• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINDAK LANJUT

PERMASALAHAN DAN UPAYA TINDAK LANJUT

Permasalahan Pelabuhan 1. Permasalahan Operasional

a) Bahwa hingga saat ini masih berlangsung penerbitan 2 (dua) SIB/SPB yang diterbitkan untuk satu kapal, yaitu satu dikeluarkan oleh pihak Perhubungan Laut dan satu dikeluarkan oleh Syahbandar di Pelabuhan Perikanan. Hal ini masih tetap menjadi polemik di lapangan terutama bagi pemilik kapal yang dirasakan tidak membantu kelancaran usahanya.

b) Belum jelasnya zonasi aktifitas kapal perikanan di kolam PPS Nizam Zachman Jakarta.

c) Masih adanya kekurang pedulian para pemilik kapal/nahkoda dalam permohonan penerbitan Lembar Awal Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (LA-SHTI).

d) Masih adanya kapal-kapal perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta yang belum terdaftar sebagai anggota di RFMOs sehingga terkendala dalam pengurusan ekspor dengan SHTI dan CDS CCSBT.

e) Pelaksanaan Logbook Penangkapan Ikan (LPBI) oleh kapal perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta belum sepenuhnya sesuai dengan peraturan yang tertuang di Permen KP No. 18/MEN/2010.

f) Pelaksanaan Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan (PIPP) di PPS Nizam Zachman Jakarta belum optimal disebabkan aplikasi PIPP baru masih dalam tahap penyempurnaan di pusat (DJPT).

g) Aktifitas penangananan ikan pada saat kapal melakukan bongkar hasil tangkapan ikan didermaga pelabuhan tidak memenuhi kaidah cara penanganan ikan yang baik (CPIB).

h) Masih banyak perusahaan yang belum tersambung ke jaringan pipa limbah cair PPS Nizam Zachman Jakarta karena Unit Pengolah Limbah (UPL) tidak mampu menampung seluruh limbah cair perusahaan.

i) Belum ada Juklak dan Juknis pengelolaan aset eks-BPYBDS (Dermaga dan TPI).

2. Permasalahan Pembangunan/Pengembangan

a) Terbatasnya lahan dan kolam PPS Nizam Zachman Jakarta.

b) Akses jalan ke dan dari pelabuhan tidak memadai dan sudah sangat padat sehingga berpotensi menggangu kelancaran proses distribusi dan pemasaran ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta baik domestik maupun ekspor.

c) Bangunan Pusat Pemasaran Ikan (PPI) sudah mengalami kerusakan yang cukup parah dan kondisi sanitasinya sudah tidak layak pakai.

d) Land Subsidence/penurunan tanah di kawasan pelabuhan cukup dalam yang mencapai nilai rata-rata 14,9 cm pertahun yang menyebabkan lahan daratan lebih rendah dari permukaan laut sehingga beberapa fasilitas pelabuhan secara berkala harus dilakukan peninggian.

e) Ketinggian jetty saat ini sama dengan permukaan air laut saat surut, sehingga pada saat air laut pasang permukaan jetty akan tenggelam dan alat kelengkapannya sudah ada yang hilang.

f) Kerusakan pada bangunan dan fasilitas Gedung Penunjang Kegiatan Nelayan (GPKN)/Muara Baru Center akibat dari minimnya kegiatan perawatan dan pemeliharaan oleh Pihak Perum PPS Cabang Jakarta selaku pengelola sejak diberlakukannya Perjanjian Kerjasama Operasional (KSO) GPKN antara Kepala PPS Jakarta dengan Kepala Perum PPS Cabang Jakarta pada tanggal 21 Desember 2009 g) Pekerjaan paket I dan II diserahterimakan Desember 2012 dan belum ada detilnya

sehingga anggaran pemeliharaan tidak dapat dimasukkan dalam anggaran tahun 2013.

h) Hasil pekerjaan Paket III seperti PJU solar cell, rehabilitasi mesin UPL dan jaringan limbah cair, gedung kantor UPT baru, jaringan air bersih dan pompa kolam penampungan timur masih meninggalkan beberapa permasalahan teknis dan non teknis sehingga pada saat dioperasikan tidak sesuai dengan target yang diharapkan dan terdapat pekerjaan yang belum tuntas yaitu peninggian Jl. Kakap dan Jl. Tuna I serta penyambungan daya listrik 329 KVA.

i) Aset hasil proyek rehabilitasi dan pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta pekerjaan Paket III masih belum masuk dalam daftar aset BMN PPS Nizam Zachman Jakarta

j) Beberapa bagian dari sistem drainase di kawasan PPSNZJ mengalami kerusakan dan tidak terintegrasi baik, khususnya drainase di area/kawasan industri yang dialirkan ke kolam penampungan timur.

k) Kebocoran dinding penahan/turap/revetment dan kebocoran saluran pembuangan air laut timur menyebabkan pada saat air laut pasang di kawasan timur pelabuhan tergenang air laut.

l) Master Plan PPS Nizam Zachman Jakarta belum terintegrasi dengan RTRW DKI Jakarta walaupun sudah diklasifikasikan sebagai kawasan industri dan pergudangan,

sehingga gambar detail tentang zona pelabuhan yang ada di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih berdasarkan Master Plan yang lama.

m) Dokumen WKOPP PPS Nizam Zachman Jakarta belum selesai disusun dan ditetapkan.

Upaya Tindak Lanjut 1. Permasalahan Operasional

a) Berkoordinasi dengan Pusat dan Kementerian Perhubungan dalam hal ini Ditjen.

Perhubungan Laut agar selanjutnya SPB hanya akan ada satu dari Pelabuhan Perikanan dilaksanakan oleh aparat/pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan.

b) Melakukan sosialisasi dan pengawasan mengenai zonasi kapal perikanan di kolam PPS Nizam Zachman Jakarta berdasarkankan aktifitasnya.

c) Melakukan sosialisasi pentingnya penerbitan Lembar Awal Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (LA-SHTI) dalam rangka proses ekspor ke negara lain.

d) Tidak memproses lebih lanjut dalam hal penerbitan SHTI dan CDS CCSBT apabila kapal-kapal perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta yang diajukan tidak terdaftar dalam RFMO serta pelabuhan mengadakan sosialisasi pentingnya keanggotaan RFMOs dalam persyaratan dalam ekspor hasil perikanan.

e) Melakukan sosialisasi dan evaluasi pelaksanaan Logbook Penangkapan Ikan (LPBI) kepada nahkoda dan pemilik kapal perikanan agar amanah di permen KP No.

18/MEN/2010 agar dapat dilaksanakan dengan sebenarnya .

f) Melakukan koordinasi kepada pusat (DJPT) mengenai permasalahan saat peng-entry-an data operasional pelabuhpeng-entry-an ke dalam aplikasi PIPP baru serta mendorong kepada pusat agar penyempurnaan aplikasi PIPP baru agar secepatnya di selesaikan.

g) Mengadakan sosialisasi cara penanganan ikan yang baik (CPIB) pada saat ikan di daratkan di PPS Nizam Zachman Jakarta serta melakukan kegiatan inspeksi pembongkaran ikan secara rutin dan kontinyu.

h) Melakukan sosialisasi kepada Industri perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta untuk memanfaatkan Unit Pengolahan Limbah Cair (UPL) yang tersedia.

i) Meminta Juklak dan Juknis pengelolaan aset eks-BPYBDS (Dermaga dan TPI) kepada Pusat (DJPT) untuk segera diadakan.

2. Permasalahan Pembangunan/Pengembangan

a) Mengusulkan penambahan lahan pelabuhan dengan cara mereklamasi sisi barat pelabuhan dengan luas 32 Ha dan mengusulkan penambahan kolam pelabuhan disisi utara dengan luas 12 Ha.

b) Telah dibuat dan diusulkan rencana pengembangan jalan akses menuju dan dari pelabuhan dengan beberapa alternatif, yang masih memerlukan persetujuan pihak Pemprov DKI Jakarta.

c) Merekomendasikan hasil kajian Tim JICA tahun 2011 tentang konsep pengembangan PPI/ Wholesale Market dengan cara mereklamasi out-let Waduk Pluit sisi barat PPS Nizam Zachman Jakarta.

d) Peninggian kawasan pelabuhan secara berkala dan pelarangan penyedotan air tanah oleh seluruh pengguna jasa pelabuhan.

e) Telah dibuat usulan rehabilitasi dan penambahan jetty dengan usulan biaya ± Rp 15 M.

f) Memberi teguran kepada Perum Perindo cabang Jakarta selaku pengelola GPKN untuk melaksanakan kewajiban sesuai dengan yang tertuang dalam Perjanjian KSO.

g) Revisi DIPA tahun 2013 atau kebijakan pimpinan.

h) Pekerjaan paket III yang masih ada permasalahan teknis dan non teknis serta beberapa pekerjaan yang belum tuntas direhabilitasi menggunakan APBNP tahun 2013 meliputi PJU solar cell, jaringan air bersih melalui pembangunan SWRO dan penambahan daya listrik 329 KVA. Sedangkan permasalahan lainnya diupayakan melalui pembiayaan dengan DIPA PPS Nizam Zachman Jakarta secara bertahap mulai tahun 2014 dan tahun-tahun berikutnya.

i) Telah dilakukan inventarisasi data aset hasil Pekerjaan Paket III oleh tim dari Sekretariat DJPT bersama UPT PPSNZJ, dan beberapa aset sudah masuk dalam daftar BMN PPS Nizam Zachman Jakarta.

j) Telah dilakukan inventarisasi data lapangan dan dibuat usulan rehabilitasi jaringan drainase pelabuhan dengan kebutuhan biaya Rp ± 25 Milyar, sedangkan untuk penanganan jangka pendek, pada tahun 2014 telah dianggarkan kegiatan pengerukan lumpur/sampah di saluran drainase secara berkala.

k) Sebagian kebocoran telah diperbaiki oleh pekerjaan Paket III, namun karena masih terdapat beberapa titik kebocoran yang belum ditangani maka dilakukan upaya penutupan sementara dengan penimbunan menggunakan sandbag namun belum mampu menutup seluruh kebocoran dengan baik.

l) Langkah review master plan telah dilakukan di tahun 2013 yang kemudian akan dilanjutkan ke proses integrasi ke RTRW DKI Jakarta di tahun 2014 yang saat ini masih belum berhasil dilakukan, dan mendorong perlunya pembuatan Urban Developmet Guide Lines (UDGL)/Panduan Rancang Kota PPS Nizam Zachman Jakarta oleh Dinas Tata Ruang Pemprov DKI Jakarta.

m) Pada tahun 2013 telah dianggarkan penyusunan dokumen WKOPP yang kemudian akan dilanjutkan dengan penganggaran Legal Aspek/Penetapan WKOPP di tahun 2014.

PENGHARGAAN

Dokumen terkait