• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA

46

47

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

Perekonomian Indonesia pada triwulan III tahun 2016 tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY), meningkat dibandingkan triwulan III tahun 2015 yang sebesar 4,7 persen (YoY) namun lebih rendah dibandingkan triwulan II tahun 2016 yang sebesar 5,2 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang masih belum stabil dengan pertumbuhan yang tidak merata. Dari sisi domestik, kinerja pertumbuhan ekonomi didorong oleh terjaganya permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga yang tumbuh cukup kuat, namun realisasi belanja pemerintah APBN lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya akibat pemotongan anggaran.

Gambar 10. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2014 - Triwulan III Tahun 2016 (Persen)

Sumber: Badan Pusat Statistik

Dari sisi lapangan usaha pertumbuhan ekonomi didorong oleh semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi pada sektor Informasi dan Komunikasi sebesar 9,2 persen (YoY). Pertumbuhan sektor Informasi dan Komunikasi tersebut lebih rendah, baik dibandingkan dengan triwulan III tahun 2015 maupun triwulan II tahun 2016 yang masing-masing sebesar 10,7 persen (YoY) dan 9,8 persen (YoY). 5,1 5,0 5,0 5,0 4,7 4,7 4,7 5,0 4,9 5,2 5,0 4,0 4,5 5,0 5,5

I II III IV I II III IV I II III

2014 2015 2016

Perekonomian Indonesia pada triwulan III tahun 2016 tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY), meningkat

dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015.

Dari sisi lapangan usaha pertumbuhan didukung oleh semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Informasi dan komunikasi yang sebesar 9,2 persen (YoY).

48

Pada triwulan III tahun 2016, Jasa Keuangan dan Asuransi tumbuh sebesar 8,8 persen (YoY), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III tahun 2015 yang tumbuh sebesar 10,4 persen (YoY) dan triwulan II tahun 2016 yang tumbuh sebesar 13,6 persen (YoY). Kinerja tersebut disebabkan oleh pelonggaran kebijakan moneter terutama melalui penurunan suku bunga. Transmisi pelonggaran kebijakan tersebut diyakini akan terus berlanjut, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan kredit dan pembiayaan ekonomi lain yang mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi lebih tinggi. Sementara itu, Transportasi dan Pergudangan tumbuh sebesar 8,2 persen (YoY) atau meningkat dibandingkan dengan triwulan III tahun 2015 dan triwulan II tahun 2016 yang masing-masing sebesar 7,3 persen (YoY) dan 6,9 persen (YoY).

Konstruksi mengalami pertumbuhan 5,7 persen (YoY), lebih rendah dibandingkan triwulan III tahun 2015 yang tumbuh sebesar 6,8 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2016 yang tumbuh sebesar 6,2 persen (YoY). Sektor kontruksi masih tumbuh relatif tinggi seiring dengan masih berlangsungnya program-program pembangunan infrastruktur pemerintah, termasuk program satu juta rumah.

Pengadaan Listrik dan Gas tumbuh sebesar 4,9 persen (YoY), meningkat signifikan dibandingkan dengan triwulan III tahun 2015 yang sebesar 0,6 persen (YoY), namun lebih rendah jika dibandingkan triwulan II tahun 2016 yang sebesar 6,2 persen (YoY). Sampai dengan bulan Oktober 2016, realisasi proyek listrik 35.000 MW mencapai 36 persen dari target akumulatif 2016. Sementara itu, realisasi commercial operation date (COD) pembangkit listrik secara keseluruhan mencapai 9,4 persen dari keseluruhan target.

Pada triwulan III tahun 2016, Jasa Keuangan dan Asuransi tumbuh sebesar 8,8 persen (YoY) oleh pelonggaran kebijakan moneter. Sementara itu, Transportasi dan

Pergudangan tumbuh lebih tinggi dari triwulan III tahun 2015 dan triwulan II tahun 2016.

Konstruksi tumbuh lebih rendah yaitu sebesar 5,7 persen (YoY), seiring dengan masih berlangsungnya program-program

pembangunan infrastruktur pemerintah.

Pengadaan Listrik dan Gas tumbuh sebesar 4,9 persen (YoY), meningkat signifikan dibandingkan dengan triwulan III tahun 2015 seiring dengan realisasi proyek listrik 35.000 MW mencapai sebesar 36 persen dari target akumulatif 2016

49

Tabel 19. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2014 – Triwulan III Tahun 2016 Menurut

Lapangan Usaha (YoY)

Uraian 2014 2015 2016

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 5,2 4,9 3,6 3,3 4,0 6,9 3,3 1,6 1,8 3,4 2,8 Pertambangan dan Penggalian -1,0 1,1 1,2 1,5 -1,3 -5,2 -5,7 -7,9 -0,8 -0,1 0,1 Industri Pengolahan 4,5 4,8 5,0 4,2 4,0 4,1 4,5 4,4 4,6 4,6 4,6 Pengadaan Listrik dan Gas 3,3 6,5 6,0 6,5 1,7 0,8 0,6 1,8 7,5 6,2 4,9 Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4,9 5,8 5,9 6,9 5,4 7,8 8,7 6,8 4,8 3,3 1,7 Konstruksi 7,2 6,5 6,5 7,7 6,0 5,4 6,8 8,2 7,9 6,2 5,7 Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

6,1 5,0 5,2 4,5 4,1 1,7 1,4 2,8 4,1 4,1 3,7 Transportasi dan Pergudangan 7,0 7,6 7,7 7,2 5,8 5,9 7,3 7,7 7,9 6,9 8,2 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 6,4 6,4 5,8 4,6 3,4 3,8 4,5 5,8 5,6 4,9 4,6 Informasi dan Komunikasi 9,8 10,5 9,8 10,3 10,1 9,7 10,7 9,7 8,1 9,8 9,2 Jasa Keuangan dan Asuransi 3,6 5,5 1,9 7,9 8,6 2,6 10,4 12,5 9,3 13,6 8,8 Real Estate 4,7 4,9 5,1 5,3 5,3 5,0 4,8 4,3 4,9 4,5 3,7 Jasa Perusahaan 10,3 10,0 9,3 9,7 7,4 7,6 7,6 8,1 8,1 7,6 7,0 Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

2,7 -2,5 2,4 6,8 4,7 6,3 1,3 6,7 4,5 4,4 3,8 Jasa Pendidikan 4,6 4,5 6,3 6,6 5,0 11,7 8,1 5,3 5,4 5,1 1,9 Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 7,6 8,7 9,6 6,0 7,1 7,5 6,3 7,4 8,6 6,5 4,2 Jasa lainnya 8,4 9,5 9,5 8,4 8,0 8,1 8,1 8,2 7,9 7,9 7,7

PRODUK DOMESTIK BRUTO 5,1 5,0 5,0 5,0 4,7 4,7 4,7 5,0 4,9 5,2 5,0

Sumber: Badan Pusat Statistik

Kinerja Industri Pengolahan sedikit meningkat, dengan tumbuh sebesar 4,6 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan triwulan III tahun 2015 yang sebesar 4,5 persen (YoY), namun relatif tidak berubah dibandingkan dengan triwulan II tahun 2016. Pertumbuhan industri pengolahan di Indonesia masih didorong oleh industri yang berbasis konsumsi dalam negeri. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tumbuh sebesar 4,6 persen (YoY), sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan III tahun 2015 yang sebesar 4,5 persen (YoY). Akan tetapi, Kinerja Industri Pengolahan

tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan III tahun 2015, namun relatif tidak berubah dibandingkan dengan triwulan II tahun 2016.

50

pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan triwulan II tahun 2016 yang sebesar 4,9 persen (YoY). Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial tumbuh sebesar 4,2 persen (YoY), lebih rendah baik dibandingkan dengan triwulan III tahun 2015 yang tumbuh sebesar 6,3 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2016 yang sebesar 6,5 persen (YoY). Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan sosial tumbuh sebesar 3,8 persen (YoY) pada triwulan III tahun 2016. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III tahun 2015 yang sebesar 1,3 persen (YoY), namun lebih rendah dibandingkan triwulan II tahun 2016 yang sebesar 4,4 persen (YoY).

Kinerja Real Estate pada triwulan III tahun 2016 menurun dibandingkan dengan triwulan III tahun 2015 dan triwulan II tahun 2016. Pada triwulan III tahun 2016 Real Estate tumbuh sebesar 3,7 persen (YoY), lebih rendah dibandingkan triwulan III tahun 2015 yang sebesar 4,8 persen (YoY) dan triwulan II tahun 2016 yang sebesar 4,5 persen (YoY).

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tumbuh sebesar 3,7 persen (YoY) pada triwulan III tahun 2016, lebih tinggi dibandingkan triwulan III tahun 2015 yang sebesar 1,4 persen (YoY), namun lebih rendah dibanding triwulan II tahun 2016 yang sebesar 4,1 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan semua komponen, terutama Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor yang tumbuh sebesar 3,8 persen (YoY), meningkat dibandingkan triwulan III tahun 2015 dan triwulan II tahun 2016 yang masing-masing tumbuh sebesar 1,2 persen (YoY) dan 3,5 persen (YoY). Komponen Perdagangan Mobil, Sepeda Motor, dan Reparasinya tumbuh sebesar 3,2 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan triwulan III tahun 2015 yang sebesar 2,1 persen (YoY) , namun lebih rendah dibandingkan triwulan II tahun 2016 yang sebesar 6,4 persen (YoY).

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tumbuh lebih tinggi pada triwulan III tahun 2016, didorong oleh pertumbuhan semua komponen, terutama Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor.

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial tumbuh sebesar 4,2 persen (YoY), lebih rendah baik dibandingkan dengan triwulan III tahun 2015 dan triwulan II tahun 2016

Kinerja Real Estate pada triwulan III tahun 2016 menurun dibandingkan triwulan III tahun 2015 dan triwulan II tahun 2016.

51

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tumbuh sebesar 2,8 persen (YoY), lebih kecil dari triwulan sebelumnya dan triwulan III tahun 2015 yang masing-masing sebesar 3,4 persen (YoY) dan 3,3 persen (YoY). Penurunan tersebut disebabkan oleh pergeseran panen raya akibat perubahan iklim.

Pada triwulan III tahun 2016, Pertambangan dan Penggalian tumbuh sebesar 0,1 persen (YoY), atau lebih besar dibandingkan dengan triwulan III tahun 2015 yang terkontraksi sebesar -5,7 persen (YoY) dan triwulan II tahun 2016 yang sebesar -0,1 persen (YoY). Kinerja tersebut didukung oleh adanya kenaikan harga komoditas di pasar internasional, terutama harga batu bara yang naik dari USD 51,2 per mt pada bulan Juli menjadi sebesar USD 93,2 per mt. Selain itu, juga didukung dengan telah beroperasinya Kilang Trans Pacific Petroleum Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur dan Residual Fluid Catalyc Cracker (RFCC) di Cilacap, Jawa Tengah. Berdasarkan komponennya, Pertambangan Bijih Logam tumbuh dari sebesar -12,08 persen (YoY) pada triwulan III tahun 2015 menjadi sebesar 5,42 persen (YoY) pada triwulan III tahun 2016 dan pertumbuhan Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi dari sebesar -0,58 persen (YoY) pada triwulan III tahun 2015 menjadi sebesar 1,25 persen (YoY). Dari sisi pengeluaran, Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga merupakan komponen dengan pertumbuhan tertinggi sekaligus sebagai sumber pertumbuhan PDB terbesar pada triwulan III tahun 2016, dengan kontribusi sebesar 55,3 persen terhadap PDB. Pada triwulan III tahun 2016, Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY), relatif sama dengan triwulan III tahun 2015, namun lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,1 persen (YoY). Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan tumbuh sebesar 2,8 persen (YoY), lebih kecil dari triwulan sebelumnya dan triwulan III tahun 2015 karena terjadinya

pergeseran panen raya akibat perubahan iklim.

Dari sisi pengeluaran, Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga merupakan komponen dengan pertumbuhan tertinggi setelah LNPRT sekaligus sebagai sumber

pertumbuhan PDB terbesar pada triwulan III tahun 2016.

Pertambangan dan Penggalian mengalami pertumbuhan positif setelah pada triwulan-triwulan sebelumnya tumbuh negatif.

52

Tabel 20. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2014 – Triwulan III Tahun 2016 (Persen) Menurut Jenis Pengeluaran (YoY)

JENIS PENGELUARAN 2014 2015 2016 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 5,3 5,1 5,1 5,1 5,0 5,0 5,0 4,9 5,0 5,1 5,0 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 23,2 22,4 5,8 -0,5 -8,1 -8,0 6,6 8,3 6,4 6,7 6,7 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6,1 -1,8 1,2 0,9 2,9 2,6 7,1 7,3 3,5 6,2 -3,0

Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto 5,2 4,1 4,5 4,6 4,6 3,9 4,8 6,9 5,6 5,1 4,1

Ekspor Barang dan Jasa 3,2 1,4 4,8 -4,6 -0,6 0,0 -0,6 -6,4 -3,5 -2,4 -6,0 Dikurangi Impor Barang dan Jasa 5,0 0,4 0,3 3,2 -2,2 -7,0 -5,9 -8,1 -5,0 -2,9 -3,9

PRODUK DOMESTIK BRUTO 5,1 5,0 5,0 5,0 4,7 4,7 4,7 5,0 4,9 5,2 5,0

Sumber : Badan Pusat Statistik

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) merupakan sumber pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi sebesar 32,0 persen dari PDB pada triwulan III tahun 2016. Pada triwulan III tahun 2016, PMTB tumbuh sebesar 4,1 persen (YoY), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III tahun 2015 yang sebesar 4,8 persen (YoY) dan triwulan II tahun 2016 yang sebesar 5,1 persen (YoY). Pertumbuhan komponen utama dari PMTB yaitu Bagunan serta Mesin dan Perlengkapan, yang masing-masing berkontribusi sebesar 24,4 persen dan 2,8 persen dari PDB, mengalami penurunan. Bangunan tumbuh sebesar 5,8 persen (YoY), atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III tahun 2015 yang sebesar 6,3 persen (YoY) dan triwulan II tahun 2016 yang sebesar 6,1 persen. Sementara itu, Mesin dan Perlengkapan mengalami pertumbuhan negatif sebesar - 6,8 persen atau menurun dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar -3,6 persen (YoY) dan triwulan III tahun 2015 yang sebesar 1,5 persen (YoY).

Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah pada triwulan III tahun 2016 tumbuh -3,0 persen (YoY), terendah sejak triwulan I tahun 2010 yang sebesar -5,2 persen (YoY). Kondisi ini akibat oleh adanya pemotonggan anggaran belanja dalam APBN 2016. Pengeluaran pemerintah untuk kepentingan masyarakat Pertumbuhan Pengeluaran

Konsumsi Pemerintah pada triwulan III tahun 2016 tumbuh -3,0 persen (YoY), terendah sejak triwulan I tahun 2010 yang sebesar -5,2 persen (YoY).

Pada triwulan III tahun 2016, PMTB tumbuh sebesar 4,1 persen (YoY), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III tahun 2015 dan triwulan II tahun 2016.

53

umum (konsumsi kolektif) tumbuh sebesar -4,5 persen (YoY), terendah sejak triwulan I tahun 2010 yang tumbuh sebesar -9,9 persen (YoY). Pengeluaran pemerintah untuk kepentingan rumah tangga individu seperti pendidikan; kesehatan; jaminan sosial; olah raga dan rekreasi; dan kebudayaan juga tumbuh negatif, namun lebih kecil yaitu sebesar -0,4 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut lebih kecil dibandingkan dengan triwulan III tahun 2015 yang tumbuh sebesar 3,5 persen (YoY) dan triwulan II tahun 2016 yang tumbuh sebesar 3,9 pesen (YoY).

Pada triwulan III tahun 2016, pertumbuhan Ekspor Barang dan Jasa semakin menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu sebesar -6,0 persen (YoY), menurun dibandingkan triwulan III tahun 2015 yang tumbuh negatif sebesar -0,6 persen (YoY) dan triwulan II tahun 2016 yang sebesar -2,4 persen (YoY). Kondisi ini dipengaruhi oleh perlambatan ekspor barang migas yang tumbuh sebesar - 8,2 persen (YoY), yang disebabkan oleh masih rendahnya harga minyak mentah di pasar internasional meskipun sedikit sudah membaik. Sementara itu, apabila dibandingkan dengan triwulan III tahun 2015 dan triwulan II tahun 2016, ekspor jasa relatif meningkat yaitu tumbuh sebesar 7,9 persen (YoY).

Impor Barang dan Jasa tumbuh negatif sebesar -3,9 persen (YoY) pada triwulan III tahun 2016 seiring dengan permintaan domestik yang masih belum meningkat signifikan dan nilai tukar Rupiah yang melemah. Pertumbuhan tersebut meningkat dibandingkan dengan triwulan III tahun 2015 yang sebesar -5,9 persen (YoY), namun menurun dibandingkan triwulan II tahun 2016 yang tumbuh sebesar -2,9 persen (YoY). Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya pertumbuhan impor barang migas menjadi sebesar 1,5 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan triwulan III tahun 2015 yang sebesar 1,3 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2016 yang sebesar 2,3 persen (YoY). Sementara itu impor jasa dan Pada triwulan III tahun

2016, pertumbuhan Ekspor Barang dan Jasa semakin menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia

Impor Barang dan Jasa tumbuh negatif sebesar -3,9 persen (YoY) pada triwulan III tahun 2016.

54

barang nonmigas tumbuh lebih besar dibandingkan triwulan III tahun 2015 namun lebih rendah dibandingkan triwulan II tahun 2016.

Dokumen terkait