• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Keuangan Konsolidasi

Dengan Laporan Auditor Independen

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2003 dan 2002

(Mata Uang Indonesia)

PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk

DAN ANAK PERUSAHAAN

(2)

TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2003 DAN 2002

Daftar Isi

Halaman Laporan Auditor Independen

Neraca Konsolidasi ... 1-4 Laporan Laba Rugi Konsolidasi ... 5 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi ... 6 Laporan Arus Kas Konsolidasi ... 7-8 Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi ... 9-89

(3)

Laporan Auditor Independen

Laporan No. RPC-2090

Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT Indomobil Sukses Internasional Tbk

Kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT Indomobil Sukses Internasional Tbk dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, serta laporan laba rugi konsolidasi, laporan perubahan ekuitas konsolidasi dan laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan konsolidasi adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit laporan keuangan beberapa Anak Perusahaan tertentu yang jumlah aktivanya merupakan 30,87% dan 34,30% dari jumlah aktiva konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, dan jumlah laba bersih Anak Perusahaan tersebut merupakan 68,71% dan 3,92% dari jumlah laba bersih konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Kami juga tidak mengaudit laporan keuangan beberapa perusahaan asosiasi tertentu yang dicatat pada laporan keuangan konsolidasi dengan menggunakan metode ekuitas. Nilai tercatat penyertaan saham pada perusahaan asosiasi tersebut merupakan 0,72% dan 0,62% dari jumlah aktiva konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, dan bagian laba bersih dari perusahaan asosiasi tersebut merupakan 6,95% dan 0,30% dari jumlah laba bersih konsolidasi pada tahun 2003 dan 2002. Laporan keuangan Anak Perusahaan tersebut diaudit oleh auditor independen lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya telah disampaikan kepada kami, dan pendapat kami, sejauh yang berkaitan dengan jumlah-jumlah untuk perusahaan-perusahaan tersebut, semata-mata hanya didasarkan pada laporan auditor independen lain tersebut.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami dan laporan dari auditor independen lain tersebut memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan hasil pemeriksaan pajak diakui pada periode hasil pemeriksaan tersebut diterima, atau jika diajukan banding oleh Perusahaan, pada periode ketika hasil dari banding ditentukan. Seperti dijelaskan pada Catatan 17 atas laporan keuangan konsolidasi, Perusahaan mengakui hasil pemeriksaan pajak penghasilan badan sebesar Rp 117,18 miliar (termasuk denda pajak sebesar Rp 22,68 miliar) secara langsung sebagai penyesuaian pada Akumulasi Rugi tahun 2003, berdasarkan hasil akhir pemeriksaan oleh kantor pajak atas pajak penghasilan Perusahaan tahun 2002 selama tahun 2003. Jika Perusahaan mengakui hasil pemeriksaan pajak tersebut pada hasil usaha tahun 2003 dibandingkan membebankan jumlah yang sama secara langsung pada Akumulasi Rugi, laba bersih konsolidasi pada tahun 2003 akan berkurang sebesar Rp 117,18 miliar dan laba bersih per saham pada tahun 2003 akan berkurang sebesar Rp 118 per saham.

(4)

Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen lain tersebut, kecuali untuk pengaruh dari masalah yang disebutkan pada paragraf sebelumnya atas laporan laba rugi konsolidasi dan laporan perubahan ekuitas konsolidasi tahun 2003, laporan keuangan konsolidasi yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2b dan 3 atas laporan keuangan konsolidasi, pada tahun 2002 Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan persyaratan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 38, “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, sehubungan dengan penggabungan usaha antara Anak Perusahaan tertentu dan antara Anak Perusahaan tertentu dengan Perusahaan, dan PSAK No. 58, “Operasi Yang Dihentikan”, sehubungan dengan pelepasan Anak Perusahaan.

Kegiatan usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan telah dipengaruhi, dan akan terus dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di Indonesia yang mungkin mempengaruhi ketidakstabilan nilai tukar mata uang asing dan berdampak negatif pada kemampuan Perusahaan untuk mencapai laba dan arus kas yang diinginkan. Catatan 32 atas laporan keuangan konsolidasi berisi tindakan yang ditempuh dan rencana yang dibuat oleh manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk menghadapi kejadian ekonomi saat ini. Peningkatan dan pemulihan ekonomi tergantung pada beberapa faktor seperti tindakan fiskal dan moneter yang akan diambil oleh Pemerintah dan pihak lainnya, suatu tindakan yang berada di luar kendali Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Prasetio, Sarwoko & Sandjaja

Indrajuwana Komala Widjaja NIAP 98.1.0511

(5)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. Catatan 2003 2002 AKTIVA AKTIVA LANCAR

Kas dan setara kas 2c, 4 229.107.892.354 351.281.641.252 Penempatan jangka pendek 2d, 2w, 27f, 28j 30.014.315.433 60.000.000.000 Piutang

Usaha - setelah dikurangi

penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 697.638.196 pada tahun 2003 dan Rp 860.501.679

pada tahun 2002

Pihak ketiga 2e, 5 118.278.561.522 111.449.586.937

Pihak yang mempunyai hubungan

istimewa 2e, 2w, 5, 27a 33.013.513.269 52.737.216.845 Pembiayaan - setelah dikurangi

penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 15.105.053.651 pada

tahun 2003 dan Rp 15.708.753.620 2e, 2r, 2s,

pada tahun 2002 2w, 8, 14, 19 536.829.343.555 337.043.821.987 Anjak piutang - setelah dikurangi

pendapatan bunga anjak piutang yang belum diakui sebesar Rp 449.237.667 pada tahun

2003 dan Rp 229.975.502 pada 2e, 2t, 2w,

tahun 2002 9, 27i 2.504.799.713 9.224.061.878

Lain-lain - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 214.551.560 pada tahun 2003 dan

Rp 233.684.760 pada tahun 2002 2e 56.309.743.797 33.087.740.892 Persediaan - setelah dikurangi penyisihan

untuk persediaan usang sebesar Rp 583.566.685 pada tahun 2003

dan Rp 313.814.431 pada tahun 2002 2f, 6, 27j 292.607.436.805 261.646.314.813

Uang muka pembelian 11.127.828.550 19.661.128.119

Pajak pertambahan nilai dan biaya

dibayar di muka 2g 42.403.779.025 25.557.626.411

Jumlah Aktiva Lancar 1.352.197.214.023 1.261.689.139.134

AKTIVA BUKAN LANCAR

Piutang pembiayaan - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar

Rp 3.703.761.292 pada tahun 2003 2e, 2r, 2s,

dan Rp 1.847.899.716 pada tahun 2002 2w, 8, 14, 19 511.796.508.439 213.615.431.850 Piutang pihak yang mempunyai hubungan

(6)

Catatan 2003 2002

Penyertaan saham - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai penyertaan saham sebesar Rp 4.210.173.971 pada

tahun 2003 dan 2002 2h, 10, 18a 204.530.505.868 187.829.802.762 Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi

penyusutan sebesar Rp 114.681.599.671 pada

tahun 2003 dan Rp 94.243.709.503 2i, 2j, 2k, 2l,

pada tahun 2002 11, 14, 18a, 27j 325.498.920.850 214.067.379.034 Uang muka pembelian tanah 2w, 28h 286.453.000.000 271.000.000.000 Aktiva pajak tangguhan - bersih 2u, 17 31.727.994.936 57.301.618.169 Aktiva belum digunakan dalam

usaha - bersih 2l, 2m, 12 31.685.295.943 55.197.358.249 Taksiran tagihan pajak penghasilan 17 25.105.111.123 16.651.647.842

Kas di bank dan deposito berjangka

yang dibatasi penggunaannya 2c, 13, 14, 28i 9.395.515.182 4.739.606.803 Aktiva bukan lancar lainnya 2g, 2i, 2n,

2o, 2w, 27e, 28e 33.182.616.851 19.990.697.698

Jumlah Aktiva Bukan Lancar 1.460.291.127.568 1.040.998.049.786

JUMLAH AKTIVA 2.812.488.341.591 2.302.687.188.920

(7)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

Catatan 2003 2002

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Hutang jangka pendek 2w, 14, 21, 28e 438.309.135.669 809.348.876.983 Hutang

Usaha

Pihak ketiga 15 36.104.327.111 21.461.807.195

Pihak yang mempunyai hubungan

istimewa 2w, 15, 27b 117.695.532.565 110.210.969.310

Lain-lain 72.999.800.003 61.504.851.692

Uang muka pelanggan dan penyalur 25.593.691.609 21.171.762.492

Hutang pajak 2u, 17 112.755.737.827 83.884.107.687

Biaya masih harus dibayar 16 60.091.861.259 138.401.034.734 Hutang jangka panjang yang jatuh tempo

dalam waktu satu tahun

Hutang bank 10, 14, 18a, 21 167.746.784.825 32.183.922.023

Pembiayaan konsumen 18b 1.056.827.753 616.290.665

Sewa guna usaha 2r, 18c, 27g 690.172.500 213.525.510

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 1.033.043.871.121 1.278.997.148.291

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Hutang pihak yang mempunyai hubungan

istimewa 2w, 7, 14, 27d 147.698.747.465 62.350.038.817 Hutang jangka panjang - setelah

dikurangi bagian yang jatuh tempo

dalam waktu satu tahun

Hutang bank 10, 14, 18a, 21 661.334.362.263 333.614.076.015 Obligasi - bersih 2p, 19 509.978.597.104 220.530.961.386

Pembiayaan konsumen 18b 1.879.722.069 798.807.990

Sewa guna usaha 2r, 18c, 27g 1.470.795.420 -

Kewajiban pajak tangguhan - bersih 2u, 17 2.590.479.004 1.171.647.392

Goodwill - bersih 2b 205.244.516 270.204.085

Kewajiban jangka panjang lainnya - bersih 2v, 18a, 27k, 29 88.688.803.036 7.185.623.463

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 1.413.846.750.877 625.921.359.148

JUMLAH KEWAJIBAN 2.446.890.621.998 1.904.918.507.439

HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH

ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI 2b, 20 146.104.960.762 97.371.845.375

(8)

Catatan 2003 2002

EKUITAS

Modal saham

Modal dasar - 3.800.000.000 saham dengan

nilai nominal Rp 500 per saham

Modal ditempatkan dan disetor penuh -

996.502.680 saham 1, 21 498.251.340.000 498.251.340.000

Agio saham 1, 22 136.827.729.800 136.827.729.800

Selisih transaksi perubahan ekuitas anak

perusahaan dan perusahaan asosiasi 2b 169.888.186.568 134.093.618.288 Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas

sepengendali 2b (206.717.634.589) (144.442.679.944)

Saldo laba (akumulasi rugi)

Telah ditentukan penggunaannya 23a 3.000.000.000 3.000.000.000 Belum ditentukan penggunaannya 23b (381.756.862.948) (327.333.172.038)

Ekuitas - Bersih 219.492.758.831 300.396.836.106

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2.812.488.341.591 2.302.687.188.920

(9)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. 2002 Operasi dalam

Operasi yang Penghentian

Dilanjutkan (Sebelas Bulan)

Catatan 2003 (Satu Tahun) (lihat Catatan 3) Jumlah

PENGHASILAN BERSIH 2q, 2r, 2s,

2t, 2w, 24,

27a, 28b, 30 2.708.751.106.996 1.737.248.658.775 7.457.530.377.261 9.194.779.036.036

BEBAN POKOK PENGHASILAN 2q, 2w, 25,

27b, 30 2.357.588.611.891 1.507.297.325.544 6.072.945.096.320 7.580.242.421.864 LABA KOTOR 351.162.495.105 229.951.333.231 1.384.585.280.941 1.614.536.614.172 BEBAN USAHA Penjualan 2q, 26, 28d, 28j 116.922.257.545 87.968.692.154 472.950.929.803 560.919.621.957 Umum dan administrasi 2q, 26, 28d, 28j 209.675.214.873 156.438.874.883 120.746.202.987 277.185.077.870

Jumlah Beban Usaha 326.597.472.418 244.407.567.037 593.697.132.790 838.104.699.827

LABA (RUGI) USAHA 24.565.022.687 (14.456.233.806) 790.888.148.151 776.431.914.345

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Laba penjualan penyertaan saham 3, 10 86.118.347.737 888.626.554.925 - 888.626.554.925 Penghasilan bunga 2q 21.977.032.097 21.808.427.612 11.615.398.005 33.423.825.617 Bagian atas laba bersih perusahaan

asosiasi - bersih 2h, 10 5.713.470.741 11.941.796.330 - 11.941.796.330 Beban bunga dan keuangan lainnya (66.886.236.508) (122.210.450.235) (185.860.362.740) (308.070.812.975) Laba (rugi) selisih kurs - bersih 2y (37.655.895.951) 92.473.850.845 (34.675.054.629) 57.798.796.216 Lain-lain - bersih 2w, 27f, 28b, 28j 45.865.153.777 2.699.137.550 2.171.441.849 4.870.579.399

Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih 55.131.871.893 895.339.317.027 (206.748.577.515) 688.590.739.512

LABA SEBELUM BEBAN (MANFAAT)

PAJAK 79.696.894.580 880.883.083.221 584.139.570.636 1.465.022.653.857

BEBAN (MANFAAT) PAJAK 2u, 17

Tahun berjalan 22.621.425.514 77.726.054.800 207.211.546.884 284.937.601.684 Tangguhan 11.335.135.782 19.172.426.983 (31.825.874.861) (12.653.447.878)

Beban Pajak - Bersih 33.956.561.296 96.898.481.783 175.385.672.023 272.284.153.806

LABA SEBELUM POS LUAR BIASA 45.740.333.284 783.984.601.438 408.753.898.613 1.192.738.500.051

POS LUAR BIASA - LABA DARI RESTRUKTURISASI HUTANG ANAK PERUSAHAAN - Setelah dikurangi

beban pajak - tangguhan

sebesar Rp 15.657.319.063 14a 36.533.744.479 - - -

LABA SEBELUM HAK MINORITAS

ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN 82.274.077.763 783.984.601.438 408.753.898.613 1.192.738.500.051

HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH

ANAK PERUSAHAAN - Bersih 2b, 20 (19.517.580.684) (15.182.974.114) (206.639.352.700) (221.822.326.814)

LABA BERSIH 62.756.497.079 768.801.627.324 202.114.545.913 970.916.173.237

Laba Bersih Per Saham 2z 63 771 203 974

(10)

Selisih Transaksi Selisih Nilai

Perubahan Ekuitas Transaksi Saldo Laba (Akumulasi Rugi) Anak Perusahaan Restrukturisasi dan Perusahaan Entitas Telah Ditentukan Belum Ditentukan Jumlah Ekuitas Catatan Modal Saham Agio Saham Asosiasi Sepengendali Penggunaannya Penggunaannya - Bersih

Saldo, 1 Januari 2002 498.251.340.000 136.827.729.800 134.093.618.288 (116.438.819.687) 3.000.000.000 (1.292.416.345.275) (636.682.476.874 ) Selisih nilai transaksi

restrukturisasi entitas

sepengendali 2b - - - (28.003.860.257) - - (28.003.860.257 ) Selisih harga perolehan saham

perbendaharaan diatas harga

penerbitan saham - - - (5.833.000.000 ) (5.833.000.000 ) Laba bersih tahun 2002 - - - 970.916.173.237 970.916.173.237

Saldo, 31 Desember 2002 498.251.340.000 136.827.729.800 134.093.618.288 (144.442.679.944) 3.000.000.000 (327.333.172.038 ) 300.396.836.106

Beban pajak 2u, 17, 23b - - - - - (117.180.187.989 ) (117.180.187.989 ) Selisih nilai transaksi

restrukturisasi entitas

sepengendali 2b - - - (62.274.954.645) - - (62.274.954.645 ) Selisih transaksi perubahan ekuitas

anak perusahaan dan

perusahaan asosiasi 2b - - 35.794.568.280 - - - 35.794.568.280

Laba bersih tahun 2003 - - - 62.756.497.079 62.756.497.079

Saldo, 31 Desember 2003 498.251.340.000 136.827.729.800 169.888.186.568 (206.717.634.589) 3.000.000.000 (381.756.862.948 ) 219.492.758.831

(11)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

Catatan 2003 2002

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 2.233.711.997.788 1.545.834.125.976 Pembayaran kas kepada pemasok (2.363.531.090.952) (1.465.521.588.775) Pembayaran beban usaha (359.978.529.481) (209.553.799.105)

Kas yang digunakan untuk operasi (489.797.622.645) (129.241.261.904)

Pembayaran pajak (133.063.651.010) (28.209.555.700)

Pembayaran beban bunga dan keuangan lainnya (61.492.544.898) (262.052.928.173) Penerimaan (pembayaran) lain-lain - bersih 67.691.813.871 (174.472.227.809)

Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Operasi (616.662.004.682) (593.975.973.586)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penerimaan dari penjualan penyertaan saham 3, 10 80.190.000.000 1.262.955.189.025 Bunga yang diterima dan penerimaan dari

pencairan deposito berjangka dan

penempatan jangka pendek 51.977.032.097 6.169.203.414 Penerimaan penambahan modal saham

dari pemegang saham minoritas 40.495.549.950 -

Penerimaan dari penjualan aktiva tetap 28.277.671.759 7.010.678.796 Penerimaan dividen dari perusahaan asosiasi 2.326.381.700 193.336.125.552 Pembelian aktiva tetap 11 (103.932.811.693) (53.381.407.519)

Penambahan penyertaan saham 10 (35.556.150.000) -

Pembayaran uang muka untuk pembelian tanah 28h (15.453.000.000) (271.000.000.000) Pembelian aktiva belum digunakan dalam usaha 12 (9.186.372.000) -

Pembayaran dividen (8.452.500.000) (4.900.000.000)

Pembayaran uang muka penyertaan saham (5.500.000.000) - Pembayaran untuk penempatan jangka pendek

dan kas dan deposito berjangka yang

dibatasi penggunaannya 27f (4.670.223.812) -

Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Investasi 20.515.578.001 1.140.189.789.268

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan dari penerbitan obligasi 19 300.000.000.000 - Penerimaan dari hutang jangka panjang 276.300.000.000 435.362.630.622 Penerimaan dari hutang jangka pendek 168.487.641.698 871.704.630.106 Penerimaan dari sumber pendanaan lainnya 167.914.779.620 - Pembayaran hutang jangka panjang (239.628.075.209) (726.635.970.620) Pembayaran hutang jangka pendek (116.243.875.312) (933.825.694.889) Pembayaran untuk sumber pendanaan lainnya (77.857.793.014) (322.638.284.051) Pembayaran untuk penebusan obligasi 19 (5.000.000.000) -

Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Pendanaan 473.972.677.783 (676.032.688.832)

(12)

Catatan 2003 2002

PENURUNAN BERSIH

KAS DAN SETARA KAS (122.173.748.898) (129.818.873.150)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 4 351.281.641.252 481.100.514.402

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 4 229.107.892.354 351.281.641.252

Informasi Tambahan Arus Kas:

Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi:

Operasi yang dilanjutkan (616.662.004.682) (1.265.854.856.446)

Operasi dalam penghentian - 671.878.882.860

Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Operasi (616.662.004.682) (593.975.973.586)

Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi:

Operasi yang dilanjutkan 20.515.578.001 1.369.853.456.513

Operasi dalam penghentian - (229.663.667.245)

Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Investasi 20.515.578.001 1.140.189.789.268

Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan:

Operasi yang dilanjutkan 473.972.677.783 (146.401.409.486)

Operasi dalam penghentian - (529.631.279.346)

Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Pendanaan 473.972.677.783 (676.032.688.832)

PENURUNAN BERSIH

KAS DAN SETARA KAS - OPERASI YANG DILANJUTKAN DAN OPERASI

DALAM PENGHENTIAN (122.173.748.898) (129.818.873.150)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 4 351.281.641.252 481.100.514.402

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN - OPERASI YANG DILANJUTKAN DAN

(13)

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan hasil penggabungan usaha antara PT Indomulti Inti Industri Tbk (IMII) dan PT Indomobil Investment Corporation (IIC). IMII didirikan berdasarkan akta notaris Benny Kristianto, S.H., No. 128 tanggal 20 Maret 1987. Akta pendirian Perusahaan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-10924.HT.01.01.TH.88 tanggal 30 November 1988 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 32, Tambahan No. 1448 tanggal 20 April 1990. Pada tanggal 6 November 1997, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan menyetujui penggabungan usaha IMII dengan IIC dengan metode penyatuan kepentingan (pooling-of-interest) dan penjualan seluruh penyertaan saham IMII pada segmen usaha aneka industri. Penggabungan usaha tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman, Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Direktorat Jenderal Pajak pada tahun 1997. Setelah penggabungan usaha, nama IMII berubah menjadi PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. Sejak tanggal penggabungan usaha tersebut, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengkonsentrasikan bidang usahanya dalam industri otomotif. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Amrul Partomuan Pohan, S.H., L.L.M., No. 49 tanggal 30 Juni 1999 sehubungan dengan rencana Perusahaan untuk menawarkan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu. Perubahan anggaran dasar ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C-12.257.HT.01.04.TH.99 tanggal 5 Juli 1999.

Perusahaan dan Anak Perusahaan (selanjutnya disebut “Group”) didirikan dan menjalankan kegiatan usahanya di Indonesia. Ruang lingkup kegiatan Group meliputi antara lain pembuatan, perakitan, dan distribusi kendaraan bermotor roda empat, bis dan truk dan/atau kendaraan bermotor roda dua beserta suku cadangnya, perbengkelan, jasa keuangan dan jasa yang berhubungan, dan melakukan penyertaan saham dalam perusahaan-perusahaan atau kegiatan lainnya yang terkait dengan industri otomotif.

Saat ini, Group bergerak dalam bidang perakitan dan distribusi kendaraan bermotor roda empat, bis dan truk dengan merek “Suzuki”, “Mazda”, “Nissan”, “Volvo”, “VW”, “SsangYong”, ”AUDI”, “Hino” dan “Renault” dan/atau kendaraan bermotor roda dua beserta suku cadangnya, perbengkelan, jasa keuangan, pembiayaan konsumen, penyewaan dan jual beli kendaraan bekas pakai dan melakukan penyertaan saham dalam perusahaan-perusahaan atau kegiatan lainnya yang terkait dengan industri otomotif (lihat Catatan 1d).

Perusahaan berlokasi di Wisma Indomobil, Jl. MT. Haryono Kav. 8, Jakarta. Fasilitas pabrik dan perakitan Group terutama berlokasi di kawasan industri sekitar Jakarta dan Jawa Barat, sedangkan fasilitas penunjang servis otomotif, dealer, pembiayaan dan penyewaan terutama berlokasi di kota besar di Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1990.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tahun 1993, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham sejumlah 22 juta saham dengan nilai nominal seribu Rupiah (Rp 1.000) per saham melalui Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 1994, obligasi konversi Perusahaan sebesar AS$ 6,5 juta telah dikonversikan menjadi 2.912.568 saham baru dengan harga konversi sebesar Rp 4.575 per saham. Pada tahun 1995, Perusahaan menerbitkan 99.650.272 saham tambahan melalui penawaran umum terbatas (rights issue) dimana untuk setiap saham yang dimiliki, pemegang saham berhak untuk membeli 4 saham Perusahaan dengan harga penawaran sebesar Rp 2.100. Pada tahun 1997, setelah penggabungan usaha dengan IIC, Perusahaan mengeluarkan 373.688.500 saham baru untuk pemegang saham IIC sebelumnya dan melakukan pemecahan nilai saham dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 1.000 menjadi Rp 500 per saham, sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah saham yang beredar menjadi sebanyak 996.502.680 saham.

(14)

1. UMUM (lanjutan)

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan (lanjutan)

Seluruh saham Perusahaan yang beredar telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.

c. Karyawan, Direktur dan Komisaris

Susunan dewan komisaris dan dewan direktur Perusahaan pada tahun 2003 dan 2002 adalah sebagai berikut:

Komisaris Direktur

Soebronto Laras - Komisaris Utama Gunadi Sindhuwinata - Direktur Utama Pranata Hajadi - Wakil Komisaris Utama Josef Utamin - Direktur

Angky Camaro - Komisaris Rogelio F. Roxas - Direktur

Eugene Cho Park - Komisaris Wiwi Kurnia - Direktur

Soegeng Sarjadi - Komisaris Independen Surjadi Tirtarahardja - Direktur Hanadi Rahardja - Komisaris Independen Alex Sutisna - Direktur Moh. Jusuf Hamka - Komisaris Independen

Gaji dan imbalan direktur dan komisaris Perusahaan berjumlah sebesar Rp 2.794.000.000 pada tahun 2003 dan Rp 2.535.000.000 pada tahun 2002.

Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai gabungan karyawan tetap kurang lebih sebanyak 3.626 orang dan 2.377 orang masing-masing.

d. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan

Laporan keuangan konsolidasi mencakup akun-akun Perusahaan dan Anak Perusahaan, dimana Perusahaan mempunyai pemilikan hak suara lebih dari 50,00%, baik langsung maupun tidak langsung (termasuk Anak Perusahaan dari Anak Perusahaan tertentu yang dimiliki secara tidak langsung), yang terdiri dari:

Mulai Persentase Jumlah Aktiva

Beroperasi Kepemilikan 31 Desember

Secara Efektif (dalam miliar Rp)

Perusahaan Domisili Komersial Kegiatan Usaha 2003 2002 2003 2002

% %

PT Indocitra Buana Jakarta 1990 Dealership 99,99 99,99 409,12 370,51 (ICB) (b) dan (c)

PT Multi Central Aryaguna Jakarta 1992 Penyewaan dan 99,98 99,98 93,70 86,63

(MCA) (b) dan (c) Pengelola Gedung

PT Wahana Inti Central Jakarta 1986 Dealership 99,89 99,89 113,17 67,58

Mobilindo (WICM)

PT Indomobil Bhupala Jakarta 1994 Perdagangan 99,79 99,79 56,86 36,27 (IMB) (b) dan (c)

(15)

1. UMUM (lanjutan)

d. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan (lanjutan)

Mulai Persentase Jumlah Aktiva

Beroperasi Kepemilikan 31 Desember

Secara Efektif (dalam miliar Rp)

Perusahaan Domisili Komersial Kegiatan Usaha 2003 2002 2003 2002

% %

PT Indobuana Autoraya Jakarta 1989 Penyalur 99,47 99,47 25,99 29,63

(IBAR) (c)

PT Garuda Mataram Motor Jakarta 1971 Penyalur 99,30 99,30 94,26 94,61 (GMM) (c)

PT Indomobil Finance Jakarta 1994 Jasa keuangan 99,29 99,29 346,96 137,78 Indonesia (IFI) (b)

(dahulu

PT Indomaru Multi

Finance)

PT Unicor Prima Motor Jakarta 1980 Dealership 96,27 90,00 106,60 36,91 (UPM) (a) dan (c)

PT National Assembler Jakarta 1971 Perakitan 98,25 98,00 29,82 28,71

(NA) (c)

PT Central Sole Agency Jakarta 1971 Dealership 98,37 98,37 78,91 65,14

(CSA)

PT Wahana Indo Trada Jakarta 1997 Penyewaan Mobil 79,91 98,01 34,93 28,08

Mobilindo (WITM)

PT Indomobil Prima Niaga Jakarta 1998 Dealership 94,05 94,05 12,16 11,61

(IPN) (c)

PT Indobuana Pangsaraya Jakarta 1997 Dealership 90,00 90,00 0,82 0,93 (IBPR) (d)

PT Rodamas Makmur Batam 1993 Dealership 90,00 90,00 21,31 18,56 Motor (RMM) (c) dan (e)

PT Indomobil Trada Jakarta 2000 Dealership 89,10 89,10 94,73 107,88 Nasional (ITN) (c)

PT Indotruck Utama (ITU) Jakarta 1988 Penyalur 60,00 60,00 89,76 81,34 PT Wangsa Indra Jakarta 2003 Dealership 59,58 - 6,43 - Cemerlang (WIC) (c)

PT Wahana Wirawan Jakarta 1982 Dealership 90,00 60,00 409,12 256,74

(WW) (c)

PT Swadharma Indotama Jakarta 1986 Jasa keuangan 51,00 51,00 804,55 485,32

Finance (SIF)

PT Indomobil Multi Trada Jakarta 1997 Dealership 51,00 51,00 56,17 42,01

(IMT) (c)

PT Indomobil Sumber Baru Jakarta 1997 Dealership 45,45 45,45 3,26 3,37

(ISB) (c)

PT United Indo Surabaya Surabaya 1997 Dealership 45,85 30,29 9,77 10,77 (UIS) (c) dan (f)

PT Wahana Dikara Palembang 2002 Dealership 45,85 30,29 10,95 11,96

Palembang

(WDP) (c) dan (d)

PT Wahana Sumber Baru Yogyakarta 2003 Dealership 45,85 - 8,38 - Yogya (WSBY) (c)

PT Wahana Lestari Balikpapan 2003 Dealership 45,85 - 8,32 - Balikpapan (WLB) (d)

PT Wahana Senjaya Jakarta 2003 Dealership 45,85 - 8,65 - Jakarta (WSJ) (d)

PT Wahana Meta Riau Riau 2002 Dealership 45,40 30,29 22,47 12,81 (WMR) (c) dan (d)

PT Indosentosa Trada Bandung 1995 Dealership 45,40 30,00 45,58 46,32 (IST) (c) dan (f)

PT Wahana Sun Motor Semarang 2002 Dealership 45,40 30,00 4,45 2,59

Semarang

(WSMS) (c) dan (d)

PT Wahana Sun Solo Solo 2002 Dealership 45,40 30,00 2,71 2,42 (WSS) (c) dan (d)

(16)

1. UMUM (lanjutan)

d. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan (lanjutan)

Mulai Persentase Jumlah Aktiva

Beroperasi Kepemilikan 31 Desember

Secara Efektif (dalam miliar Rp)

Perusahaan Domisili Komersial Kegiatan Usaha 2003 2002 2003 2002

% %

PT Wahana Persada Lampung 2002 Dealership 45,40 30,00 6,27 6,83 Lampung (WPL) (c) dan (d)

PT Wahana Delta Prima Banjarmasin 2003 Dealership 45,40 - 8,33 -

Banjarmasin (WDPB) (d)

(a)

PT Indomobil Prima Trada melakukan penggabungan usaha dengan UPM pada tahun 2003, dimana penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode penyatuan kepentingan (pooling-of-interest) (lihat Catatan 3 dan 28j.5).

(b)

Kenaikan persentase kepemilikan dan akuisisi baru pada tahun 2002 melalui transaksi debt to equity (lihat Catatan 28g dan 28j.7).

(c)

Diaudit oleh auditor independen lain pada tahun 2003 dan 2002 (kecuali untuk GMM, yang diaudit oleh auditor independen lain pada tahun 2003).

(d) Tidak diaudit pada tahun 2003 dan 2002 (kecuali untuk WDP, WMR, WSMS, WSS dan WPL, yang diaudit oleh auditor independen lain pada tahun 2003).

(e)

Dimiliki Perusahaan secara langsung efektif pada tanggal 30 Juni 2002 (lihat Catatan 3).

(f)

ISBT, sebagai pemegang saham, menjual seluruh kepemilikannya pada IST dan UIS kepada WW pada tahun 2002 (lihat Catatan 3).

Sebagaimana telah dijelaskan pada Catatan 3, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah melakukan restrukturisasi pada beberapa anak perusahaannya, yang dikategorikan ke dalam restrukturisasi entitas sepengendali, termasuk penjualan 41,00% kepemilikan Perusahaan di PT Indomobil Suzuki International (ISI) kepada Suzuki Motor Corporation sehingga menurunkan kepemilikan Perusahaan pada ISI menjadi 9,00%. Sehubungan dengan hal ini, sejak tahun 2002, investasi Perusahaan pada ISI dihitung dengan menggunakan metode biaya perolehan (lihat Catatan 3, 10 dan 28j.8).

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

Kebijakan akuntansi dan pelaporan diadopsi oleh Group sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Prinsip akuntansi yang signifikan yang diterapkan secara konsisten dalam penyajian laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, adalah sebagai berikut:

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi dan praktek yang berlaku umum di Indonesia, yang berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), peraturan-peraturan dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal atau “BAPEPAM” untuk perusahaan publik. Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan basis akuntansi akrual dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (pasar) (lihat Catatan 2f), aktiva tetap tertentu yang dinyatakan sebesar nilai setelah penilaian kembali (lihat Catatan 2i) dan penyertaan saham tertentu yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas (lihat Catatan 2h).

(17)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan arus kas konsolidasi, yang disusun dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pembayaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, sesuai dengan Peraturan BAPEPAM No. VIII.G.7, Keputusan No. Kep-06/PM/2000, tanggal 13 Maret 2000, “Perubahan atas Peraturan No. VIII.G.7 mengenai Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” (Peraturan No. VIII.G.7). Nilai pada arus kas dari operasi dalam penghentian, disajikan terpisah dalam laporan arus kas untuk tahun 2002. Nilai arus kas yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi, investasi dan pendanaan untuk tahun 2002 merupakan nilai estimasi selama sebelas bulan (11) yang berakhir pada tanggal 30 November 2002, yang diperoleh secara langsung dari saldo pada laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2002 dari entitas dalam penghentian setelah dikurangi estimasi arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan untuk bulan Desember 2002, karena penentuan nilai aktual tidak praktis.

Mata uang yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional bagi Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Laporan keuangan konsolidasi mencakup akun-akun Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagaimana dijelaskan pada Catatan 1, di mana Perusahaan mempunyai pemilikan, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50,00% pemilikan dan/atau mempunyai hak untuk mengatur dan mengendalikan kebijakan manajemen serta operasional Anak Perusahaan.

Penyertaan saham pada Anak Perusahaan yang dijual sepanjang tahun atau dimana Perusahaan telah melakukan perjanjian penjualan atas penyertaan saham pada Anak perusahaan tersebut, dianggap sebagai perusahaan yang dihentikan operasinya dan dicatat sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 58, “Operasi Dalam Penghentian” (lihat Catatan 3). Sehubungan dengan penjualan PT Indomobil Suzuki International (ISI) dan Anak Perusahaan pada bulan November 2002, sesuai dengan PSAK No. 58, laporan laba rugi tahun 2002 mengenai Operasi Dalam Penghentian merupakan hasil usaha ISI dan Anak Perusahaan selama sebelas (11) bulan sebelum penjualan.

Porsi kepemilikan pemegang saham minoritas atas aktiva bersih Anak Perusahaan disajikan sebagai “Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi” di neraca konsolidasi.

Seluruh akun dan transaksi antar perusahaan dalam jumlah material telah dieliminasi.

Selisih lebih biaya perolehan investasi atas nilai wajar aktiva bersih (atau nilai wajar aktiva bersih atas biaya perolehan investasi) Anak Perusahaan ditangguhkan dan diamortisasi selama 20 tahun, kecuali yang timbul dari akuisisi atau penjualan penyertaan saham atas entitas sepengendali, yang disajikan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” pada bagian Ekuitas dalam neraca konsolidasi, sesuai dengan PSAK No. 38, “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.

(18)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) b. Prinsip-prinsip Konsolidasi (lanjutan)

Sesuai dengan PSAK No. 40, “Akuntansi Perubahan Ekuitas pada Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”, selisih nilai tercatat penyertaan Perusahaan dan bagian proporsional atas nilai wajar aktiva bersih Anak Perusahaan yang timbul dari perubahan pada ekuitas Anak Perusahaan, yang bukan berasal dari transaksi antara Perusahaan dan Anak Perusahaan yang terkait, termasuk yang berasal dari penilaian kembali aktiva tetap dan penyesuaian-penyesuaian yang timbul dari penggabungan usaha, dicatat dan disajikan sebagai bagian yang terpisah pada bagian Ekuitas dalam neraca konsolidasi.

c. Setara Kas

Deposito berjangka dan penempatan jangka pendek lainnya dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal pembelian atau penempatan dan tidak dijadikan jaminan hutang atau pinjaman lainnya diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”. Deposito berjangka yang dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman disajikan sebagai bagian yang terpisah dalam neraca konsolidasi.

d. Penempatan Jangka Pendek

Deposito berjangka dan penempatan jangka pendek lainnya dengan jangka waktu lebih dari tiga bulan tetapi tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal pembelian atau penempatan dan tidak dijadikan jaminan hutang atau pinjaman lainnya diklasifikasikan sebagai “Penempatan Jangka Pendek”.

e. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Perusahaan dan Anak Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan berkala terhadap keadaan piutang masing-masing pelanggan.

f. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (pasar). Biaya perolehan ditentukan dengan metode identifikasi khusus untuk barang jadi dan komponen Completely Knocked-Down (CKD), metode “masuk pertama, keluar pertama (FIFO)” untuk asesoris dan suvenir, dan metode rata-rata untuk persediaan lainnya.

Penyisihan untuk persediaan usang ditetapkan berdasarkan penelaahan berkala terhadap kondisi fisik persediaan.

g. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaatnya. Bagian jangka panjang dari biaya dibayar di muka disajikan sebagai bagian dari “Aktiva Bukan Lancar Lainnya” dalam neraca konsolidasi.

h. Penyertaan Saham

Penyertaan saham pada perusahaan asosiasi berikut, dimana Perusahaan atau Anak Perusahaan mempunyai persentase kepemilikan antara 20,00% sampai dengan 50,00%, baik secara langsung maupun tidak langsung (termasuk perusahaan asosiasi tidak langsung pada anak perusahaan), dicatat dengan menggunakan metode ekuitas:

(19)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) h. Penyertaan Saham (lanjutan)

Mulai Persentase Jumlah Aktiva

Beroperasi Kepemilikan 31 Desember

Secara Efektif (dalam miliar Rp)

Perusahaan Domisili Komersial Kegiatan Usaha 2003 2002 2003 2002

% %

Perusahaan Asosiasi

Langsung

PT Indo - EDS Daya Jakarta 1997 Konsultan Informasi 49,00 49,00 25,10 23,98

Selaras (a) Teknologi

PT Hino Motors Sales Jakarta 1982 Dealership 40,00 - 331,59 -

Indonesia

PT Bringin Indotama Jakarta 1989 Jasa Keuangan 25,00 25,00 131,32 50,50 Sejahtera Finance (a)

PT Intindo Wahana Jakarta 1985 Perakitan 20,00 20,00 2,45 2,53 Gemilang (IWG)

PT Hino Motors Jakarta 1982 Pabrikasi 10,00 24,04 452,23 456,09 Manufacturing

Indonesia (dahulu PT Hino Indonesia Manufacturing) (b)

(a) Diaudit oleh auditor independen lain pada tahun 2003 dan 2002.

(b) Perusahaan dan PT Unicor Prima Motor menjual sebagian dari penyertaan saham mereka pada PT Hino Motors Manufacturing Indonesia (HMMI) kepada Hino Motors, Ltd., Jepang, sehingga kepemilikan Perusahaan di HMMI berkurang menjadi 10,00%, dan penyertaan saham pada HMMI dicatat dengan menggunakan metode biaya perolehan (lihat Catatan 10).

Dalam metode ekuitas, biaya perolehan penyertaan saham ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atau Anak Perusahaan atas laba atau rugi, dan dividen yang diperoleh dari perusahaan asosiasi sejak tanggal akuisisi dan perubahan-perubahan atas bagian proporsional Perusahaan pada perusahaan asosiasi yang timbul karena perubahan-perubahan pada ekuitas asosiasi yang tidak termasuk di dalam laporan laba rugi. Bagian laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi disesuaikan dengan amortisasi secara garis lurus atas selisih antara biaya perolehan penyertaan saham dengan bagian proposional Perusahaan dan Anak Perusahaan atas taksiran nilai wajar dari aktiva bersih perusahaan asosiasi yang dapat diidentifikasi pada tanggal akuisisi (goodwill). Goodwill diamortisasi selama 20 tahun mengingat prospek usaha yang baik di masa depan atas perusahaan asosiasi.

Penyertaan saham di bawah 20,00% dicatat sebesar biaya perolehan (cost method).

i. Aktiva Tetap

Aktiva tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, kecuali aktiva tertentu yang dinilai kembali berdasarkan peraturan pemerintah, dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan dan prasarana 4 - 20

Mesin dan peralatan pabrik 4 - 10

Alat-alat pengangkutan 3 - 8

(20)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) i. Aktiva Tetap (lanjutan)

Hak atas tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan, kecuali memenuhi kondisi tertentu yang telah ditentukan sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”. Semua biaya yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah antara lain, biaya perizinan, biaya survei dan pengukuran lokasi, biaya notaris dan pajak-pajak yang berhubungan dengan hal tersebut, ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari harga perolehan hak atas tanah. Beban tangguhan tersebut, disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva Bukan Lancar Lainnya” dalam neraca konsolidasi, diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus (lihat Catatan 2o, “Beban Ditangguhkan”). Selain itu, PSAK No. 47 juga menyatakan bahwa tanah tidak diamortisasi kecuali memenuhi kondisi-kondisi tertentu yang telah ditentukan.

Biaya aktiva dalam pengerjaan merupakan semua biaya (termasuk biaya pinjaman) yang timbul agar aktiva tersebut dapat diselesaikan dan siap untuk digunakan. Akumulasi biaya tersebut akan dipindahkan ke akun aktiva tetap yang bersangkutan bila pengerjaan aktiva tersebut telah selesai dan aktiva tersebut telah siap untuk digunakan.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada operasi saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar sebagaimana dijelaskan dalam PSAK No. 16, “Aktiva Tetap” dikapitalisasi. Aktiva yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat beserta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam operasi tahun yang bersangkutan.

j. Sewa Guna Usaha

Transaksi sewa guna digolongkan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi (capital lease) bila seluruh kriteria kapitalisasi seperti yang disyaratkan dalam PSAK No. 30, “Akuntansi Sewa Guna Usaha”, telah dipenuhi. Jika tidak, sewa guna usaha digolongkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease). Aktiva sewa guna usaha dengan hak opsi dicatat sebagai bagian dari akun “Aktiva Tetap” sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa pada awal masa sewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir periode sewa guna usaha. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan masa manfaat aktiva sewa guna usaha, yang sesuai dengan masa manfaat aktiva tetap serupa yang dimiliki secara langsung (lihat Catatan 2i, “Aktiva Tetap”). Laba atau rugi dari transaksi penjualan dan sewa guna usaha kembali ditangguhkan dan diamortisasi selama masa manfaat aktiva sewa guna usaha dengan menggunakan metode garis lurus.

k. Penurunan Nilai Aktiva

Nilai aktiva ditelaah untuk penurunan dan kemungkinan penurunan nilai wajar aktiva apabila adanya suatu kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aktiva tidak dapat seluruhnya terealisasi.

l. Aktiva Bangun, Kelola dan Alih (Build, Operate and Transfer - BOT)

Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membangun gedung di atas tanah milik pihak ketiga dimana Anak Perusahaan memiliki hak atas pengelolaan bangunan tersebut selama jangka waktu tertentu, dikapitalisasi ke dalam akun ini. Bangunan ini dinyatakan sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan disajikan sebagai bagian dalam aktiva tetap. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu perjanjian “Bangun, Kelola dan Alih”.

(21)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) m. Aktiva Belum Digunakan dalam Usaha

Aktiva belum digunakan dalam usaha dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aktiva (20 tahun), kecuali tanah tidak diamortisasi (lihat Catatan 2i, “Aktiva Tetap”).

n. Aktiva yang Dimiliki Kembali

Aktiva yang dijadikan jaminan atas piutang pembiayaan konsumen yang telah jatuh tempo, yang dimiliki kembali oleh Anak Perusahaan disajikan sebagai bagian dari “Aktiva Bukan Lancar Lainnya” dalam neraca konsolidasi dan dinyatakan sebesar nilai realisasi bersih. Selisih antara saldo piutang pembiayaan konsumen dan nilai realisasi bersih atas aktiva yang dimiliki kembali dibebankan pada operasi tahun berjalan.

o. Beban Ditangguhkan

Biaya-biaya tertentu (terutama yang terdiri dari biaya ditangguhkan dan biaya yang berkaitan dengan perolehan Hak Atas Tanah) yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, ditangguhkan dan diamortisasi selama masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus (lihat Catatan 2i, “Aktiva Tetap”). Biaya ditangguhkan disajikan sebagai bagian dari ‘’Aktiva Bukan Lancar Lainnya’’ dalam neraca konsolidasi.

p. Beban Emisi Obligasi Ditangguhkan

Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan Obligasi oleh Anak Perusahaan ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu obligasi. Saldo biaya emisi obligasi ditangguhkan yang belum diamortisasi disajikan sebagai pengurang langsung atas hasil emisi obligasi dan jumlah bersihnya disajikan dalam hutang obligasi sesuai dengan Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000.

q. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan dari penjualan kendaraan bermotor, termasuk penjualan cicilan, diakui pada saat penerbitan faktur dan surat jalan; sedangkan pendapatan dari servis diakui pada saat jasa tersebut telah selesai dan faktur diterbitkan. Penghasilan bunga dari penjualan cicilan dan beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).

Perusahaan jasa keuangan mengakui pendapatan atas sewa guna usaha, pembiayaan konsumen dan anjak piutang sebagaimana dijelaskan pada Catatan 2r, 2s dan 2t. Beban diakui pada saat terjadinya.

r. Akuntansi untuk Sewa Guna Usaha

Anak Perusahaan mencatat transaksi sewa guna usaha sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam PSAK No. 30, “Akuntansi Sewa Guna Usaha”, dimana transaksi sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha pembiayaan (finance lease), apabila memenuhi semua kriteria berikut ini:

1. Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha tersebut.

2. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewagunausahakan serta bunganya yang merupakan keuntungan perusahaan sewa guna usaha (full payout lease).

(22)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) r. Akuntansi untuk Sewa Guna Usaha (lanjutan)

Transaksi sewa guna usaha yang tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut di atas dikelompokkan sebagai transaksi sewa-menyewa biasa (operating lease).

Dalam metode sewa guna usaha pembiayaan, kelebihan piutang sewa guna usaha dan nilai sisa yang terjamin atas biaya perolehan aktiva sewa guna usaha dicatat sebagai pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui dan akan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu perjanjian sewa guna usaha berdasarkan tingkat pengembalian berkala dari penanaman neto sewa guna usaha. Pelunasan sebelum masa sewa guna usaha berakhir dianggap sebagai pembatalan perjanjian sewa guna usaha dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam tahun berjalan.

s. Akuntansi untuk Pembiayaan Konsumen

Piutang pembiayaan konsumen dinyatakan sebesar nilai bersihnya yaitu setelah dikurangi pendapatan yang belum diakui dan penyisihan piutang yang diragukan. Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui yang merupakan selisih antara jumlah angsuran yang akan diterima dari pelanggan dan jumlah pokok pembiayaan akan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu perjanjian pembiayaan konsumen berdasarkan suatu tingkat pengembalian berkala dari piutang pembiayaan konsumen. Pelunasan sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir dianggap sebagai pembatalan perjanjian pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang ditimbulkan diakui dalam tahun berjalan.

t. Akuntansi Anjak Piutang

Tagihan anjak piutang dicatat berdasarkan jumlah yang dikeluarkan oleh Anak Perusahaan tertentu yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari nilai piutang (faktur). Pendapatan administrasi diakui pada saat transaksi dilakukan dan pendapatan anjak piutang dicatat atas dasar akrual. Transaksi anjak piutang dilakukan dengan dasar “with recourse”.

u. Beban (Manfaat) Pajak

Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan metode kewajiban untuk menentukan beban pajak penghasilan. Berdasarkan metode kewajiban, aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui untuk beda temporer antara pelaporan komersial dan pajak atas aktiva dan kewajiban pada setiap tanggal pelaporan. Metode ini juga mensyaratkan pengakuan manfaat pajak masa mendatang, seperti misalnya, akumulasi rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sebesar nilai kemungkinan manfaat tersebut dapat direalisasi.

Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang diharapkan berlaku pada saat aktiva direalisasi atau kewajiban diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan undang-undang perpajakan) yang telah digunakan atau yang sesungguhnya digunakan pada tanggal neraca. Perubahan kewajiban pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau, jika banding diajukan

(23)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) v. Dana Pensiun

Perusahaan dan Anak Perusahaan tertentu (kecuali PT Swadharma Indotama Finance - SIF) mempunyai program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi syarat. Iuran dana pensiun ditanggung Perusahaan dan Anak Perusahaan tertentu sebesar 9,00% dari penghasilan dasar karyawan yang bersangkutan. Perusahaan dan Anak Perusahaan masih memberikan iuran tambahan sebesar kurang lebih 10,00% dari penghasilan dasar karyawan yang bersangkutan maksimum untuk masa sepuluh (10) tahun bagi yang memenuhi kriteria yang ditentukan oleh pemerintah untuk manfaat pensiun.

Program pensiun ini dikelola oleh Dana Pensiun Indomobil Group dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Kep-443/KM.17/1995 tanggal 19 Desember 1995, yang diperbaharui dengan Surat Keputusan No. Kep-064/KM.17/1997 tanggal 17 Maret 1997, yang berlaku surut sejak tanggal 1 Maret 1997.

Manajemen berpendapat bahwa program pensiun iuran pasti di atas telah memenuhi ketentuan dalam Undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003 (Undang-undang No. 13) tanggal 25 Maret 2003 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-150/Men/2000 (Kepmen 150) tanggal 20 Juni 2000 (keputusan ini telah diganti dengan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13 pada tahun 2003). Pada tanggal 31 Desember 2003, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mencatat estimasi kewajiban untuk uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian karyawan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang No. 13, yang menggantikan Kepmen 150. Selama tahun 2002, estimasi kewajiban untuk karyawan tersebut dicatat sesuai dengan ketentuan Kepmen 150.

Berdasarkan Undang-undang dan Kepmen tersebut, perusahaan diharuskan untuk membayarkan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian kepada karyawan apabila persyaratan yang ditentukan dalam undang-undang dan keputusan tersebut dipenuhi. Jumlah cadangan untuk memenuhi persyaratan Undang-undang atau Kepmen tersebut termasuk biaya jasa kini dan amortisasi atas biaya jasa lalu. Cadangan atas biaya jasa lalu, pada tahun di mana Perusahaan dan Anak Perusahaan mengikuti persyaratan Kepmen, ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa kerja rata-rata karyawan yang memenuhi syarat. Akan tetapi, dengan berlakunya Undang-undang dengan penghitungan kembali dilakukan atas uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian untuk tahun 2003 untuk memenuhi persyaratan Undang-undang, manajemen memutuskan untuk secara konservatif mengakui jumlah biaya jasa lalu pada tahun 2003 untuk segera menyesuaikan dengan manfaat yang harus dicadangkan agar sesuai dengan Undang-undang yang baru sejauh kewajiban jasa lalu dipertimbangkan. Sehingga, jumlah estimasi kewajiban (terdiri dari biaya jasa lalu dan biaya jasa kini) disajikan sepenuhnya pada tanggal 31 Desember 2003, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2002 disajikan bersih setelah dikurangi jumlah yang tidak diamortisasi atas biaya jasa lalu pada neraca konsolidasi.

SIF mempunyai dana pensiun sendiri dengan nama Dana Pensiun Swadharma Indotama Finance untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi syarat dan telah mendapat persetujuan Menteri Keuangan berdasarkan Surat Keputusan No. Kep-339/KM.17/1994 tanggal 2 Desember 1994. Iuran dana pensiun ditanggung SIF dan karyawan sebesar 9,00% dan 1,00% dari penghasilan bulanan karyawan.

(24)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) w. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Hubungan istimewa didefinisikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”, sebagai berikut:

(1) perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);

(2) perusahaan asosiasi (associated companies);

(3) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);

(4) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

(5) perusahaan, bilamana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan yang bersangkutan. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.

Seluruh transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan kondisi dan persyaratan normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

x. Kuasi Reorganisasi

Pada tahun 2002, beberapa anak perusahaan melakukan kuasi reorganisasi berdasarkan ketentuan PSAK No. 51, “Akuntansi Kuasi Reorganisasi”, dengan menggunakan prosedur akuntansi untuk merestrukturisasi ekuitas masing-masing anak perusahaan dengan mengeliminasi defisit dan menyesuaikan semua aktiva dan kewajiban yang tercatat masing-masing anak perusahaan berdasarkan harga wajar untuk memperoleh “fresh-start”, dengan neraca konsolidasi yang dinyatakan berdasarkan harga wajar. Saldo defisit dan selisih atas penyesuaian kembali aktiva dan kewajiban dieliminasi dengan akun ekuitas lainnya dari masing-masing anak perusahaan.

Nilai wajar dari masing-masing kewajiban dan asset anak perusahaan untuk tujuan kuasi reorganisasi ditetapkan berdasarkan nilai pasar. Apabila nilai pasar tidak tersedia atau tidak dapat menyediakan ukuran yang relevan dari nilai wajar, perkiraan nilai wajar ditetapkan atas dasar nilai sekarang atau aliran kas yang didiskontokan dengan mempertimbangkan tingkat risiko yang berkaitan.

(25)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) y. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah untuk mencerminkan kurs terakhir atas mata uang asing yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada tahun tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikredit atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.

Kurs yang digunakan adalah Rp 8.465 untuk AS$ 1, Rp 7.916,77 untuk JP¥ 100 dan Rp 4.976,50 untuk SGD 1 pada tanggal 31 Desember 2003 dan Rp 8.940 untuk AS$ 1, Rp 7.539,54 untuk JP¥ 100 dan Rp 5.154,23 untuk SGD 1 pada tanggal 31 Desember 2002, yang dihitung berdasarkan rata-rata kurs beli dan jual uang kertas dan/atau kurs tukar transaksi yang terakhir yang diterbitkan oleh Bank Indonesia masing-masing pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002.

Transaksi dalam mata uang asing lainnya dianggap tidak signifikan.

z. Laba (Rugi) per Saham

Sesuai dengan PSAK No. 56, “Laba Per Saham”, laba (rugi) per saham dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama tahun bersangkutan.

Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dan laba dari usaha tahun yang bersangkutan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar yaitu 996.502.680 selama tahun tersebut.

aa. Informasi Segmen

Pada tahun 2000, Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen” yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau sesudah tanggal 1 Januari 2002. Standar ini memberikan pedoman yang lebih terinci untuk menetapkan segmen usaha dan segmen geografis.

Perusahaan melakukan penyertaan saham dalam perusahaan-perusahaan atau kegiatan lainnya yang terkait dengan industri otomotif, sedangkan Anak Perusahaannya bergerak dalam perakitan dan penyaluran kendaraan bermotor roda empat, bis dan truk dengan berbagai merek kendaraan dan/atau kendaraan bermotor roda dua beserta suku cadangnya, menyediakan servis perbaikan kendaraan, jasa keuangan, pembiayaan konsumen, penyewaan dan jual beli kendaraan bekas pakai. Informasi keuangan dilaporkan berdasarkan informasi yang digunakan oleh manajemen dalam mengevaluasi kinerja setiap segmen dan menentukan alokasi sumber daya. Sehingga, informasi keuangan utama pada pelaporan segmen disajikan berdasarkan segmen kegiatan usaha Group, karena risiko dan pengembalian dipengaruhi secara dominan oleh produk yang dihasilkan dan jenis servis yang disediakan oleh Group. Pelaporan segmen sekunder ditentukan berdasarkan segmen geografis. Laporan informasi segmen disajikan pada Catatan 30.

bb. Penggunaan Estimasi

Penyajian laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mewajibkan pihak manajemen untuk membuat perkiraan dan asumsi yang akan mempengaruhi jumlah yang dilaporkan. Karena ketidakpastian yang melekat dalam membuat perkiraan, hasil yang sebenarnya dilaporkan di periode yang akan datang akan berdasarkan jumlah yang berbeda dengan jumlah yang diperkirakan.

(26)

3. RESTRUKTURISASI PERUSAHAAN DAN ANAK PERUSAHAAN Tahun 2003

Penggabungan usaha (merger) PT Unicor Prima Motor (UPM) dan PT Indomobil Prima Trada (IPT) Pada tanggal 1 September 2003, UPM, Anak Perusahaan langsung dimana Perusahaan memiliki kepemilikan efektif sebesar 90,00% dan IPT, Anak Perusahaan langsung lainnya di mana Perusahaan memiliki kepemilikan efektif sebesar 99,48%, mengadakan perjanjian penggabungan usaha, yang diaktakan berdasarkan akta notaris Rini Yulianti, S.H., notaris pengganti dari Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., No. 4 dan 6 pada tanggal yang sama. Tujuan dari transaksi penggabungan usaha ini ialah untuk menyederhanakan struktur konsolidasi Perusahaan dengan Anak Perusahaan tersebut. Transaksi ini telah disetujui berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa yang dihadiri oleh pemegang saham perusahaan yang bersangkutan pada tanggal yang sama dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam surat keputusan No. C-23205.HT.01.04.TH.2003 tanggal 30 September 2003.

UPM dan IPT melakukan transaksi penggabungan usaha dengan menggunakan metode penyatuan kepentingan (pooling-of interest) dengan UPM sebagai perusahaan yang melanjutkan usahanya.

Tahun 2002

(a) Transaksi restrukturisasi antara PT Indosentral Bina Trada dan PT Wahana Wirawan

Pada tahun 2002, PT Indosentral Bina Trada (ISBT), Anak Perusahaan langsung, dan PT Wahana Wirawan (WW), Anak Perusahaan tidak langsung, mengadakan perjanjian jual beli dimana ISBT setuju untuk menjual kepada WW semua penyertaan dalam bentuk saham di PT Indosentosa Trada (nilai buku pada saat penjualan kurang lebih Rp 1.585.593.929) dan PT United Indo Surabaya (nilai buku pada saat penjualan kurang lebih Rp 1.221.333.274) dengan harga jual masing-masing sebesar Rp 2.243.000.000 dan Rp 1.556.000.000. Transaksi ini telah disetujui oleh pemegang saham perusahaan masing-masing dalam rapat umum pemegang saham luar biasa pada tanggal 25 Juni 2002.

(b) Penggabungan usaha (merger) PT Indosentral Bina Trada dan PT Sumber Artha Perdana dengan Perusahaan

Pada tanggal 25 Juni 2002, Perusahaan, PT Indosentral Bina Trada (ISBT) dengan nilai buku pada saat penggabungan usaha kurang lebih Rp 7.780.499.871 dan PT Sumber Artha Perdana (SAP), dengan nilai buku pada saat penggabungan usaha kurang lebih Rp 577.138.023.743, mengadakan perjanjian penggabungan usaha, yang diaktakan berdasarkan akta notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., No. 68 pada tanggal yang sama. Tujuan dari transaksi penggabungan usaha ialah untuk menyederhanakan struktur konsolidasi Perusahaan dengan Anak Perusahaan tersebut. Penggabungan usaha ini dilakukan dengan menggunakan metode penyatuan kepentingan (pooling-of-interest) dengan Perusahaan sebagai entitas yang melanjutkan usahanya. Transaksi ini telah disetujui berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa Perusahaan, ISBT dan SAP pada tanggal yang sama.

Transaksi penggabungan usaha ini telah dilaporkan oleh Perusahaan kepada BAPEPAM pada tanggal 10 Mei 2002. Perusahaan telah memperoleh surat keputusan No. S-1367/PM/2002 tanggal 24 Juni 2002 dari BAPEPAM sehingga transaksi penggabungan usaha ini efektif berlaku pada tanggal 30 Juni 2002.

(27)

3. RESTRUKTURISASI PERUSAHAAN DAN ANAK PERUSAHAAN (lanjutan) Tahun 2002 (lanjutan)

(c) Penjualan 41,00% kepemilikan saham Perusahaan di PT Indomobil Suzuki International kepada Suzuki Motor Corporation (lihat Catatan 28j.8)

Pada tanggal 11 Oktober 2002, Perusahaan dan Suzuki Motor Corporation (SMC) mengadakan Perjanjian Jual Beli Saham dan Perjanjian Pemberian Pinjaman (a Shares Sale and Purchase Agreement and Agreement to Grant Loan) (Perjanjian), yang merupakan penjualan kepemilikan saham Perusahaan di PT Indomobil Suzuki International (ISI) kepada SMC dengan harga yang disetujui sebesar AS$ 140.819.620. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan setuju untuk mengalihkan 41,00% kepemilikan sahamnya kepada SMC. Sehubungan dengan Perjanjian ini, Perusahaan juga mengadakan Perjanjian Opsi Call (a Call Option Agreement) pada tanggal 11 Oktober 2002 dimana Perusahaan mempunyai opsi untuk membeli kembali 30,00% kepemilikan saham yang telah dijual kepada SMC sebagaimana disebutkan dalan Perjanjian Opsi Call. Transaksi penjualan ini telah disetujui oleh pemegang saham Perusahaan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa pada tanggal 11 November 2002 dan Perjanjian tersebut berlaku efektif pada tanggal 29 November 2002 setelah semua syarat tangguh, yang disebutkan dalam Perjanjian terpenuhi.

Dengan demikian, ISI dan Anak Perusahaannya merupakan entitas yang dihentikan usahanya dengan akun-akunnya yang disajikan terpisah dalam laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan PSAK No. 58, “Operasi Dalam Penghentian”.

4. KAS DAN SETARA KAS

Kas dan setara kas terdiri dari:

2003 2002 Kas 1.041.207.595 879.780.392 Kas di bank Pihak Ketiga Rekening Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk. 94.349.930.035 75.763.632.803 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 5.567.528.314 939.828.061 PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 2.660.065.778 516.409.399 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 2.358.595.568 2.543.812.704

PT Bank Mega Tbk. 1.259.700.846 2.788.113.363

PT Bank Pembangunan Daerah Riau 1.147.111.800 10.201.124

Citibank N.A., Jakarta 290.196.971 2.050.992.541

PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia - 4.470.000.000 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) 3.934.634.447 2.068.295.629 Rekening Dolar AS - AS$ 1.372.619 pada tahun 2003

dan AS$ 799.392 pada tahun 2002

PT Bank Central Asia Tbk. 8.363.718.870 5.937.922.789

Citibank N.A., Jakarta 1.966.828.530 795.433.817

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) 1.288.876.667 413.222.088 Rekening Yen Jepang - JP¥ 1.053.793 pada

tahun 2003 dan JP¥ 23.729.219 pada tahun 2002

PT Bank Central Asia Tbk. 29.382.079 1.775.084.350 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) 54.029.651 13.990.470 Rekening bank dalam mata uang asing lainnya 3.641.539.252 5.716.975.531

Jumlah Kas di Bank 126.912.138.808 105.803.914.669

(28)

4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)

2003 2002

Setara kas - Deposito Berjangka

Pihak Ketiga

Rekening Rupiah

PT Bank Mega Tbk. 40.705.333.918 14.644.129.776

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 14.096.500.000 51.112.000.000 PT Bank Central Asia Tbk. 9.400.785.930 21.965.436.264

PT Bank NISP Tbk. 6.450.000.000 5.300.000.000

PT Bank Niaga Tbk. 3.343.927.830 15.000.000.000

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 5 miliar) 5.580.000.000 6.425.787.280 Rekening Dolar AS - AS$ 2.433.567 pada

tahun 2003 dan AS$ 13.793.552 pada tahun 2002

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 20.014.127.781 16.829.706.012 PT Bank Central Asia Tbk. 586.018.068 42.718.675.808

Credit Suisse, Singapura - 60.473.203.355

The Hongkong and Shanghai Banking

Corporation Limited, Jakarta - 3.292.774.542

Deposito berjangka dalam mata uang asing lainnya 977.852.424 6.836.233.154

Jumlah Deposito Berjangka 101.154.545.951 244.597.946.191

Jumlah 229.107.892.354 351.281.641.252

Deposito berjangka dalam Rupiah memperoleh suku bunga tahunan yang berkisar antara 4,50% sampai dengan 15,00% pada tahun 2003 dan antara 7,00% sampai dengan 18,00% pada tahun 2002, sedangkan deposito berjangka dalam mata uang asing lainnya memperoleh suku bunga tahunan yang berkisar antara 0,10% sampai dengan 1,88% pada tahun 2003 dan antara 1,00% sampai dengan 3,10% pada tahun 2002.

5. PIUTANG USAHA

Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut:

2003 2002

Pihak Ketiga

PT Pectech Services Indonesia 6.085.199.102 4.046.972.342

PT Mas Sriwijaya Central 4.480.000.000 -

CV Siliwangi Antar Nusa 1.937.057.500 -

UD Nismo 1.655.000.000 831.000.003

PT Capella Patria Utama 1.528.521.581 -

PT Mataram Mitra Sentosa 1.397.862.907 -

PT Great Giant Pineapple 1.362.814.200 1.376.429.265

PT Sumber Jaya Rona Abadi 1.330.975.427 203.170.197

Komisi Pemilihan Umum 1.314.000.000 -

PT Caltex Pacific Indonesia 1.161.689.453 1.076.902.007 PT Selaras Simpati Nusantara 1.135.387.000 977.430.660

Kejaksaan Agung Republik Indonesia 1.063.483.824 -

Referensi

Dokumen terkait

Setelah diadakan apersepsi, langkah berikutnya guru mulai memberikan materi pelajaran dengan diawali dari hal-hal yang mudah menuju kepada materi yang sulit dan dari

Jadi menurut Mundzir Qahaf dengan melakukan wakaf uang berarti seseorang telah memindahkan harta dari upaya konsumsi menuju reproduksi dan investasi dalam bentuk modal produktif

Kelas kriteria jarak dari pantai dibangun berdasarkan aspek ketinggian tsunami atau run up serta peluang waktu yang dibutuhkan untuk evakuasi.. Klasifikasi kelas tsunami

Hasil penelitian menunjukan riwayat makan terdahulu subjek penelitian menggunakan FFQ Semi Quantitative 71% termasuk ke dalam kategori rendah, akan tetapi setiap

Terimakasih telah bersedia meluangkan waktu dan menjadi pembimbing bagi penulis dengan penuh kesabaran, pengertian dan semangat memberikan masukan, arahan, saran dan kritikan

Manfaat ritual, dengan adanya ritual tersebut pawang dan anggota panen akan lebih berani untuk menaiki pohon, terhindar dari sengatan lebah, jika pun terkena sengatan

(4) Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non- derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama

Pada pembuatan sediaan mikroemulsi dilakukan evaluasi fisik sediaan meliputi pemeriksaan kandungan asam lemak, penentuan HLB minyak zaitun, uji pH, uji tipe