• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

4. Variasi Tingkat Discout Rate dan Pertumbuhan Ekonom

5.2 Profil Sumberdaya Air di Pulau Lombok

Penggunaan air di Pulau Lombok bersumber dari air permukaan dan air tanah. Air permukaan merupakan air yang berada di atas permukaan bumi yang dapat berasal dari limpasan air hujan, dan atau aliran mata air yang mengalir melalui sungai-sungai, kanal, atau tertampung dalam danau, bendungan, dan lainnya. Berdasarkan aliran hidrologisnya dan kepentingan pengelolannya Tata Air Permukaan Pulau Lombok dikelompokkan kedalam 4 Sub Satuan Wilayah Sungai yaitu SSWS Dodokan, Jelateng Menanga dan Putih (Lampiran 1) yang terdiri dari kumpulan DAS, Daerah Irigasi, bendungan serta embung (DAM berukuran kecil).

Secara umum wilayah bagian Utara Pulau Lombok lebih basah dibandingkan bagian Selatan. Hal ini disebabkan di Wilayah Utara terdapat Gunung Rinjani dengan kawasan hutan relatif luas, sedang Wilayah Selatan merupakan dataran rendah dengan dominasi vegetasi perdu dan hutan dengan luas terbatas. SSWS Dodokan merupakan daerah paling basah diantara SSWS lainnya, wilayahnya paling luas (1 898 kmP

2

P

) meliputi bagian Tengah Pulau Lombok, membentang dari pantai Barat hingga hampir bagian Timur, wilayah administratifnya meliputi 4 kabupaten/kota yaitu Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, dan sebagian kecil Lombok Timur. SSWS Dodokan memiliki potensi air tertinggi sebesar 1 167 juta mP

3

Pper tahun, berasal dari limpasan

air hujan dan 40 mata air. Daerah terkering adalah SSWS Jelateng, dengan luas wilayah terkecil (608.3 kmP

2

P) terletak di bagian Selatan Pulau Lombok, wilayah

administratifnya meliputi Kabupaten Lombok Tengah bagian Selatan dan Kabupaten Lombok Barat bagian Selatan. SSWS Jelateng tidak memiliki mata air, bendungan ataupun embung, air aliran DAS berasal dari hulu wilayah Utara, karena merupakan daerah hilir maka ketersediaan air relatif terbatas.

SSWS Putih terletak di bagian Utara Pulau Lombok, wilayah administratifnya meliputi Kabupaten Lombok Utara, sebagian kecil Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Timur bagian Utara. Sama halnya SSWS Dodokan, SSWS Putih juga terletak di sekitar kawasan hutan Gunung Rinjani, oleh karenanya cukup kaya akan cadangan air terutama air tanah. Karena topografinya merupakan dataran tinggi, ketersediaan air permukaan agak terbatas sehingga daerahnya sedikit lebih kering. Pembangunan sumur pompa merupakan alternatif sumber air bagi irigasi sektor pertanian maupun penggunaan lainnya, selain pembangunan embung-embug penampung air hujan.

SSWS Mananga terletak di bagian Timur Pulau Lombok, wilayahnya meliputi Kabupaten Lombok Timur. Daerah ini relatif agak kering, namun karena lokasinya relatif dekat dengan kawasan hutan Gunung Rinjani, memiliki cadangan air tanah cukup baik sehingga berpotensi untuk dibangun sistem irigasi pompa.

Mata air sebagai salah satu sumber penting bagi ketersediaan air permukaan tersebar di 3 SSWS kecuali SSWS Jelateng (Lampiran 2). Terdapat 95 buah mata air di Pulau Lombok dengan total debit 8 811 liter per detik, 40 buah diantaranya berada di SSWS Dodokan dengan total debit 4 951 liter per detik, 53 buah berada di SSWS Mananga dengan total debit 3 670 liter per detik dan 2 buah di SSWS Putih dengan debit 190 liter per detik.

Air Permukaan mengalir melalui Daerah Aliran Sungai (DAS) atau tersimpan dalam bendungan. Jumlah DAS, bendungan, potensi air yang dimiliki dan luas wilayah pada setiap SSWS disajikan pada Tabel 16, dan secara rinci disajikan pada Lampiran 3 dan 4.

Tabel 16. Profil Sumber Air Permukaan di Pulau Lombok, Tahun 2009 SSWS JML MATA AIR JML DAS BENDUNG/ DAM POTENSI AIR (juta mP 3 P /th) LUAS WILAYAH (kmP 2 P) Dodokan 40 16 43 1 167 1 898.0 Menanga 53 22 26 532 817.9 Jelateng - 14 10 198 608.3 Putih 2 62 2 1 015 1 228.5 Jumlah 95 114 81 2 912 4 552.7

Sumber: Bappeda, Tahun 2009 dan Balai Hidrologi, Tahun 2004

Terdapat 2 bendungan dengan kapasitas besar yaitu Bendungan Batujai dengan luas daerah tangkapan air sebesar 169 kmP

2

P, kapasitas tampung air sebesar

25 juta mP

3

P

, mampu menyediakan air irigasi bagi 3 250 ha sawah dan Bendungan Pengga dengan luas daerah tangkapan sebesar 340 km2, kapasitas tampung air sebesar 27 juta m3 dengan jangkauan layanan air irigasi seluas 3 585 ha sawah. Kedua bendungan tersebut terletak di Desa Batujai dan Pelambik Kecamata Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah. Selain dalam bendungan, air permukaan juga ditampung secara tradisional oleh masyarakat dalam dam berukuran kecil yang disebut embung. Jumlah embung, kapasitas air dan luas layanan irigasi disajikan pada Tabel 17, sedang data setiap embung secara rinci disajikan pada Lampiran 4 dan 5.

Tabel 17. Keragaan Embung Pemerintah dan Embung Desa/Rakyat di Pulau Lombok, Tahun 2010

No .

SSWS Embung Pemerintah Embung Desa/Rakyat

Jmlh Kapasitas (M3) Areal yg diairi (Ha) Jmlh Kapasitas (M3) Areal yg diairi (Ha) 1. Dodokan 13 54 559 495 9 729 30 2 760 558 6 795 2. Menanga 10 2 016 115 2 432 16 1 288 027 2 340 3. Jelateng 8 3 624 622 1 590 2 354 300 700 4. Putih 2 150 000 400 - - - Jumlah 33 60 350 232 14 131 48 4 402 885 9 835

Selain itu juga terdapat sebuah danau yaitu Danau Segara Anak yang terletak di puncak Gunung Rinjani dengan luas genangan 10.06 kmP

2

P, kedalaman 200 m, dan

daya tampung air sebesar 1 375 juta mP

3

P. Hampir seluruh sungai di Pulau Lombok

berhulu di Danau Segara Anak.

Menurut Undang-Undang no 7 tahun 2004 pengelolaan air tanah didasarkan pada cekungan air tanah. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung. Terdapat 3 cekungan air tanah di Pulau Lombok yaitu Mataram-Selong yang wilayahnya meliputi Lombok bagian Tengah dengan potensi air bebas sebesar 662 juta mP

3

P per

tahun dan air tertekan sebesar 8 juta mP

3

P/tahun dan Cekungan Tanjung-Sambelia di

bagian Utara dengan potensi air bebas sebesar 224 juta mP

3

P per tahun dan air tertekan

sebesar 22 juta m3/tahun. Sedang wilayah Lombok bagian Selatan (Sekotong- Awang) belum ditetapkan sebagai wilayah cekungan air tanah (Lampiran 6).

Penggunaan air tanah dilakukan dengan jalan membuat sumur dan memompa air tanah ke permukaan. Air tanah digunakan oleh berbagai sektor ekonomi seperti rumahtangga, PDAM, perusahaan air minum kemasan, pertanian, industri dan pariwisata, untuk memenuhi berbagai keperluan diantaranya sebagai sumber air minum, sanitasi, air baku, irigasi dan lainnya. Penggunaan air sumur oleh rumahtangga dan beberapa industri kecil (sebagian besar industri pangan) berasal dari sumur dangkal dengan kedalaman berkisar 3-13 meter. Sedang penggunaan air tanah untuk keperluan dalam skala besar seperti bahan baku perusahaan air minum kemasan, irigasi, pariwisata (hotel) dan perusahaan lainnya berasal dari sumur dalam dengan kedalaman 50-150 meter.

Penggunaan air tanah untuk irigasi diterapkan pada daerah-daerah kering dimana tidak terdapat jaringan irigasi teknis maupun setengah teknis. Wilayahnya meliputi Pulau Lombok Bagian Timur, Lombok Utara dan Selatan. Jumlah sumur irigasi air tanah disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18. Data Irigasi Sumur Pompa (Air Tanah) di Pulau Lombok, Tahun 2010

No. SSWS Jumlah sumur

(Buah)

Kondisi Sumur Luas Lahan (Ha) Operasi Rusak 1 Dodokan 12 5 7 0.00 2 Jelateng 16 6 10 25.00 3 Putih 197 137 60 2 867.95 4 Mananga 102 78 24 1 427.02 Jumlah 327 226 101 4 319.97

Sumber: Dinas Kimpraswil NTB, Tahun 2010.

Tabel 19. Rata-Rata Hari Hujan, Curah Hujan, dan Suhu Udara di Pulau Lombok, Tahun 2009

BLN

KOTA MATARAM KABUPATEN

LOBAR KABUPATEN LOTENG KABUPATEN LOTIM HH CH (mm) (CSH P o P) HH CH (mm) (CSH P o P) HH CH (mm) (CSH P o P) HH CH (mm) (CSH P o P) 1 21 201 27.35 21 201 28.00 10 165 NA 12 188 NA 2 18 258 27.80 17 258 27.80 16 174 NA 15 231 NA 3 23 70 27.35 23 70 27.35 21 199 NA 17 304 NA 4 19 54 27.50 19 64 27.50 14 187 NA 6 85 NA 5 9 142 27.00 10 142 27.00 2 144 NA 0 0 NA 6 10 64 26.30 10 64 26.30 2 163 NA 0 0 NA 7 1 0 25.75 1 0 25.75 1 11 NA 0 0 NA 8 5 37 26.35 5 37 26.35 2 64 NA 1 3 NA 9 4 47 27.55 5 47 27.55 6 28 NA 1 0.3 NA 10 17 89 28.45 17 89 28.45 12 133 NA 0 0 NA 11 25 368 27.90 25 368 27.90 22 234 NA 14 126 NA 12 21 100 28.10 21 100 28.10 13 149 NA 6 244 NA RataP 2 14.41 119.16 27.28 14.5 120 27.33 10.0 137.5 NA 6 98.44 NA

Sumber : Balai Hidologi, Dinas Kimpraswil Propinsi Nusa Tenggara Barat, Tahun 2010. Keterangan : HH = Hari Hujan CH = Curah Hujan SH = Suhu Udara

Ketersediaan air baik air permukaan maupun air tanah dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya curah hujan, jumlah hari hujan, suhu udara, penguapan, jenis tanah, luasan dan jenis vegetasi, dan faktor lainnya. Dari data pola jumlah hari

hujan dan besarnya curah hujan (Tabel 19) dapat disimpulkan bahwa musim hujan terjadi pada bulan Oktober-April dan bulan kering pada bulan Mei-September.

Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram relatif lebih basah dengan rata- rata hari hujan sebesar 14.5 hari per bulan dan curah hujan 120 mm dibandingkan Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Timur yang hanya memiliki rata-rata hari hujan 10 dan 6 hari per bulan.

Dokumen terkait