BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.2 Rekomendasi
1. Kemitraan bidan-dukun harus selalu berjalan beriringan, meskipun tidak sedikit yang masih memilih paraji sebagai penolong persalinan, ketika bidan dan dukun berada bersama saat persalinan, bidan harus berupaya selalu memegang peran utama dalam persalinan. Bidan dapat berbagi tugas lain kepada paraji untuk pemasangan kenit, memandikan bayi dan mengubur ari-ari.
2. Mendayagunakan sumber daya manusia terutama kokolotdi Desa Tugusebagaiagen kesehatan untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat pentingnya menggunakan fasilitas kesehatan untuk menangani persalinan ibu.
3. Menguatkan fungsi sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan kesehatan masyarakat seperti akses jalan dan poskesdes.
130
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Foster. 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
As-sayyid, A. B. 2006. Pola Makan Rasulullah Makan Sehat Berkualitas
Menurut Al-Qur’an dan As Sunnah. Al Mahira: Jakarta
Bustan . M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit tTidak Menular Cetak 2. Rineka Cipta. Jakarta
Dinkes Kabupaten Pandeglang. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten
Pandeglang Tahun 2014. Pandeglang: Dinas Kesehatan
Kabupaten Pandeglang.
Fahmi Arma. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Memilih Penolong Persalinan Di Nagari Sungai Buluh Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Usang Kabupaten Padang Pariaman tahun 2007. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
September 2008-Maret 2009, Vol.3, No.1.
Geertz, Hildred. 1983. Keluarga Jawa. Jakarta: Penerbit Grafiti Pers. Indiarti. M.T. 2015.Panduan Terbaik A-Z Kehamilan, Persalinan, dan
Perawatan Bayi. Indoliterasi: Yogyakarta.
Irianto, Koes. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular
Panduan Klinis. Alfabeta: Bandung
Kemenkes RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. 2014. Profil kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta
Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi 1. Jakarta: Rineka Cipta.
Koentjaraningrat. 1985. Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta: GRAMEDIA.
131 Kristanti, H. 2013. Mencegah Dan Mengobati 11 Penyakit Kronis. Citra
Pustaka: Yogyakarta.
Muyosaro, Puspitarani. 2012. Terapi Air Putih. Jakarta Timur: Dunia Sehat.
Noor, N. N. 2008. Epidemiologi Edisi Revisi. Rineka Cipta: Jakarta. Noor. N. N. 2006. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. PT. Asdi
Mahasatya: Jakarta
Proverawati. A dan Eni. R. 2012. Perilaku Hidup Bersih danSehat
(PHBS). Mulia Medika: Jogyakarta.
Puskesmas Cimanggu. 2015. Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan
Cimanggu Tahun 2014. Cimanggu: Puskesmas Kecamatan
Cimanggu.
Rina Anggorodi. Dukun Bayi dalam Persalinan oleh Masyarakat Indonesia. Makar, Kesehatan, Vol.13. No.1, Juni 2009:9-14. Riskesdas. 2010. Analisis Kematian Ibu di Indonesia Tahun 2011.
Jakarta.
Siti, N dan Dewi P. Perilaku Pertolongan Persalinan Oleh Dukun Bayi di Kabupaten Kaarawang 2011. Prosiding Seminar Nasional
Kesehatan. Jurusan Kesehatan Masyarakat FKIK UNSOED. Purwokerto: 31 Maret 2012.
Soemirat. Juli. 2010. Epidemiologi Lingkungan Edisi Dua. University Gajah Mada:Jogyakarta.
Yusup, N. A. Hubungan Sanitasi Rumah secara Fisik dengan Kejadian ISPA pada Balita. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.1, No.2,
Januari 2005.
Yuwono, T. A. 2008. Faktor-Faktor Lingkungan Fisik Rumah yang
132
di Wilayah Kerja Puskesmas Kawunganten Kabupaten Cilacap
133
INDEKS
A
ASI Ekslusif : 80B
Bantahan : 6, 108, 112, 142 Banten : 2, 6, 10, 11, 25, 112 Bidan : 6, 7, 8, 19, 36, 37, 43, 44, 59, 64, 65, 68, 70, 72, 75, 76, 77, 78, 79, 81, 97, 99, 106, 109, 116, 117, 118, 122, 131, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138, 140, 141, 142C
Cuci Tangan Pakai Sabun : 81
D
Diare : 4, 5, 71, 79, 82, 83, 99, 101, 102H
Hipertensi : 3, 5, 90, 104, 105, 106, 107I
ISPA : 5, 82, 83, 100, 101J
Jamban : 83, 84, 85, 102 Jurig : 21, 36, 37, 112, 115K
Kehamilan : 2, 3, 63, 64, 65, 66, 96, 108, 109, 110, 111 Kekerabatan : 31, 32, 33 Kenit : 28, 29, 60, 73, 74, 112, 115, 118, 141, 142 Kepercayaan : 1, 24, 25, 26, 28, 29, 31, 76, 112, 130, 137, 138, 141Kesehatan Ibu dan Anak : 2, 6, 7, 61, 78, 140, 141 Kesuburan : 66 Khitan : 26, 34, 140 Kirai : 21, 22, 23 Kolot : 26, 27, 28, 37, 39, 57, 67, 108, 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 133, 136, 137, 140, 142 Kopi : 26, 42, 43, 47, 50
M
Marhaba : 57, 58 Menikah Muda : 36 Menstruasi : 34, 61 Menyusui : 44, 70, 71, 72, 80, 81, 100 Merokok : 5, 23, 42, 92, 93, 94, 95, 96, 101N
Nifas : 2, 3, 6, 66, 68, 69, 108, 120, 121, 122, 123, 124, 141P
Paraji : 59, 65, 67, 72, 73, 74, 76, 77, 108, 109, 110, 111, 113, 114, 115, 116,134 117, 118, 119, 122, 123, 124, 126, 128, 130, 131, 132, 134, 135, 137, 138, 139, 140, 141, 142 Pendidikan : 36, 61, 77, 82 Pengetahuan : 1, 9, 20, 36, 40, 43, 44, 58, 61, 71, 108, 110 Pengobatan : 6, 36, 37, 38, 40, 43, 44, 45, 76, 94, 103, 104, 107, 134, 138, 139, 140 Penyakit Menular : 4, 99
Penyakit Tidak Menular : 4, 93, 103, 104
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat : 4, 75, 78, 91, 92 Pernikahan : 26, 33, 34, 35, 36, 65 Persalinan : 2, 59, 60, 66, 67, 68, 72, 75, 76, 77, 108, 109, 110, 111, 114, 115, 116, 117, 118, 120, 121, 130, 131, 133, 136, 137, 141, 142 Poskesdes : 19, 43, 44, 45, 63, 76, 99, 140, 142 Posyandu : 2, 19, 43, 44, 46, 63, 64, 71, 76, 78, 79, 81, 109, 141
R
Rumput Fatimah : 60, 67, 68, 118, 119S
Sampah : 97, 98, 99 Slametan : 26, 27, 28, 29, 47, 111, 140T
Tenaga Kesehatan : 2, 6, 36, 37, 40, 44, 72, 75, 76, 77, 137, 140135
GLOSARIUM
Ais : selendang milik ibu yang digunakan untuk membuat kenit untuk bayi.
Babari : cepat dalam proses persalinan/kelancaran
dalam proses persalinan tidak terhalang kendala. Banga’ : sulit/susah di sembuhkan. Penyakit
Bala : kesialan
Bikang : sebutan untuk perempuan
Bisa nyatu : dalam bahasa Sunda adalah bisa makan,
sehingga bisa nyatu diartikan bahwa dimanapun
nama yang memiliki makna ini akan memperoleh jalan rejeki yang lancar oleh Tuhan
Boga : punya/memiliki/kepemilikan
Budak : anak
Caigedhe : sungai/mata air
Dangdeur : daun singkong
Pasihkeun : diberikan/diserahkan
EncisAcis : uang
Gedog : urut atau pijat yang dilakukan paraji terhadap ibu hamil
Gelo’ : penyakit gila
Gering : sakit
Jalu : sebutan untuk laki-laki
Jurig : hantu dalam bahasa Sunda
Kekere : makna nama yang dihindari oleh masyarakat karena dianggap akan mudah sakit.
Kenit : kenit merupakan jimat yang dipakai oleh ibu hamil, bayi dan balita serta masyarakat desa Tugu
yang di percayauntuk melindungi diri dari gangguan makhluk halus/roh-roh jahat.
136
Kolot/Kokolot : orangtua
Koneng : sebutan untuk kunyit
Liliuran : Saudara yang berada dekat dan jauh serta para tetangga akan membantu untuk mempersiapkan hajat. Bentukbantuan yang diberikan dapat berupa materi ataupun tenaga.Bantuan materi yang diberikan adalah beras, kayu bakar atau pisang
Matuh : kesembuhan setelah proses pengobatan
Muriang : sakit demam
Ngabeulit : menjerat/mengikat/ngelilit Ngajuru : melahirkan/bersalin
Nyeuri hulu : sakit kepala
Panca : makna dalam penamaan kepada anak yang
dianggap paling baik karena banyak memiliki kelebihan dan akan selalu diberi keselamatan.
Paraji : dukun yang membantu proses persalinan yang dipercaya memiliki kekuatan supranatural untuk
menangkal gangguan dari makhluk halus.
Pereh mata : air putih yang berisi bakaran batok kelapa.Pereh
mata ini akan diteteskan ke mata bayi, dengan
tujuan agar penglihatan bayi baik, matanya bagus, bening dan sehat.
Reneh : hamil
Ririwit : badan kurus tetapi tidak sakit
Rompok : rumah panggung
Rosul taun : pesta panen yang dilakukan setiap setahun sekali untuk mensyukuri rejeki yang diberikan Tuhan.
Sambel Pepeh : sambel khusus untuk ibu nifas sebagai lauk
selama 40 hari. Sambal tersebut terbuat dari kunyit, kunci, jahe, daun songom, ditambah dengan terasi bakar
137
Sangsuri : pijat atau urut yang dilakukan paraji ketika usia kehamilan mendekati persalinan untuk mengatur posisi bayi untuk mempermudah bayi keluar.
Seren Taun : bungkusan seren taun yang terdiri dari kemenyan, kapur dan panglai diatas pintu utama rumah mereka.Ketika ada anggota keluarga yang sakit keras atau terkena musibah maka bungkusan ini akan digunakan sebagai obat.
Susukan : sungai kecil yang biasa digunakan untuk
BAB masyarakat setempat. Tangkil : mlinjo
Tilu peuting : ritual yang paraji lakukan untuk memandikan Bayi yang baru lahir selama tiga hari berturut-turut