• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Golongan Mahasiswa

4.1.1.2 Permainan Kedua

Sebelum permainan dimulai, para pemain telah membuat kesepakatan bahwa permainan ini akan berakhir ketika setiap pemain mencapai titik awal dimulainya permainan untuk kedua kali. Sama dengan permainan pertama, permainan kali ini dimainkan oleh enam pemain yang terdiri atas empat aktor berperan sebagai pemain yang berhubungan langsung dengan hutan dan dua aktor lagi berperan sebagai pemerintah dan bank.

Permainan ini dimenangkan oleh pemain B dengan total keuntungan sebesar

414Ϸ yang terdiri atas 123Ϸ aset dan 291Ϸ uang tunai. Setelah pemain B, pada urutan kedua terdapat pemain C dengan total keuntungan sebesar 365Ϸ yang terdiri atas 127Ϸ aset dan 308Ϸ uang tunai. Pemain yang berada pada urutan

ketiga adalah pemain D. Pemain ini memiliki total keuntungan sebesar 346Ϸ yang terdiri atas 95Ϸ aset dan 271Ϸ uang tunai. Selain itu, pemain ini harus membayar hutang kepada bank sebesar 70Ϸ. Pemain A menempati posisi terakhir pada

permainan ini dengan total keuntungan sebesar 313Ϸ yang terdiri atas 102Ϸ aset dan 211Ϸ uang tunai. Pada permainan ini, pemain B memiliki produktivitas terbesar dengan 314Þ, disusul oleh pemain C dengan 265Þ. Pada urutan ketiga terdapat pemain D dengan 246Þ dan pemain D pada posisi keempat dengan 213Þ.

Nilai total produktivitas lahan pada permainan ini adalah 1038Þ yang merupakan hasil dari penjumlahan produktivitas setiap pemain (lambang “Þ” di belakang angka memiliki arti poin).

Pemerintah mengeluarkan beberapa aturan dalam permainan ini, antara lain pajak untuk investasi pembalakan hutan ditetapkan sebesar 10% dan memberikan insentif kepada pemain yang berinvestasi karbon dan ekowisata. Jenis investasi, aset, serta keuntungan para pemain dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil permainan bersama empat stakeholder mahasiswa Investasi

Pemain/ aktor A Pemain/ aktor B Pemain/ aktor C Pemain/ aktor D Jenis Investasi Nilai Jenis Investasi Nilai Jenis Investasi Nilai Jenis Investasi Nilai Investasi J 50 J 50 J 50 J 50 E (3) 21 S 25 K (4) 20 E (3) 21 KS 16 K (4) 20 KS (2) 36 K (2) 10 K (3) 15 E (2) 14 PH (2) 14 PH (2) 14 PH (2) 14 E 7 Aset 102 123 127 95 Uang 211 291 308 271 Hutang 70 20 Denda - - - - Total 313 Þ 414 Þ 365 Þ 346Þ Produk- tivitas 213 Þ 314 Þ 265 Þ 246Þ Keles- tarian +2 0 +1 -1

Ket: J:Jati, S:Sengon, KS:Kelapa sawit, E:Ekowisata, PH:Pembalakan hutan, B:Biofuel, A:Akasia, K:Karbon, ( ): Jumlah Investasi, Þ: Poin.

4.1.1.3 Permainan Ketiga

Pengulangan permainan Landscape Game yang ketiga dimainkan oleh empat pemain. Keempat pemain ini terdiri atas tiga pemain yang bermain sebagai stakeholder di lapangan dan satu pemain lagi berperan ganda menjadi petugas bank sekaligus pemerintah. Permainan ini berlangsung selama 90 menit dengan dibantu menggunakan tiga dadu sebagai indikator waktu.

Permainan ini dimenangkan oleh pemain C dengan total keuntungan sebesar

584Ϸ yang terdiri atas 166Ϸ aset dan 418Ϸ uang tunai. Pemain A dengan total

keuntungan sebesar 524Ϸ yang terdiri atas 197Ϸ aset dan 479Ϸ uang tunai

menempati posisi kedua. Selain itu, pemain ini harus membayar hutang dan denda

B. Pemain ini memiliki total keuntungan sebesar 377Ϸ yang terdiri atas 195Ϸ aset

dan 232Ϸ uang tunai. Pemain B harus mengeluarkan uang sebesar 50Ϸ untuk

membayar hutang kepada bank. Pemain yang memiliki produktivitas tertinggi pada permainan ini adalah pemain C dengan 484Þ, disusul oleh pemain A dengan 424Þ. Pada posisi terakhir terdapat pemain B dengan 277Þ. Nilai total produktivitas lahan pada permainan ini berjumlah 1185Þ yang merupakan hasil dari penjumlahan produktivitas setiap pemain (lambang “Þ” di belakang angka memiliki arti poin).

Pemerintah pada permainan ini mengeluarkan beberapa aturan, di antaranya aturan mengenai pelarangan melakukan pembalakan hutan di sekitar sumber air dan enclave. Selain itu, pemerintah juga memberikan potongan harga terhadap pemain yang memilik investasi akasia karena pemerintah membutuhkan banyak bahan baku untuk produksi kertas. Jenis investasi, aset, serta keuntungan para pemain dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil permainan bersama tiga stakeholder mahasiswa Investasi

Pemain/ aktor A Pemain/ aktor B Pemain/ aktor C

Jenis

Investasi Nilai Jenis Investasi Nilai Jenis Investasi Nilai

Investasi J 50 KS (2) 32 S 50 A (2) 34 Pr 30 KS (2) 32 E (5) 35 A 17 Pr 30 PH (4) 28 K (3) 15 K (4) 20 S 25 E (2) 14 E (4) 20 K (5) 25 PH 7 PH (2) 14 B 5 B (2) 10 Aset 197 195 166 Uang 479 232 418 Hutang 42 - Denda 110 50 Total 524Þ 377Þ 584Þ Produk- tivitas 424Þ 277Þ 484Þ Keles- tarian 0 +3 +3

Ket: J:Jati, S:Sengon, KS:Kelapa sawit, E:Ekowisata, PH:Pembalakan hutan, B:Biofuel, A:Akasia, K:Karbon, Pr:Pertambangan, ( ): Jumlah Investasi, Þ: Poin.

Selain perhitungan total keuntungan dan produktivitas lahan, pemain dan pemerintah juga melakukan perhitungan terhadap perubahan kelestarian lahan. Perubahan lahan ini didasarkan pada perubahan tutupan lahan, yakni ketika lahan

tersebut mengalami perubahan dari lahan bervegetasi menjadi lahan tidak bervegetasi maka akan mendapatkan nilai (+1). Contoh dari aktivitas ini adalah kegiatan penanaman lahan belum bervegetasi. Sebaliknya, perubahan lahan dari lahan bervegetasi menjadi tidak bervegetasi akan mendapatkan nilai (-1) karena dianggap merusak lahan. Contoh aktivitas ini adalah kegiatan pembalakan hutan. Selain kedua hal tersebut, lahan yang tidak mengalami perubahan diberikan nilai 0. Salah satu dari aktivitasnya adalah ekowisata. Pada pengulangan pertama bersama mahasiswa dan dosen, nilai kelestarian lahan mendapatkan jumlah (+9) yang berasal dari penjumlahan nilai kelestarian dari setiap pemain. Ketika permainan dilakukan pada pengulangan kedua bersama mahasiswa, kelestarian lahan mendapatkan nilai total (+2). Selanjutnya, pada pengulangan ketiga bersama empat mahasiswa, kelestarian lahan mendapatkan nilai total (+6).

4.1.2 Golongan Perusahaan Hutan

Sebagai salah satu instansi yang sudah lama melaksanakan kegiatan pengusahaan hutan tanaman jati di Indonesia, Perum Perhutani KPH Kendal dianggap memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai salah satu responden dalam penelitian ini. Selain itu, Perum Perhutani KPH Kendal juga telah mendapat sertifikat pengelolaan hutan yang lestari dari FSC. Simulasi pengelolaan hutan menggunakan Landscape Game ini dimainkan oleh staf serta petugas lapangan Perum Perhutani KPH Kendal. Terdapat enam aktor yang bermain dalam permainan ini, empat aktor berperan sebagai stakeholder yang langsung berhubungan dengan hutan, satu aktor berperan sebagai pemerintah, dan yang terakhir berperan sebagai bankir.

Peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah antara lain penetapan pajak untuk semua jenis investasi dan memberikan insentif kepada pemain yang mendukung kegiatan pelestarian hutan. Jenis dan jumlah pajak yang harus dibayarkan pemain kepada pemerintah antara lain pajak pembalakan hutan sebesar 5%, pajak karbon sebesar 3%, dan pajak ekowisata sebesar 2%. Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan aturan mengenai pelarangan berinvestasi kelapa sawit di sekitar pemukiman. Permainan ini dimenangkan oleh pemain D yang

memiliki total keuntungan sebesar 336Ϸ. Jumlah tersebut terdiri atas 156Ϸ aset, 300Ϸ uang tunai, selain harus membayar hutang dan denda sebesar 120Ϸ kepada

bank. Pemain A adalah pemain yang berada pada posisi kedua dengan total

keuntungan sebesar 304Ϸ. Jumlah tersebut terdiri atas 123Ϸ berupa aset, 251Ϸ uang tunai dan hutang kepada bank sebesar 70Ϸ. Pemain C yang berada pada

urutan ketiga mendapatkan total keuntungan sebesar 210Ϸ. Jumlah ini terdiri atas 121Ϸ aset dan 89Ϸ berupa uang tunai. Pemain B yang berada pada urutan keempat

mendapatkan total pemasukan sebesar 160Ϸ yang terdiri atas 90Ϸ aset dan 70Ϸ

uang tunai (lambang “Þ” di belakang angka memiliki arti poin).

Pada permainan ini nilai total produktivitas lahannya adalah 710Þ yang berasal dari penjumlahan nilai produktivitas setiap pemain. Pemain yang memiliki nilai produktivitas terbesar adalah pemain D dengan nilai 236Þ, kemudian pemain A 204Þ, pemain B dengan 160Þ dan pemain C dengan 110Þ. Nilai total kelestarian lahan pada permainan keempat ini berjumlah (-1). Nilai tersebut berasal dari penjumlahan nilai kelestarian lahan setiap pemain. Jenis investasi, aset, serta keuntungan para pemain dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Hasil permainan bersama empat stakeholder petugas lapangan Perhutani Investasi

Pemain/ aktor A Pemain/ aktor B Pemain/ aktor C Pemain/ aktor D Jenis Investasi Nilai Jenis Investasi Nilai Jenis Investasi Nilai Jenis Investasi Nilai Investasi PH (5) 35 S 25 PH (5) 35 J 50 KS (2) 32 K (4) 20 KS (2) 32 S (2) 50 S 25 A 17 S 25 E (3) 21 E (3) 21 PH (2) 14 K (3) 15 KS 16 B 5 E (2) 14 E (2) 14 PH (2) 14 K 5 K 5 Aset 123 90 121 156 Uang 251 170 239 300 Hutang 70 - 80 Denda - - 75 40 Total 304Þ 260Þ 210Þ 336Þ Produk- tivitas 204Þ 160Þ 110Þ 236Þ Keles- tarian -1 0 -2 +2

Ket: J:Jati, S:Sengon, KS:Kelapa sawit, E:Ekowisata, PH:Pembalakan hutan, B:Biofuel, A:Akasia, K:Karbon, Pr:Pertambangan, ( ): Jumlah Investasi. Þ: Poin

4.1.3 Golongan Praktisi Kehutanan Internasional

Permainan kelima dimainkan di CIFOR dalam acara pelatihan tentang pendekatan multi stakeholder dalam pengelolaan sumber daya hutan yang

diadakan oleh Wageningen University bekerjasama dengan CIFOR. Para peserta datang dari berbagai latar belakang dan keahlian. Disamping itu, mereka juga berasal dari berbagai negara (Indonesia, Kamboja, Bangladesh, Kenya, Etiopia, Georgia, Ghana, dan Tanzania). Permainan ini menempatkan 11 orang sebagai stakeholder yang dibagi menjadi empat pasangan, dua orang sebagai pemerintah, dan satu orang berperan sebagai bankir.

Permainan ini berlangsung selama 90 menit dan menyelesaikan satu putaran permainan. Pemenang dari permainan ini adalah pemain B dengan total

keuntungan 319Ϸ yang terdiri atas 164Ϸ aset dan 155Ϸ uang tunai. Pada urutan kedua terdapat pemain D dengan total keuntungan 258Ϸ yang terdiri atas 128Ϸ aset dan 130Ϸ uang tunai. Pemain A yang menempati urutan ketiga memiliki total

keuntungan sebesar 210Ϸ yang terdiri atas 95Ϸ aset dan 115Ϸ uang tunai. Posisi keempat terdapat pemain C dengan total keuntungan sebesar 178Ϸ yang terdiri

atas 98Ϸ aset dan 80Ϸ uang tunai. Jenis investasi, aset, serta keuntungan para pemain dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Hasil permainan bersama CIFOR dan Wageningen University

Investasi Pemain/ aktor A Pemain/ aktor B Pemain/ aktor C Pemain/ aktor D Jenis Investasi Nilai Jenis Investasi Nilai Jenis Investasi Nilai Jenis Investasi Nilai Investasi S 25 J (2) 100 S 25 J 50 K (5) 25 S 25 K (5) 25 Ar 40 E (3) 21 K (3) 15 E (3) 21 E (4) 28 A 17 E (2) 14 A 17 S 25 PH 7 B (2) 10 B (2) 10 K (2) 10 Aset 95 164 98 128 Uang 115 155 190 180 Denda - - 110 - Total 210Þ 319Þ 178Þ 308Þ Produk- tivitas 110Þ 219Þ 78Þ 208Þ Keles- tarian +1 +5 +4 +2

Ket: J:Jati, S:Sengon, KS:Kelapa sawit, E:Ekowisata, PH:Pembalakan hutan, B:Biofuel, A:Akasia, K:Karbon, Pr:Pertambangan, Ar:Air, ( ): Jumlah Investasi, Þ: Poin

Pada permainan ini nilai total produktivitas lahannya adalah 615Þ yang berasal dari penjumlahan nilai produktivitas setiap pemain. Pemain B memiliki nilai produktivitas terbesar, yakni dengan 219Þ, disusul oleh pemain D dengan

208Þ. Pada urutan ketiga terdapat pemain A dengan nilai produktivitas 110Þ. Posisi keempat terdapat pemain C dengan nilai 78Þ. Nilai total kelestarian lahan pada permainan keempat ini berjumlah (+12). Nilai tersebut berasal dari penjumlahan nilai kelestarian lahan setiap pemain. Hal ini disebabkan karena hanya terdapat satu kegiatan pembalakan hutan dan 13 kegiatan penanaman.

Pemerintah dalam permainan ini menetapkan beberapa kebijakan yang harus dipatuhi oleh para pemain. Aturan tersebut antara lain dilarangnya kegiatan pembalakan hutan dan konversi lahan hutan, dan konversi lahan kosong menjadi lahan bervegetasi harus diperbanyak. Jenis investasi, aset, serta keuntungan para pemain dapat dilihat pada Tabel 6 di atas.

4.1.4 Golongan stakeholder kehutanan di Bogor (KPH Bogor, Dinas Kehutanan Bogor, LMDH, Akademisi)

Sebuah kegiatan pengelolaan hutan akan selalu melibatkan banyak pihak. Simulasi permainan keenam ini dimainkan oleh lima aktor yang memiliki latar belakang yang berbeda, Dinas Perkebunan dan Kehutanan, Perum Perhutani, LMDH, dan akademisi.

Pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan, antara lain menerapkan pajak bagi semua jenis investasi dan memberikan insentif kepada pemain yang mendukung kegiatan pelestarian hutan. Jenis dan jumlah pajak yang harus dibayarkan pemain kepada pemerintah antara lain pajak pembalakan hutan sebesar 20%, pajak karbon sebesar 10%, dan pajak ekowisata sebesar 10%.

Permainan ini dimenangkan oleh pemain D yang memiliki total keuntungan

sebesar 270Ϸ. Jumlah tersebut terdiri atas 106Ϸ aset, 164Ϸ uang tunai. Pemain A

adalah pemain yang berada pada posisi kedua dengan total keuntungan sebesar

223Ϸ. Jumlah tersebut terdiri atas 93Ϸ berupa aset, 130Ϸ uang tunai. Pemain B yang berada pada urutan ketiga mendapatkan total keuntungan sebesar 157Ϸ. Jumlah tersebut terdiri atas 126Ϸ aset dan 31Ϸ berupa uang tunai. Pemain C

berada pada urutan keempat mendapatkan total pemasukan sebesar 114Ϸ yang

terdiri atas 92Ϸ aset dan 22Ϸ uang tunai.

Permainan keenam ini memiliki nilai total produktivitas lahan sebesar 364Þ yang berasal dari penjumlahan nilai produktivitas empat pemain. Pemain D memiliki nilai produktivitas terbesar, yakni dengan 170Þ, disusul oleh pemain A

dengan 123Þ. Pada urutan ketiga terdapat pemain B dengan nilai produktivitas 57Þ. Posisi keempat terdapat pemain C dengan nilai 14Þ. Nilai total kelestarian lahan pada permainan keempat ini berjumlah (+11). Nilai tersebut berasal dari penjumlahan nilai kelestarian lahan setiap pemain. Hal ini disebabkan karena terdapat 13 kegiatan penanaman dan hanya dua kegiatan pembalakan hutan. Selain dari kedua aktivitas tersebut adalah kegiatan berinvestasi ekowisata dan karbon yang memiliki nilai kelestarian nol. Jenis investasi, aset, serta keuntungan para pemain dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Hasil permainan bersama stakeholder kehutanan di Bogor (KPH Bogor, Dinas Kehutanan Bogor, LMDH, akademisi)

Investasi

Pemain/ aktor A Pemain/ aktor B Pemain/ aktor C Pemain/ aktor D Jenis Investasi Nilai Jenis Investasi Nilai Jenis Investasi Nilai Jenis Investasi Nilai Investasi E (4) 36 J 50 S (2) 50 A (5) 85 S 25 Pr 30 E (2) 22 E (3) 21 A 17 S 25 K (3) 15 K (2) 10 PH (2) 14 B 5 B 5 E 7 Aset 93 126 92 106 Uang 130 31 22 164 Hutang Denda - Total 223Þ 157Þ 114Þ 270Þ Produk- tivitas 123Þ 57Þ 14Þ 170Þ Keles- tarian +3 0 +3 +5

Ket: J:Jati, S:Sengon, KS:Kelapa sawit, E:Ekowisata, PH:Pembalakan hutan, B:Biofuel, A:Akasia, K:Karbon, Pr:Pertambangan, ( ): Jumlah Investasi, Þ: Poin

4.2Pembahasan

4.2.1 Jenis Investasi Pemain dan Peraturan Pemerintah. 4.2.1.1 Permainan Pertama

1. Pemain A

Permainan pertama Landscape Game dimainkan oleh mahasiswa yang bertindak sebagai pemain dan dosen yang bertindak sebagai pemerintah. Permainan ini dimulai oleh pemain A yang memiliki latar belakang ekonomi. Pemain ini mendapat kesempatan bermain sebanyak 23 kali. Beberapa investasi yang diinvestasikan oleh pemain A antara lain hutan tanaman sengon (+1) dan

ekowisata (0) sebanyak dua sel, jati (+1) dan pembalakan hutan (-1) sebanyak satu sel serta biofuel (+1) dan kelapa sawit (+1) sebanyak satu sel. Selain itu pemain A memilih untuk tidak berinvestasi sebanyak delapan kali.

Pemain A memiliki beberapa alasan dalam memilih jenis investasi, antara lain untuk meningkatkan keuntungan, mensejahterakan masyarakat sekitar hutan dan mendapatkan pemasukan dari pemain lain. Aalasan pemain A tidak berinvestasi karena tidak memiliki modal, mematuhi aturan pemerintah dan berada pada lahan milik orang lain. Semua investasi tersebut membuat pemain A

mendapatkan keuntungan total sebesar 454Ϸ yang terdiri atas 167Ϸ aset, 320Ϸ uang tunai dan hutang kepada bank sebesar 33Ϸ.

Pemain A memiliki nilai produktivitas lahan sebesar 354Þ. Nilai ini berasal dari total keuntungan pemain A sebesar 454Þ dikurangi dengan modal awal sebesar 100Þ. Selain itu, nilai kelestarian lahan yang dimiliki pemain A adalah sebesar +4. Nilai ini berasal dari penjumlahan jenis investasi yang mengurangi tutupan hutan (-1) ditambah jenis investasi yang menambah luasan hutan (+1) serta investasi yang tidak merubah luasan hutan (0).

2. Pemain B

Pemain B memiliki kesempatan bermain setelah pemain A. Pemain ini memiliki latar belakang keilmuan pemanfaatan dan sosial kehutanan. Selama permainan berlangsung, pemain ini melakukan beberapa macam investasi, antara lain sengon (+1) sebanyak dua sel, akasia (+1) empat sel, karbon (0) dan ekowisata (0) sebanyak tiga sel serta pembalakan hutan (-1) dan kelapa sawit (+1) sebanyak satu sel. Selain mendapatkan keuntungan, pemain ini juga mendapatkan hukuman sebanyak dua kali serta mendapatkan fund card sebanyak satu kali.

Alasan utama yang melatarbelakangi pemain B untuk berinvestasi adalah menjaga kelestarian lingkungan dan mensejahterakan masyarakat disekitar hutan. Faktor yang menyebabkan pemain B memilih untuk tidak berinvestasi adalah aturan pemerintah yang tidak sesuai dengan rencana pemain B. Hal ini terjadi ketika pemain ini berencana untuk berinvestasi air, namun tidak terlaksana karena pemerintah melarang sumber daya air dimiliki secara pribasi. Dari semua investasi yang dimiliki, pemain B mendapatkan total keuntungan sebesar 400Ϸ yang terdiri atas 231Ϸ berupa aset dan 224Ϸ berupa uang tunai, serta denda

sebesar 55Ϸ. Pemain B memiliki nilai produktivitas lahan sebesar 300Þ. Nilai ini berasal dari total keuntungan pemain B sebesar 400Þ dikurangi dengan modal awal sebesar 100Þ. Selain itu, pemain B juga memiliki nilai kelestarian lahan sebesar (+4).

3. Pemain C

Setelah pemain B, terdapat pemain C yang memiliki latar belakang ilmu ekonomi kehutanan. Selama permainan berlangsung, pemain ini melakukan beberapa macam investasi, antara lain karbon (0) sebanyak lima sel, pembalakan hutan (-1) dan sengon (+1) sebanyak tiga sel serta ekowisata (0) dan kelapa sawit (+1) sebanyak satu sel. Pemain ini mempertimbangkan beberapa hal dalam memilih jenis investasi, antara lain keuntungan yang akan diperoleh, harga dari investasi, kesejahteraan masyarakat sekitar hutan, tersedianya lapangan pekerjaan baru serta meningkatkan serapan karbon dari lahan yang dikelolanya. Investasi tersebut membuat pemain C mendapatkan total keuntungan sebesar 481Ϸ yang

terdiri atas 144Ϸ berupa aset dan 337Ϸ berupa uang tunai. Pemain ini memiliki nilai produktivitas lahan sebesar 381Þ serta nilai kelestarian lahan sebesar +1.

4. Pemain D

Pemain terakhir yang berperan dalam permainan ini adalah pemain D. Pemain ini memiliki latar belakang keilmuan konservasi kehutanan. Beberapa jenis investasi yang dimiliki pemain ini, antara lain adalah pembalakan hutan (-1), ekowisata (0) dan kelapa sawit (+1) sebanyak dua sel dan akasia (+1) sebanyak satu sel. Pemain ini hanya mempunyai sedikit investasi dibandingkan pemain lainnya. Hal ini disebabkan karena pemain ini sering berada pada lahan milik orang lain serta sangat selektif dalam memilih jenis investasi. Selain itu, pemain ini sangat kelestarian lingkungan, sehingga berpengaruh terhadap keputusannya dalam memilih investasi. Pada akhir permainan, pemain ini mendapatkan total

keuntungan sebesar 218Ϸ yang terdiri atas 59Ϸ aset dan 219Ϸ uang tunai. Pemain

D memiliki nilai produktivitas lahan sebesar 119Þ serta nilai kelestarian lahan sebesar nol.

5. Pemerintah

Sebagai regulator dan penentu arah kebijakan suatu wilayah, pemerintah dalam permainan ini menetapkan beberapa kebijakan yang harus dipatuhi oleh

semua pemain. Aturan tersebut antara lain mengharuskan setiap pemain membayar pajak kepada pemerintah ketika mendapatkan hasil dari investasinya. Persentase dari pajak tersebut adalah 15% dari hasil bersih investasi pembalakan hutan, 20% dari hasil bersih investasi pertambangan, dan 10% untuk investasi lainnya.

Ketika pemerintah dalam perkembangan permainan merasa perlu melakukan penyesuaian, maka pemerintah melakukan beberapa penyesuaian terhadap aturan yang telah dibuatnya, yakni dengan menaikkan pajak pembalakan hutan menjadi 40% dan kelapa sawit menjadi 15% dari sebelumnya 10%. Perubahan ini disebabkan karena pemerintah merasa bahwa pemain tetap memilih investasi yang dapat berdampak buruk terhadap lingkungan dan sosial meskipun telah dibuat peraturan yang dirasa memberatkan pemain. Selain kebijakan tersebut, pemerintah juga melakukan pelarangan terhadap privatisasi sumber daya alam yang menyangkut hajat hidup orang banyak, yakni air.

Air dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah dan setiap orang yang berada pada sel tersebut harus membayar kepada pemerintah sebesar 2Þ. Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan dalam Clark (1980), bahwa sumber daya alam tidak dapat dimiliki secara pribadi karena penggunaan salah satu sumber daya alam oleh individu secara pribadi, akan mempengaruhi jumlah sumber daya yang dimanfaatkan oleh orang lain. Lebih lanjut, pemerintah juga memberikan insentif sebesar 2Þ kepada pemain yang memiliki investasi karbon lebih dari tiga sel.

Insentif adalah semua bentuk dorongan spesifik atau rangsangan, yang umumnya berasal dari faktor eksternal (pemerintah, LSM, swasta dan lain-lain), yang dirancang dan diimplementasikan untuk mempengaruhi atau memotivasi masyarakat, baik secara individu maupun kelompok untuk bertindak atau mengadopsi teknik dan metode baru yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi (Wijayanto 2010). Selain itu menurut Ostrom et al. (1993), insentif atau disinsentif bukan hanya sekedar penghargaan atau hukuman, tetapi menyangkut perubahan positif atau negatif pada hasil yang dalam pandangan individu akan dapat dihasilkan dari suatu tindakan yang dilakukan berdasarkan kaidah atau aturan tertentu baik dalam konteks fisik maupun sosial.

4.2.1.2 Permainan Kedua 1. Pemerintah

Tempat dilaksanakannya permainan kedua adalah di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Aktor dalam permainan seluruhnya adalah mahasiswa, sedangkan pada permainan pertama adalah mahasiswa dan dosen. Permainan ini diawali dengan penetapan pajak oleh pemerintah. Jenis dan nominal pajak tersebut antara lain, pajak pembalakan hutan sebesar 10% dari hasil bersih, pajak pertambangan sebesar 5% dan pajak untuk investasi lainnya sebesar 5%. Berbeda dengan jenis investasi sebelumnya, untuk jenis investasi ekowisata dan karbon tidak dipungut pajak oleh pemerintah.

Selain itu pemerintah juga memberikan insentif kepada pemain yang berinvestasi karbon dan ekowisata dengan memberikan discount sebesar 50% dari harga sebenarnya. Pemerintah juga melarang para pemain untuk berinvestasi di sekitar sungai dan pemukiman penduduk dengan investasi yang tidak ramah lingkungan. Setelah pemerintah menetapkan aturan, permainan dimulai dengan pemain B sebagai pemain pertama yang melangkah diikuti pemain C, pemain D dan pemain A.

2. Pemain B

Pemain B adalah pemenang pada permaianan kedua ini. Pemain ini memiliki latar belakang ilmu ekonomi kehutanan. Pemain B memiliki beberapa jenis investasi yang memberikan banyak keuntungan, namun tetap menjaga kelestarian lingkungan. Jenis investasi tersebut antara lain karbon (0) sebanyak empat sel, ekowisata (0) dan pembalakan hutan (-1) sebanyak dua sel serta sengon (+1) dan jati (+1) sebanyak satu sel. Total keuntungan pemain B yang didapatkan dari beberapa investasi tersebut sebesar 414Ϸ dengan sumber pemasukan terbesar berasal dari investasi jati (95Þ), sengon (49Þ) dan pembalakan hutan sebesar (42Þ).

Selain mendapatkan hasil dari investasi tersebut, pemain B juga mendapatkan pemasukan dari insentif yang diberikan pemerintah karena berinvestasi karbon. Investasi ekowisata juga menjadi salah satu sumber pemasukan bagi pemain ini, karena mengharuskan setiap pemain yang melewati

sel tersebut membayar kepada pemain B sebesar 2Þ. Pembayaran ini akan didapatkan oleh setiap pemain yang memiliki investasi ekowisata.

Pemain B memiliki nilai produktivitas lahan sebesar 314Þ. Nilai ini berasal dari total keuntungan pemain B sebesar 414Þ dikurangi dengan modal awal sebesar 100Þ. Selain itu, pemain B juga memiliki nilai kelestarian lahan sebesar nol. Hal ini disebabkan karena pemain ini memiliki jumlah yang seimbang antara aktivitas pengurangan lahan bervegetasi dan penambahan lahan bervegetasi.

3. Pemain C

Pemain C berada pada urutan kedua dan memiliki total keuntungan terbesar setelah pemain B. Pemain C memiliki latar belakang ilmu pemanfaatan hutan. Sumber pemasukan utama pemain C berasal dari investasi jati yang memberikan keuntungan bersih 95Þ, kelapa sawit 43Þ dan pembalakan hutan sebesar 84Þ. Selain hasil berupa uang tunai, total keuntungan juga berasal dari perhitungan total aset yang terkandung pada setiap jenis investasi. Total aset yang dimiliki pemain C adalah 127Ϸ yang berasal dari penjumlahan nilai aset empat investasi karbon, dua investasi pembalakan hutan dan kelapa sawit serta satu investasi jati dan ekowisata.

Pemain ini memiliki nilai produktivitas lahan sebesar 265Þ dan nilai kelestarian lahan sebesar (+1). Nilai kelestarian tersebut didapatkan berdasar penjumlahan semua jenis investasi milik pemain C. Alasan pemain ini berinvestasi antara lain karena besarnya keuntungan dan aset serta kemampuannya untuk bisa menjaga kelestarian lingkungan. Selama permainan berlangsung,

pemain ini berhutang kepada bank sebesar 70Ϸ dan harus membayar dengan

Dokumen terkait