• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1. ASESMEN PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

2. Kondisi Umum Perbankan Riau

2.1. Perkembangan Bank Umum

4.2.1.1. Perkembangan Penghimpunan DPK

Peningkatan pertumbuhan DPK pada triwulan I 2017 didorong oleh kenaikan pertumbuhan seluruh jenis DPK. Pertumbuhan deposito perbankan

Riau pada triwulan I 2017 tercatat sebesar 17,46% (yoy) atau naik signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,39% (yoy). Pertumbuhan deposito Riau tersebut terutama didorong oleh kenaikan pertumbuhan deposito swasta menjadi sebesar 80,07% (yoy) dibanding triwulan IV 2016 yang tercatat sebesar 27,71% (yoy). Peningkatan deposito milik pemerintah juga turut menyumbang kenaikan tersebut, dengan pangsa 17,43% dari keseluruhan deposito di Riau. Pangsa deposito terhadap keseluruhan DPK pada triwulan I 2017 tercatat sebesar 35,75%.

Pertumbuhan tabungan pada triwulan laporan tercatat sebesar 16,57% (yoy) atau naik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 10,33% (yoy). Peningkatan tersebut terutama didorong oleh tabungan penduduk perseorangan yang tumbuh sebesar 16,64% (yoy), naik dari 10,54% (yoy) pada triwulan IV 2016. Peningkatan tabungan penduduk perseorangan tersebut memberikan dampak yang besar kepada pertumbuhan tabungan sejalan dengan pangsanya yang besar, yakni 95,99% dari keseluruhan tabungan di Riau. Pangsa tabungan terhadap total DPK Riau pada triwulan I 2017 tercatat sebesar 46,31%.

Selain itu, komponen giro juga tercatat mengalami peningkatan pertumbuhan pada triwulan I 2017 menjadi sebesar 8,75% (yoy) dibandingkan triwulan lalu yang tercatat sebesar 2,99% (yoy). Peningkatan pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh peningkatan pertumbuhan giro pemerintah meskipun masih negatif

yang tercatat tumbuh -21,81% (yoy). Giro swasta juga mengalami peningkatan pertumbuhan menjadi 30,01% (yoy), lebih tinggi dari triwulan IV 2016 yang tercatat sebesar 9,34%. Sementara pangsa giro terhadap keseluruhan DPK tercatat sebesar 17,93%.

Berdasarkan kepemilikan, peningkatan pertumbuhan DPK pada triwulan I 2017 terutama didorong oleh golongan pemerintah. DPK sektor pemerintah mengalami perbaikan level kontraksi pada triwulan I 2017 sebesar -0,51% (yoy), atau tidak sedalam triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar -28,80% (yoy). DPK nasabah sektor swasta tumbuh sebesar 40,84% (yoy), atau naik signifikan dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 14,25% (yoy). DPK perseorangan, yang memiliki pangsa terbesar yaitu 71,97% dari keseluruhan DPK, juga tetap tumbuh meningkat menjadi sebesar 14,36% (yoy), naik dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 11,03% (yoy).

4.2.1.2. Penyaluran Kredit

Pertumbuhan kredit perbankan Riau sedikit melambat pada triwulan I 2017.

Kredit perbankan pada triwulan I 2017 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 2,89% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,28% (yoy), akibat pengaruh pola musiman dimana penyaluran kredit cenderung melambat di awal tahun.

Ditinjau berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit perbankan Riau pada triwulan laporan masih didominasi oleh sektor Pertanian dengan pangsa 21,81% dari total kredit. Sektor utama daerah lainnya, yaitu Industri Perdagangan, juga memiliki pangsa kredit signifikan sebesar 21,59%, disusul oleh sektor Jasa sebesar 6,04%.

Apabila ditinjau berdasarkan penggunaannya, penyaluran kredit perbankan Riau pada triwulan laporan masih didominasi oleh kredit konsumsi dengan pangsa 40,79%. Sementara itu, kredit modal kerja dan investasi menempati urutan kedua dan ketiga dengan pangsa masing-masing sebesar 30,91% dan 28,30% dari total kredit.

Berdasarkan sektor ekonominya, perlambatan penyaluran kredit Riau di triwulan IV 2016 terjadi hampir pada seluruh sektor, dengan perlambatan terbesar di sektor pertanian dan perdagangan besar dan eceran. Laju pertumbuhan kredit sektor pertanian melambat menjadi sebesar 0,66% (yoy) pada triwulan IV 2016, setelah sebelumnya tumbuh 1,93% (yoy). Laju pertumbuhan kredit untuk sektor industri perdagangan juga melambat menjadi 2,57% (yoy) pada triwulan laporan, dari 3,89% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Selain sektor perindustrian, seluruh sektor lainnya mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif, dengan penurunan terbesar pada sektor pertambangan serta pengangkutan dan pergudangan. Sektor pertambangan tumbuh -29,90% (yoy) pada triwulan I 2017, lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar -26,28% (yoy). Sementara sektor pengangkutan dan pergudangan tumbuh -23,57% (yoy) pada triwulan laporan, lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 15,97% (yoy).

4.2.1.3. Perkembangan Suku Bunga Bank Umum

Suku bunga simpanan di bank umum secara umum mengalami perkembangan yang bervariasi pada triwulan I 2017. Suku bunga simpanan

dalam bentuk deposito sedikit meningkat di triwulan laporan menjadi 6,91% dari 6,80% pada triwulan sebelumnya. Peningkatan suku bunga deposito ini terjadi pada hampir seluruh tenor, kecuali untuk tenor panjang lebih dari 24 bulan. Suku bunga giro juga mengalami peningkatan menjadi 2,65% pada triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 2,33%. Berbeda dengan deposito dan giro, suku bunga tabungan justru sedikit menurun, dari 1,53% menjadi 1,50%.

Berdasarkan jenis penggunaannya, suku bunga pinjaman pada triwulan I 2017 secara umum mengalami penurunan dibandingkan triwulan IV 2016. Suku bunga kredit modal kerja pada triwulan laporan tercatat sebesar 12,26%; atau menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 12,46%. Suku bunga kredit investasi pada triwulan laporan tercatat sebesar 11,76% atau menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 11,92%. Sejalan dengan kredit modal kerja dan kredit investasi, suku bunga kredit konsumsi pada triwulan

laporan juga mengalami penurunan menjadi 12,44%, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 12,49%.

Berdasarkan sektor ekonominya, penurunan suku bunga perbankan Riau pada triwulan I 2017 terjadi pada hampir seluruh sektor. Suku bunga kredit sektor perdagangan besar dan eceran pada triwulan I 2017 mengalami penurunan dibandingkan triwulan IV 2016, yakni dari 11,50% menjadi sebesar 11,29%. Suku bunga kredit sektor industri pertanian juga mengalami penurunan pada triwulan laporan dari 11,86% di triwulan lalu menjadi 11,48%. Suku bunga kredit sektor lainnya juga juga mengalami penurunan, kecuali sektor listrik gas dan air yang mengalami peningkatan suku bunga dari 10,20% menjadi 10,35%.

4.2.1.4. Kualitas Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum

Kualitas kredit Riau pada triwulan I 2017 sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Non Performing Loan (NPL) sebagai indikator kualitas

kredit yang disalurkan perbankan pada periode ini tercatat sebesar 3,53% atau naik tipis dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,44%. Diiringi oleh pola musiman penyaluran kredit yang cenderung melambat di awal tahun, risiko kredit perbankan ini terkesan meningkat cukup tinggi secara rasio, namun secara nominal peningkatan NPL cukup wajar, yaitu naik 2% dari nominal triwulan sebelumnya. Secara umum, rasio NPL ini masih berada dalam batas wajar rasio non-performing loan (NPL).

Berdasarkan sektor ekonominya, penurunan kualitas kredit perbankan Riau pada triwulan I 2017 terutama didorong oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel yang merupakan sektor dominan. NPL sektor ini pada triwulan laporan tercatat sebesar 5,48%; atau naik dari triwulan lalu yang sebesar 5,15%. NPL sektor konstruksi juga mengalami penurunan dari 6,28% pada triwulan IV 2016 menjadi 8,04% pada triwulan I 2017.

Dokumen terkait