• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan dan Tantangan

D. Peraturan Perundangan

4. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air

7.4.1.3 Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan dan tantangan pengelolaan air limbah di Kota Sukabumi terkait dengan prasarana dan sarana air limbah yang mencakup: Sistem prasarana dan sarana air limbah (sistem setempat/onsite, sistem terpusat/off-site); jumlah, masalah, dan kondisi prasarana dan sarana air limbah; tingkat pelayanan prasarana dan sarana air limbah.

Tabel 6.12 Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Input User Interface

Pengumpulan dan Penampungan/ Pengolahan Awal Pengaliran Pengolahan Akhir Pembuangan/ Daur Ulang Kode/ Nama Aliran Black Water (Tinja)

WC Tangki Septik --- IPLT Sungai L1

Black Water (Tinja) WC

Tangki Septik

Komunal Sewer IPLT Sungai L2

Black Water (Tinja) WC Cubluk -- -- -- L3 Grey Water (Air limbah rumah tangga) Dapur dan Kamar Mandi

Tempat Terbuka -- -- Sungai L4

Grey Water (Air limbah rumah tangga) Dapur dan Kamar Mandi

Input User Interface Pengumpulan dan Penampungan/ Pengolahan Awal Pengaliran Pengolahan Akhir Pembuangan/ Daur Ulang Kode/ Nama Aliran Grey Water (Air limbah rumah tangga) Dapur dan Kamar Mandi Sumur Resapan -- -- -- L6

Sistem pengelolaan air limbah domestik khususnya grey water di Kota Sukabumi, secara umum masih menggunakan media sungai, saluran drainase, dan tempat terbuka sebagai media untuk pembuangannya.

khususnya di masyarakat miskin. Hal ini ddisebabkan oleh Kondisi prasarana pengelolaan air limbah domestik yang kurang layak dan masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang bersih/sehat.

Sistem pengelolaan air limbah domestik yang ada di Kota Sukabumi masih dilakukan oleh masing-masing indvidu atau rumah tangga. Dari 84.500 kepala keluarga yang ada di Kota Sukabumi sebanyak 51,43 persen yang mempunyai jamban yang layak dengan memakai system septic tank, sementara itu sisanya sebesar 48,57% memakai sistem jamban yang tidak layak (Cubluk, langsung ke sungai/selokan/drainase). Sistem pengelolaan air limbah domestih secara lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 6.23.

Tabel 6.13 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik yang Ada di Kota Sukabumi

Kelompok Fungsi Teknologi yang digunakan Jenis Sekunder Data (Perkiraan) Data Nilai Sumber Data

A B C D E User Interface (MCK/Kloset jongkok, kloset duduk) Rekap data Infrastruktur 1.027 WC Bappeda (MCK++/Kloset jongkok) Rekap data

infrastruktur 130 Buah Bappeda Penampungan Awal Tangki Septik Rekap Infrastruktur data 40.983 Buah Bappeda Cubluk Rekap Infrastruktur data 7.379 Bappeda Pembuangan/Daur

Ulang

Sungai Nama Sungai 29 DAS Dinas Cipta Karya dan BPS BAB II Tingkat kesadaran dan peran serta masyarakat di Kota Sukabumi dalam penanganan limbah cair untuk hidup sehat dengan memiliki menggunakan jamban rumah tangga maupun jamban umum sebagaimana mestinya umumnya masih rendah yang ditunjukkan dengan masih adanya sebagian masyarakat yang membuang limbah cair langsung dari toilet ke sungai dan masih banyak terdapat jamban umum/mck yang kurang terawat. Masih rendahnya peran masyarakat dalam penanganan dan pengolahan air limbah dengan bukti data yang ada di SKPD dan masyarakat bahwa

kepemilikan jamban dan sarana sanitasi lainnya masih terbatas serta banyak di jumpai fasilitas umum yang sudah terbangun namun tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Permasalahan Pembangunan Sektor Air Limbah, secara umum adalah: (1) Belum optimalnya penanganan air limbah

(2) Tercemarnya badan air khususnya air baku oleh limbah (3) Belum optimalnya manajemen air limbah:

 Belum optimalnya perencanaan;

 Belum memadainya penyelenggaraan air limbah.

Tantangan dan Peluang Pengembangan Sektor Air Limbah

Kota Sukabumi memiliki tantangan dan peluang sesuai karakteristik terkait pembangunan sector air limbah. Tantangan Sektor Air Limbah meliputi tantangan internal dan tantangan eksternal. Tantangan internal berhubungan dengan cakupan pelayanan air limbah, kejadian penyakit karenaburuknya pengelolaan air limbah, perlindungan sumber air baku, kualitas kelembagaan, penggalian sumber dana serta pembagian porsi dana APBN dan APBD. Sedangkan tantangan eksternal berkaitan dengan target RPJMN bebas pembuangan tinja secara terbuka di tahun 2014 dan Target MDGs 7c terlayaninya 50% masyarakat yang belum mendapatkan akses air limbah sampai tahun 2015.

Selain itu, Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan didalam dokumen RPI2JM yang merupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan Air Limbah.

Peluang dalam pengelolaan air limbah adalah telah diaturnya kewajiban penanggulangan pencemaran terhadap lingkungan dan perlindungan sumber air baku dalam tataran undang-undang sampai dengan peraturan daerah. Peraturan perundangan juga telah mengatur keterpaduan penanganan air limbah dengan pengembangan sistem penyediaan air minum. Peluang yang lain adalah adanya peningkatan kesadaran masyarakat dalam penyelenggaraan air limbah permukiman. Tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik ditetapkan berdasarkan misi pengembangan sanitasi yang diturunkan dari visi misi Kota Sukabumi yang termuat dalam RPJMD 2013-2018. Adapun misi dalam

pengelolaan air limbah domestik yang disepakati oleh Pokja (Kelompok Kerja) Sanitasi Kota Sukabumi adalah sebagai berikut.

 Meningkatkan kuantitas dan kualitas pemanfaatan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan.

 Menumbuhkembangkan peningkatan kesadaran dan pemahaman peran serta masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik.

Upaya dalam pencapaian misi sanitasi tersebut, sangat perlu memperhatikan beberapa permasalahan yang cukup mendesak untuk diselesaikan. Permasalahan tersebut yaitu :

1. Belum ada anggaran untuk membangun sistem off site

2. Belum tersedianya sarana pengelolaan limbah cair yang memenuhi standar 3. Belum ada pemisahan limbah cair domestik dengan air hujan

4. Kurangnya Koordinasi antar pemangku kepentingan dalam pengelolaan air limbah

5. Rendahnya PHBS masyarakat, terutama dalam hal pengelolaan limbah cair domestik

Dokumen terkait