• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan)

a. Perjanjian Lisensi, Kerja Sama dan Perakitan (lanjutan) Anak

Perusahaan Keterangan mengenai Perjanjian Utama Prinsipal

ICB - Penyalur tunggal produk “Renault” di Indonesia untuk jangka waktu yang tidak terbatas (c).

PT Auto Euro Indonesia IPN - Dealer untuk kendaraan “Hino” dan suku cadang dan

menyediakan jasa perbaikan dan pemeliharaan untuk wilayah Jawa Timur sampai dengan tanggal

31 Desember 2006.

PT Hino Motors Sales Indonesia (pada tahun 2003,

sebelumnya ditunjuk oleh PT Hino Motors Manufacturing Indonesia) UPM (dahulu IPT sebelum penggabungan usaha)

- Dealer eksklusif untuk produk Mazda di Indonesia kecuali distribusi suku cadang.

PT Ford Motor Indonesia

WW dan ITN - Dealer resmi untuk produk Nissan di Indonesia. PT Nissan Motor Distributor Indonesia

Catatan:

(a)

Walaupun telah jatuh tempo, Volvo masih mengijinkan CSA untuk mengimpor suku cadang Volvo, asesoris dan produk Volvo lainnya tanpa perjanjian tertulis yang resmi. Pada tanggal laporan auditor independen, penunjukan resmi CSA sebagai eksklusif dealer masih dalam proses.

Pada tanggal 9 Februari 2004, PT Ford Motor Indonesia (FMI) sebagai importir resmi mobil Volvo, mengirimkan surat kepada CSA bahwa CSA tetap dipertahankan sebagai dealer ritel di Indonesia dengan otoritas dari FMI, menunggu perjanjian dealer resmi yang masih dalam proses penyelesaian. Penunjukkan ini akan tetapi, dapat diakhiri oleh salah satu pihak setiap saat.

(b)

CSA menunjuk ITU, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sebagai penyalur truk dengan merek “Volvo” di Indonesia.

(c)

ICB menunjuk ITN, Anak Perusahaan, sebagai dealer resmi produk dengan merek “Renault” di Indonesia.

b. Perjanjian Sewa-Menyewa

1. PT Multi Central Aryaguna, Anak Perusahaan, terutama menyewakan gedung kantornya berdasarkan perjanjian sewa dan servis kepada PFS, HMMI, PT Sumi Rubber Indonesia (SRI), PT Indo-EDS Daya Selaras (IEDS), PT Oka International Logistama (OIL), IMGSL, PT Nissan Motor Indonesia (NMI), Dana Pensiun Indomobil Group (Dana Pensiun), ISI, PT Indomobil Niaga International (IMNI), PT Buana Indomobil Trada (BIT), PT Wahana Inti Sela (WIS), HMSI dan PT Auto Euro Indonesia, semua pihak yang mempunyai hubungan istimewa, pada tahun 2003 dan dengan PFS, HMMI, SRI, IEDS, OIL, IMGSL, NMI, Dana Pensiun, ISI, IMNI, BIT, WIS dan IJMG, semua pihak yang mempunyai hubungan istimewa, pada tahun 2002. Jumlah penghasilan sewa dan servis berdasarkan perjanjian tersebut di

28. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan)

b. Perjanjian Sewa-Menyewa (lanjutan)

2. Perusahaan mengadakan perjanjian sewa terpisah dengan ISI, HMMI, BIT, PT Indomarco Adiprima (INA) dan PT Indomarco Prismatama (INP) pada tahun 2003 dan dengan HMMI, BIT, INA dan INP pada tahun 2002, untuk penggunaan bagian tertentu dari tanah dan bangunan milik Perusahaan, sebagai gudang, kantor dan pusat servis untuk periode satu (1) tahun. Jumlah penghasilan sewa sehubungan dengan perjanjian tersebut berjumlah sebesar Rp 3.985.376.060 pada tahun 2003 dan Rp 3.611.463.765 pada tahun 2002, yang disajikan sebagai bagian dari “Lain-lain - bersih” pada laporan laba rugi konsolidasi.

3. PT Ford Motor Indonesia (FMI) mengadakan perjanjian sewa dan servis secara terpisah dengan UPM pada tahun 2003 dan dengan Perusahaan dan UPM pada tahun 2002, untuk penggunaan bagian tertentu dari tanah dan bangunan milik Perusahaan dan UPM, sebagai ruang kantor, untuk periode satu (1) tahun. Jumlah penghasilan sewa dan servis berdasarkan perjanjian di atas adalah sebesar Rp 3.007.155.579 pada tahun 2003 dan Rp 2.951.963.622 pada tahun 2002, yang disajikan sebagai bagian dari “Lain-lain - bersih” pada laporan laba rugi konsolidasi.

4. Pada tanggal 23 April 1996, PT Indosentral Bina Trada (ISBT), Anak Perusahaan, mengadakan perjanjian dengan PT Mandara Permai (MP), dimana ISBT diberikan hak menggunakan tanah, yang berlokasi di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, untuk ruang pameran dealer sejak tanggal 1 Mei 1996 dengan jangka waktu sepuluh (10) tahun dengan opsi untuk memperpanjang sampai tujuh (7) tahun setelah periode sewa.

Efektif pada tanggal 30 Juni 2002, ISBT telah melakukan penggabungan usaha dengan Perusahaan (lihat Catatan 3 dan 28j.9) dan secara otomatis perjanjian kerjasama di atas diambil alih oleh Perusahaan.

5. Pada tanggal 2 Januari 2003, PT Central Sole Agency (CSA), Anak Perusahaan tidak langsung, mengadakan perjanjian sewa dengan PT Auto Mall Indonesia (AMI), dimana CSA diberikan hak untuk menggunakan bagian gedung tertentu dari Auto Mall Indonesia yang berlokasi di Sudirman Central Business Development, Jakarta Selatan, sebagai ruang pamer dealer mulai tanggal 2 Januari 2003, untuk periode empat (4) tahun sampai dengan tanggal 31 Desember 2006, dengan opsi untuk memperpanjang sampai dua (2) tahun setelah periode sewa. Sebagai kompensasi, AMI akan membebankan biaya sewa Rp 39.690.000 per bulan selama periode sewa.

6. Pada tanggal 26 Mei 2003, CSA mengadakan perjanjian sewa dengan PT Asuransi Central Asia (ACA) dimana CSA diberikan hak untuk menggunakan tanah yang berlokasi di Pondok Indah, Jakarta Selatan, sebagai ruang pamer dealer mulai tanggal 1 Juli 2003 sampai dengan tanggal 30 Juni 2008. Sebagai kompensasi, ACA akan membebankan CSA biaya sewa sebesar Rp 1.665.810.000 untuk lima (5) tahun atau Rp 333.162.000 per tahun

c. Perjanjian Bangun, Kelola dan Alih ( Built, Operate and Transfer - BOT)

PT Wahana Wirawan (WW), Anak Perusahaan, mengadakan perjanjian BOT dengan PT Sri Medali (SM), dimana WW akan membangun gedung pada beberapa bidang tanah yang dimiliki oleh SM, dan akan memiliki hak untuk mengelola gedung tersebut selama sepuluh (10) tahun sejak tanggal 24 Mei 1996 sampai dengan tanggal 24 Mei 2006. Sehubungan dengan restrukturisasi operasi usaha Nissan di Indonesia (lihat Catatan 28j.13), WW mengalihkan perjanjian BOT dengan SM kepada PT Nissan Motor Indonesia. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, persetujuan dari SM masih belum diperoleh.

28. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan)

d. Perjanjian Bantuan Teknis

Perusahaan dan UPM, CSA, WITM, IPN, IST, GMM, NMC, ITU, IMB, WW, MCA, Anak Perusahaan, mengadakan perjanjian dengan IEDS, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dimana IEDS setuju untuk menyediakan jasa teknologi informasi kepada Perusahaan dan Anak Perusahaan yang disebutkan di atas. Jasa profesional yang dibebankan pada operasi sehubungan dengan perjanjian tersebut berjumlah Rp 635.083.454 pada tahun 2003 dan Rp 654.108.160 pada tahun 2002, yang disajikan sebagai bagian dari “Beban Usaha” pada laporan laba rugi konsolidasi.

e. Perjanjian Anjak Piutang

Pada tanggal 8 Februari 2002, IPT (sebagai “Dealer”) dan FMI (sebagai “Distributor”) mengadakan perjanjian anjak piutang utama dengan PFS (sebagai “Perusahaan Pembiayaan”), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dimana FMI sebagai distributor dari kendaraan Mazda akan menjual piutang yang diperoleh dari penjualan kendaraan Mazda kepada PFS secara “without recourse“, dan hasil dari transaksi anjak piutang ini akan digunakan untuk membayar hutang IPT atas pembelian kendaraan tersebut kepada FMI. Jumlah fasilitas maksimum untuk transaksi anjak piutang ini adalah sebesar Rp 25.000.000.000 untuk membiayai tingkat persediaan yang cukup atas kendaraan Mazda yang baru dan dijamin dengan penempatan jaminan kas dari IPT kepada PFS sebesar Rp 6.250.000.000, yang disajikan sebagai bagian dari “Aktiva Bukan Lancar Lainnya” pada neraca konsolidasi. Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, fasilitas anjak piutang yang digunakan oleh IPT masing-masing berjumlah Rp 22.394.340.555 dan Rp 16.904.848.489, yang disajikan sebagai bagian dari “Hutang Jangka Pendek” pada neraca konsolidasi.

Efektif tanggal 1 September 2003, IPT telah melakukan penggabungan usaha dengan UPM (lihat Catatan 3) dan perjanjian kerjasama tersebut di atas secara otomatis diambil alih oleh UPM. f. Restrukturisasi Hutang

Pada tanggal 21 Desember 2000, IPT, IBAR, GMM dan Perusahaan menandatangani Nota Kesepakatan untuk merestrukturisasi hutang mereka kepada BPPN. Pada Nota Kesepakatan, semua pihak setuju untuk:

1. Membayar “sustainable loan” sejumlah Rp 22.200.000.000. “Sustainable loan” dikenakan suku bunga mengambang tahunan sebesar 18,00% dan dijamin dengan jaminan dari Perusahaan dan UPM serta jaminan pribadi dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

2. Semua saldo “unsustainable loan” yang tidak dapat dibayar kembali sejumlah Rp 262.993.174.904 akan dialihkan dan diambil alih oleh Perusahaan.

3. PerusahaanberencanaakanmenerbitkanobligasikonversikepadaBPPNuntukmenggantikan “unsustainable loan”.

Bagian atas sustainable loan IBAR telah dibayar pada tahun 2002 dan bagian atas sustainable loan IPT dan GMM diambil alih oleh kreditur lain dari BPPN (lihat Catatan 18a).

Sehubungan dengan pengambilalihan oleh Perusahaan atas unsustainable loan IPT, IBAR dan GMM, Perusahaan menerbitkan obligasi konversi kepada BPPN pada tahun 2001. Selain itu, pada tahun 2001, Anak Perusahaan tersebut dan Perusahaan melakukan perjanjian fasilitas konversi hutang secara terpisah, dimana semua pihak setuju bahwa semua hutang Anak Perusahaan yang dialihkan kepada Perusahaan akan diselesaikan melalui pengkonversian hutang ke ekuitas

28. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan)

g. Restrukturisasi Modal Beberapa Anak Perusahaan

Anak Perusahaan telah merestrukturisasi komposisi ekuitas yang mengakibatkan perubahan pada kepemilikan Perusahaan sebagai berikut:

% Kepemilikan Sebelum Restrukturisasi Sesudah Restrukturisasi 2003

PT Unicor Prima Motor (lihat Catatan 3 dan 28j.5 )

90,000 96,269

PT Indomobil Finance Indonesia (dahulu 99,288 99,286

PT Indomaru Multi Finance)

PT Wahana Indo Trada Mobilindo, melalui PT Wahana Inti Central Mobilindo (yang dimiliki 99,89% oleh Perusahaan)

99,000 80,000

PT Wahana Wirawan, melalui PT Indocitra

Buana (yang dimiliki 99,99% oleh Perusahaan)

60,000 90,000

2002

PT Indomobil Finance Indonesia (lihat Catatan 28j.7)

99,000 99,290

PT Multi Central Aryaguna (lihat Catatan 28j.7) 99,000 99,980

PT Indomobil Bhupala (lihat Catatan 28j.7) 99,000 99,790

PT Indocitra Buana (lihat Catatan 28j.7) 99,000 99,990

PT Indosentral Bina Trada (lihat Catatan 3 dan 28j.9)

90,000 -

PT Sumber Artha Perdana (lihat Catatan 3 dan 28j.9)

99,000 -

PT Nissan Motor Indonesia 4,500 3,040

PT Indosentosa Trada, melalui PT Wahana Wirawan (yang dimiliki 60,00% oleh PT Indocitra Buana) pada tahun 2002 (lihat Catatan 3 dan 28j.12)

45,450 30,000

PT United Indo Surabaya, melalui

PT Wahana Wirawan (yang dimiliki 60,00% oleh PT Indocitra Buana) pada tahun 2002 (lihat Catatan 3 dan 28j.12)

45,900 30,290

Restrukturisasi modal tersebut adalah berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham luar biasa secara sirkular dari Anak Perusahaan untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor, yang telah diberitahukan kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dan/atau telah disetujui oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal. Dalam hal dimana kepemilikan Perusahaan terdilusi, Perusahaan memutuskan untuk mengabaikan haknya untuk membeli saham terlebih dahulu dari saham baru yang akan diterbitkan oleh Anak Perusahaan.

28. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan)

h. Komitmen dan Kontinjensi yang Signifikan

1. Perusahaan mengadakan Perjanjian Jual Beli Tanah dimana Perusahaan berjanji untuk membeli beberapa bidang tanah yang berlokasi di Pusat Bisnis Jakarta sehubungan dengan ekspansi kantor Group Indomobil dan jaringan dealership yang akan datang. Transaksi tersebut dilakukan berdasarkan beberapa Perjanjian Pengikatan (Commitment Agreement) sebagai berikut:

a. Pengikatan Jual Beli Tanah pada tanggal 2 Desember 2002, antara Perusahaan dengan PT Insan Asia Nusantara (INSAN), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dimana Perusahaan berjanji untuk membeli dan INSAN berjanji untuk menjual tanah dengan jumlah area seluas 10.300 m2 yang berlokasi di Kecamatan Setiabudi, Jalan Jenderal Sudirman yang mencakup Kav. 76, 77 dan sebagian 78, Jakarta dengan harga sebesar Rp 124,60 miliar.

b. Pengikatan Pengalihan Hak tanggal 2 Desember 2002 antara Perusahaan dan INSAN, dimana Perusahaan berjanji untuk membeli/mengambil alih dan INSAN berjanji untuk menjual/melepas, beberapa bidang tanah dan bangunan yang berlokasi di Kecamatan Setiabudi yang letaknya berdekatan dengan lokasi tanah yang dibeli seperti yang dijelaskan pada poin 1a di atas, dengan jumlah area seluas 15.133,313 m2, dengan harga sebesar Rp 101,00 miliar.

c. Pengikatan Jual Beli Tanah tanggal 2 Desember 2002 antara Perusahaan dengan PT Gunung Ansa (Gunsa), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dimana Perusahaan berjanji untuk membeli dan Gunsa berjanji untuk menjual, sebidang tanah dengan jumlah area seluas 6.104 m2 yang berlokasi di Jalan Hayam Wuruk No. 6, Jakarta, dengan harga sebesar Rp 53,40 miliar.

Perjanjian Pengikatan berlaku efektif selama satu (1) tahun sejak tanggal penandatanganan dan dipenuhinya beberapa syarat tertentu oleh kedua belah pihak sebelum penandatanganan Perjanjian Penjualan dan Pembelian. Perjanjian tersebut juga menyebutkan bahwa perwakilan dari setiap pihak sehubungan dengan hak dan kewajibannya selama periode perjanjian. Beberapa persyaratan tertentu harus dipenuhi, antara lain, adalah sebagai berikut:

• Tanah tersebut bebas dari penjaminan dan sitaan;

• Transaksiharusmemperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris dan Pemegang Saham seperti yang ditentukan dalam peraturan dan undang-undang yang berlaku;

• Perusahaan akan menunjuk penilai independen, untuk menentukan nilai tanah, dan konsultan hukum independen, untuk melaksanakan audit hukum dan meneliti kelengkapan dokumen-dokumen atas tanah tersebut;

• Transaksi ini harus disetujui oleh para Kreditur Perusahaan dan badan pengatur lainnya sehubungan dengan penggunaan tanah.

28. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan)

h. Komitmen dan Kontinjensi yang Signifikan (lanjutan)

Pada kondisi dimana Pengikatan dibatalkan yang disebabkan oleh karena Perusahaan, INSAN dan Gunsa harus mengembalikan seluruh jumlah uang muka dari Perusahaan. Akan tetapi, pada kondisi dimana pengikatan dibatalkan yang disebabkan bukan oleh Perusahaan, INSAN dan Gunsa harus mengembalikan seluruh uang muka dari Perusahaan ditambah denda sebesar 15,00% per tahun terhitung semenjak uang muka dibayarkan. Pengembalian uang muka dan denda harus dilakukan dalam jangka waktu sepuluh (10) hari dari tanggal pembatalan.

Akan tetapi, Pengikatan juga menyebutkan bila INSAN dan/atau Gunsa tidak dapat mengembalikan uang muka dan denda, Perusahaan mempunyai hak untuk menjual atau mengalihkan kepemilikan atas bidang tanah kepada pihak lain, dan/atau melakukan hal-hal yang diperlukan untuk mengambil alih bidang tanah tersebut.

Transaksi ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 1 September 2003.

Perjanjian Pengikatan tersebut telah diperpanjang oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk tahun berikutnya sampai dengan tanggal 2 Desember 2004 ketika perjanjian pengikatan tersebut berakhir pada tanggal 2 Desember 2003.

2. PT Wahana Senjaya Jakarta dan PT Wahana Delta Prima Banjarmasin, Anak Perusahaan tidak langsung, mengadakan perjanjian pengikatan Jual Beli Tanah untuk membeli beberapa bidang tanah yang berlokasi di Jakarta dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan, untuk pendirian kantor dan ruang pamer yang akan datang. Pada tanggal 31 Desember 2003, jumlah uang muka yang dibayar oleh Anak Perusahaaan tidak langsung untuk transaksi di atas berjumlah Rp 7,45 miliar yang disajikan sebagai bagian dari aktiva bukan lancar pada “Uang Muka Pembelian Tanah” di neraca konsolidasi. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, Perjanjian Jual Beli Tanah dan Hak Guna Bangunan untuk beberapa bidang tanah yang diperoleh masih dalam proses penyelesaian.

3. Perusahaan mengeluarkan jaminan perusahaan untuk pinjaman yang diperoleh oleh GMM, IBAR, UPM, SIF dan IMB, Anak Perusahaan, dan PT Kotobukiya Indo Classic Industries (KICI) dan PT CSM Corporatama, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Jaminan perusahaan tersebut dikeluarkan dahulu oleh IIC sebelum penggabungan usaha dengan IMII (lihat Catatan 1) dan akan jatuh tempo pada saat pinjaman yang dijamin jatuh tempo. Pada tahun 2002, Perusahaan mengeluarkan jaminan perusahaan untuk pinjaman yang diperoleh IFI, Anak Perusahaan, dan jaminan perusahaan dari Perusahaan kepada KICI telah dialihkan kepada PT Tritunggal Inti Permata, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, berdasarkan surat pernyataan pada tanggal 18 Maret 2002. Pada tahun 2003, jaminan perusahaan kepada GMM, IBAR, UPM, IMB dan CSM telah dibebaskan.

Pada tanggal 31 Desember 2003, jumlah jaminan yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 101.575.899.722.

i. Perjanjian Kerja Sama dan Fasilitas Kredit Channeling

Beberapa Anak Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama dengan beberapa bank, sebagai berikut:

28. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan)

i. Perjanjian Kerja Sama dan Fasilitas Kredit Channeling (lanjutan) SIF:

Bank

Jumlah Fasilitas dan

Tanggal Jatuh Tempo Nilai Pinjaman

Suku Bunga Efektif Tahunan

PT Bank DKI Pinjaman revolving

untuk program Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dengan fasilitas maksimum pinjaman sebesar Rp 75 miliar. Perjanjian pinjaman akan berakhir pada tanggal 12 Desember 2005 dan dapat diperbaharui jika disetujui oleh kedua belah pihak.

Tidak dicatat dalam pembukuan karena semua hak dan kewajiban atas piutang telah dialihkan kepada bank. Berkisar antara 17,00% sampai dengan 19,00% pada tahun 2003 dan 19,00% pada tahun 2002. PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Pinjaman non revolving

dengan fasilitas maksimum pinjaman Rp 150 miliar. Jangka waktu maksimum pembayaran oleh pelanggan adalah tiga (3) tahun. Pembiayaan ini telah dihentikan pada tanggal 13 November 2003.

SIF tidak menyalurkan pinjaman ini.

22,00% pada tahun

2003 dan 2002.

PT Bank Niaga Tbk. Pinjaman untuk

program Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dengan fasilitas maksimum pinjaman Rp 50 miliar dengan periode penarikan selama satu (1) tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal

23 September 2003. Perjanjian ini akan jatuh tempo pada tanggal 20 September 2005, dan dapat dperbaharui jika disetujui oleh kedua belah pihak. Minimum bagian SIF adalah sebesar 10,00% dari jumlah kredit yang diberikan dan maksimum bagian PT Bank Niaga Tbk. (Niaga) adalah 90,00% dari jumlah kredit yang

Tidak dicatat dalam pembukuan karena semua hak dan kewajiban atas piutang telah dialihkan kepada bank. Risiko tidak tertagihnya piutang akan dibagi antara SIF dan Niaga sesuai dengan porsi pembiayaan mereka.

Berkisar antara

14,00% sampai dengan 20,50% pada tahun 2003 dan antara 19,50% sampai dengan 20,50% pada tahun 2002.

28. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan)

i. Perjanjian Kerja Sama dan Fasilitas Kredit Channeling (lanjutan) SIF (lanjutan):

Bank

Jumlah Fasilitas dan

Tanggal Jatuh Tempo Nilai Pinjaman

Suku Bunga Efektif Tahunan

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Pinjaman non revolving

dalam bentuk program Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) sebagai berikut:

Tidak dicatat dalam pembukuan karena semua hak dan kewajiban atas piutang telah dialihkan kepada bank.

Berkisar antara 15,25% sampai dengan 19,50% pada tahun 2003 dan antara 19,50% sampai dengan 20,00% pada tahun 2002. Fasilitas Maksimum (Dalam Rupiah) Jangka Waktu Penarikan Jangka Waktu Pembayaran

75 miliar 22 September 2001 Tiga (3) tahun atau

selambat-lambatnya pada tanggal 22 September 2004.

100 miliar 23 Mei 2002 Tiga (3) tahun atau

selambat-lambatnya pada tanggal 23 Mei 2005.

200 miliar 5 September 2002 Tiga (3) tahun atau

selambat-lambatnya pada tanggal 5 September 2005.

240 miliar 19 Agustus 2003 Tiga (3) tahun atau

selambat-lambatnya pada tanggal 19 Agustus 2006.

250 miliar 17 April 2004 Empat (4) tahun atau

selambat-lambatnya pada tanggal 17 April 2008.

900 miliar 20 November 2004 Empat (4) tahun atau

selambat-lambatnya pada tanggal 20 November 2008. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Pinjaman non revolving

dalam bentuk program Kredit Usaha

Kecil (KUK) dengan fasilitas maksimum Rp 50 miliar dengan periode penarikan selama lima (5) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 9 Januari 2004.

Tidak dicatat dalam pembukuan karena semua hak dan kewajiban atas piutang telah dialihkan kepada bank.

Berkisar antara 15,25% sampai dengan 19,50% pada tahun 2003 dan antara 19,50% sampai dengan 20,00% pada tahun 2002.

28. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan)

i. Perjanjian Kerja Sama dan Fasilitas Kredit Channeling (lanjutan) SIF (lanjutan):

Bank

Jumlah Fasilitas dan

Tanggal Jatuh Tempo Nilai Pinjaman

Suku Bunga Efektif Tahunan PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Pinjaman non-revolving dengan fasilitas maksimum Rp 150 miliar dengan periode penarikan selama satu (1) tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 24 Juni 2004. Perjanjian ini akan jatuh tempo pada tanggal 24 Juni 2004 dan dapat diperbaharui jika disetujui oleh kedua belah pihak.

Tidak dicatat dalam pembukuan karena semua hak dan kewajiban atas piutang telah dialihkan kepada bank.

Berkisar antara 15,50% sampai dengan 17,00% pada tahun 2003.

IFI:

PT Bank Bukopin Fasilitas kredit

channeling dengan jumlah maksimum Rp 20 miliar dengan periode penarikan selama satu (1) tahun. Fasilitas ini telah jatuh tempo pada tanggal 15 April 2003 dan sampai dengan tanggal laporan auditor

independen masih dalam proses perpanjangan.

Tidak dicatat dalam pembukuan karena semua hak dan kewajiban atas piutang telah dialihkan kepada bank. Berkisar antara 13,00% sampai dengan 21,50% pada tahun 2003 dan antara 18,50% sampai dengan 22,00% pada tahun 2002, tergantung pada jangka waktu pembiayaan konsumen yang diambil oleh pelanggan. PT Bank Victoria International Tbk. Fasilitas kredit channeling dengan nilai maksimum Rp 100 miliar. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 11 September 2004.

Tidak dicatat dalam pembukuan karena semua hak dan kewajiban atas piutang telah dialihkan kepada bank. Berkisar antara 14,50% sampai dengan 15,50% pada tahun 2003 dan antara 21,00% sampai dengan 25,00% pada tahun 2002.

PT Bank Mega Tbk. Fasilitas kredit

channeling dengan nilai maksimum Rp 910 miliar. Fasilitas ini telah jatuh tempo pada tanggal

31 Desember 2002 dan sampai dengan tanggal laporan auditor

independen masih dalam proses perpanjangan.

Tidak dicatat dalam pembukuan karena semua hak dan kewajiban atas piutang telah dialihkan kepada bank. Berkisar antara 16,00% sampai dengan 21,00% pada tahun 2003 dan antara 21,00% sampai dengan 25,00% pada tahun 2002.

28. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan)

i. Perjanjian Kerja Sama dan Fasilitas Kredit Channeling (lanjutan) IFI (lanjutan):

Bank

Jumlah Fasilitas dan

Tanggal Jatuh Tempo Nilai Pinjaman

Suku Bunga Efektif Tahunan PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Fasilitas kredit channeling dengan nilai maksimum Rp 100 miliar. Fasilitas tersebut jatuh tempo dalam jangka waktu yang tidak terbatas.

Tidak dicatat dalam pembukuan karena semua hak dan kewajiban atas piutang telah dialihkan kepada bank. 19,00% pada tahun 2003 dan berkisar antara 15,50% sampai dengan 19,00% pada tahun 2002.

PT Bank Mega Tbk. Perjanjian kerjasama

pembiayaan konsumen untuk pembiayaan sepeda motor. Bagian IFI pada kerjasama

pembiayaan ini, minimum tidak kurang dari 1,00% dari jumlah kredit yang diberikan dan bagian PT Bank Mega Tbk. (Mega) tidak lebih dari 99,00% dari jumlah kredit yang diberikan. Batas maksimum bagian Mega dalam perjanjian ini adalah Rp 500 miliar. Fasilitas jatuh tempo pada tanggal 16 Januari 2004 dan sampai dengan tanggal laporan auditor independen masih dalam proses perpanjangan.

Tidak dicatat dalam pembukuan karena semua hak dan kewajiban atas piutang telah dialihkan kepada bank. Risiko tidak tertagihnya piutang akan dibagi antara IFI dan Mega sesuai dengan porsi pembiayaan mereka. Berkisar antara 16,00% sampai dengan 21,00% pada tahun 2003.

PT Bank Central Asia Tbk.

Perjanjian kerjasama

pembiayaan konsumen untuk pembiayaan sepeda motor baru. Bagian IFI pada kerjasama pembiayaan ini, minimum tidak kurang dari 10,00% dari jumlah kredit yang diberikan dan bagian PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) tidak lebih dari 90,00% dari jumlah kredit yang diberikan. Batas maksimum bagian BCA dalam perjanjian ini adalah Rp 100 miliar

Dokumen terkait