BAB II TINJAUAN LITERATUR
D. Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis INDOMARC (SIP
Setelah teknologi komputer digital lahir, perpustakaan pun
menerapkan library automation system atau sistem otomatisasi
perpustakaan.48 Sistem otomatisasi perpustakaan (library automation
system) adalah seperangkat aplikasi komputer untuk kegiatan di perpustakaan yang terutama bercirikan penggunaan pangkalan data ukuran besar, dengan kandungan cantuman tekstual yang dominan, dan dengan fasilitas utama dalam hal menyimpang, menemukan, dan menyajikan informasi.49
47 Taufik Ridwan,”Kajian Pemanfaatan OPAC di Perpustakaan Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon,”(Tesis S2 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2011), h.28.
48
Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z (Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri, 2008), h. 265.
49
Secara lebih spesifik pula, sistem otomatisasi perpustakaan
mengandung sedikitnya empat sub-sistem utama, yaitu katalog online,
sub-sistem sirkulasi untuk mengelola transaksi peminjaman, sub-sistem serial untuk mengelola koleksi yang berseri (jurnal, majalah, suratkabar,
dan sebagainya).50
Istilah sistem otomatisasi perpustakaan ini popular di tahun 1980an dan mulai surut setelah teknologi PC, jaringan lokal, dan pangkalan data relasional mulai merubah lanskap komputerisasi. Sebagai gantinya muncul integrated library system atau sistem perpustakaan terintegrasi. Sistem ini memperlihatkan kemampuan mengintegrasikan data yang lebih meluas, dan dengan demikian memungkinkan manajemen informasi yang lebih
komprehensif.51
Akibat perluasan dan integrasi antara sistem yang digunakan di perpustakaan dengan sistem-sistem lainnya, baik di lingkungan lembaga induk perpustakaan itu, maupun di lingkungan yang lebih luas, maka
akhirnya istilah integrated library system juga diperluas menjadi library
information system atau sistem informasi perpustakaan.52
Sistem informasi perpustakaan menurut Gordon B.Darvis yang dikutip oleh Rosita Cahyaningtyas dan Siska Iriyani adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan data
50
Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z, h. 222.
51
Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z, h. 265.
52
harian, penunjang kegiatan dalam penyimpanan data, dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.53
Jika otomatisasi perpustakaan sangat berurusan dengan upaya efisiensi kegiatan operasional, maka sistem informasi perpustakaan dianggap lebih luas dari itu. Termasuk dalam pengembangan sistem informasi perpustakaan adalah pengelolaan hubungan dengan pengguna,
misalnya dalam bentuk kegiatan information literacy. Selain itu, dalam
konteks perpustakaan digital, sistem informasi perpustakaan juga segera dapat dikaitkan dengan infrastruktur yang lebih luas, misalnya dengan cyberstructure.54
2. OPAC dan Format MARC
Menurut Harrod yang dikutip oleh Jonner Hasugian menyatakan bahwa OPAC adalah sistem katalog terautomasi. Katalog itu disimpan
dalam bentuk yang terbaca mesin (machine readable), dapat diakses
secara online oleh pengguna perpustakaan melalui terminal, dan
menggunakan perangkat lunak yang mudah dioperasikan. Pendapat ini mengindikasikan bahwa OPAC dibuat dengan menggunakan format
MARC (Machine Readable Catalogue), yaitu berupa format katalog
dimana data bibliografi disimpan atau dimasukkan ke dalam tengara (tag)
53 Rosita Cahyaningtyas dan Siska Iriyani, “Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan Pada Smp Negeri 3 Tulakan, Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan,”Indonesian Journal on
Networking and Security (IJNS), Vol.4, No.2 ( April 2015), h. 17, dari http://ijns.org/journal/index.php/ijns/article/view/1308/1296
54
yang telah ditentukan. Penyimpanan itu berdampak terhadap proses temu
balik dan pertukaran data bibliografis.55
MARC pertama kali dikembangkan oleh Library of Congress pada tahun 1960 untuk keperluan transfer data yang waktu itu masih dimuat dalam pita magnetic. Walaupun banyak kelemahan teknis, dan praktis hanya dikenal di kalangan pustakawan, namun MARC akhirnya memang satu-satunya standar yang ada untuk mengirim dan menerima data bibliografi melalui jaringan komputer yang dipakai di berbagai negara. Setiap negara mengembangkan sendiri format MARC berdasarkan format
asli dari Library of Congress. 56
Karena keperluan berbagai Negara tidak sama menyangkut data bibliografi MARC dikembangkan di Negara masing-masing namanya sedikit berubah. Misalnya MARC untuk Indonesia dikenal dengan nama INDOMARC, Malaysia MALMARC, Australia AUSMARC, Amerika
Serika USMARC.57
INDOMARC dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional RI untuk kepentingan automasi pengatalogan bahan perpustakaan di Indonesia. Dengan demikian, format INDOMARC juga merupakan implementasi dari International Standard Organization (ISO) 2709 untuk Indonesia, yang berupa sebuah format untuk tukar-menukar informasi bibliografi melalui
pita magnetik (magnetic tape) atau media yang terbacakan mesin (machine
55
Jonner Hasugian, “Katalog Perpustakaan dari Katalog Manual sampai Katalog Online”, artikel diakses pada tanggal 19 Mei 2015 dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1777/1/perpus-jonner4.pdf
56
Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z, h. 161.
57
Sulistyo-Basuki, Materi Pokok Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1996), h. 83.
readable) lainnya. INDOMARC mulai dikembangkan pada tahun 1986 dan telah mengalami empat kali revisi, terbit pertama kali tahun 1991, edisi ke-2 tahun 1994, edisi ke-3 tahun 2006, dan edisi revisi terakhir
tahun 2011.58
Dengan demikian, OPAC adalah bentuk katalog terpasang yang dirancang bangun dengan menggunakan format MARC. Pada 1960-an MARC diperkenalkan, tahun 1970-an sistem pengatalogan terautomasi dikembangkan, dan pada awal tahun 1980-an OPAC diperkenalkan dan
digunakan pada sejumlah perpustakaan tertentu.59
Berdasarkan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa istilah sistem informasi perpustakaan muncul setalah adanya penerapan sistem
otomatisasi perpustakaan (library automation system) dan sistem
perpustakaan terintegrasi (integrated library system). Perpustakaan Umum
Daerah Provinsi DKI Jakarta pada saat ini sudah menerapkan software berupa sistem informasi perpustakaan berbasis INDOMARC yang dikenal dengan SIP MARC.
58Suharyanto, “Indonesian Machine Readable Cataoging (INDOMARC): Sejarah,
Perkembangan, dan penerapannya di Perpustakaan Nasional RI,” artikel diakses pada 19 oktober 2012 dari
http://pusbangkol.pnri.go.id/files/Indonesian%20Machine%20Readable%20Cataloging%20(Indo MARC)%20%20sejarah,%20perkembangan%20dan%20penerapannya%20di%20Perpustakaan%2 0Nasional%20RI.pdf
59 Jonner Hasugian, “Katalog Perpustakaan dari Katalog Manual sampai Katalog Online”, artikel diakses pada tanggal 19 Mei 2015 dari