• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Fisik/Motorik

Dalam dokumen buku ajar final buku ajar final (Halaman 62-67)

PERKEMBANGAN KHAS ANAK USIA TK

1. Perkembangan Fisik/Motorik

Secara fisik, anak usia 4-6 tahun makin berkembang, sesuai dengan bertambah matangnya perkembangan otak yang mengatur system syaraf otot yang memungkinkan anak menjadi lincah dan aktif bergerak. Dengan meningkatnya usia nampak adanya perkembangan dari gerakan motorik kasar kearah gerakan

motorik halus yang memerlukan kecermatan dan kontrol yang lebih baik (Gunarsa, 1995). Kegiatan-kegiatan di TK juga selain memberi kesempatan mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus juga mengembangkan keterampilan dan koordinasi mata dan tangan

Wiguna dan Noorhana (2001) secara umum mengatakan bahwa tahapan perkembangan fisik yang dicapai anak usia TK adalah : naik sepeda roda tiga, kebebasan diri dalam melakukan gerakan, meniru bentuk lingkaran, fungsi motorik halus bertambah baik dengan semakin terarahnya pada koordinasi antara mata dan tangan, serta dapat memegang gunting dengan baik. Secara umum dapat dikategorikan dalam perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Adapun penjelasan perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada anak usia TK dapat diuraikan berikut ini.

a. Perkembangan Motorik Kasar

Pada usia ini, anak tidak perlu lagi melakukan suatu usaha hanya untuk sekedar berdiri tegak dan bergerak ke sekitar. Ketika anak-anak menggerakkan kaki-kaki mereka dengan lebih percaya diri dan membawa diri mereka ke tujuan yang lebih khusus, proses bergerak ke sekitar di dalam lingkungannya menjadi lebih otomatis. Pada usia ini, kegiatan anak mulai dipadati dengan aktivitas otot besarnya. Hal ini karena anak mulai kehilangan lemak bayi, yang membuat tubuh terlihat makin tinggi. Ketika anak usia 4 tahun, perkembangan motorik mencapai puncaknya dimana anak telah mampu membuat gerakan dengan tepat ( Santrock, 1995).

Gambaran kemampuan motorik kasar anak usia 4-6 tahun; berjalan, berlari, melompat, dan memanjat. Kemampuan berjalan dan berlari ini meningkat dan hampir menyerupai orang dewasa. Kemampuan mengendalikan diri ketika berlari, terutama tampak ketika berhenti, mulai berlari dan berbalik arah. Melompat dari ketinggian kurang lebih 60-70 cm dengan kedua kaki mendarat bersamaan. Mampu berdiri lalu melompat sejauh kurang lebih 25 cm.Arah lompatan bisa ke depan, ke samping, maupun ke belakang. Memanjat, dapat menuruni tangga yang tinggi dengan kaki bergantian, meskipun dengan tuntunan orang dewasa.

Kemampuan lain adalah melempar dan menangkap. Melempar, mulai memahami cara melempar dengan melangkahkan kaki kanan ke depan sambil melempar. Menangkap, menangkap bola besar dengan tangan dilenturkan di daerah siku.

Di taman kanak-kanak, permainan untuk menunjang perkembangan motorik kasar anak sangat banyak. Para pendidik bertugas untuk mengawasi anak ketika bermain. Sebagai contoh anak bermain panjat-panjatan yang bentuknya seperti bola. Dengan permainan anak berlatih untuk memanjat dengan kaki bergantian dan tetap harus diawasi oleh pendidik. Ada pula anak belajar melempar, menendang dan menangkap bola dengan temannya dalam permainan sepak bola.

Biasanya dalam sekolah ada hari khusus untuk melakukan kegiatan jalan- jalan keliling sekitar sekolah. Kegiatan ini selain bertujuan untuk mengenalkan lingkungan pada anak, juga bertujuan untuk melatih anak pada motorik kasarnya,

Formatted: Swedish (Sweden)

yaitu berjalan untuk menambah kekuatan kaki. Ada pula jadwal untuk olah raga, dalam olah raga ini semua anggota badan anak digerakkan, sehingga membuat badan anak selain sehat juga untuk menambah keterampilan motorik kasar.

b. Motorik Halus

Selain perkembangan motorik kasar yang meningkat, perkembangan motorik halus juga makin meningkat. Pada usia ini, koordinasi mata-tangan anak semakin baik. Anak sudah dapat menggunakan kemampuannya untuk melatih diri dengan bantuan orang dewasa. Anak dapat menyikat gigi, menyisir, mengancingkan baju, membuka dan memakai sepatu serta makan menggunakan sendok dan garpu.

Kelenturan tangannya juga semakin baik. Anak dapat menggunakan tangannya untuk berkreasi. Contohnya, menggunting kertas dengan hasil guntingan yang lurus, menggambar gambar sederhana dan mewarnai. Ketika anak dalam sekolahnya mendapatkan tugas dari pendidik untuk mewarnai, anak dapat mewarnai dengan baik meskipun belum begitu rapi dan tepat di dalam garis gambar.

Pada saat menggambar, salah satu tangannya akan memegang kertas, sedangkan tangannya yang lain memegang alat gambar seperti pastel, pensil warna, krayon. Jika diperhatikan pastel akan terjepit kuat dan digerakkan dengan melenturkan serta memanjangkan garis-garis tangan, ketiga ujung jari yang lain terlihat ikut menggengam pastel.

Kemampuan untuk menggambar bentuk-bentuk tertentu diikuti dengan pola-pola yang jelas. Karena keterbatasan gerakan pergelangan tangan dan jari jemari, kemampuan untuk menggambar garis vertikal biasanya mendahului kemampuan untuk mengambar garis horisontal. Gambaran anak yang sering ada,contohnya gambar mobil, rumah, bunga, bentuknya masih terkesan kaku, seperti menggambar dengan menggunakan penggaris.

Pada saat mewarnai, anak sudah mulai memenuhi bidang gambar yang diwarnainya. Meskipun terkadang satu bidang gambar dapat diberi lebih dari satu warna dan mewarnainya belum rapi, tetapi sudah ada usaha dalam menjaga agar coretan tidak keluar garis gambar.

Faktor-faktor pendukung dalam meningkatkan perkembangan motorik baik motorik kasar maupun motorik halus, antara lain adalah mainan atau lingkungan yang memungkinkan anak untuk melatih keterampilan motoriknya.

c. Peran Pendidik dalam Membantu Perkembangan Fisik dan Motorik

Beberapa peran pendidik yang dapat dilakukan di lembaga pendidikan untuk membantu perkembangan fisik dan motorik anak, antara lain :

1) Mengenali bahwa kecakapan motorik kasar biasanya akan berkembang sebelum kecakapan motorik halus, sehingga program kegiatan belajar yang direncanakan lebih terarah sesuai dengan arah perkembangan anak.

2) Memberikan banyak kesempatan pada anak-anak untuk mempraktekkan serangkaian kecakapan.

3) Menghubungkan kecakapan perkembangan anak dengan kekuatan, keseimbangan dan koordinasi, serta dengan jumlah peralatan, waktu, ruang dan dorongan yang tersedia bagi mereka.

4) Membantu dan mendorong peningkatan kontrol dan koordinasi anak. 5) Mengenali ketekunan anak pada tugas-tugas spesifik.

6) Menyediakan lingkungan yang menantang, tapi aman. 7) Menghargai kemampuan individu anak.

8) Menyediakan alat dan pengalaman yang dapat digunakan pada level- level berbeda oleh anak berbeda.

9) Memastikan bahwa kesempatan yang tepat diberikan pada anak perempuan dan anak laki-laki yang terlibat dalam sederetan pengalaman.

10)Mendukung tipe-tipe berbeda dari permainan anak di lingkungan pembelajaran.

2. Perkembangan Intelektual

Dalam dokumen buku ajar final buku ajar final (Halaman 62-67)