• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perjalanan Karir dan Karya-Karya Yang Telah Di Bukukan

BIOGRAFI KALIM AL-SIDDIQUI

C. Perjalanan Karir dan Karya-Karya Yang Telah Di Bukukan

Kalim al- Siddiqui mengambil keputusan untuk berhijrah ke Inggris pada tahun 1954 untuk merambah jurnalisme. Selama 10 tahun, dia bekerja sebagai reporter bagi beberapa surat kabar lokal. Pada tahun 1964, tak lama kemudian pindah ke Slough, dia mula bekerja dengan majalah The Guardian, London. Kalim mula mencipta nama sebagai reporter ketika menjawab jawatan sub-editor dengan majalah The Guardian.27

Pada tahun 1973, Kalim mendirikan Muslim Institute forResearch and Planningberbasis di London, yaitu sebuah gerakan Muslim antarabangsa yang

25

Kalim Siddiqui, Beyond the Muslim Nation-State, (London: Muslim Institute for Research and Planing, 1977).

26

Zainal Adnan, dkk, 50 Tokoh Islam Yang Mengubah Dunia,h. 35. 27

Wikipedia,Kalim Siddiqui, Artikel diiakses pada 24 April 2013 dari, http://en.wikipedia.org/wiki/Kalim_Siddiqui.

terkenal dengan penyelenggaraan seminar28dan selama beberapa tahun pertemuan mingguan di Endsleigh Street dekat Euston menjadi titik fokus untuk diskusi dan perdebatan tentang isu-isu epistemologis dan konseptual dalam berbagai mata pelajaran yang luar biasa. Institute ini juga meluncurkan bahasa Arab sekolah musim panas tahunan di Universitas City, London, selama pertengahan 1970-an bekerja sama dengan University of Riyadh. Kolaborator awal di Institute termasuk Dr. Ghias Siddiqui, Sarwar Rija, Iqbal Asaria, Ziauddin Sardar, Ajmal Ahmed, Dawud Rosser-Owen, Mufti Barkatulla, Dr. Maqsood Siddiqui, Dr. Zafar Bangash, Dr. Zaki Badawi dan Dr. Yaqub Zaki. Selama periode ini Kalim al-Siddiqui bahkan mengembangkan hubungan dengan Shaikh Jamjoum Arab Saudi dan berpartisipasi dalam pertemuan Liga Anti-Komunis Dunia atas suruhannya. Koneksi ini memungkinkan Kalim untuk mencapai kemandirian finansial untuk Institute.29

Sebagai pendiri dan Direktur Institute Muslim, di Bloomsbury, London, ia memainkan peran utama dalam mengembangkan pemahaman politik dan memikirkan gerakan Islam kontemporer, dan dalam globalisasi gerakan setelah Revolusi Islam di Iran. Melalui institute ini, Kalim dan rakan-rakan berusaha membebaskan masyarakat Muslim daripada kerangka sistem pemikiran Barat, terutamanya daripada segi politik. Kalim serta bersama teman-teman yaitu Ismail Kalla dan Dr. Muhammmad Ghayasuddin mempromosi visi institute ini ke serata dunia.30 Di bawah kepimpinan

28

Zainal Adnan, dkk, 50 Tokoh Islam Yang Mengubah Dunia, h.35. 29

Kalim Siddiqui, Beyond the Muslim Nation-State, (London: Muslim Institute for Research and Planing, 1977)

30

Kalim al-Siddiqui Institute Muslim menjadi pusat jaringan global dan referensi serta menyebarkan segala maklumat mengenai perkembangan dunia Islam kini dengan berbagai cara. Di antaranya melalui media massa, internet, penerbitan buku dan majalah, penyelenggaraan konferensi dan seminar, pendidikan dan syarahan serta penyelidikan. Institute didanai oleh ahli anggota dan sumbangan dari Umat Islam di seluruh dunia.31

Kalim al-Siddiqui juga salah seorang editor surat kabar Crecent Internasional yang terbit di Toronto, Kanada. Dia juga menulis berbagai buku, terutama yang berhubungan dengan gerakan revolusioner. Diantara bukunya yang banyak mendapat perhatian dunia pergerakan adalah Issues on Islamic Movements yang berisikan suntingan terhadap makalah-makalah tokoh pergerakan revolusioner dari berbagai penjuri Dunia Islam.32 Kontribusi yang terbesar disignifikan dengan aktivitas bersama masyarakat Muslim di Inggris. Kalim juga bertanggung jawab mendirikan Parlemen Muslim Inggris yang diresmikan pada tanggal 4 Januari1992, ia merupakan simbol pada solidaritas umat Islam.33 Seiring dengan Institute Muslim, Parlemen Muslim adalah salah satu dari dua lembaga utama yang didirikan oleh Kalim al-Siddiqui untuk mengejar visi dan dia juga telah meninggalkan ia sebagai warisan untuk umat Islam.

31

Mohd Saiful Mohd Sahak, Bicara Agama: ICIT Kumpul Intelek Islam Global, Artikel diakses pada 25 September 2013 dari, www.utusan.com.my/utusan/info.asp?2006=Utusan-Malaysia,.01.htm.

32

Kalim Siddiqui, Pergerakan Islam: Sebuah Analisa Pendahuluan, (Jakarta: Minaret, 1988), Cet. Ke-III, h. 16.

33

Pada tahun 1993, Parlemen Muslim mendirikan sebuah badan amal berdaftar, Bait al-Mal al-Islami, untuk membiayai mereka yang menderita kesulitan, skema bantuan bagi siswa yang memiliki latar belakang miskin dan mengelola bagian-bagian dari pekerjaannya yang amal di bawah hukum Inggris. Lembaga ketiga dari jaringan Parlemen Muslim yaitu Otaritas Makanan Halal yang didirikan pada tahun 1994 untuk memantau dan mengatur perdagangan daging halal di Inggris, yang sebelum itu terjadi penipuan. Pada saat yang sama, Parlemen Muslim bekerja untuk membantu umat Islam dan gerakan Islam global di luar negeri dalam perjuangan mereka.34

Kalim al-Siddiqui menulis beberapa buah karya dan artikel sepanjang hidupnya. Buku pertama yaitu, Conflict, Crisis and War in Pakistan, yang diterbitkan pada tahun 1972. Ia adalah hasil permerhatian Kalim semasa Pakistan Timur berpecah menjadi Bangladesh akibat perang saudara35 dan di dalamnya berisi kutukan yang sangat hebat terhadap elit pemimpin Pakistan dan ketundakan total terhadap Barat.36 Kalim al-Siddiqui dalam tulisan-tulisannya selama tahun 1970-an sebagian besar tulisan awalnya bersifat intelektual. Tulisan-tulisan tersebut sering dipresentasikan dalam jargon ilmu politik pada waktu itu, karena tulisan-tulisan itu lebih ditujukan kepada para intelektual Muslim ketimbang masyarakat Muslim biasa.

34

Shia Chat, Bekerja Menuju Transformasi Total Umat, Artikel diakses pada 5 September 2013 dari http://www.shiachat.com/forum/index.php?/topic/.

35

Zainal Adnan, dkk, 50 Tokoh Islam Yang Mengubah Dunia, h. 36. 36

Kalim Siddiqui, Seruan-Seruan Islam: Tanggung jawab Sosial dan Kewajiban Menegakkan Syariat, h. 4.

Selama awal pertengahan 80-an beralih arah yang lebih banyak ditujukan kepada masyarakat Muslim. Akan tetapi pada saat kesamaan, dia sedang merefleksikan peristiwa-peristiwa periode itu dan memahami signifikansi historisnya khusus dalam paper finalnya, Proceses of error, deviation, correction and convergence in Muslim political thought (Proses kesalahan, deviasi, koreksi dan konvergensi dalam pemikiran politik Muslim). Ini seluruhnya merupakan potongan intelektual yang menganalisis perkembangan pemikiran politik Muslim dari masa awal Islam dan menjelaskan situasi kontemporer dalam kacamata ini.37

Bukunya yang kedua, Towards a New Destiny (Menuju Nasib Baru) yang diterbit pada tahun 1973. Buku ini mencakup penolakannya terhadap semua bentuk pengetahuan dan gagasan politik Barat karena beliau berpendapat tidak sesuai dengan umat Islam; penolakannya terhadap nasionalisme; hujatannya terhadap negara-bangsa dan pemerintahan Muslim pasca-kolonial; pemahamannya akan situasi, peran dan masalah-masalah sarjana Muslim yang mendapat didikan Barat dan tradisional; dan perhatiannya akan minoritas Muslim di negara-negara Barat. Kalim al-Siddiqui memanfaatkan konteks konferensi tersebut dengan mengkritik sebagian besar pemikiran politik Muslim kontemporer dan menjelaskan situasi kontemporer yang telah dia kembangkan selama masa kontemplasi dan studi yang telah dilakukan sebelumnya.38

37

Kalim Siddiqui, Proses Kesalahan, Deviasi, Koreksi dan Konvergensi Dalam Pemikiran Plitik Muslim, (London: The Muslim Institute, 1989), h. 347.

38

Kalim Siddiqui, Seruan-Seruan Islam: Tanggung jawab Sosial dan Kewajiban Menegakkan Syariat, h. 9.

Tahun berikutnya, dia menulis tentang Beyond the Muslim Nation-State (Melampaui Negara-bangsa Muslim), di dalamnya mengkritik pendekatan modernis Muslim terhadap pemikiran politik, menolak struktur negara-bangsa karena asing bagi etos Islam dan konsep penyatuan ummah, dan menyeru kepada ilmuan sosial Muslim untuk menciptakan teori politik baru yang lebih berakar kepada tradisi Islam ketimbang Barat.39 Dalam masa bersamaan dia mempresentasikan pemahaman tentang situasi sejarah Islam yang ia meluncurkan karya yang berjudul Prospektus Draft dari Institute Muslim pada tahun 1974.

Semenjak tahun 1978, Kalim al-Siddiqui telah mengamati dan meneliti Revolusi Islam di Iran. Beliau juga banyak menulis dan bercakap tentangnya. Buku ini mengungkapi tentang Revolusi Islam di Iran. Dalam buku Ke Arah Revolusi Islam ini menimbulkan fakta Revolusi Islam di luar apa yang berlaku di Iran. Revolusi Islam adalah fenomena yang tidak dapat dipisahkan dari proses evolusi masyarakat Islam. Kalim al-Siddiqui menyifatkan Revolusi Islam sebagai sebuah proses ilmiah yang bisa berulang. Dia percaya bahawa banyak Revolusi Islam baru sedang berjalan. Kesemua ini adalah bagian dari regenerasi kekuatan Islam.40 Kertas kerja beliau yang bertajuk Proceses of Error, Deviation, Correction and Convergence in Muslim Political Thought pada tahun 1989 dipindah bahasa dan menjadi referensi gerakan

39

Ibid, h. 13. 40

The Reading Group Malaysia, Ke Arah Revolusi Islam, Artikel diakses pada 25 Augustus 2013 dari http://.blogspot.com/2010/09/.html.

Islam sedunia. Media Inggris menggelar ia sebagai “Ayatollah Inggris‟ karena mati-matian mempertahankan Revolusi Iran.41

41

BAB III