didukung dengan mudahnya akses penduduk Indonesia untuk mendapatkan rokok.

Kabiasaan merokok kini sudah meluas hampir di semua kelompok masyarakat di Indonesia dan cenderung meningkat, terutama di kalangan anak dan remaja. Karena itulah, masalah rokok menjadi sangat serius, mengingat merokok dapat menimbulkan resiko timbulnya penyakit dan gangguan kesehatan seperti penyakit tidak menular, baik perokok itu sendiri maupun orang lain yang berada disekamirnya yang tidak merokok (perokok pasif) (Irianto, 2014).

Hasil pengamatan peneliti menunjukkan mayoritas kaum laki-laki masyarakat di Tugu baik muda maupun tua terbiasa merokok. Kebiasaan merokok dilakukan perokok dimanapun dan kapanpun. Kebiasaan merokok tidak hanya dilakukan oleh kaum laki-laki bahkan kaum perempuan dan anak-anak pun merokok meskipun sebagian kecil saja. Berdasarkan informan pak “Rk”, 46 tahun mengatakan bahwa merokok merupakan kebiasaannya sejak kecil, anak-anak SD-SMP pun sudah mencoba rokok walaupun dengan sembunyi-sembunyi. Pak “Rk” menuturkan jika sehari saja tidak merokok dia akan merasa pusing dan lemas sehingga membuat malas untuk beraktivitas (ke kebun misalnya). Hal senada juga disampaikan oleh Pak “Wk”, 37 tahun terkait kebiasaannya merokok.

“Aduuh….sehari bisa sebungkus habis, kalo punya duit 3 bungkus juga habis. Kalo nggak ngerokok sehari aja bisa pusing, geleng-geleng kepala ini. Kalo liat di tipi-tipi, merokok kan bisa bikin sakit, kalo ini mah nggak ngerokok malah tambah sakit, hehehe.”

Kebiasaan merokok pada perempuan di Desa Tugu, bukan merupakan kebiasaan yang harus dilakukan oleh perempuan kebanyakan. Hal tersebut muncul dari keinginan sendiri atau sudah

86

menjadi kebiasaan yang dilakukan sejak masih muda. Berdasarkan informan pak “Sr”, ibunya dulu adalah perokok berat, merokok sejak masih muda, tubuhnya juga kurusakibat kebiasaannya merokok dan kemudian ibu dari pak “Sr” mengalami sakit yang membuatnyatidak dapat melakukan aktivitas. Kemudian ibu pak “Sr” melakukan pengobatan sampai ke kota dan dokter mengharuskan untuk menghentikankebiasaannya merokok. Himbauan dari dokter dilakukan ibu pak “Sr”, sekarang beliau sudah sembuh dan sehat.

Gambar 3.12

Kebiasaan Merokok masyarakat Tugu Sumber: Dokumentasi Tim Peneliti

Hal tersebut dikuatkan oleh A’ “My”, 21 tahun salah seorang pemuda di Tugu, dia mengatakan pemuda-pemuda desa sudah terbiasa merokok. Hal tersebut dilakukan ketika berkumpul dengan teman sebayanya pada saat malam minggu nongkrong bareng.Menurut mereka jika tidak merokok belum bisa dikatakan sebagai laki-laki. Kebiasaan merokok di Desa Tugu tidak hanya dilakukan oleh orang-orang dewasa bahkan anak-anak sudah mulai mencoba merokok. Anak-anak usia 13 sudah mulai mencoba, sebagaimana disampaikan oleh informan “Ms” 19 tahun.

“kalo nggak salah kenal rokok sejak SMP kira-kira 13-14 tahun, nyoba-nyoba sama temen. Tapi ngerokok dibelakang orangtua, dulu pernah nyimpen

87 rokok dibawah kasur ditemuin sama ibu ditanyain saya jawab aja rokok temen hehehe, pernah juga waktu dijalan lagi asik ngerokok ada pak guru lewat baru rokok dihisap belum juga dikeluarin asapnya dari mulut, rokok kan langsung dibuang. Trus ditanyain sama gurunya, mau dijawab gimana nggak dijawab tambah gimana yaa akhirnya ketauan asapnya keluar dari mulut dah deh di jewer langsung di bawa ke ruangan guru. Rokok bagi saya mah udah kaya istri kemana kemana cuman rokok yang nemenin, lagi nglamun cuman rokok yang ngertiin.”

Di kemasan rokok sudah tertulis dengan jelas “merokok adalah mati”, tetapi hal tersebut tidak menyurutkan minat masyarakat untuk merokok. Bahaya rokok terhadap kesehatan tubuh telah banyak diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan resiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti, penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan kecacatan pada janin. Penelitian baru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-smoke, yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada disekamir perokok. Komponen racun yang terkandung di dalam rokok adalah di dalam asap rokok dan partikel dalam rokok. Asap rokok mengandung gas karbon monoksida, amoniak, asam hidroksianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Sedangkan partikal yang menyusun rokok antara lain adalah tar, nikotin, indol, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan memicu terjadinya kanker (Karsinogen).

Dokumen terkait