• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Periode Kerajaan Pajang

Berdirinya Kesultanan Pajang tentunya didasari atas keinginan Jaka Tingkir ingin memiliki kedudukan politik di Demak, di disamping itu juga karena Jaka Tingkir, merupakan keturunan raja Brawijaya dari Majapahit serta menantu Sultan Demak yang menjadikannya ingin meneruskan tahta Kerajaan Majapahit. Walaupun termasuk kerajaan yang besar, Kerajaan Pajang tidak berlangsung panjang, bisa dikatakan awal berdiri kemudian masa kejayaan dan penurunan dari kerajaan pajang hanya berlangsung pada satu Sultan yaitu pada masa Jaka Tingkir. Sedangkan dua pemimpin pemerintahan berikutnya hanya mengurusi masalah internal keluarga saja dalam perebutan kekuasaan.

Berdirinya Kesultanan Pajang tidak ada penjelasan yang menjelaskan angka tahun mengenai awal berdirinya kesultaanan tersebut, namun secara utuh sebagai sebuah Kesultanan Islam di Jawa, di mulai setelah berakhirnya Kesultanan Demak, dengan terbunuhnya Pangeran Prawoto oleh Arya Panangsang pada tahun 1549 M, dan ditandai dengan tewasnya Arya Panangsang berkisar tahun 1558 M, jadi secara utuh menandakan berdirinya Pajang antara tahun 1550 – 1558 M.88

88

1. Raja-raja yang Pernah Memimpin Kerajaan Pajang a. Sultan Hadiwijaya/Jaka Tingkir

Nama semasa kecilnya adalah Mas Karebet, putra Ki Ageng Pengging atau Ki Kebo Kenanga. Dia tumbuh menjadi pemuda yang gemar bertapa, dan dijuluki Jaka Tingkir.89 Jaka Tingkir dalam menjalankan kepemerintahan Pajang kurang lebih selama 30 tahun dari tahun 1558 M tahun terbunuhnya Arya Panangsang sampai 1587 M tahun wafatnya Jaka Tingkir.90

b. Aria Pangiri

Aria pangiri menggantikan mertuanya yaitu Jaka Tingkir setelah meninggal pada tahun 1587, dia sebelumnya merupakan adipati Demak ketika Jaka Tingkir berkuasa. Ketika berkuasa, terjadi konflik perebutan kekuasaan dengan Pangeran Benawa. Aria Pangiri memerintah di Pajang hanya untuk waktu yang singkat. la segera diusir oleh Pangeran Benawa, putra dari Jaka Tingkir yang telah meninggal. Dalam merebut kerajaan Pajang ia bekerja sama dengan Senapati Mataram.91

c. Pangeran Benawa

Benawa merupakan anak dari Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir). Pangeran Benawa berusaha merebut kekuasaan dari Aria Pangiri dengan meminta bantuan dari Senopati penguasa Mataram, yang juga merupakan kaka angkatnya. Berkat bantuan Senopati, akhirnya Pangeran Benawa berhasil merebut kerajaan Pajang dari tangan Aria Pangiri. Atas jasa dari Senopati penguasa Mataram dan menjalankan amanat dari ayahnya, Benawa memberikan hadiah hak atas warisan Ayahnya, namun ditolak dan menyatakan untuk tetap tinggal dan menjadi raja di Mataram, ia hanya meminta pusaka kerajaan seperti gong Kiai Balima, kendali Kiai Macan Guguh, dan benda-benda lainnya yang diberkati.92 Lalu Pangeran Benawa dikukuhkan sebagai raja Pajang namun dibawah perlindungan

89 Olthof, op.cit., h. 48. 90 Khalil, op.cit., h. 65. 91

De Graaf, Kerajaan Islam Pertama Di Jawa, op. cit., h. 285.

92

kerajaan Mataram. Sejak saat itulah kerajaan Pajang menjadi kerajaan boneka Mataram.93

2. Perluasan Wilayah Kerajaan Pajang

Prestasi Jaka Tingkir yang cemerlang dalam ketentaraan kerajan Demak membuat ia diangkat sebagai menantu Sultan Trenggana, dan menjadi bupati Pajang bergelar Hadiwijaya. Wilayah Pajang saat itu meliputi daerah Pengging (sekarang kira-kira mencakup Boyolali dan Klaten), Tingkir (sekitar daerah Salatiga), dan sekitarnya.94 Pada awal berdirinya atau pada tahun 1549, bahwa wilayah Pajang yang terkait eksistensi Demak pada masa sebelumnya, hanya meliputi sebagian Jawa Tengah. Hal ini disebabkan karena negeri-negeri Jawa Timur yang sebelumnya telah dikuasai kerajaan Demak banyak yang melepaskan diri sejak kematian Sultan Trenggana. Daerah yang berhasil direbut oleh Jaka Tingkir yaitu Sidayu, Gresik, Pasuruan, Tuban, Wirasaba, Kediri (1577), Ponorogo, Madiun, Blora (1554), dan Jipang.95 Untuk wilayah Jipang dan Demak, dua daerah ini telah terlebih dahulu mengakui kerajaan Pajang yang dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya.96

Eksistensi kerajaan Pajang mulai menurun semenjak meninggal- nya Sultan Hadiwijaya. Peralihan kekuasaan setelahnya tidak berjalan mulus. Pergolakan terus terjadi, terutama antara Aria Pangiri dan Pangeran Benawa (anak dari Sultan Hadiwijaya). Pergolakan berakhir ketika Pangeran Benawa berhasil menyingkirkan Aria Pangiri dari tahta kerajaan Pajang berkat bantuan Sutawijaya alias Senopati.97 Namun, ini menandai berakhirnya kerajaan Pajang dikarenakan kerajaan Pajang tunduk terhadap Mataram yang dipimpin oleh Senopati. Pajang yang dipimpin Pangeran Benawa akhirnya dijadikan kadipaten kerajaan

93 Khalil, h. 66 94 Id.wikipedia.com 95 Yatim, op.cit., h.213. 96 Poesponegoro, op.cit., h. 55. 97 Abimanyu, op.cit., h. 356.

Mataram Islam.98 Dengan inilah kerajaan pusat Islam di Jawa beralih dari Pajang ke Mataram.

3. Media Perluasan Islam Masa Kerajaan Pajang

Berbagai cara dilakukan dalam perluasan wilayah dan pengaruh ajaran Islam selain dengan cara kekerasan atau peperangan. Berikut cara atau media yang digunakan kerajaan Pajang dalam memperluas pengaruh Islam:

a. Kesenian dan Kesusastraan

Selama pemerintahan Jaka Tingkir, kesusastraan dan kesenian yang sudah maju di Demak dan Jepara lambat laun dikenal di pedalaman Jawa.99

b. Politik dan Perkawinan

Pada tahun 1581 M Hadiwijaya dan para adipati Jawa Timur dipertemukan di Giri Kedaton oleh Sunan Prapen.100 Dalam kesempatan itu, para raja Jawa timur yang hadir seperti raja dari Japan, Wirasaba, Kediri, Surabaya, Pasuruan, Madiun, Sidayu, Lasem, Tuban, dan Pati sepakat mengakui kedaulatan Pajang di atas negeri-negeri Jawa Timur. Sebagai tanda ikatan politik, Panji Wiryakrama dari Surabaya (pemimpin persekutuan adipati Jawa Timur) dinikahkan dengan puteri Hadiwijaya.101Negeri kuat lainnya yaitu Madura juga berhasil ditundukkan Pajang. Pemimpinnya kala itu bernama Raden Pratanu alias Panembahan Lemah Dhuwur juga diambil sebagai menantu oleh Sultan Hadiwijaya.102 98 Poesponegoro, op.cit., h. 56. 99 Kahlil, op.cit., h. 65. 100

Sunan Prapen adalah pemimpin agama islam di Giri. Ia menjadi pemimpin Agama Islam menggantikan Sunan Dalem yang wafat pada tahun 1545. memerintah sekitar tahun 1548-1605. Lihat, H.J De Graff & G. Th Pigeud, Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa; h. 269

101Ibid

., h. 169

102

Berikut adalah hasil pemetaan perluasan wilayah ketika kerajaan Pajang yang tergambar dalam peta tematik dibawah ini:

Gambar 4.4

Peta Perluasan Wilayah Kerajaan Islam di Jawa Periode Kerajaan Pajang

Gambar peta tematik di atas adalah hasil pemetaan perluasan wilayah pada masa kerajaan Pajang. Pada peta tematik ini dibagi dengan tiga tipe simbol yaitu simbol titik, simbol garis dan simbol area. Untuk simbol titik terbagi menjadi dua kategori, yaitu simbol titik berwarna ungu menandakan daerah-daerah penting yang menjadi wilayah kekuasaan dan taklukan pada periode kerajaan Pajang. Sedangkan untuk simbol titik segilima menandakan pusat pemerintahan dari kerajaan Pajang. Untuk simbol yang kedua yaitu simbol anak panah warna merah menandakan arah perluasan wilayah (ekspansi) yang dilakukan pada puncak kejayaan kerajaan Pajang tepatnya pada pemerintahan Sultan Hadiwijaya. Dan simbol yang ketiga adalah simbol area warna hijau yang menandakan cakupan wilayah yang pernah dikuasai oleh kerajaan Pajang. Sementara untuk area berwarna putih adalah wilayah

kekuasaan Banten dan diujung timur Jawa yang tidak berhasil dikuasasi oleh kerajaan Pajang.

Dokumen terkait