• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Gereja Batak Karo Protestan Km.7 Padang Bulan Medan

PADANG BULAN MEDAN

2.2 Sejarah dan Perkembangan Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Km.7 Padang Bulan Medan

2.2.2 Perkembangan Gereja Batak Karo Protestan Km.7 Padang Bulan Medan

Gereja GBKP Km.7 Padang Bulan Medan merupakan Gereja yang cukup berkembang pesat. Banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan dibawah naungan GBKP Km.7 Padang Bulan Medan, contohnya seperti kegiatan dalam memperindah bangunan gereja. Berdasarkan catatan mantan sekretaris Majelis GBKP Km.7 Padang Bulan Medan, Dk.Sanggup Sembiring (Alm), yang turut dibacakan pada penringatan Jubelium yang ke-100 tahun GBKP di Jambur Namaken, maka Badan Pekerja Majelis GBKP Km.7 yang telah dipilih pada 23 Mei 1976, mengalami perubahan. Perubahan ini tidak jelas apa penyebabnya, namun dari struktur yang ada terlihat banyak pergantian personel yang digantikan oleh wajah baru.

34

Panitia Pembangunan Gereja yang pernah ditetapkan oleh Majelis 2(dua) tim yaitu Panitia Pembangunan yang Lama dan Baru, pada waktu itu dibubarkan, sekaligus dibentuk Panitia Pembangunan Gereja yang diangkat pada Agustus 1978.

Panitia yang baru diangkat masa periode 1978-1981 tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ketua : Drs. Nomon Sitepu 2. Sekretaris : Drs. Siam Surbakti 3. Bendahara : Negeri Surbakti

Seksi Pengumpulan Dana yaitu: 1. Ketua : Rajin Ginting 2. Sekretaris : Drs. B. Tarigan

3. Pembantu : 1) Bapa Luther Sembiring 2) Salim Sembiring 3) Bengkel Ginting 4) Benteng Pelawi

5) Nd.Rarenna br Sembiring

Mengenai tugas Panitia Pembangunan Gereja ini yaitu: A. Jangka Pendek, meliputi:

1. Memasukkan Listrik ke Gereja diusahakan selambatnya September 1978.

35

3. Memperbaiki Gereja termasuk merehab jendela-jendela, memperbaiki pintu-pintu untuk disesuaikan dengan gambar.

B. Sebagai Program jangka panjang, yaitu : memperjuangkan Gereja tersebut menjadi milik GBKP Km.7 Padang Bulan Medan.

Dalam Sidang Majelis GBKP Km.7 Padang Bulan Medan pada tanggal 2 September 1978, Panitia Pembangunan Gereja menyampaikan beberapa usul kehadapan Sidang Majelis, yaitu sebagai berikut:

1. Melaksanakan permutasian keuangan dan administrasi dari Bendahara Majelis Gereja ke Bendahara Panitia Pembangunan Gereja.

2. Persembahan disetiap Perpulungen jabu-jabu tetap dilaksanakan untuk dana Pembangunan Gereja.

3. Sumbangan jemaat secara pribadi perlu ditingkatkan.

4. Membentuk Donatur-donatur dari setiap Perpulungen jabu-jabu. 5. Sedapat mungkin sebulan sekali dilaksanakan lelang-lelang.

6. Melakukan Sidang Panitia sekali dalam sebulan, dan bilamana ada anggota Panitia Pembangunan tidak hadir 3(tiga) kali berturut-turut, maka sudah perlu dilaporkan ke Sidang Majelis, untuk diproses lebih lanjut.

Masih dalam sidang waktu yang sama Diakonia juga mengusulkan kepada Pimpinan Majelis Gereja agar Keuangan serta administrasi Diakonia diserahkan saja pelaksanaannya kepada Bendahara Diakonia Majenis GBKP Km.7 Padang Bulan Medan.

Sementara pada Sidang Majelis 22 Oktober 1978, Permata Bethlehem juga mengusulkan beberapa usulan kehadaoan Majeli sebagai berikut:

36

1. Mempersiapkan dan menjual Kalender 1979 kepada Jemaat GBKP Km.7 Padang Bulan Medan. Hal ini disetujui oleh Sidang Majelis dengan catatan Kalender tersebut mencerminkan ke-Kristenan dengan harga tidak lebih dari Rp.500,- per buah.

2. Setiap Kegiatan PA Permata Bethlehem yang dilaksanakan secara bergiliran di rumah-rumah, hendaknya dihadiri oleh Majelis Gereja. Usul ini diterima dengan baik dengan catatan dihadiri secara bergiliran dengan adanya roster.

3. Hendaknya bahab PA Permata Bethlehem senantiasa disediakan oleh Majelis Gereja. Untuk tugas ini diserahkan sepenuhnya kepada Pendeta Selamat Karosekali, yang merupakan Ketua BP. Majelis Km.7 pada waktu itu.

4. Bagaimana cara mengajak/mengaktifkan Permata untuk datang ke PA yang dilarang oleh orang tuanya.

Dalam hal ini Pimpinan Majelis memberikan jawaban agar Pertua dan Permata yang telah ditunjuk, sama-sama mengunjungi permata tersebut sekaligus memberikan gambaran permata kepada orang tua yang bersangkutan.

Pekabaran Injil untuk Majelis Gereja GBKP Km.7 telah dibuka, dengan daerah yang dilayani yaitu Talun Kenas. PI pertama dilakukan pada tanggal 13 Oktober 1979, ke kampung Bisemat Runggun Talun Kenas. Yang turut berpartisipasi pada waktu itu adalah beberapa anggota Majelis Gereja, Moria sekitar 10 orang dan anggota Vocal group Permata.

37

Dalam perjalanannya dari tahun ke tahun, tidak mungkin semua dicatat mendetail tentang sejarah perjalanan umat Majelis GBKP Km.7 Padang Bulan Medan, akan tetapi satu hal yang sudah pasti bahwa dalam hal partisipasinya. Peranan umat Majelis GBKP Km.7 telah banyak membantu Gereja-Gereja GBKP diluar GBKP Km.7, baik dari segi pembangunan fisiknya maupun dari segi Pengumpulan Dana berupa Lelang-Lelang, Pengedaran Struk Undangan, berupa urupa undangan/sumbangan yang diperuntukkan bagi kemajuan suatu Gereja. Keadaan ini dapat diketahui dari beberapa gambaran secara nyata yang telah berwujud seperti ikut serta dalam pengumpulan dana dan Pembangunan Gereja:

1. Gereja Tanjung Berampu, telah berdiri di Biru-Biru 2. Gereja Benameriah

3. Gereja Tanjung Selamat 4. Gereja Simalingkar B 5. Gereja Pintu Besi 6. Gereja Bunga Rampai 7. Gereja Pasar IV Koserna 8. Gereja Pasar VII Selayang 2 9. Gereja Timba Lau

10. Sayum (Sembahe) 11. Gereja Biru-Biru

12. Pembangunan Kantor Klasis Medan Delitua 13. Gereja Tembengen

38

Mengenai masalah persembahen tidak ada diterapkan dalam pengusulan tersebut. Dan diusulkan juga agar nantinya ditempatkan seorang Guru Agama untuk Majelis Benameriah/T.Selamat.

Dalam hal Perpulungen yang terdapat di Simalingkar, Pembangunan Gereja telah dirintis/ dimulai pada bulan Juni tahun 1971, sekaligus acara lelang-lenang untuk dana awal. Sumber-sumber dana yang dikutip untuk Pembangunan Gereja tersebut antara lain :

1. Dari Perpulungen Km.7, Benameriah, Tanjung Selamat. 2. Dari Kolekte ekstra setiap minggu yang telah disetujui.

3. Dari para Pertua/ Diaken yang ada di setiap Perpulungen ditetapkan Rp.200,- per orang.

4. Bantuan dari Klasis Medan berupa seng 286 lembar. 5. Donatur/ Dermawan serta kwitansi berhadiah, dll.

Pada bulan Juli 1972, dilaksanakan Pentahbisan Gereja Simalingkar, sekalian dengan acara Lelang-Lelang untuk pengumpulan dana pembangunan tersebut. Dalam Sidang Majelis GBKP Km.7 Padang Bulan Medan tanggal 13 Maret 1977, Perpulungen Simalingkar mengusulkan agar Gereja yang terdapat di Simalingkar disyahkan menjadi satu Runggun, yaitu Runggun Simalingkar B. Dan oleh Klasis Medan Delitua, yang bersidang pada bulan Mei 1977, disyahkan Gereja di Simalingkar B menjadi Runggu GBKP Simalingkar. Keadaan perpulungen yang dipertimbangkan untuk menjadi satu runggun antara lain, jumlah keluarga yang ada dalam perpulungen, banyaknya anggota Sidi, banyak jumlah anggota, jumlah Pertua/ Diaken dan persembahan rata-rata yang diperoleh.

39

Tentang kelanjutan dari Panitia Pembangunan Gereja, maka pada hari Kamis tanggal 2-7-1982 oleh team Formatur, dipilihlah beberapa orang yang memegang jabatan di Panitia Pembangunan Gereja untuk masa bakti 1982-1983.

Sebagai Program Kerja Panitia Pembangunan Gereja ke depan telah dirumuskan secara skala prioritas yaitu:

1. Perbaikan atap yang bocor, asbes yang rusak serta lesplank kayu.

2. Penambahan durung-durung (tempat kolekte) dan penggantian papan tulis kecil.

3. Pembangunan tanah belakang Gereja untuk: a. Kamar Persiapan bagi pejabat Gereja b. Kamar Mandi/ WC

c. Inventaris/ Ruang Persiapan d. Perbaikan Mimbar

4. Penambahan bangku-bangku Secukupnya 5. Perawatan kereta sorong jenazah

6. Membangun pagar Gereja (pagar beton) yang mengelilingi Gereja dengan ukuran yang memiliki batas-batas yang pas.

7. Membuat Menara di depan Gereja serta loncengnya. 8. Pembelian Organ/ alat musik Gereja

9. Penataan pintu-pintu/ jendela-jendela serta pemasangan kipas angin. 10. Membangun tempat Parkir untuk sepeda motor

40

Jumlah biaya yang diprediksi untuk nomor 1 sampai dengan nomor 10 sekitar Rp. 4.500.000 (Empat Juta Lima Ratus Ribu Rupiah), yang direncanakan diperoleh dengan cara pinjaman sementara kepada jemaat, sumbanga sukarela, sumbangan wajib, dan dari Kas yang masih tersedia.

Sementara itu di tengah-tengah Pembangunan Gereja Majelis GBKP Km.7 Padang Bulan Medan terus melakukan pembenahan, demikian pula terhadap struktur Kepanitiaan telah banyak terjadi pergantian dan terus berubah sebagaimana tuntuntan kemajuan yang ada.

Dalam perjalanannya pada tahun 1990 hingga sekarang banyak terjadi perubahan-perubahan yang dialami, seperti munculnya wajah-wajah baru di dalam jabatan Pertua dan Diaken termasuk di dalam Badan Pekerja Harian Majelis Gereja, juga di dalam semangat kegotongroyongan mendirikan Rumah Ibadah, pembagian kerja berdasarkan Tata Gereja sudah lebih difokuskan yakni tentang Tri Tugas Gereja (Koinonia, Marturia dan Diakonia) termasuk Hierarki dari Pimpinan Majelis sampai ke bawah, telah terlihat semakin realistis.

Walaupun generasi baru telah terlihat banyak yang muncul dalam era ini akan tetapi bukan berarti bahwa peran generasi pendahulu telah lenyap, akan tetapi dalam hal inilah terjadi perpaduan antara ide-ide yang dibawa oleh wajah baru disatukan dengan pendapat yang lenih berpengalaman sehingga terciptalah gagasan yang dapat diterima oleh kedua pihak.

Wajah-wajah baru yang masih enerjik yeng memiliki potensi yang tinggi serta kemampuan yang dapat diandalkan, adalah suatu modal penting di dalam perjalanan kehidupan Gereja. Tenaga-tenaga baru tersebut tinggal bagaimana

41

dipersiapkan dan diarahkan agar program yang dijalankan tidak hanya berupa idealisme saja melainkan bener-benar realistis dan sistematis.

42

BAB III

PERKEMBANGAN JEMAAT PADA GEREJA BATAK