• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

2. Tingkat Kabupaten/Kota

6.1.1 Permintaan Air Langsung

Permintaan masyarakat terhadap air langsung terdiri dari permintaan air PDAM, permintaan air minum kemasan, dan permintaan air sumur. Ketiga permintaan tersebut ditujukan untuk kepentingan yang berbeda. Bagi rumah tangga yang hanya menggunakan PDAM saja atau sumur saja sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air, air tersebut digunakan untuk seluruh kebutuhan rumah tangga seperti untuk mandi, cuci, memasak, air minum dan menyiram tanaman. Bagi rumahtangga yang memiliki keduanya (PDAM dan sumur) menggunakan air PDAM untuk kebutuhan yang berkaitan dengan makanan dan mandi, sedang air sumur digunakan untuk menyiram tanaman, mencuci baju, mencuci piring dan mencuci mobil/motor. Air minum kemasan dalam bentuk gelas dan botol lebih banyak digunakan pada saat bepergian atau untuk menyuguh tamu, sedang untuk kebutuhan minum keluarga sehari-hari digunakan air dalam kemasan gallon. Rata-rata penggunaan air oleh rumahtangga masing-masing sebesar 27.4 mP

3

P per bulan atau 7.25 mP

3

P per

kapita/bulan untuk air PDAM, 57.33 liter per bulan atau 10.2 liter per kapita per bulan untuk air minum dalam kemasan, dan 24 mP

3

P per bulan atau 6.35 mP

3

P per kapita

per bulan untuk air sumur.

Permintaan air diduga dipengaruhi secara negatif oleh harga air, dan secara positif oleh jumlah anggota rumahtangga, pendidikan kepala rumah tangga, dan pendapatan rumahtangga. Fungsi permintaan air PDAM, air minum kemasan dan

air sumur diduga dengan menggunakan fungsi doble log, masing-masing dengan rumus sebagai berikut:

1 11 11 11 11 11 11 11 11 11

11k =β0 k +β1 kLnPw k +β2 kLnI k +β3 kART k +β4 kLnEdu k

LnS 2 12 12 12 12 12 12 12 12 12

12k =β0 k +β1 kLnC k +β2 kLnI k +β3 kLnART k +β4 kLnEdu k

LnG 3 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 ) 0 1 2 3 4

(S k +G kkkLnPw kkLnI kkLnART kkLnEdu k

Ln

Hasil estimasi fungsi permintaan air PDAM, air sumur dan air minum kemasan (Tabel 35) menunjukkan bahwa permintaan air PDAM secara nyata dipengaruhi oleh variable harga, jumlah anggota rumah tangga dan pendapatan rumah tangga, sedang variable pendidikan tidak berpengaruh nyata.

Tabel 35. Hasil Estimasi Fungsi Permintaan Air PDAM, Air Sumur dan Air Minum Kemasan

Variabel Koefisien Standard Error T Stat P Value Permintaan Air PDAM

Ln Intercept 4.96185 1.732120 2.864607 0.004725 Ln PW -0.66994 0.204408 -3.277480 0.001280 Ln ART 0.23597 0.115701 2.039481 0.043017 Ln Edu 0.04953 0.034714 1.426762 0.155561 Ln Income 0.18542 0.070320 2.636841 0.009178 RP 2 P = 0.353628251

Permintaan Air Sumur

Intercept 1.23608 2.311597 0.534730 0.598732 Ln PW -0.24321 0.108232 -2.247100 0.036078 Ln ART 0.54776 0.297263 1.842668 0.080252 Ln Edu -0.00328 0.245558 -0.013370 0.989467 Ln Income 0.16933 0.171401 0.987933 0.334988 R2 = 0.491448

Permintaan Air Minum Kemasan

Intercept 22.00448 6.403821 3.436148 0.001280 Ln PW -5.22415 0.645201 -8.096932 2.492090E-10 Ln ART 0.12143 0.723450 0.167850 0.867454 Ln Edu 0.19403 0.242495 0.800148 0.427829 Ln Income 0.88711 0.322684 2.749159 0.008571 RP 2 P = 0.682036

Arah hubungan dari seluruh variabel bebas (independent variable) sejalan dengan dugaan, bahwa variable harga berpengaruh nyata secara negatif terhadap permintaan air PDAM, dengan nilai parameter sebesar -0.66994. Nilai tersebut sekaligus menunjukkan besarnya nilai elastisitas harga (price elasticity). yang berarti bahwa jika harga naik sebesar 1% maka permintaan air PDAM akan turun sebesar 0.67%. Temuan besaran elastisitas tersebut nilai relatifnya lebih besar (lebih elastis) dari temauan peneliti-peniliti lain di berbagai negara yang berkisar antara -0.1 hingga – 0.27 (Veck and Bill, 1998; Boistard,1985; Gallagher et al., 1976), namun masih sejalan dengan penemuan peneliti lainnya di Indonesia yang besarnya berkisar antara -0.5 hingga -0.75 (Nugroho, 2007; Kusdiyanto dan Riyadi, 2007 dan Jember, 2008).

Hasil estimasi parameter variabel jumlah anggota rumahtangga dan pendapatan juga sejalan dengan dugaan, yaitu kedua variabel tersebut berpengaruh positif dengan nilai parameter masing-masing sebesar 0.23597 dan 0.185424, yang berarti bahwa jika jumlah anggota rumah tangga bertambah 1%, maka permintaan rumahtangga terhadap air PDAM akan meningkat sebesar 0.24% atau jika anggota rumahtangga bertambah 1 orang (22.27%), maka permintaan rumahtangga akan meningkat sebesar 6.1 mP

3

P

. Demikian juga halnya jika pendapatan rumahtangga meningkat 1% atau Rp 20 220, maka permintaan rumahtangga terhadap air PDAM meningkat sebesar 0.18% atau 4.93 mP

3

P. Pendidikan kepala rumah tangga

berpengaruh positif dengan nilai parameter sebesar 0.049529 yang berarti bahwa jika pendidikan kepala keluarga meningkat sebesar 1% maka konsumsi air PDAM meningkat 0.04% atau jika pendidikannya meningkat 1 tahun maka konsumsi meningkat 0.1 mP

3

Permintaan air minum kemasan lebih dipengaruhi secara nyata oleh harga dan pendapatan rumahtangga, sedang jumlah anggota rumahtangga dan pendidikan tidak berpengaruh nyata. Permintaan air minum kemasan sangat elastis terhadap perubahan harga ditunjukkan oleh nilai elastisitas harga sebesar – 5.224 yang berarti jika harga air minum kemasan naik sebesar 1% permintaannya akan turun sebesar 5% dan sebaliknya. Demikian halnya jika pendapatan meningkat 1% maka permintaan air minum kemasan akan meningkat 0.88%.

Meskipun jumlah anggota rumahtangga tidak berpengaruh signifikan, namun estimasi terhadap permintaan air minum kemasan per kapita memberikan hasil nilai parameter negatif. Temuan ini mengindikasikan bahwa semakin banyak anggota keluarga rumah tangga, semakin sedikit konsumsi air minum kemasan dan semakin banyak penggunaan air PDAM dan air sumur. Relatif mahalnya harga air minum kemasan merupakan alasan utama rumah tangga mengurangi konsumsi per kapita dengan semakin banyaknya jumlah anggota rumah tangga.

Permintaan air sumur secara sigifikan dipengaruhi oleh harga (biaya ekstraksi), memiliki arah hubungan negatif namun dengan elastisitas lebih kecil dibandingkan permintaan air PDAM dan air minum kemasan, yakni hanya sebesar -0.24321. Kurang elastisnya pengaruh harga ini dikarenakan rumahtangga lebih memilih menggunakan air PDAM jika tersedia, karena kualitas lebih baik dan lebih praktis , sehingga hanya menggunakan air sumur sebagai pelengkap atau alternatif.

Permintaan air sumur juga dipengaruhi secara signifikan oleh jumlah anggota rumahtangga dengan arah hubungan positif namun dengan elastisitas lebih besar dibandingkan pada permintaan air PDAM dan air minum kemasan. Hal ini berarti bahwa jika jumlah anggota keluarga bertambah dengan faktor lainnya tetap maka

rumahtangga lebih cenderung meningkatkan penggunaan air sumur yang memiliki harga (biaya ekstraksi) lebih murah.

Pendidikan kepala rumahtangga tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan air sumur. Berbeda dengan pengaruhnya terhadap permintaan air PDAM dan air minum kemasan yang memiliki arah hubungan positif, pendidikan memiliki arah hubungan negatif (meskipun nilainya kecil) terhadap permintaan air sumur. Hal ini dapat dimaklumi, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik kulitas hidupnya dan semakin tinggi biaya opportunitas waktu yang dimiliki sehingga lebih cenderung memilih lebih banyak mengkonsumsi air minum kemasan dan air PDAM. Demikian juga tingkat pendapatan memiliki korelasi positif terhadap konsumsi seluruh jenis air, makin tinggi tingkat kesejahteraan, makin besar kebutuhan air per kapitanya.

Jika ketiga fungsi permintaan tersebut dibandingkan, maka ada beberapa hal menarik untuk diperhatikan. Pertama, elastisitas harga permintaan air minum kemasan (5.22) lebih tinggi dari air PDAM (0.67), dan elastisitas harga air PDAM lebih tinggi dari elastisitas permintaan air sumur (0.24). Temuan ini sejalan dengan fakta bahwa bagi Masyarakat Lombok air minum kemasan lebih merupakan barang mewah dibandingkan air minum lainnya, demikian juga air PDAM terhadap air sumur. Kedua, penambahan anggota rumahtangga menyebabkan peningkatan permintaan air tertinggi berturut-turut pada permintaan air sumur (0.55), air PDAM (0.24) dan permintaan air minum kemasan (0.12). Fenomena ini mudah dipahami, karena semakin banyak anggota rumahtangga semakin besar pengeluaran rumahtangga (caterus paribus) sehingga pilihan konsumsi harus lebih besar pada komoditas dengan harga relatif lebih murah, oleh karenanya keluarga besar cenderung mengkonsumsi air sumur lebih banyak dari pada air PDAM dan air

minum kemasan. Ketiga, pengaruh pendidikan terhadap konsumsi lebih besar pada air minum kemasan , disusul air PDA dan air sumur. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, cenderung mengkonsumsi air minum kemasan lebih banyak dibandingkan air PDAM dan air sumur. Pengaruh pendapatan juga memiliki fenomena yang sama, dimana pengaruhnya lebih besar pada permintaan air minum kemasan, kemudian air PDAM dan air sumur, yang berarti peningkatan pendapatan lebih banyak digunakan untuk meningkatkan konsumsi air minum kemasan dibanding air PDAM dan air sumur.

Rata-rata konsumsi air PDAM bagi rumahtangga yang hanya mengkonsumsi air PDAM (sebanyak 46%) sebesar 7.25 mP

3

Pper kapita per bulan, sedang konsumsi

rata-rata air sumur bagi rumahtangga yang hanya mengkonsumsi air sumur (sebanyak 22%) sebesar 6.35 mP

3

P per kapita per bulan, dan konsumsi rata-rata air

PDAM dan air sumur (conjunctive use) bagi rumahtangga yang mengkonsumsi air PDAM dan air sumur (sebanyak 32%) sebanyak 9.92 mP

3

P per kapita per bulan yang

terdiri dari air PDAM sebesar 4.86 mP

3

P per kapita per bulan dan air sumur sebesar

5.06 mP

3

P per kapita per bulan. Secar a keseluruhan (air PDAM dan air sumur), rata-

rata konsumsi air langsung sebesar 7.68 mP

3

P per kapita per bulan. Rata-rata konsumsi

air minum kemasan sebesar 41 liter per rumahtangga per bulan atau 10.18 liter per kapita per bulan. Dengan konsumsi rata-rata setiap jenis pemenuhan kebutuhan air tersebut, maka total kebutuhan air langsung untuk Pulau Lombok sebesar 29.8 juta mP

3

P per bulan atau 357.6 juta mP

3

Tabel 36. Kebutuhan Air Langsung Menurut Sumber Air dan SSWS Pulau Lombok, Tahun 2010. SSWS JML PDDK PDAM (MP 3 P) SUMUR (MP 3 P) CONJUNC- TIVE (MP 3 P) AIR KEMASAN (MP 3 P) TOTAL (MP 3 P) Dodokan 2 573 328 8 037 533 3 532 665 8 168 773 26 196 19 765 167 Jelateng 146 674 458 122 201 354 465 602 1 493 1 126 571 Menanga 777 596 2 428 743 1 067 484 2 468 400 7 916 5 972 543 Putih 381 466 1 191 471 523 677 1 210 926 3 883 2 929 957 Total 3 879 064 12 115 869 5 325 180 12 313 701 39 488 29 794 238

Dokumen terkait