• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

3. Perilaku Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP

Tabel 4.9

Memanfaatkan OPAC Untuk Mencari Koleksi

Memanfaatkan OPAC untuk mencari koleksi Frekwensi %

Selalu 12 23,5

Sering 15 29,4

Kadang-kadang 19 37,3

Tidak pernah 5 9,8

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.9 responden yang menjawab memanfaatkan OPAC untuk mencari koleksi yaitu sebagian kecil (23,5%) selalu memanfaatkan OPAC, hampir setengahnya (29,4%) sering memanfaatkan OPAC, hampir setangahnya (37,3%) kadang-kadang memanfaatkan OPAC, dan sebagian kecil (9,8%) tidak pernah memanfaatkan OPAC.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa umumnya para responden kadang-kadang dalam memanfaatkan OPAC untuk mencari koleksi.

Tabel 4.10

Cara yang Biasa Dilakukan dalam Menemukan Koleksi

Cara menemukan koleksi Frekwensi %

Langsung mencari ke rak koleksi 17 33,3

Memanfaatkan OPAC kemudian

mencari ke rak koleksi 30 58,8

Bertanya kepada pustakawan/petugas 4 7,9

Lainnya 0 0

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.10 terungkap cara yang biasa dilakukan pemustaka dalam menemukan koleksi, hampir setengahnya (33,3%) responden yang menjawab langsung mencari ke rak koleksi, setengahnya (58,8%) yang menjawab memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak koleksi, sebagian kecil (7,9%) yang menjawab bertanya kepada pustakawan/petugas, dan tidak ada satupun (0%) yang menjawab lainnya.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa umumnya para responden dalam menemukan koleksi adalah memanfaatkan OPAC, kemudian disusul dengan langsung ke rak koleksi dan bertanya kepada pustakawan/petugas.

Tabel 4.11

Perbandingan Menemukan Koleksi Melalui OPAC dengan Langsung ke Rak

Menemukan koleksi melalui

OPAC lebih mudah Frekwensi %

Setuju 42 82,3

Tidak Setuju 1 2

Sangat tidak setuju 1 2

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.11 terungkap bahwa menemukan koleksi melalui OPAC lebih mudah dibanding dengan langsung ke rak. Sebagian kecil (13,7%) responden menjawab sangat setuju, hampir seluruhnya (82,3%) setuju, sebagian kecil (2%) tidak setuju, dan sebagian kecil (2%) sangat tidak setuju.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta setuju bahwa menemukan koleksi melalui OPAC lebih mudah dibanding dengan langsung ke rak.

Tabel 4.12

Cara Paling Efektif dan Efisien dalam Menemukan Koleksi Cara paling efektif dan efisien dalam

menemukan koleksi Frekwensi %

Memanfaatkan OPAC kemudian mencari

ke rak koleksi 34 66,7

Langsung mencari ke rak koleksi 13 25,5

Bertanya kepada petugas perpustakaan 4 7,8

Bertanya kepada teman 0 0

Lainnya 0 0

Berdasarkan tabel 4.12 cara paling efektif dan efisien dalam menemukan koleksi yaitu sebagian besar (66,7%) responden menjawab memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak koleksi, sebagian kecil (25,5%) menjawab langsung mencari ke rak koleksi, sebagian kecil (7,8%) menjawab bertanya kepada petugas perpustakaan, tidak ada satupun (0%) menjawab bertanya kepada teman, dan tidak ada satupun (0%) menjawab lainnya.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta berpendapat cara paling efektif dan efisien dalam menemukan koleksi adalah memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak koleksi.

Tabel 4.13

Koleksi yang Dicari di OPAC

Koleksi yang dicari Frekwensi %

Buku 51 100 Authority tag 0 0 Bahan kartografi 0 0 Berkas computer 0 0 Manuskrip 0 0 Rekaman suara 0 0

Rekaman video dan film 0 0

Serial 0 0

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.13 terungkap bahwa koleksi yang dicari di OPAC adalah seluruhnya (100%) responden menjawab buku.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa OPAC Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta seluruhnya dimanfaatkan untuk mencari buku.

Tabel 4.14

Kata Kunci yang Digunakan dalam Mencari Koleksi di OPAC

B e

r

Berdasarkan tabel 4.14 kata kunci yang digunakan pemustaka dalam mencari koleksi di OPAC yang menjawab melalui judul adalah setengahnya (53,7%) melalui judul, sebagian kecil (4,2%) melalui nomor panggil dan penerbit, sebagian kecil (16,8%) melalui pengarang, sebagian kecil (9,5%) melalui sembarang, dan sebagian kecil (11,6%) melalui subyek.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta lebih banyak mencari melalui judul dibanding dengan melalui nomor panggil, penerbit, pengarang, sembarang, dan subyek.

Tabel 4.15

Pemanfaatan OPAC Melalui Pencarian Sederhana Pemanfaatan pencarian sederhana Frekwensi %

Selalu 12 23,5

Kata kunci yang digunakan Frekwensi %

Judul 51 53,7 Nomor panggil 4 4,2 Penerbit 4 4,2 Pengarang 16 16,8 Sembarang 9 9,5 Subyek 11 11,6 Jumlah 95 100

Sering 16 31,4

Kadang-kadang 20 39,2

Tidak pernah 3 5,9

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.15 tentang pemanfaatan OPAC melalui pencarian sederhana, sebagian kecil (23,5%) responden menjawab selalu

memanfaatkan, hampir setengahnya (31,4%) menjawab sering

memanfaatkan, hampir setengahnya (39,2%) menjawab kadang-kadang memanfaatkan, dan sebagian kecil (5,9%) menjawab tidak pernah memanfaatkan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hampir setengahnya pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta kadang-kadang memanfaatkan OPAC melalui pencarian sederhana.

Tabel 4.16

Pemanfaatan OPAC Melalui Pencarian Kombinasi Pemanfaatan pencarian kombinasi Frekwensi %

Selalu 1 2

Sering 2 3,9

Kadang-kadang 11 21,6

Tidak pernah 37 72,5

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.16 tentang pemanfaatan pencarian kombinasi, sebagian kecil (2%) selalu memanfaatkan, sebagian kecil (3,9%) sering memanfaatkan, sebagian kecil (21,6%) kadang-kadang memanfaatkan, dan sebagian besar (72,5%) tidak pernah memanfaatkan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta tidak pernah memanfaatkan OPAC melalui pencarian kombinasi.

Tabel 4.17

Pemanfaatan OPAC Melalui Pencarian Tajuk

B

d

Berdasarkan tabel 4.17 tentang pemanfaatan pencarian tajuk, tidak ada satupun (0%) responden yang menjawab selalu memanfaatkannya, sebagian kecil (5,9%) sering memanfaatkan, sebagian kecil (19,6%) kadang-kadang memanfaatkan, dan sebagian besar (74,5%) tidak pernah memanfaatkan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta tidak pernah memanfaatkan OPAC melalui pencarian tajuk.

Tabel 4.18

Penemuan Koleksi di OPAC

Penemuan koleksi di OPAC Frekwensi %

Selalu 3 5,9

Sering 13 25,5

Kadang-kadang 30 58,8

Tidak pernah 5 9,8

Jumlah 51 100

Pemanfaatan pencarian tajuk Frekwensi %

Selalu 0 0

Sering 3 5,9

Kadang-kadang 10 19,6

Tidak pernah 38 74,5

Berdasarkan tabel 4.18 tentang penemuan koleksi di OPAC, sebagian kecil (5,9%) responden menjawab selalu menemukan koleksi di OPAC, sebagian kecil (25,5%) menjawab sering, sebagian besar (58,8%) menjawab kadang-kadang, dan sebagian kecil (9,8%) menjawab tidak pernah.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa para responden kadang-kadang menemukan koleksi yang ada di OPAC.

Tabel 4.19

Perilaku Pemustaka Ketika Gagal Menemukan Koleksi di OPAC Perilaku pemustaka ketika gagal

menemukan koleksi di OPAC Frekwensi %

Mencoba lagi di OPAC dengan

menggunakan pilihan lain 10 19,6

Langsung mencari ke rak koleksi 19 37,3

Bertanya kepada petugas perpustakaan 18 35,3

Pindah ke perpustakaan lain 0 0

Tidak mencobanya lagi 4 7,8

Lainnya 0 0

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.19 tentang perilaku pemustaka ketika gagal menemukan koleksi di OPAC, sebagian kecil (19,6%) responden menjawab mencoba lagi di OPAC dengan menggunakan pilihan lain, hampir setengahnya (37,3%) menjawab langsung mencari ke rak koleksi, hampir setengahnya (35,3%) menjawab bertanya kepada petugas

perpustakaan, tidak ada satupun (0%) menjawab pindah ke perpustakaan lain, sebagian kecil (7,8%) menjawab tidak mencobanya lagi, dan tidak ada satupun (0%) yang menjawab lainnya.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa langsung mencari ke rak koleksi adalah perilaku pemustaka yang paling banyak dilakukan ketika gagal menemukan koleksi di OPAC.

Tabel 4.20

Perilaku Pemustaka Ketika Tempat OPAC Penuh Perilaku pemustaka ketika

tempat OPAC penuh Frekwensi %

Menunggu antrian didekat

komputer OPAC 14 27,5

Langsung mencari ke rak koleksi 20 39,2

Bertanya kepada petugas

perpustakaan 17 33,3

Lainnya 0 0

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.20 tentang perilaku pemustaka ketika tempat OPAC penuh, hampir setengahnya (27,5%) responden menjawab menunggu antrian didekat komputer OPAC, hampir setengahnya (39,2%) menjawab langsung mencari ke rak koleksi, hampir setengahnya (33,3%) menjawab bertanya kepada petugas perpustakaan, dan tidak ada satupun (0%) yang menjawab lainnya.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa langsung mencari ke rak koleksi juga merupakan perilaku pemustaka yang paling banyak dilakukan ketika tempat OPAC penuh.

Tabel 4.21

Kendala Memanfaatkan OPAC

Kendala memanfaatkan OPAC Frekwensi %

Tidak bisa memanfaatkan fasilitas penelusuran (misalnya pencarian sederhana, kombinasi, dan tajuk)

7 8,3

Terlalu banyak hasil pencarian sehingga membutuhkan banyak waktu

4 4,8

Hasil pencarian yang tidak relevan

dengan permintaan (Query) 8 9,5

Sulit menentukan kata kunci yang

benar-benar sesuai 10 11,9

Jumlah komputer OPAC yang tidak

memadai 43 51,2

Lainnya:

Informasi status koleksi di OPAC

tidak sama dengan yang ada di rak. 12 14,3

Jumlah 84 100

Berdasarkan tabel 4.21 tentang kendala memanfaatkan OPAC, sebagian kecil (8,3%) responden menjawab karena tidak bisa memanfaatkan fasilitas penelusuran (misalnya pencarian sederhana, kombinasi, dan tajuk), sebagian kecil (4,8%) menjawab karena terlalu banyak hasil pencarian sehingga membutuhkan banyak waktu, sebagian kecil (9,5%) menjawab karena hasil pencarian yang tidak relevan dengan

permintaan (Query), sebagian kecil (11,9%) menjawab karena sulit menentukan kata kunci yang benar-benar sesuai, setengahnya (51,2%) menjawab karena jumlah komputer OPAC yang tidak memadai, dan sebagian kecil (14,3%) menjawab lainnya yaitu informasi di OPAC tidak sama dengan yang ada di rak.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hampir setengahnya kendala pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta dalam memanfaatkan OPAC yaitu karena jumlah komputer OPAC yang tidak memadai.

Dokumen terkait