• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERJANJIAN/KONTRAK Bagian Pertama

Dalam dokumen PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA (Halaman 114-130)

Perjanjian/Kontrak Pasal 38

38.1. Jenis Kontrak Pengadaan Barang/Jasa

Jenis Kontrak Pengadaan Barang/Jasa dibedakan atas: 38.1.1.Kontrak Berdasarkan Cara Pembayarannya:

1. Lumpsum

Adalah kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa. Sistem kontrak ini lebih tepat digunakan atas Pengadaan Barang/Jasa dengan contoh yang jelas, atau untuk jenis pekerjaan borongan yang perhitungan volumenya untuk masing-masing unsur/jenis pekerjaan sudah dapat diketahui dengan pasti berdasarkan rencana kebutuhan sesuai gambar rencana dan spesifikasi teknisnya. Harga yang mengikat dalam kontrak sistem ini adalah total penawaran harga.

2. Harga Satuan (Unit Price)

Adalah kontrak Pengadaan Barang dan Jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume total pekerjaan masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayaran didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh Penyedia Barang dan Jasa. Harga satuan, pertimbangan untuk memilih dengan cara ini adalah karena untuk keakuratan pengukuran volume pekerjaan yang tinggi diperlukan survey dan penelitian yang sangat mendalam, detail dan sampel yang banyak, waktu yang lama sehingga biaya sangat besar, padahal pengukuran juga lebih mudah dalam pelaksanaan, di pihak lain pekerjaan sangat mendesak dan harus segera dilaksanakan, sehingga untuk pekerjaan yang sifat kondisinya seperti hal tersebut tidak dapat digunakan kontrak dengan sistem Lumpsum. Kontrak bentuk ini memungkinkan pekerjaan tambah/ kurang.

3. Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan

Adalah kontrak yang merupakan gabungan Lumpsum dan harga satuan

dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan. 4. Terima Jadi (turn key)

Adalah kontrak Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh bangunan/konstruksi, peralatan dan jaringan utama maupun penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 109 kriteria kinerja yang telah ditetapkan.Turn key, sistem ini lebih tepat digunakan untuk mengadakan suatu barang yang hanya diperlukan sekali saja, dan tidak mengutamakan kepentingan untuk alih (transfer) teknologi selanjutnya.

5. Kontrak Sewa Beli

Adalah kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang pembayarannya dilakukan selama barang yang dimaksud digunakan, sedangkan kepemilikan barang tetap ada pada Penyedia Barang/Jasa. Pada masa akhir kontrak dan setelah pembayaran seluruhnya dilaksanakan, Penyedia Barang/Jasa menyerahkan barang yang dikontrakkan kepada Pengguna Barang dan Jasa lengkap dengan dokumen yang diperlukan.

6. Kontrak Angsuran (delay payment)

Adalah kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang pembayarannya dilaksanakan secara angsuran selama waktu tertentu setelah Penyedia Barang/Jasa menyerahkan barang yang dikontrakkan kepada Pengguna Barang/Jasa lengkap dengan dokumen yang diperlukan.

7. Kesepakatan Harga Satuan (KHS)

Adalah suatu kesepakatan harga satuan Barang/Jasa tertentu dalam kurun waktu dan spesifikasi tertentu. Selanjutnya harga satuan yang disepakati dapat ditindak lanjuti menjadi kontrak yang prosesnya mengikuti Keputusan ini.

a. Tujuan KHS adalah untuk memperoleh Barang/Jasa secara cepat, tepat waktu, mengurangi stock barang di gudang perusahaan, dan mendapatkan harga satuan yang kompetitif. KHS dapat juga diberlakukan untuk jasa, dalam hal jasa tersebut sifatnya pekerjaannya rutin dan dapat distandarkan.

b. Harga satuan Barang/Jasa dikompetisikan dengan mengikuti proses Pelelangan atau pemilihan langsung.

c. Pemenang pengadaan adalah Calon Penyedia Barang/Jasa yang menawarkan harga satuan terendah dan hasilnya dituangkan dalam bentuk KHS yang memuat kesepakatan harga satuan antara Pengguna Barang/Jasa dan Penyedia Barang/Jasa.

d. KHS berlaku untuk 1 (satu) Tahun.

e. Pelaksanaan kontrak yang rinci antara Pengguna Barang/Jasa dan Penyedia Barang/Jasa dilaksanakan setelah adanya pesanan barang dari Pengguna Barang/Jasa ke Penyedia Barang/Jasa.

f. Kriteria KHS

1) Kebutuhan Barang/Jasa diperlukan tepat waktu ( just-in-time-purchasing);

2) Kebutuhan Barang/Jasa bersifat rutin;

3) Volume kebutuhan barang/jasa sifatnya perkiraan; dan 4) Spesifikasi Teknik barang/jasa standard dan tertentu. g. Proses KHS

1) Proses KHS mengacu kepada tahapan Pengadaan yaitu dapat melalui Pelelangan atau Pemilihan langsung melalui penawaran harga.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 110 Setelah dilakukan evaluasi, sebagai Calon pemenangnya adalah penawar terendah;

2) Pengadaan dilaksanakan untuk mendapatkan harga satuan jasa dan/atau harga satuan barang/material sampai ke lokasi-lokasi yang dituju (termasuk biaya asuransi pengiriman barang) dan ditentukan dalam batas waktu tertentu;

3) BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP melakukan penilaian kualifikasi terhadap para Penyedia Barang/Jasa, yang meliputi: a) Kemampuan Penyedia Barang/Jasa dalam produksi/suplai barang; b) Kemampuan waktu pengiriman barang/material;

c) Kemampuan transportasi barang/material.

4) Dalam hal volume kebutuhan barang/material melebihi batas kemampuan penyedia barang/material dari penawar terendah, maka

pengguna barang/material dapat menetapkan penyedia

barang/material lebih dari satu penyedia barang/material dengan mengacu kepada harga hasil negosiasi penawar terendah.

5) Kontrak rinci mengenai pelaksanaan pekerjaan dibuat dan dilaksanakan setelah terbit purchasing order dari Pengguna Barang dan Jasa. Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sebelum dilaksanakan penandatanganan kontrak.

38.1.2.Kontrak Berdasarkan Tahun Anggaran.

1. Kontrak Tahun Tunggal (Single Year Contract)

Merupakan Kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya mengikat dana Anggaran (RKAP) selama masa 1 (satu) Tahun Anggaran.

2. Kontrak Tahun Jamak (Multiyears Contract)

Merupakan Kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya untuk masa lebih dari 1(satu) tahun anggaran atas beban anggaran (RKAP).

38.2. Dokumen Kontrak

Dokumen Kontrak harus diinterpretasikan dalam urutan kekuatan hukum, yang terdiri dari:

38.2.1. Perjanjian/Kontrak;

38.2.2. Kesepakatan Diskusi Kontrak (Contract Discussion Agreement) 38.2.3. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;

38.2.4. Surat Penawaran;

38.2.5. Addendum Dokumen Pengadaan (bila ada); 38.2.6. Syarat-syarat Khusus Kontrak;

38.2.7. Syarat-syarat Umum Kontrak; 38.2.8. Spesifikasi teknis;

38.2.9. Gambar-gambar;

38.2.10. Daftar kuantitas dan harga;

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 111 38.3. Penyusunan Kontrak

Suatu Kontrak terdiri dari: 38.3.1.Surat Perjanjian

Kerangka Surat Perjanjian Kerja (SPK/Kontrak) Pengadaan Barang/Jasa terdiri dari:

1. Pembukaan (Komparisi)

Pembukaan adalah bagian dari surat perjanjian yang meliputi: a. Judul Kontrak

1) Menjelaskan tentang judul dari kontrak yang akan ditandatangani; 2) Menjelaskan jenis pekerjaan (pekerjaan jasa konstruksi, pengadaan

barang, jasa lainnya, dan jasa konsultansi). b. Nomor Kontrak

1) Menjelaskan nomor kontrak yang akan ditandatangani;

2) Dalam hal kontrak berupa perubahan kontrak maka nomor kontrak harus berurut sesuai dengan berapa kali mengalami perubahan. c. Tanggal Kontrak

Menjelaskan hari, tanggal, bulan, dan tahun kontrak ditandatangani oleh para pihak.

d. Kalimat Pembuka

Merupakan kalimat pembuka dalam kontrak yang menjelaskan bahwa para pihak pada hari, tanggal, bulan, dan tahun mereka membuat dan menandatangani kontrak.

e. Penandatanganan Kontrak

Kontrak ditandatangani setelah ada penunjukan Penyedia Barang dan Jasa.

f. Para Pihak Dalam Kontrak

1) Menjelaskan identitas dari para pihak yang menandatangani kontrak. Identitas para pihak meliputi: nama, jabatan, dan alamat serta kedudukan para pihak dalam kontrak tersebut, apakah sebagai pihak pertama atau pihak kedua;

2) Para pihak dalam kontrak terdiri dari dua pihak yaitu: a) Pihak pertama adalah pihak Pengguna Barang dan Jasa;

b) Pihak kedua adalah pihak Penyedia Barang dan Jasa yang telah ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan;

c) Menjelaskan bahwa pihak-pihak tersebut bertindak untuk dan atas nama siapa dan dasar ia bertindak;

d) Penjelasan mengenai identitas para pihak harus jelas dan terinci dan menerangkan hal yang sebenarnya;

e) Apabila pihak kedua dalam kontrak merupakan suatu konsorsium, kerjasama, joint venture, dan bentuk kerjasama lainnya, maka harus dijelaskan nama bentuk kerjasamanya, siapa saja anggotanya, dan siapa yang memimpin dan mewakili kerjasama tersebut.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 112 2. Isi Kontrak

Isi kontrak terdiri dari:

a. Pernyataan bahwa para pihak telah sepakat atau setuju untuk mengadakan kontrak mengenai obyek yang dikontrakkan sesuai dengan jenis pekerjaannya;

b. Pernyataan bahwa para pihak telah menyetujui besarnya harga kontrak. Harga kontrak harus ditulis dengan angka dan huruf, serta rincian sumber pembiayaannya;

c. Pernyataan bahwa ungkapan-ungkapan dalam perjanjian harus mempunyai arti dan makna yang sama seperti yang tercantum dalam kontrak;

d. Pernyataan bahwa kontrak yang dibuat ini meliputi beberapa dokumen dan merupakan satu kesatuan yang disebut kontrak;

e. Pernyataan bahwa apabila terjadi pertentangan antara ketentuan yang ada dalam dokumen-dokumen perjanjian/kontrak maka yang dipakai adalah dokumen urutannya lebih dulu;

f. Pernyataan mengenai persetujuan para pihak untuk melaksanakan kewajiban masing-masing, yaitu pihak pertama membayar harga kontrak dan pihak kedua melaksanakan pekerjaan yang diperjanjikan dalam kontrak;

g. Pernyataan mengenai jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, yaitu kapan dimulai dan diakhirinya pekerjaan tersebut;

h. Pernyataan mengenai efektifnya kontrak. 3. Penutup

Penutup adalah bagian surat perjanjian yang memuat:

a. Pernyataan bahwa para pihak dalam perjanjian ini telah menyetujui untuk melaksanakan perjanjian sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia pada hari dan tanggal penandatanganan perjanjian tersebut;

b. Tanda tangan para pihak dalam surat perjanjian dengan dibubuhi materai.

38.3.2.Syarat-Syarat Umum Kontrak

Syarat-syarat umum kontrak antara lain meliputi: 1. Ketentuan Umum

Ketentuan-ketentuan umum ini berlaku untuk semua jenis kontrak. Ketentuan-ketentuan pokok yang dapat diterapkan pada semua jenis kontrak adalah:

a. Definisi

Definisi adalah uraian atau pengertian mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam kontrak. Istilah-istilah tersebut dijelaskan dan diberi arti atau tafsiran sehingga isi kontrak mudah dipahami oleh setiap orang yang membacanya dan tidak ditafsirkan atau diartikan lain.

b. Penerapan

Penerapan adalah ketentuan bahwa syarat-syarat umum dalam kontrak ini diterapkan secara luas tetapi tidak boleh melanggar ketentuan-ketentuan yang ada dalam kontrak.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 113 c. Asal Barang/Jasa

Asal Barang/Jasa adalah ketentuan mengenai penjelasan dari negara mana asal Barang/Jasa yang menjadi obyek perjanjian dalam kontrak. Asal Barang adalah tempat barang diperoleh, antara lain tempat barang ditambang, tumbuh, atau diproduksi. Dalam ketentuan ini juga harus dirinci komponen dalam negeri dan komponen impornya. Asal Barang harus dibedakan dengan negara penjual. Penjelasan dan rincian komponen dalam negeri dan impor dijelaskan pada syarat-syarat khusus kontrak.

d. Penggunaan Dokumen-Dokumen Kontrak dan Informasi

Penggunaan dokumen-dokumen kontrak dan informasi adalah ketentuan mengenai penggunaan dokumen-dokumen kontrak atau dokumen lainnya yang berhubungan dengan kontrak, misalnya ketentuan-ketentuan kontrak, spesifikasi tehnik, gambar-gambar, pola, contoh serta informasi-informasi yang berkaitan dengan kontrak oleh Penyedia Barang/Jasa dengan ijin tertulis dari Pengguna Barang/Jasa.

e. Hak Paten, Hak Cipta, dan Merek

Hak paten, hak cipta, dan merek adalah ketentuan yang mengatur kewajiban Penyedia Barang/Jasa untuk melindungi Pengguna Barang/Jasa dari segala tuntutan atau klaim dari pihak ketiga atas pelanggaran hak paten, hak cipta, dan merek.

f. Jaminan

Jaminan adalah ketentuan mengenai jaminan yang harus disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa berupa, Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan Pemeliharaan.

g. Asuransi

Asuransi adalah ketentuan mengenai asuransi yang harus disediakan oleh pihak Penyedia Barang/Jasa dalam rangka pelaksanaan pekerjaan yaitu: 1) Pihak Penyedia Barang/Jasa harus mengasuransikan semua barang

dan peralatan-peralatan yang mempunyai resiko tinggi terjadi kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja-pekerja untuk pelaksanaan pekerjaan kontrak atas segala resiko yaitu kecelakaan, kerusakan-kerusakan, kehilangan, serta resiko lain yang tidak dapat diduga.

2) Pihak Penyedia Barang/Jasa harus mengasuransikan pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya. Besarnya asuransi ditentukan di dalam Dokumen Pengadaan.

h. Pembayaran

Pembayaran adalah ketentuan mengenai cara-cara dan termin pembayaran serta mata uang yang digunakan. Cara pembayaran harus disesuaikan dengan ketentuan dalam Dokumen Pengadaan.

i. Harga

Harga adalah ketentuan mengenai harga yang harus dibayarkan oleh Pengguna Barang dan Jasa kepada Penyedia Barang dan Jasa atas pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak. Harga kontrak harus jelas, pasti, dan dirinci sumber pembiayaannya.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 114 j. Amandemen Kontrak

Amandemen kontrak adalah ketentuan mengenai perubahan kontrak. Perubahan kontrak dapat terjadi apabila:

1) Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak;

2) Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan;

3) Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan perubahan pelaksanaan pekerjaan.

4) Amandemen bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak yang membuat kontrak tersebut.

k. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan adalah ketentuan mengenai: 1) Kapan kontrak mulai berlaku;

2) Kapan pekerjaan mulai dilaksanakan;

3) Kapan penyerahan hasil pekerjaan dari Penyedia Barang dan Jasa kepada Pengguna Barang dan Jasa.

l. Pengawasan

Pengawasan adalah ketentuan tentang kewenangan Pengguna Barang/Jasa melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sudah dan sedang dilaksanakan oleh pihak Penyedia Barang dan Jasa. Apabila diperlukan oleh Pengguna Barang/Jasa karena Pengguna Barang dan Jasa tidak dapat melakukan pemeriksaan atau pengawasan, maka Pengguna Barang/Jasa dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang sudah atau sedang dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa.

m.Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan

Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan adalah ketentuan mengenai: 1) Hal-hal yang berkaitan dengan keterlambatan dalam pelaksanaan

pekerjaan oleh pihak Penyedia Barang/Jasa atau Pengguna Barang/Jasa dari jadwal yang ditentukan dalam kontrak;

2) Sanksi yang diberikan kepada pihak Penyedia Barang/Jasa atau Pengguna Barang dan Jasa jika terjadi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan;

3) Pengecualian dari ketentuan butir 2). diatas akibat keadaan kahar. n. Keadaan Kahar (Force Majeure)

1) Yang dimaksud Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak sehingga kewajiban yang ditentukan dalam kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi;

2) Yang digolongkan Keadaan Kahar adalah: a) Peperangan;

b) Kerusuhan; c) Revolusi;

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 115 d) Bencana alam: banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah

longsor, wabah penyakit, dan angin topan; e) Pemogokan;

f) Kebakaran;

g) Gangguan industri lainnya.

3) Keadaan kahar ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan yang disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian para pihak;

4) Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena terjadinya keadaan kahar tidak dapat dikenai sanksi;

5) Pihak yang menanggung kerugian akibat terjadinya keadaan kahar, diserahkan pada kesepakatan para pihak;

6) Tindakan yang diambil untuk mengatasi terjadinya keadaan kahar, diserahkan kepada kesepakatan dari para pihak.

o. Itikad Baik (Good Faith)

1) Para pihak bertindak berdasarkan asas kepercayaan (trust) yang disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak;

2) Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Jika selama kontrak, salah satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.

p. Pemutusan Kontrak

Pemutusan Kontrak adalah ketentuan mengenai kapan kontrak dapat diputuskan, dibagi dua yaitu:

1) Pemutusan kontrak oleh pihak Penyedia Barang dan Jasa; 2) Pemutusan kontrak oleh pihak Pengguna Barang dan Jasa. q. Penyelesaian Perselisihan

Penyelesaian perselisihan adalah ketentuan mengenai penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam kontrak. Cara yang diambil dapat melalui pengadilan atau di luar pengadilan yaitu melalui musyawarah, mediasi, konsiliasi atau arbitrase di Indonesia.

r. Bahasa dan Hukum

1) Bahasa dan hukum adalah ketentuan mengenai bahasa dan hukum yang digunakan dalam kontrak.

2) Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia dan dalam hal kontrak melibatkan pihak asing, maka dapat dibuat dalam Bahasa Inggris dengan terjemahan Bahasa Indonesia atau Bahasa Indonesia dengan terjemahan Bahasa Inggris. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran terhadap klausula di dalam kontrak, maka bahasa yang dipakai untuk menafsirkan adalah bahasa aslinya.

3) Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Indonesia atau pilihan hukum yang disepakati para pihak.

s. Perpajakan

Perpajakan adalah ketentuan mengenai perpajakan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 116 t. Korespondensi

Korespondensi adalah ketentuan kontrak mengenai semua korespondensi yang dapat berbentuk surat, faksimili, atau e-mail dan ditujukan kepada alamat para pihak. Dijelaskan alamat para pihak yang digunakan sebagai alamat korespondensi.

2. Ketentuan Khusus

Ketentuan khusus berikut ini berlaku untuk masing-masing kontrak sesuai dengan jenis pekerjaannya.

a. Ketentuan Khusus untuk Kontrak Pengadaan Barang 1) Standar

Standar adalah ketentuan mengenai barang yang disediakan oleh pihak Penyedia Barang harus sesuai dengan standar yang telah disebutkan dalam spesifikasi teknis

2) Pengepakan (Packaging)

Pengepakan adalah ketentuan mengenai kewajiban penjual untuk melakukan pengepakan atas barang-barang yang dikirim dari asal barang sampai ke tujuan akhir yang telah ditentukan dalam kontrak. Tujuan ketentuan pengepakan ini adalah supaya barang-barang yang dikirimkan terlindungi dari resiko kerusakan atau kehilangan pada saat pengiriman dari tempat asal barang sampai ke tujuan akhir yang telah dicantumkan dalam kontrak.

3) Pengiriman

Pengiriman adalah ketentuan mengenai pengiriman barang yang dilakukan Penyedia Barang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh Pengguna Barang dan Jasa disesuaikan dengan jadwal kebutuhan.

4) Transportasi

Transportasi adalah ketentuan mengenai transportasi yang digunakan untuk pengiriman barang (melalui laut, darat atau udara). Biaya transportasi pada waktu pengiriman barang dimasukan dalam harga kontrak.

5) Pemeriksaan dan Pengujian

Pemeriksaan dan pengujian adalah ketentuan bahwa Pengguna Barang dan Jasa mempunyai hak untuk melakukan pemeriksaan dan pengujian atas barang untuk memastikan kecocokannya dengan spesifikasi dan persyaratan yang telah ditentukan dalam kontrak. Pemeriksaan dan pengujian dapat dilakukan sendiri oleh Penyedia Barang atau diwakilkan kepada pihak ketiga.

6) Layanan Tambahan

Penyedia Barang dapat dimungkinkan untuk menyediakan beberapa atau semua layanan lanjutan, termasuk penambahan layanan, yang dituangkan dalam syarat-syarat khusus kontrak.

b. Ketentuan Khusus untuk Kontrak Jasa Konsultansi 1) Kewajiban Penyedia Jasa Konsultansi

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 117 (1) Standar pelaksanaan jasa

Penyedia Jasa Konsultansi akan melaksanakan perjanjian dan kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya dengan penuh tanggung-jawab, ketekunan, efisien dan ekonomis serta memenuhi kriteria teknik profesional dan melindungi secara efektif peralatan-peralatan, mesin, material yang berkaitan dengan pekerjaan dalam kontrak.

(2) Hukum

Penyedia Jasa Konsultansi dalam melaksanakan jasa sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Pengguna Barang dan Jasa secara tertulis akan memberitahukan kepada Penyedia Jasa Konsultansi mengenai kebiasaan-kebiasaan setempat.

b) Pertentangan Kepentingan

(1) Penyedia Jasa Konsultansi tidak akan menerima keuntungan untuk mereka sendiri dari komisi usaha (trade commision), rabat (discount) atau pembayaran-pembayaran lain yang berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan jasa.

(2) Penyedia Jasa Konsultansi setuju bahwa selama pelaksanaan kontrak, Penyedia Jasa Konsultansi dinyatakan tidak berwenang untuk melaksanakan jasa maupun mengadakan barang yang tidak sesuai dengan kontrak.

(3) Penyedia Jasa Konsultansi, subkonsultan, dan personil konsultan dilarang melaksanakan/melakukan baik secara langsung atau tidak langsung kegiatan yang akan menimbulkan pertentangan kepentingan (conflict of interest) dengan kegiatan yang merupakan tugasnya.

c) Tanggungjawab Penyedia Jasa Konsultansi

Tanggungjawab Penyedia Jasa Konsultansi sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia.

d) Tindakan Penyedia Jasa Konsultansi yang perlu mendapat persetujuan Pengguna Barang dan Jasa.

Ketentuan mengenai tindakan yang perlu mendapat persetujuan pengguna jasa meliputi:

(1) Memobilisasi personil yang terdapat dalam daftar; (2) Membuat subkontrak dengan pengaturan:

(a) Cara seleksi, waktu, dan kualifikasi dari subkonsultan harus mendapat persetujuan tertulis sebelum pelaksanaan; (b) Penyedia Jasa Konsultansi bertanggung-jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh subkonsultan dan personilnya.

e) Dokumen-dokumen yang disiapkan oleh Penyedia Jasa Konsultansi dan menjadi hak milik Pengguna Barang dan Jasa, serta dipergunakan oleh Penggguna Barang dan Jasa sesuai keperluannya.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 118 Ketentuan ini mengatur bahwa semua rancangan, gambar-gambar, spesifikasi, disain, laporan dan dokumen-dokumen lain serta software yang disiapkan oleh Penyedia Jasa Konsultansi menjadi hak milik Pengguna Barang/Jasa. Penyedia Jasa Konsultansi, segera setelah pekerjaan selesai atau berakhirnya kontrak, harus menyerahkan seluruh dokumen dan data pendukung lainnya kepada Pengguna Barang/Jasa. Penyedia Jasa Konsultansi dapat menyimpan salinan dari dokumen-dokumen tersebut.

f) Peralatan dan bahan yang disediakan oleh Pengguna Barang/ Jasa. Ketentuan ini mengatur mengenai peralatan dan bahan yang disediakan oleh Pengguna Barang/Jasa untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan oleh Penyedia Jasa Konsultansi. Pada saat berakhirnya kontrak, Penyedia Jasa Konsultansi harus menyerahkan peralatan dan bahan sisa sesuai dengan instruksi Pengguna Barang/Jasa.

2) Personil Konsultan dan SubKonsultan a) Umum

Ketentuan ini mengatur mengenai pernyataan Penyedia Jasa Konsultansi akan mempekerjakan personil atau subkonsultan sesuai dengan kualifikasi dan pengalamannya.

b) Personil Inti

Personil inti adalah ketentuan yang mengatur mengenai:

(1) Nama personil dan uraian pekerjaan, kualifikasi minimum, perkiraan waktu pelaksanaan;

(2) Penyesuaian terhadap perkiraan waktu pekerjaan personil akan dibuat oleh Penyedia Jasa Konsultansi melalui pemberitahuan secara tertulis kepada Pengguna Barang dan Jasa;

(3) Jika terdapat pekerjaan tambah, maka perkiraan waktu pelaksanaan harus ditentukan secara tertulis oleh para pihak. c) Persetujuan Personil

Persetujuan personil adalah ketentuan yang mengatur mengenai tenaga kerja inti dan subkonsultan yang telah disetujui oleh Pengguna Barang/Jasa harus memberikan data dirinya dan tertera dalam daftar personalia Penyedia Jasa Konsultansi.

3) Waktu kerja dan lembur

Dalam dokumen PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA (Halaman 114-130)

Dokumen terkait