• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)

BALI TOURISM DEVELOPMENT CORPORATION (BTDC)

KEPUTUSAN DIREKSI

PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)

NO : KEP/DIR/PT.PPB/36./IV/2013

PEDOMAN

PENGADAAN BARANG/JASA

Kantor Pusat

P.O. Box 3, Nusa Dua 80363, Bali – Indonesia Tel. (0361) 771010 (5 lines) Fax. (0361)771014

▸ Baca selengkapnya: tuliskan alur kerja pembuatan prototype produk barang atau jasa

(2)

PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)

BALI TOURISM DEVELOPMENT CORPORATION (BTDC)

KEPUTUSAN DIREKSI

PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)

NO : KEP/DIR/PT.PPB/36./IV/2013

LAMPIRAN – LAMPIRAN

PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA

Kantor Pusat

P.O. Box 3, Nusa Dua 80363, Bali – Indonesia Tel. (0361) 771010 (5 lines) Fax. (0361)771014

(3)

DAFTAR ISI

KEPUTUSAN DIREKSI

PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO) NOMOR : KEP/DIR/PT.PPB/36./IV/2013

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA

DI LINGKUNGAN PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)

BAB I KETENTUAN UMUM 4

Bagian Pertama : Pengertian Istilah 4

Bagian Kedua : Maksud dan Tujuan 10

Bagian Ketiga : Prinsip Dasar 10

Bagian Keempat : Kebijakan Umum 11

Bagian Kelima : Etika Pengadaan Barang/Jasa 12

Bagian Keenam : Pelaksanaan Atas Pengadaan Barang/Jasa 13

Bagian Ketujuh : Ruang Lingkup 13

Bagian Kedelapan : Pembiayaan Pengadaan Barang/Jasa 13

Bagian Kesembilan : Pengguna Barang/Jasa 14

Bagian Kesepuluh : Organisasi Pengadaan 15

Bagian Kesebelas : Tim/Pejabat Penerima Hasil

Pengadaan Barang/Jasa 16

BAB II KETENTUAN PENGADAAN BARANG/JASA 18

Bagian Pertama : Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 18

Bagian Kedua : Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa 24

Bagian Ketiga : Penggolongan Penyedia Barang/Jasa 30

Bagian Keempat : Dokumen Pengadaan 30

Bagian Kelima : Dokumen Penawaran 32

Bagian Keenam : Jaminan Pengadaan 33

Bagian Ketujuh : Harga Perkiraan Sendiri (HPS) 36

Bagian Kedelapan : Prinsip Penetapan Sistem Pengadaan 38

Bagian Kesembilan : Metode Pengadaan Barang/Pekerjaan

Konstruksi/Jasa Lainnya 39

Bagian Kesepuluh : Penetapan Metode Pemilihan Penyedia

Jasa Konsultasi 44

Bagian Kesebelas : Metode Penyampaian Dokumen Penawaran 48

Bagian Keduabelas : Metode Evaluasi Penawaran 56

(4)

Bagian Keempatbelas : Pengadaan Gagal dan Pengadaan Ulang 65

BAB III PROSES PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA 69

Bagian Pertama : Pelaksanaan Pengadaan Barang/

Jasa Konstruksi/Jasa Lainnya 69

Bagian Kedua : Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konsultasi 83

Bagian Ketiga : Pelaksanaan Pengadaan Jasa Lainnya 96

Bagian Keempat : Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa untuk Pekerjaan Penanggulangan Bencana

Alam dan Bantuan Korban Bencana Alam 96

BAB IV PENGADAAN KHUSUS 98

Bagian Pertama : Sewa Menyewa/Sewa Beli 98

Bagian Kedua : Sewa Guna Usaha/Leasing 98

Bagian Ketiga : Outsourcing 100

Bagian Keempat : Pengadaan Asuransi 100

BAB V PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI MEDIA ELEKTRONIK 103

Bagian Pertama : Cara Pengadaan Barang/Jasa dengan

Menggunakan Sarana e-procurement 103

BAB VI SWAKELOLA 104

Bagian Pertama : Ketentuan Umum Swakelola 104

Bagian Kedua : Pengadaan Melalui Swakelola 105

BAB VII PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI 106

Bagian Pertama : Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri 106

BAB VIII PERJANJIAN/KONTRAK 108

Bagian Pertama : Perjanjian/Kontrak 108

BAB IX PELAKSANAAN KONTRAK 124

(5)

BAB X PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 131

Bagian Pertama : Pembinaan 131

Bagian Kedua : Pengawasan 131

Bagian Ketiga : Tindak Lanjut Pengawasan 132

BAB XI KETENTUAN PENUTUP 133

(6)

DAFTAR ISI

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKSI

PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO) NOMOR : KEP/DIR/PT.PPB/36./IV/2013

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA

DI LINGKUNGAN PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)

LAMPIRAN 1 CONTOH PAKTA INTEGRITAS 1

Lampiran 1.a : Contoh PAKTA INTEGRITAS untuk Staf/Pejabat/PokJa BLP 1

Lampiran 1.b : Contoh PAKTA INTEGRITAS untuk Penyedia Barang/Jasa 3

Lampiran 1.c : Contoh PAKTA INTEGRITAS Dalam Rangka Usulan

Pemenang 4

LAMPIRAN 2 CONTOH FORMULIR PENILAIAN KUALIFIKASI

PENGADAAN BARANG/JASA KONSTRUKSI/JASA LAINNYA 6

Lampiran 2.a : Contoh Formulir Penilaian Kualifikasi Pekerjaan Pengadaan

Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya 7

Lampiran 2.b : Formulir Isian Penilaian Kualifikasi 8

LAMPIRAN 3 CONTOH SURAT PERINTAH KERJA 15

Lampiran 3.a : Contoh Surat Perintah Kerja (PK) 15

Lampiran 3.b : Contoh Surat Perjanjian Kerja (SPK) 17

LAMPIRAN 4 CONTOH FORMULIR PENILAIAN KUALIFIKASI

PEKERJAAN JASA KONSTRUKSI 27

Lampiran 4.a : Contoh Formulir Penilaian Kualifikasi Pekerjaan Jasa Konsultasi 28 Lampiran 4.b : Contoh Formulir Penilaian Kualifikasi Pekerjaan Jasa Konsultasi 29

(7)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 1 KEPUTUSAN DIREKSI

PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO) NO. Kep/Dir/PT.PPB/36./IV/2013

Tentang

PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA

PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)

DIREKSI PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO)

Menimbang : a. bahwa mengacu Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-05/MBU/2008 tersebut di atas, Direksi PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) telah menetapkan Pedoman Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan Keputusan Direksi Nomor : Kep/Dir/73/XII/ 2008, tanggal 15 Desember 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa.

b. bahwa dalam rangka mendorong sinergi BUMN, sinergi Anak Perusahaan, sinergi BUMN dan Anak Perusahaan, guna menambah nilai perusahaan dengan berpedoman pada peningkatan efisiensi dan perekonomian, serta menciptakan kesetaraan dalam dunia usaha bagi BUMN dan memberi kesempatan bagi usaha kecil/mikro, maka dipandang perlu oleh Menteri Negara BUMN untuk menyempurnakan ketentuan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa BUMN PER-05/MBU/2008. Oleh karena itu, dikeluarkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-15/MBU/2012 tanggal 25 September 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara.

c. bahwa dengan adanya Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-15/MBU/2012 tanggal 25 September 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara, maka Pedoman Pengadaan Barang/Jasa PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) yang diatur berdasarkan Keputusan Direksi Nomor : Kep/Dir/73/XII/ 2008, tanggal 15 Desember 2008, dipandang perlu disempurnakan agar tetap tercipta efisien, efektif, bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif, jujur, akuntabel, sehingga dapat diperoleh hasil pengadaan barang/jasa yang tepat mutu, tepat waktu, dan tepat biaya serta adanya kepastian hukum dan tidak kehilangan momentum bisnis namun juga dapat menciptakan sinergi antar BUMN maupun anak perusahaan BUMN.

(8)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 2

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c dan d di atas, perlu ditetapkan Keputusan Direksi PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero).

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4297);

2. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4756);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran, Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4556);

4. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Badan Usaha Milik Negara;

5. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No PER-01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN);

6. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-15/MBU/2012 tanggal 25 September 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Badan Usaha Milik Negara;

7. Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pengembangan Pariwisata Bali No : KEP-75/MBU/2011 tanggal 21 Maret 2011 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pengembangan Pariwisata Bali;

8. Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pengembangan Pariwisata Bali Nomor : KEP-169/MBU/2011 tanggal 20 Juli 2011 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pengembangan Pariwisata Bali;

(9)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 3

9. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroaan (Persero) Pengembangan Pariwisata Bali tanggal 14 Agustus 2008 pasal 11 tentang Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Direksi;

10. Surat Persetujuan dari Dewan Komisaris PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) No. S-05/DEKOM.BTDC/IV/2013 tanggal 5 April 2013 tentang Tanggapan atas Permohonan Persetujuan Batasan Nilai Penunjukan Langsung.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKSI TENTANG PEDOMAN PENGADAAN

BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO).

(10)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 4 BAB I

KETENTUAN UMUM Bagian Pertama Pengertian dan Istilah

Pasal 1

Dalam Keputusan Direksi ini yang dimaksud dengan:

1.1. Anggaran Perusahaan adalah anggaran PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan telah disahkan oleh RUPS, termasuk anggaran untuk pekerjaan mendesak atau Keadaan Darurat (emergency) yang belum ditetapkan di dalam RKAP;

1.2. Perusahaan adalah PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) atau Bali Tourism Development Corporation selanjutnya disebut BTDC;

1.3. Anak Perusahaan adalah:

1.3.1. Anak perusahaan BTDC yang sahamnya minimum 90% dimiliki oleh BTDC; 1.3.2. Perusahaan yang sahamnya minimum 90% dimiliki oleh BUMN lain;

1.3.3. Perusahaan patungan dengan jumlah gabungan kepemilikan saham BUMN minimum 90%.

1.4. Perusahaan Terafiliasi BUMN adalah perusahaan yang sahamnya minimum 90% dimiliki oleh Anak Perusahaan BUMN, gabungan Anak Perusahaan BUMN, atau gabungan Anak Perusahaan BUMN dengan BUMN;

1.5. Direksi adalah Direksi PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) yang merupakan organ perseroan yang bertanggungjawab penuh atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan, tujuan dan mewakili kepentingan perusahaan;

1.6. Dewan Komisaris/Dekom adalah Dewan Komisaris PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) yang merupakan organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasehat kepada Direksi;

1.7. RUPS adalah Rapat Umum Pemegang Saham PT. Pengembangan Pariwsata Bali (Persero) yang merupakan organ perseroan dan mempunyai wewenang yang tidak dimiliki Direksi dan Dekom;

1.8. Direksi Pekerjaan (Pengawas pekerjaan) adalah pejabat maupun pegawai di BTDC serta pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi BTDC untuk melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan Pengadaan Barang dan /atau Jasa;

(11)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 5

1.9. Pengguna Barang dan/atau Jasa adalah Direktur Utama PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) atau Direktur bidang yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang dan/atau Jasa dalam lingkungan kerja perusahaan; 1.10. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Direktur Utama atau

Direktur Bidang PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) yang bertanggung jawab atas penggunaan anggaran dalam lingkungan kerja perusahaan;

1.11. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah Pejabat atau pegawai BTDC maupun orang lain yang diberi kuasa oleh Direktur Utama atau Direktur Bidang yang bertanggung jawab atas penggunaan anggaran dalam lingkungan kerja perusahaan;

1.12. Tahun Anggaran adalah kurun waktu 1 (satu) takwin terhitung sejak tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember;

1.13. Bagian Layanan Pengadaan selanjutnya disebut BLP adalah Bagian/Unit organisasi perusahaan yang berfungsi untuk melaksanakan pengadaan barang dan/atau jasa; 1.14. Pejabat Pengadaan adalah Pejabat BLP yang bertugas melaksanakan pemilihan

Penyedia Barang/Jasa melalui pengadaan/pembelian langsung, penunjukan langsung dan pemilihan langsung;

1.15. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha, termasuk BUMN, Badan Hukum, atau orang perseorangan/subyek hukum yang kegiatan usahanya menyediakan Barang/Jasa;

1.16. Pengadaan Barang dan/atau Jasa adalah kegiatan pengadaan barang, pengadaan jasa konstruksi, pengadaan jasa konsultansi, pengadaan khusus dan pengadaan jasa lainnya yang dilakukan oleh PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) yang pembiayaannya menggunakan dana dari anggaran perusahaan (RKAP), atau tidak menggunakan dana langsung dari APBN/APBD, atau yang dibiayai dengan sumber dana dari pinjaman/hibah luar negeri dan/atau pinjaman dalam negeri (sepanjang tidak diatur dalam naskah pemberi pinjaman/guide lines), baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang dan jasa;

1.17. Barang dan/atau Jasa adalah semua bentuk produk dan/atau layanan yang dibutuhkan oleh pengguna barang dan/atau jasa;

1.18. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna barang;

1.19. Jasa Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya;

(12)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 6

1.20. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware);

1.21. Pengadaan Khusus meliputi segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konstruksi, Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya, antara lain: sewa-menyewa/sewa beli, sewa guna usaha (leasing), outsourcing, dan pengadaan asuransi;

1.22. Jasa lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala pekerjaan dan/atau penyediaaan jasa selain Jasa Konsultansi, Jasa Konstruksi dan Pengadaan Barang;

1.23. Proses Pengadaan Barang dan/atau Jasa adalah kegiatan Pengadaan Barang dan/atau Jasa mencakup sejak tahap proses memilih Penyedia Barang/Jasa sampai dengan tahap penyelesaian pelaksanaan pekerjaan;

1.24. Jadwal Pengadaan adalah rincian waktu proses Pengadaan Barang/Jasa yang dimulai dari pengumuman sampai dengan penandatanganan Kontrak;

1.25. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara Penggunan Barang dan/atau Jasa dengan Penyedia Barang/Jasa atau pelaksana Swakelola.

1.26. Masa Pelaksanaan Kontrak adalah masa sejak ditandatanganinya kontrak sampai dengan berakhirnya jangka waktu yang ditentukan dalam kontrak;

1.27. Dokumen Pengadaan/Pelelangan adalah dokumen yang disiapkan oleh Pejabat BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan Pengguna Barang/Jasa sebagai pedoman yang memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses Pengadaan Barang/Jasa;

1.28. Dokumen Kualifikasi adalah dokumen yang disiapkan oleh Pejabat BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP sebagai pedoman dalam Penilaian Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa yang digunakan pada prakualifikasi maupun pascakualifikasi; 1.29. Dokumen Penawaran adalah surat penawaran beserta seluruh dokumen lampirannya

yang disiapkan oleh Penyedia Barang/Jasa;

1.30. Harga Perkiraan Sendiri/HPS (Owner’s Estimate/OE) adalah perhitungan perkiraan biaya pekerjaan yang dihitung secara profesional oleh Bagian/Unit terkait yang disahkan oleh Pengguna Barang/Jasa;

1.31. Berita Acara Serah Terima Pertama adalah berita acara yang dibuat setelah fisik pekerjaan mencapai 100% (seratus persen);

(13)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 7

1.32. Berita Acara Serah Terima Kedua adalah berita acara yang dibuat setelah masa pemeliharaan selesai;

1.33. Tim Pengawas Pekerjaan adalah Tim yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Direksi yang bertugas memeriksa pekerjaan;

1.34. Tim Penerima Hasil Pekerjaan adalah Tim yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Direksi yang bertugas menerima hasil pekerjaan;

1.35. Pemilihan Penyedia Barang/Jasa adalah kegiatan untuk menetapkan Penyedia Barang/Jasa yang akan ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan;

1.36. Kualifikasi adalah bagian kegiatan untuk menetapkan tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan usaha Penyedia Barang/Jasa;

1.37. Klarifikasi adalah kegiatan meminta penjelasan oleh BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP kepada Penyedia Barang/Jasa atas substansi penawaran yang kurang jelas dalam rangka evaluasi penawaran;

1.38. Negosiasi adalah kegiatan untuk pembahasan aspek teknis, harga dan waktu pelaksanaan antara Pejabat BLP dengan Penyedia Barang/Jasa;

1.39. Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa sebelum

memasukkan penawaran;

1.40. Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa setelah

memasukkan penawaran;

1.41. Penilaian Kualifikasi adalah kegiatan yang dilakukan BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP untuk menilai kompetensi dan kemampuan usaha Penyedia Barang/Jasa pada saat mengikuti proses Pengadaan Barang/Jasa;

1.42. Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi /Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat;

1.43. Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks;

1.44. Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah);

(14)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 8

1.45. Joint Procurement adalah Pelelangan yang diselenggarakan oleh satu Pengguna Barang/Jasa yang mewakili beberapa Pengguna Barang/Jasa lainnya;

1.46. Seleksi Umum adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Jasa Konsultansi yang memenuhi syarat; 1.47. Seleksi Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk Jasa

Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah). 1.48. Pemilihan Langsung, adalahmetode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk

pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah), yang ditawarkan kepada beberapa pihak sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran; 1.49. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang

dilakukan secara langsung dengan menunjuk 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa yang ditawarkan kepada sekurang-kurangnya 2 (dua) Penyedia Barang/Jasa atau melalui

beauty contest;

1.50. Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/Seleksi/Penunjukan Langsung.

1.51. Pembelian langsung, yaitu pembelian terhadap barang yang terdapat di pasar, dengan demikian nilainya berdasarkan harga pasar;

1.52. Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yang memperlombakan gagasan orisinal, kreativitas dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan;

1.53. Kontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang yang memperlombakan Barang/benda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan;

1.54. Pekerjaan Keadaan Darurat (emergency) adalah pekerjaan yang kebutuhannya sangat mendesak dan tidak dapat ditunda-tunda lagi berhubung terjadinya gangguan yang dapat mengancam jiwa manusia dan/atau dapat merusak citra perusahaan. Keadaan/kondisi seperti ini harus dinyatakan secara tertulis oleh Direksi;

1.55. Pekerjaan Kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi, mempunyai risiko tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus dan/atau pekerjaan yang bernilai diatas Rp.100.000.000.000,- (Seratus Miliar Rupiah);

1.56. Pekerjaan Tidak Kompleks adalah pekerjaan yang menurut penilaian Pengguna Barang/Jasa dianggap tidak memerlukan teknologi tinggi dan/atau mempunyai risiko rendah dan/atau dinilai tidak memerlukan peralatan dengan spesifikasi khusus;

(15)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 9

1.57. Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme dalam Pengadaan Barang/Jasa;

1.58. Industri Kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, gagasan orisinal, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta; 1.59. Produksi dalam negeri adalah berbagai jenis barang dan jasa yang dibuat dan atau

dihasilkan di dalam negeri;

1.60. Perusahaan Asuransi Kerugian adalah suatu Badan Usaha yang bergerak dalam bidang Asuransi Kerugian Umum (bukan Asuransi Jiwa) antara lain asuransi property, asuransi kerusakan mesin, asuransi gangguan usaha, asuransi mobil, asuransi kebakaran, asuransi pengangkutan yang ijin usahanya adalah dalam bidang asuransi kerugian yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan;

1.61. Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa adalah tanda bukti pengakuan atas kompetensi dan kemampuan profesi di bidang Pengadaan Barang/Jasa yang diperoleh melalui ujian sertifikasi keahlian Pengadaan Barang/Jasa;

1.62. Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi/ Lembaga Keuangan lainnya yang diserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa untuk menjamin terpenuhinya persyaratan/kewajiban Penyedia Barang/Jasa;

1.63. Surat Kabar Nasional adalah surat kabar yang beroplah besar dan memiliki peredaran luas secara nasional, yang tercantum dalam daftar surat kabar nasional yang ditetapkan oleh Menteri Komunikasi & Informatika;

1.64. Surat Kabar Provinsi adalah surat kabar yang beroplah besar dan memiliki peredaran luas didaerah provinsi, yang tercantum dalam daftar surat kabar yang ditetapkan oleh Gubernur;

1.65. Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh Direktur Bidang sebagai Kuasa Pengguna Anggaran perusahaan;

1.66. Tenaga Ahli adalah orang yang dianggap ahli untuk melaksanakan pekerjaan Jasa Konsultansi baik selaku Konsultan Perorangan maupun konsultan yang bekerja pada suatu badan atau organisasi;

1.67. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perseorangan dan/atau badan usaha yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

(16)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 10

1.68. Usaha Kecil termasuk Koperasi Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar, yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;

1.69. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha, yang memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;

1.70. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia;

Bagian Kedua Maksud dan Tujuan

Pasal 2

2.1. Maksud diberlakukannya Keputusan Direksi ini adalah untuk mengatur dan memberikan pedoman yang jelas guna pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dilingkungan BTDC yang dibiayai dari RKAP ;

2.2. Pengadaan Barang/Jasa dilakukan secara efisien, efektif, bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif, jujur, akuntabel, sehingga dapat diperoleh hasil pengadaan barang/jasa yang tepat mutu, tepat waktu, dan tepat biaya serta tercipta sinergi antar BUMN dan atau Anak Perusahaan BUMN maupun yang terafiliasi.

Bagian Ketiga Prinsip Dasar

Pasal 3

Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan perusahaan wajib menerapkan prinsip-prinsip:

3.1. Efisien, berarti Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan untuk mendapatkan hasil yang optimal dan terbaik dalam waktu yang cepat dengan menggunakan dana dan kemampuan seminimal mungkin secara wajar dan bukan hanya didasarkan pada harga terendah;

(17)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 11

3.2. Efektif, berarti Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;

3.3. Kompetitif (terbuka dan bersaing), berarti Pengadaan Barang/Jasa harus terbuka bagi Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara Penyedia Barang/Jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan;

3.4. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan Barang/Jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon Penyedia Barang/Jasa, sifatnya terbuka bagi peserta Penyedia Barang/Jasa yang berminat;

3.5. Adil (tidak diskriminatif) dan wajar, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi syarat, dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun;

3.6. Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran (baik fisik, keuangan maupun azas manfaat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam Pengadaan Barang/Jasa) dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga menjauhkan dari potensi penyalahgunaan dan penyimpangan.

Bagian Keempat Kebijakan Umum

Pasal 4

4.1. Mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun dan perekayasaan nasional yang sasarannya adalah memperluas lapangan kerja dan mengembangkan industri dalam negeri dalam rangka meningkatkan daya saing barang dan jasa produksi dalam negeri pada perdagangan internasional;

4.2. Meningkatkan peran serta usaha kecil termasuk koperasi kecil dan kelompok masyarakat dalam Pengadaan Barang/Jasa serta perluasan kesempatan bagi usaha kecil, sepanjang kualitas, harga, dan tujuannya dapat dipertanggung jawabkan;

4.3. Dalam rangka mendorong pertumbuhan industri dalam negeri, Pengguna Barang/Jasa dapat memberikan preferensi penggunaan penggunaan produksi dalam negeri dengan tetap mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

4.4. Menyederhanakan ketentuan tata cara pengadaan untuk meningkatkan profesionalisme, kemandirian dan tanggung jawab Pengguna Barang/Jasa, Pejabat BLP;

(18)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 12

4.5. Meningkatkan transparasi, persaingan usaha yang sehat dan kompetitif dengan melakukan pengadaan secara terbuka;

4.6. Mengutamakan sinergi antar BUMN, Anak Perusahaan BUMN, dan/atau Perusahaan Terafiliasi BUMN atau antar Anak Perusahaan BUMN dan/atau antar Perusahaan Terafiliasi BUMN, dalam rangka meningkatkan efisiensi usaha atau perekonomian.

Bagian Kelima

Etika Pengadaan Barang/Jasa Pasal 5

Pengguna Barang/Jasa,Penyedia Barang/Jasa, dan para pihak yang terkait dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa harus mematuhi etika sebagai berikut:

5.1. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggungjawab untuk mencapai sasaran kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Barang/Jasa;

5.2. Bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga kerahasiaan dokumen Pengadaan Barang/Jasa yang seharusnya dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa;

5.3. Tidak saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk mencegah dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat;

5.4. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan para pihak;

5.5. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses Pengadaan Barang/Jasa (conflict of interest);

5.6. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan perusahaan dalam Pengadaan Barang/Jasa;

5.7. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan perusahaan;

5.8. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.

(19)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 13 Bagian Keenam

Pelaksanaan Atas Pengadaan Barang/Jasa Pasal 6

6.1. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa perusahaan dilakukan dengan: 6.1.1. Menggunakan Penyedia Barang/Jasa; dan/atau

6.1.2. Cara Swakelola.

6.2. Direksi melaporkan kepada Dewan Komisaris mengenai proses dan hasil Pengadaan Barang/Jasa dalam jumlah dan nilai tertentu yang bersifat substansial (non rutin). 6.3. Pengadaan Barang/Jasa dalam jumlah dan nilai tertentu yang bersifat substansial

sebagaimana dimaksud pada butir 6.2 tersebut diatas ditentukan oleh Direksi dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Dewan Komisaris.

Bagian Ketujuh Ruang Lingkup

Pasal 7

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa ini berlaku untuk keperluan Perusahaan BTDC, dalam hal: 7.1. Pengadaan Barang/Jasa dengan sumber dana dari anggaran Perusahaan (RKAP);

7.2. Pengadaan Barang/Jasa dengan sumber dana dari pinjaman/hibah luar negeri baik yang dijamin maupun tidak dijamin oleh pemerintah, dan/atau pinjaman dalam negeri atau non anggaran Perusahaan (sepanjang tidak diatur dalam naskah pemberi pinjaman /guide lines) dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, kecuali Pengadaan Barang/Jasa tersebut menggunakan dana langsung dari APBN/APBD baik sebagian maupun seluruhnya;

7.3. Pengadaan Barang/Jasa dengan sumber dana yang berasal dari dana perusahaan yang tidak dianggarkan karena adanya alasan mendesak atau keadaan darurat sebagaimana diatur dalam pasal 9.4.

Bagian Kedelapan

Pembiayaan Pengadaan Barang/Jasa Pasal 8

Perusahaan wajib menyediakan dana Pengadaan Barang/Jasa termasuk biaya administrasi untuk mendukung pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa, yang meliputi:

(20)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 14

8.1. Honorarium Kelompok Kerja (PokJa); 8.2. Honorarium Tenaga Ahli;

8.3. Pengumuman Pengadaan Barang/Jasa;

8.4. Penggandaan dokumen Pengadaan Barang/Jasa dan/atau dokumen prakualifikasi; 8.5. Administrasi lainnya yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan Pengadaan

Barang/Jasa.

Bagian Kesembilan Pengguna Barang/Jasa

Pasal 9

9.1. Pengguna Barang/Jasa adalah Direktur Utama PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) atau Direktur Bidang yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dalam lingkungan kerja perusahaan;

9.2. Pengguna Barang/Jasa memiliki kewenangan untuk melakukan Pengadaan Barang/Jasa yang alokasi anggarannya telah tercantum di dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP), maupun pekerjaan yang belum dianggarkan dalam RKAP namun dianggap perlu oleh Direksi Perusahaan karena alasan mendesak atau keadaan darurat, atau pengadaan Barang/Jasa yang sumber dari dana dari pinjaman/hibah luar negeri baik yang dijamin maupun tidak dijamin oleh pemerintah, dan/atau pinjaman dalam negeri atau non anggaran Perusahaan (sepanjang tidak diatur dalam naskah pemberi pinjaman /guide lines) dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, kecuali Pengadaan Barang/Jasa tersebut menggunakan dana langsung dari APBN/APBD baik sebagian maupun seluruhnya;

9.3. Tugas Pokok Pengguna Barang/Jasa adalah: Pengguna Barang/Jasa bertugas dan wajib untuk:

9.3.1. Menetapkan Paket-paket Pengadaan Barang/Jasa;

9.3.2. Menetapkan Metode Pengadaan Barang/Jasa yang akan dilaksanakan;

9.3.3. Menyetujui Perencanaan dan Jadwal Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan kegiatan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) maupun pekerjaan yang belum dianggarkan dalam RKAP namun dianggap perlu oleh Direksi Perusahaan karena alasan mendesak atau keadaan darurat, atau pengadaan Barang/Jasa yang sumber dari dana dari pinjaman/hibah luar negeri baik yang dijamin maupun tidak dijamin oleh pemerintah, dan/atau pinjaman dalam negeri atau non anggaran Perusahaan (sepanjang tidak diatur dalam naskah pemberi pinjaman /guide lines) dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku;

9.3.4. Menyusun dan menetapkan spesifikasi teknis untuk Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi atau Jasa Lainnya, menetapkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pengadaan Jasa Konsultansi;

(21)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 15

9.3.5. Menetapkan dan/atau mengesahkan: 1. Harga Perkiraan Sendiri (HPS); 2. Direksi/Pengawas Pekerjaan;

3. Jenis Pekerjaan (Kompleks atau Tidak Kompleks); 4. Ijin Prinsip Pengadaan Barang / Jasa;

5. Dokumen Kualifikasi;

6. Dokumen Pengadaan (Rencana Kerja dan Syarat-syarat); 7. Pemenang Penyedia Barang / Jasa;

8. Penunjukan Penyedia Barang / Jasa.

9.3.6. Menyediakan biaya-biaya yang diperlukan untuk kegiatan Pengadaan Barang/Jasa, antara lain pengumuman di surat kabar dan penggandaan dokumen;

9.3.7. Menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak beserta seluruh perubahannya dengan Penyedia Barang/Jasa (perjanjian/kontrak disiapkan oleh Pejabat BLP atau Kelompok Kerja BLP);

9.3.8. Mempertanggungjawabkan segi administrasi, fisik, keuangan, dan fungsional atas Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan;

9.3.9. Menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dimulai.

9.4. Pengguna Barang/Jasa dilarang mengadakan ikatan perjanjian dengan Penyedia Barang/Jasa apabila belum tersedia anggaran atau tidak tersedia anggaran, kecuali untuk pekerjaan yang memenuhi salah satu persyaratan sebagai berikut:

9.4.1. Barang/Jasa yang dibutuhkan bagi kinerja utama perusahaan dan tidak dapat ditunda keberadaannya (business critical asset);

9.4.2. Penanganan darurat untuk keamanan, keselamatan masyarakat, dan aset strategis perusahaan;

9.4.3. Penanganan darurat akibat bencana alam, baik yang bersifat lokal maupun nasional;

9.4.4. Pekerjaan yang berskala kecil.

Bagian Kesepuluh Organisasi Pengadaan

Pasal 10

10.1. Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk pengadaan melalui Penyedia Barang/Jasa atau Swakelola terdiri atas:

10.1.1. Direktur Utama; 10.1.2. Direktur Bidang; 10.1.3. BLP/Pejabat BLP; dan

10.1.4. Tim/Pejabat Pengawas Pekerjaan. 10.1.5. Tim/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

(22)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 16

10.2. Direktur Bidang dapat dibantu oleh Tim Pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa;

10.3. Perangkat Organisasi BLP ditetapkan oleh Direksi BTDC sesuai kebutuhan yang paling kurang terdiri atas:

10.3.1.Kepala BLP;

10.3.2.Kepala Seksi/Sekretaris; 10.3.3.Staf Pendukung;

10.3.4.Bila diperlukan dapat ditambahkan Kelompok Kerja (PokJa) BLP.

Bagian Kesebelas

Tim/Pejabat Pengawas Pekerjaan & Penerima Hasil Pekerjaan Pasal 11

11.1. Anggota Tim/Pejabat Pengawas Pekerjaan / Penerima Hasil Pekerjaan ditunjuk dan ditetapkan oleh Direksi;

11.2. Anggota Tim/Pejabat Pengawas Pekerjaan & Penerima Hasil Pekerjaan berasal dari pegawai perusahaan, atau luar perusahaan yang ditunjuk oleh Direksi BTDC;

11.3. Anggota Tim/Pejabat Pengawas Pekerjaan wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

11.3.1.Memiliki integritas, disiplin, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas; 11.3.2.Memahami isi Kontrak;

11.3.3.Memiliki kualifikasi teknis;

11.3.4.Menandatangani Pakta Integritas; dan

11.3.5.Tidak menjabat sebagai Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) atau Bendahara.

11.4. Tim/Pejabat Pengawas Pekerjaan mempunyai tugas pokok dan kewenangan untuk: 11.4.1.Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan

ketentuan yang tercantum dalam Kontrak;

11.4.2.Menerima hasil pekerjaan setelah melalui pemeriksaan/pengujian;

11.4.3.Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan; 11.4.4.Dalam hal pemeriksaan Barang/Jasa memerlukan keahlian teknis khusus, dapat

dibentuk tim/tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan tugas Tim/Pejabat Pengawas Pekerjaan;

11.4.5.Tim/tenaga ahli sebagimana dimaksud pada butir 11.4.4. ditetapkan oleh Direksi.

11.4.6.Dalam hal pengadaan Jasa Konsultansi, pemeriksaan pekerjaan dilakukan setelah berkoordinasi dengan Penyedia Jasa Konsultansi yang bersangkutan. 11.5. Tim/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

(23)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 17

11.5.1. Memiliki integritas, disiplin, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas; 11.5.2.Independen dan bersifat objektif;

11.5.3.Memahami isi Kontrak;

11.5.4.Memiliki keahlian dan pengetahuan terkait hasil pekerjaan yang akan diterima; 11.6. Tim / Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan mempunyai tugas pokok dan kewenangan

(24)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 18 BAB II

KETENTUAN PENGADAAN BARANG/JASA Bagian Pertama

Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pasal 12

12.1. Persiapan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa, terdiri atas kegiatan: 12.1.1.Perencanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa;

12.1.2.Pemilihan Sistem Pengadaan;

12.1.3.Penetapan Metode Penilaian Kualifikasi;

12.1.4.Penyusunan Jadwal Pemilihan Penyedia Barang/Jasa; 12.1.5.Penyusunan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa; dan 12.1.6.Penetapan HPS.

12.1.7.Apabila pada saat proses Pemilihan Penyedia Barang / Jasa nilai HPS dari Calon Penyedia lebih besar dari nilai HPS yang dimiliki, maka dilakukan review HPS. 12.2. Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa

12.2.1.Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa, meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kebutuhan Barang/Jasa yang diperlukan masing-masing Divisi, Unit, Bagian;

2. Menetapkan Kebijakan Umum tentang: a. Pemaketan pekerjaan

b. Cara Pengadaan Barang/Jasa; dan

c. Pengorganisasian Pengadaan Barang/Jasa.

3. Menyusun Kerangka Acuan Kerja (KAK), paling sedikit memuat: a. Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan;

b. Waktu pelaksanaan yang diperlukan;

c. Spesifikasi teknis Barang/Jasa yang akan diadakan; dan d. Besarnya total perkiraaan biaya pekerjaan.

12.2.2.Direktur Bidang melakukan pemaketan Barang/Jasa dalam Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa:

1. Pemaketan dilakukan dengan menetapkan sebanyak-banyaknya paket usaha untuk Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta Koperasi Kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan sehat, dan kualitas kemampuan teknis;

2. Dalam melakukan pemaketan Barang/Jasa, dilarang:

a. Menyatukan beberapa paket pengadaan yang menurut sifat dan jenis pehjkerjaannya bisa dipisahkan dan/atau besaran nilainya seharusnya dilakukan oleh Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta Koperasi Kecil;

b. Memecah Pengadaan Barang/Jasa menjadi beberapa paket dengan maksud menghindari pelelangan; dan/atau

c. Menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di beberapa lokasi/daerah yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat

(25)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 19

efisiensinya seharusnya dilakukan di beberapa lokasi/daerah masing-masing;

d. Menentukan kriteria, persyaratan atau prosedur pengadaan yang diskriminatif dan/atau dengan pertimbangan yang tidak obyektif.

12.2.3. Pengguna Barang/Jasa menetapkan rencana Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan kegiatan pekerjaan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP);

12.2.4. Dalam hal untuk tujuan efisiensi, Pengguna Barang/Jasa dapat menetapkan rencana Pengadaan Barang/Jasa yang jangka waktu pelaksanaannya lebih dari 1 (satu) tahun anggaran dengan kontrak multiyears;

12.2.5. Perencanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilakukan dengan:

1. Menyesuaikan dengan kondisi nyata di lokasi / lapangan pada saat akan melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa

2. Mempertimbangkan kepentingan masyarakat;

3. Mempertimbangkan jenis, sifat dan nilai barang/jasa serta jumlah Penyedia Barang/Jasa yang ada; dan

4. Memperhatikan ketentuan tentang pemaketan sebagaimana dimaksud dalam 12.2.2.

12.2.6. Apabila terjadi perubahan paket pekerjaan, maka Pejabat BLP mengusulkan perubahan paket pekerjaan melalui Direktur Bidang untuk ditetapkan oleh Direksi baik Direktur Utama maupun Direktur Bidang sesuai kewenangannya atas pengadaan barang/jasa tersebut.

12.3. Ijin Prinsip

Sebelum Pengadaan Barang/Jasa dilaksanakan, Kelompok Kerja/Pejabat BLP/Lembaga professional yang ditunjuk Direksi wajib terlebih dahulu meminta Ijin Prinsip dari Direksi dalam hal melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa dibawah ini:

12.3.1.Pengadaan Barang/Jasa yang mempunyai kekhususan dan menggunakan teknologi baru yang belum pernah digunakan perusahaan; atau

12.3.2.Pengadaan Barang dan Jasa yang pembayarannya menggunakan valuta asing kecuali ditentukan lain oleh Direksi.

12.3.3.Ijin Prinsip dari:

1. Direktur Utama, untuk Pengadaan Barang/Jasa yang bernilai di atas Rp.1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah); atau

2. Direktur Bidang, untuk Pengadaan Barang/Jasa yang bernilai diatas Rp.50.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah) sampai dengan Rp.1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah); atau

3. Pengecualian Ijin Prinsip cukup diberikan Kepala Divisi Bidang terkait, untuk Pengadaan Barang/Jasa yang bernilai sampai dengan Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah).

(26)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 20

12.4. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa

12.4.1.Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dilaksanakan oleh Pejabat BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP atau Lembaga Profesional yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Direksi Perusahaan;

12.4.2.Pejabat BLP beserta staf/Kelompok Kerja (PokJa) BLP atau Lembaga Profesional yang memenuhi syarat, ditunjuk dan diangkat oleh Direksi perusahaan melalui Surat Keputusan Direksi;

12.4.3.Pejabat BLP dan staf atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP atau Lembaga Profesional yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam butir 12.4.1 dan

12.4.4.wajib menandatangani Pakta Integritas untuk setiap Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan Lampiran 1.a dan 1.b serta Lampiran 1.c Keputusan ini;

12.4.5.Keanggotaan Kelompok Kerja (PokJa) BLP wajib dapat ditetapkan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas Rp. 500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah);

12.4.6.Keanggotaan Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat ditetapkan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya dengan nilai dibawah Rp 500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah) apabila pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan kompleks;

12.4.7.Keanggotaan Kelompok Kerja (PokJa) BLP:

1. Berjumlah gasal beranggotakan paling kurang 3 (tiga) orang dan dapat ditambah sesuai dengan kompleksitas pekerjaan;

2. Dapat dibantu oleh tim atau tenaga ahli.

12.4.8.Pejabat/Staf BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dan Anggota Lembaga Profesional tidak boleh mempunyai hubungan keluarga sampai derajad ketiga dengan pejabat yang mengangkat dan menetapkannya sebagai Pejabat/Staf BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP maupun lembaga profesional;

12.4.9.Khusus untuk Lembaga Profesional, sebagaimana dimaksud dalam butir 12.4.1 dan 12.4.2 diatas, harus memiliki Sertifikasi keahlian Pengadaan Barang/Jasa. 12.5. Persyaratan Pejabat dan staf BLP, Anggota Kelompok Kerja (PokJa) BLP:

12.5.1.Memiliki integritas, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas; 12.5.2.Memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan, memahami isi dokumen

pengadaan/metode dan prosedur pengadaan berdasarkan ketentuan yang berlaku;

12.5.3.Memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas Pejabat maupun staf BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP;

12.5.4.Memiliki keahlian Pengadaan Barang/Jasa dengan dibuktikan: a. Telah mengikuti pelatihan keahlian Pengadaan Barang/Jasa; atau

b. Pernah menjadi Tim/Panitia Penyusunan Pedoman Pengadaan Barang/Jasa; 12.5.5.Menandatangani Pakta Integritas;

12.5.6.Tidak boleh merangkap sebagai Pemeriksa Barang dan/atau Penerima Barang. 12.6. Larangan Menjadi Pejabat/Staf BLP, Anggota Kelompok Kerja (PokJa) BLP:

12.6.1.Pejabat/Staf yang karena sifat pekerjaannya menimbulkan benturan kepentingan;

(27)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 21

12.6.2.Pengurus Koperasi Karyawan Perusahaan atau Anak Perusahaan yang mengikuti Pemilihan Penyedia Barang/Jasa dan bersaing dengan perusahaan lainnya;

12.7. Masa Kerja Pejabat /Staf BLP, Kelompok Kerja (PokJa) BLP:

Masa kerja Pejabat/Staf BLP, atau Anggota Kelompok Kerja (PokJa) BLP adalah sejak persiapan Pengadaan Barang/Jasa sampai diterbitkannya Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) antara Penyedia Barang/Jasa dengan Pengguna Barang/Jasa, atau waktu lain sesuai ketentuan waktu yang ditetapkan oleh Direksi.

12.8. Tugas Pokok Pejabat, staf BLP, dan Kelompok Kerja (PokJa) BLP, meliputi:

12.8.1. Melakukan analisis yang mendalam terhadap lingkup Pengadaan Barang/Jasa yang akan dilakukan;

12.8.2. Menyusun Rencana Pemilihan Penyedia Barang/Jasa;

12.8.3. Menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui Prakualifikasi atau Pasca kualifikasi;

12.8.4. Melakukan evaluasi administrasi, teknis, dan harga terhadap penawaran yang masuk dan membuat Berita Acara Hasil Evaluasi Penawaran;

12.8.5. Menetapkan Dokumen Pengadaan;

12.8.6. Menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran; 12.8.7. Menjawab Sanggahan;

12.8.8. Mengusulkan perubahan HPS dan /atau perubahan spesifikasi teknis pekerjaan;

12.8.9. Dalam hal pengadaan Barang/Jasa yang bersifat khusus dan/atau memerlukan keahlian khusus, Kelompok Kerja (PokJa) BLP dapat menggunakan tenaga ahli yang berasal dari luar perusahaan;

12.8.10.Mengumumkan Pengadaan Barang/Jasa melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum di kantor PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) dan website perusahaan dan/atau mengumumkan melalui surat kabar nasional dan/atau provinsi atau tempat lain sesuai dengan Pedoman ini.

12.8.11.Memastikan suatu Badan Usaha yang akan diundang tidak termasuk dalam Daftar Hitam (black list) perusahaan;

12.8.12.Memberikan penjelasan pengadaan (Aanwijzing) kepada Penyedia Barang/Jasa jika diperlukan;

12.8.13.Melakukan klarifikasi kepada Penyedia Barang/Jasa, jika ada data atau hal-hal yang kurang jelas atau meragukan;

12.8.14.Mendokumentasikan seluruh proses Pengadaan Barang/Jasa dengan tertib, dan menyerahkan satu asli dan copy dokumen lengkap kepada Direksi untuk disimpan disekretariat Perusahaan.

12.8.15.Khusus untuk Kelompok Kerja (PokJa) BLP:

1. Mengusulkan calon pemenang Penyedia Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa dengan Metode Pelelangan/Seleksi dengan nilai diatas Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah);

2. Menyampaikan hasil Pemilihan dan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada Direktur Bidang;

(28)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 22

3. Menyerahkan dokumen asli dan satu copy kepada Direksi dan menyimpan copy dokumen pemilihan Penyedia Barang/Jasa;

4. Membuat laporan mengenai proses Pengadaan kepada Kepala BLP. 12.8.16.Khusus untuk Pejabat BLP:

1. Mengusulkan calon pemenang Penyedia Barang/Jasa dengan Metode Pengadaan/Pembelian Langsung, Penunjukan Langsung, Pemilihan Langsung, Pelelangan Sederhana, Seleksi Sederhana dengan nilai dibawah Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah);

2. Melakukan negosiasi kepada Penyedia Barang/Jasa;

3. Menyampaikan hasil Pemilihan dan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada Direktur Bidang;

4. Menyerahkan Perintah Kerja atau Surat Perjanjian Kerja dengan Penyedia Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa;

5. Membuat laporan mengenai proses Pengadaan kepada Pengguna Barang/Jasa;

6. Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa.

12.8.17.Kepala BLP dan Anggota Kelompok Kerja (PokJa) BLP dilarang duduk sebagai:

1. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM); atau 2. Bendahara;

12.9. Tugas Pokok dan kewenangan Kepala BLP, meliputi:

12.9.1. Memimpin dan mengoordinasikan seluruh kegiatan BLP; 12.9.2. Menyusun program kerja dan anggaran BLP;

12.9.3. Mengawasi seluruh kegiatan Pengadaan Barang/Jasa di BLP dan melaporkan apabila ada penyimpangan dan/atau indikasi penyimpangan;

12.9.4. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa kepada Direktur Utama maupun Direktur Bidang dan Pengguna Barang/Jasa;

12.9.5. Melaksanakan pengembangan dan pembinaan Sumber Daya Manusia BLP; 12.9.6. Menugaskan/menempatkan/memindahkan anggota Kelompok Kerja sesuai

dengan beban kerja masing-masing Kelompok Kerja (PokJa) BLP; dan

12.9.7. Mengusulkan pemberhentian Anggota Kelompok Kerja (PokJa) yang ditugaskan di BLP kepada Direktur Utama maupun Direktur Bidang dan Pengguna Barang/Jasa, apabila terbukti melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan dan/atau KKN.

12.10. Jangka Waktu Pengadaan Barang/Jasa.

12.10.1. Pengumuman Pengadaan minimal selama 3 (tiga) hari kerja di papan pengumuman perusahaan BTDC, portal, sedangkan pengumuman pengadaan yang dilaksanakan melalui surat kabar minimal dilakukan 1 (satu) kali;

12.10.2. Pemasukan Dokumen Kualifikasi selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah tanggal pengambilan dokumen berakhir.

(29)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 23

12.10.3. Evaluasi kualifikasi sampai Usulan Hasil Prakualifikasi selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja atau disesuaikan dengan kompleksitas pekerjaan;

12.10.4. Pengumuman Pengambilan Dokumen Pengadaan sampai Pemasukan Dokumen Pengadaan sekurang-kurangnya 5 (lima) hari kerja.

12.10.5. Pemasukan Dokumen Penawaran sampai Penetapan Calon Pemenang diberikan selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) sampai 30 (tiga puluh) hari kerja.

12.10.6. Sanggahan dapat diterima apabila diajukan dalam waktu selambat-lambatnya 4 (empat) hari kerja setelah Pengumuman /pemberitahuan pemenang atau sebelum kontrak ditandatangani, mana yang lebih dahulu. 12.10.7. Jawaban atas sanggahan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja

sejak diterimanya sanggahan.

12.10.8. Penandatanganan kontrak selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak diterbitkan Surat Penunjukan Pemenang atau dapat diperpanjang dengan alasan tertentu oleh Pengguna Barang/Jasa.

12.10.9. Pengaturan jangka waktu pengadaan untuk Pemilihan/Seleksi Langsung, Penunjukan Langsung diserahkan sepenuhnya kepada Pejabat BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP;

12.10.10. Dalam hal Pengadaan Khusus yang menurut sifat dan/atau jenis pekerjaan diperlukan pengaturan jadwal tersendiri, maka ketentuan pembatasan tenggang waktu pelaksanaan pengadaan, diserahkan sepenuhnya kepada Pengguna Barang/Jasa, Pejabat BLP, atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP. 12.11. Jangka Waktu Pengadaan/Pembelian Langsung.

Pengaturan jangka waktu dalam proses Pengadaan/Pembelian Langsung diserahkan sepenuhnya kepada Pejabat BLP.

12.12. Pengumuman Pengadaan Barang/Jasa.

12.12.1. Pelelangan / Seleksi Umum, diumumkan di papan pengumuman perusahaan (portal perusahaan) dan/atau di surat kabar Provinsi atau Nasional, dan atau bila memungkinkan melalui portal Kementerian BUMN. Apabila melalui surat kabar Provinsi atau Nasional minimal dilakukan 1 (satu) kali;

12.12.2. Ketentuan Pengumuman Pengadaan Barang/Jasa adalah sebagai berikut: 1. Nilai pekerjaan diatas Rp.300.000.000 (Tiga Ratus Juta Rupiah) sampai

Rp.500.000.000 (Lima Ratus Juta Rupiah) diumumkan di papan pengumuman perusahaan dan/atau Website perusahaan;

2. Apabila setelah 7 (tujuh) hari kalender diumumkan sebagaimana butir 1 diatas jumlah Penyedia Barang/Jasa yang mendaftar dan memenuhi syarat kurang dari 3 (tiga) Penyedia Barang/Jasa, maka diumumkan melalui surat kabar provinsi;

3. Nilai pekerjaan diatas Rp.500.000.000 (Lima Ratus Juta Rupiah), di umumkan di papan pengumuman perusahaan atau Website perusahaan,

(30)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 24

dan di 1 (satu) surat kabar dengan jangkauan provinsi atau surat kabar nasional/internasional;

12.13. Isi Pengumuman memuat antara lain:

12.13.1. Nama dan alamat Pengguna Anggaran;

12.13.2. Nama dan lokasi pekerjaan, serta paket pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa yang akan dilaksanakan;

12.13.3. Uraian singkat pekerjaan;

12.13.4. Syarat-syarat calon Penyedia Barang/Jasa;

12.13.5. Tempat, tanggal, hari, dan waktu pengambilan dokumen;

Bagian Kedua

Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa Pasal 13

Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa dilakukan dengan cara prakualifikasi atau pascakualifikasi. 13.1. Prinsip-prinsip Prakualifikasi dan Pascakualifikasi

13.1.1.Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa sebelum memasukkan penawaran;

13.1.2.Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa setelah memasukkan penawaran;

13.1.3.Dalam proses prakualifikasi/pascakualifikasi, BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dilarang menambah persyaratan prakualifikasi/pascakualifikasi diluar dokumen kualifikasi yang telah ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa; 13.1.4.Persyaratan prakualifikasi/pascakualifikasi yang ditetapkan harus merupakan

persyaratan minimal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan agar terwujud persaingan yang sehat secara luas;

13.1.5.Dalam proses prakualifikasi/pascakualifikasi, BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP tidak boleh melarang, menghambat, dan membatasi keikutsertaan calon peserta Pengadaan Barang/Jasa dari luar propinsi/kabupaten/kota lokasi Pengadaan Barang/Jasa;

13.1.6.Pada setiap tahapan proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa, Pengguna Barang /Jasa atau BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP dilarang membebani atau memungut biaya apapun kepada Penyedia Barang/Jasa, kecuali biaya penggandaan dokumen pengadaan.

13.2. Proses Prakualifikasi dan Pascakualifikasi

13.2.1.Proses Prakualifikasi secara umum meliputi pengumuman prakualifikasi, pengambilan dokumen prakualifikasi, pemasukan dokumen prakualifikasi,

(31)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 25

evaluasi dokumen prakualifikasi, penetapan calon peserta pengadaan yang lulus prakualifikasi, dan pengumuman hasil prakualifikasi;

13.2.2.Proses Pascakualifikasi secara umum meliputi pemasukan dokumen kualifikasi bersamaan dengan dokumen penawaran dan terhadap peserta yang diusulkan untuk menjadi pemenang serta cadangan pemenang dievaluasi dokumen kualifikasinya.

13.3. Ketentuan Prakualifikasi

13.3.1.Prakualifikasi wajib dilaksanakan untuk pekerjaan kompleks: 1. Pengadaan Jasa Konsultansi; dan

2. Pengadaan Jasa Konstruksi/Jasa Lainnya yang menggunakan metode penunjukkan langsung untuk pekerjaan kompleks;

3. Pelelangan Terbatas.

13.3.2.Pengguna Barang/Jasa dapat menyederhanakan proses prakualifikasi dengan tidak meminta seluruh dokumen yang diisyaratkan melainkan cukup dengan formulir isian kualifikasi Penyedia Barang/Jasa;

13.3.3.Dalam proses Prakualifikasi Penyedia Barang/Jasa cukup mengisi formulir isian kualifikasi yang akan dibuktikan kebenarannya sebelum diusulkan sebagai calon pemenang;

13.3.4.Penyedia Barang/Jasa wajib menandatangani surat pernyataan yang dibubuhi materai tentang kebenaran seluruh data yang disampaikan bahwa semua informasi yang disampaikan dalam formulir isian kualifikasi adalah benar, dan apabila ditemukan penipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan, yang bersangkutan bersedia dikenakan sanksi pembatalan sebagai Calon Penyedia Barang/Jasa dan sanksi administrasi yaitu dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list) perusahaan dan tidak diperkenankan ikut serta dalam Pengadaan Barang/ Jasa di perusahaan untuk 2 (dua) tahun berikutnya serta sanksi sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

13.4. Ketentuan Pascakualifikasi.

13.4.1.Pascakualifikasi dapat dilaksanakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang tidak kompleks.

13.4.2.Dalam proses Pascakualifikasi Penyedia Barang/Jasa mengisi formulir isian kualifikasi dan pembuktian kebenarannya dapat dilakukan pada saat proses klarifikasi;

13.4.3.Penyedia Barang/Jasa wajib menandatangani surat pernyataan yang dibubuhi materai tentang kebenaran seluruh data yang disampaikan bahwa semua informasi yang disampaikan dalam formulir isian kualifikasi adalah benar, dan apabila ditemukan penipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan, yang bersangkutan bersedia dikenakan sanksi pembatalan sebagai Calon Penyedia Barang/Jasa dan sanksi administrasi yaitu dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list) perusahaan dan tidak diperkenankan ikut serta dalam Pengadaan Barang dan Jasa di perusahaan untuk 2 (dua) tahun berikutnya serta sanksi sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

(32)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 26

13.5. Dokumen Kualifikasi.

BLP atau Kelompok Kerja(PokJa) BLP menyusun Dokumen Kualifikasi. Dokumen Kualifikasi berisi:

13.5.1.Penjelasan singkat mengenai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan (scope of works), perkiraan nilai paket pekerjaan, sumber dana, dan jadwal proses Pengadaan.

13.5.2.Formulir isian kualifikasi Penyedia Barang dan Jasa konstruksi/Jasa lainnya. Sebagai referensi dicontohkan sebagaimana pada Lampiran 2.a dan 2.b Keputusan Direksi ini yang terdiri dari:

1. Surat Pernyataan Minat Untuk Mengikuti Pengadaan (Lampiran 2.a); 2. Formulir Isian Penilaian Kualifikasi (Lampiran 2.b).

13.5.3.Formulir pengisian kualifikasi Penyedia Jasa Konsultansi. Sebagai referensi dicontohkan sebagaimana pada Lampiran 4.a dan 4.b Keputusan Direksi ini yang terdiri dari:

1. Surat Pernyataan Minat Untuk Mengikuti Pengadaan (Lampiran 4.a); 2. Formulir Isian Penilaian Kualifikasi (lampiran 4.b).

13.6. Persyaratan Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa

13.6.1.Penyedia Barang/Jasa wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Memiliki ijin usaha sesuai dengan bidang usahanya;

2. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit/bangkrut, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau Direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana; 3. Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak;

4. Dalam hal Penyedia Barang dan Jasa berbentuk persekutuan usaha (partnership), wajib mempunyai perjanjian kerjasama operasi/kemitraan yang memuat representasi persekutuan dan pihak yang mewakili persekutuan;

5. Memiliki Nomor Pokok Wajib pajak (NPWP) dan bukti penyelesaian kewajiban pajak;

6. Telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir, dibuktikan dengan melampirkan fotokopi bukti tanda terima penyampaian Surat Pajak Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir, dan fotokopi Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29 atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir;

7. Dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir pernah memperoleh pekerjaan menyediakan barang dan jasa baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak, kecuali penyedia barang dan jasa yang baru berdiri kurang dari 1 (satu) tahun;

8. Tidak masuk dalam daftar hitam perusahaan;

9. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan pos;

10. Khusus untuk penyedia barang dan jasa orang perseorangan persyaratannya sama dengan diatas kecuali angka 7;

(33)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 27

13.6.2.Selain persyaratan wajib, Penyedia Barang/Jasa dapat memiliki persyaratan

kualifikasi antara lain sebagai berikut:

1. Memiliki tenaga ahli yang berpengalaman untuk pelaksanakan pekerjaan; 2. Mempunyai kemampuan menyediakan fasilitas, modal, dan peralatan serta

personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan; 3. Menyampaikan daftar pekerjaan yang sedang dilaksanakan;

4. Untuk pekerjaan khusus / spesifik / teknologi tinggi dapat ditambahkan persyaratan lain seperti peralatan khusus, tenaga ahli spesialis yang diperlukan atau pengalaman tertentu;

5. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa akan melakukan kemitraan, Penyedia Barang/Jasa harus mempunyai perjanjian kerja sama operasi/kemitraan yang memuat prosentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut;

6. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil serta kemampuan pada subbidang pekerjaan yang sesuai untuk Usaha Non-Kecil;

7. Memiliki Kemampuan Dasar (KD) untuk Usaha Non-Kecil, kecuali untuk Pengadaan Barang/Jasa Konsultansi;

8. Untuk nilai pekerjaan Pengadaan Barang dan Jasa diatas Rp. 500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah) harus memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari Bank. Apabila Pokja menentukan nilai dukungan dari Bank maka besaran surat keterangan dukungan dari Bank sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari nilai pekerjaan untuk Jasa konstruksi, dan 5% (lima persen) dari nilai pekerjaan untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya; 9. Memiliki kemampuan pada bidang dan sub bidang pekerjaan yang sejenis:

a. Untuk Jasa Konstruksi memenuhi Kemampuan Dasar (KD) = 2 kali Nilai Pengalaman Tertinggi (NPT) pada sub bidang pekerjaan yang sesuai dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir;

b. Untuk Barang/Jasa Lainnya memenuhi Kemampuan Dasar (KD) = 5 kali Nilai Pengalaman Tertinggi (NPT) pada sub bidang pekerjaan yang sesuai dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir;

c. Untuk Jasa Konsultansi memenuhi Kemampuan Dasar (KD) = 3 kali Nilai Pengalaman Tertinggi (NPT) pada sub bidang pekerjaan yang sesuai dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir;

10. Khusus untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya, harus memperhitungkan Sisa Kemampuan Keuangan (SKK) atau Sisa Kemampuan Paket (SKP) yang cukup, dengan ketentuan sebagai berikut:

Penilaian Kemampuan Keuangan (SKK):

dimana:

NK = Nilai Kontrak dalam pelaksanaan;

Prestasi = Nilai Pekerjaan yang sudah dilaksanakan;

(34)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 28

KK = Kemampuan Keuangan.

Kemampuan Keuangan (KK) dihitung berdasarkan:

dimana:

fp = Faktor Perputaran Modal (6 sampai 8);

MK = Modal Kerja.

Modal Kerja (MK) dihitung berdasarkan:

dimana:

fl = Faktor Likuiditas (0,3 sampai 0,8);

KB = (Aktiva lancar + Aktiva tetap + Aktiva lainnya) – (Hutang Jk Pendek

+ Hutang Jk Panjang);

Kriteria Penilaian:

Penilaian Sisa Kemampuan Paket (SKP)

dimana:

SKP = Sisa Kemampuan Paket

KP = Nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan

a. Untuk Usaha Kecil, KP ditentukan sebanyak 5 (lima) paket pekerjaan;

b. Untuk Usaha Non Kecil, KP ditentukan sebanyak 6 (enam) atau 1,2 (satu koma dua) N;

P = Jumlah Paket yang sedang dikerjakan;

N = Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir;

Kriteria Penilaian:

KK = fp x Modal Kerja(MK) Prestasi)

MK = fl x Kekayaan Bersih (KB)

SKK > (0,2 sampai 0,8) x Nilai Paket Pekerjaan

SKP = KP - P

(35)

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BTDC 29

Untuk Pekerjaan yang nilainya lebih kecil dari Rp.500 000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah) tidak diperlukan penilaian Sisa Kemampuan Keuangan (SKK) dan Sisa Kemampuan Paket (SKP).

11. Untuk perusahaan asing yang bergerak dibidang Jasa Konstruksi wajib mempunyai izin perwakilan Jasa Konstruksi asing di Indonesia.

12. Tenaga ahli yang akan ditugaskan dalam melaksanakan pekerjaan Jasa Konsultansi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan bukti penyelesaian kewajiban pajak;

b. Lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan, atau perguruan tinggi swasta dengan status lain yang telah mengikuti ujian negara, atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi;

c. Mempunyai pengalaman di bidangnya;

d. Tenaga ahli yang bekerja sebagai konsultan perorangan harus sudah menjadi anggota dan mendapatkan akreditasi dari asosiasi profesi yang diakui di negara masing-masing;

e. Membuat Riwayat Hidup (curriculum vitae) yang harus ditulis dengan teliti dan benar, ditandatangani oleh yang bersangkutan, diketahui oleh pimpinan perusahaan (kecuali konsultan perorangan) dan dilampiri dengan copy ijazah yang dipergunakan sebagai dasar untuk perhitungan pengalaman kerja;

f. Membuat surat pernyataan kesediaan untuk ditugaskan, diatas kertas bermeterai dan dilampirkan dalam usulan teknis yang diajukan.

g. Tidak boleh meninggalkan tempat dan tugas pekerjaan selama masa penugasan sesuai dengan apa yang tercantum dalam kontrak, kecuali dengan persetujuan ijin/ pimpinan;

h. Tidak boleh melaksanakan jasa konsultansi lain pada waktu bersamaan yang mengurangi waktu keterlibatan dalam tugasnya yang disebutkan dalam kontrak.

13.6.3.Dilarang menjadi Penyedia Barang/Jasa:

1. Pegawai Perusahaan, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti di luar tanggungan perusahaan;

2. Penyedia Barang/Jasa yang keikutsertaannya menimbulkan pertentangan kepentingan;

13.6.4.Terpenuhinya persyaratan yang dinilai melalui proses prakualifikasi atau pascakualifikasi oleh Pejabat BLP atau Kelompok Kerja (PokJa) BLP.

Referensi

Dokumen terkait

years/levels 日日日日日日日日日日日日日日日日日日日 Elementary Education ( 日日日日 ) Elementary School 日日日日日 Name 日日日日 ) Location From 日日日日

ABDUL AZIS BRIGADIR/85081607 JUMLAH.. NO NAMA PANGKAT

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi atau cara lainnya tanpa izin dari

[r]

HUBUNGAN FEAR OF FAILURE D AN PROKRASTI NASI AKAD EMIK D ENGAN KECURANGAN AKAD EMIK PAD A MAHASISWA D EPARTEMEN PSIKOLOGI UPI.. Universitas Pendidikan Indonesia |

[r]

[r]

Sebuah skripsi yang ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar. Sarjana