• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pernyataan Informan Tentang Tantangan Internal dan Eksternal dalam Proses Penatalaksanaan Pneumonia Dengan MTBS Di dalam Proses Penatalaksanaan Pneumonia Dengan MTBS Di

4.5 Analisis Komponen MTBS

4.5.5 Pernyataan Informan Tentang Tantangan Internal dan Eksternal dalam Proses Penatalaksanaan Pneumonia Dengan MTBS Di dalam Proses Penatalaksanaan Pneumonia Dengan MTBS Di

Puskesmas Belawan

Tantangan internal yang dihadapi adalah kurangnya kualitas dari kemampuan atau skill tenaga kesehatan belum maksimal. Selain itu sarana, prasarana dan peralatan yang masih kurang dan belum memadai seperti sound timer, Kartu Nasehat Ibu (KNI), pipa lambung dan alat pengisap lendir untuk kasus berat yang tidak ada dan ruangan pelaksanaan MTBS masih bergabung dengan ruangan poli KIA. Tantangan eksternal yang dihadapi yaitu wilayah kerja Puskesmas Belawan yang sangat luas, sehingga mengalami kesulitan dan membuat pemantauannya tidak bisa dilaksanakan satu orang saja. Selain itu, tantangan eksternal datang dari pasien atau masyarakat masih rendahnya

Universitas Sumatera Utara pengetahuan, kesadaran dan kemauan masyarakat. Sehingga masyarakat sulit menangkap informasi kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Hal ini dilihat dari tabel 4.12 sebagai berikut:

Tabel 4.12 Matriks Pernyataan Informan Tentang Tantangan Internal dan Eksternal dalam Proses Penatalaksanaan Pneumonia Dengan MTBS Di Puskesmas Belawan

Informan Pernyataan

Informan 1

(Kepala Puskesmas)

Yang jadi kendala biasanya kesiapan tenaga kesehatan yang masih kurang dan tingkat pengetahuannya tentang MTBS. Selain itu soal dana juga merupakan tantangan, karena dana untuk MTBS tidak ada jadi tergantung pada dana BOK saja. Sehingga dana untuk MTBS sangat minim. Kalau tantangan-tantangan tentang pelaksanaannya yang tau kan petugasnya itu sendiri, coba aja ditanyakan langsung ke petugasnya.

Informan 2

(Penanggung jawab MTBS di Puskesmas)

Tantangan internal dan eksternal pasti banyak, terutama tantangan-tangangan terberat sebenarnya di SDM ibunya, kita bicara apapun kalau ibunya daya pengetahuan dan pemahamannya kurang jadi susah, bagaimana ibu bisa menatalaksanakan balitanya kita bicara apapun sampai rumah tidak diterapkan pada balitanya dan luas wilayah kerja Puskesmas Belawan yang cukup luas membuat pemantauannya tidak bisa dilaksanakan satu orang jadi harus ada penambahan petugas seperti yang saya bilang sebelumnya.

Informan 3

(Tenaga Kesehatan)

Kalau tantangan internal ya petugasnya kurang dan kadang dari sarana prasarananya tiba-tiba temperaturnya rusak dan sound timernya rusak jadi terpaksa pakai jam tangan kami kan gak akurat hasilnya. Selain itu kita tidak punya ruangan untuk MTBS masih bergabung dengan poli KIA sehingga tidak maksimal dalam melaksanakannya, padahal pasien kan banyak jadi waktu tunggu pasien semakin lama.

Universitas Sumatera Utara 4.5.6 Pernyataan Informan Tentang Strategi yang Dilakukan dalam

Mengatasi Kendala Proses Penatalaksanaan Pneumonia dengan MTBS di Puskesmas Belawan

Dari pernyataan di atas diketahui bahwa untuk menanggulangi masalah keterbatasan sarana dan prasarana tidak banyak strategi yang bisa dilakukan puskesmas karena keterbatasan dana untuk pelaksanaan MTBS. Hal ini dilihat dari tabel 4.13 berikut ini:

Tabel 4.13 Matriks Pernyataan Informan Tentang Strategi yang Dilakukan Dalam Mengatasi Kendala Proses Penatalaksanaan Pneumonia Dengan MTBS Di Puskesmas Belawan

Informan Pernyataan

Informan 1

(Kepala Puskesmas)

Strateginya ya menyarankan tenaga kesehatan untuk lebih aktif dalam mengikuti pelatihan MTBS. Mengatasi kendala yang berhubungan dengan dana kita sudah mengajukan permohonan ke dinas kesehatan atau dinas terkait untuk fasilitas yang lebih baik lagi dengan mendatangkan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan MTBS tersebut, tapi permohonan sampai saat ini belum ada di proses oleh dinas kesehatan.

Informan 2

(Penanggung jawab MTBS di Puskesmas)

Untuk mengatasi kendala-kendala yang ada di puskesmas ini jangan bosan-bosan memberikan penyuluhan diluar atau didalam gedung dan penyuluhan kepada ibu balita/masyarakat baik di posyandu, penyuluhan perorangan, penyuluhan kelompok dan penyuluhan di puskesmas tetap kita berikan. Pokoknya setiap anak ada yang batuk pilek dan demam harus diperiksa, ada batuk lebih dari 2 minggu harus segera diperiksa dahaknya dan ada anak yang pernapasan cepat harus di periksa dan dihitung napasnya dengan sound timer disitu kita tau anak penumonia atau tidak. Untuk petugas harus ada penambahan karena pasien banyak dan tidak bisa hanya satu atau dua petugasnya saja. Informan 3

(Tenaga Kesehatan)

Strategi untuk mengatasinya harus ada penambahan petugas dan sarana prasarananya yang rusak diganti dengan yang baru. Penambahan ruangan untuk MTBS harus ada sehingga pelaksanaan MTBS berjalan dengan baik. Kalau strategi pneumonia dengan MTBS nya harus mengetahui deteksi dini pneumonia. Misalnya batuk, nah batuk kan ada klasifikasinya karena ada juga batuk yang bukan pneumonia jadi harus berdasarkan anamnesis dan klasifikasi itu biar tidak salah mendiagnosanya.

Universitas Sumatera Utara 4.5.7 Pernyataan Informan Tentang Beban Kerja dan Efisiensi Kinerja

Tenaga Kesehatan dalam Proses Penatalaksanaan Pneumonia dengan MTBS di Puskesmas Belawan.

Dari pernyataan informan dapat diketahui bahwa Kepala Puskesmas hanya menunggu laporan dari bagian tenaga kesehatan untuk pelaksanaan MTBS dan untuk pengelola kegiatan MTBS, sangat terbebani karena banyaknya pasien yang berobat di bagian MTBS, jumlah tenaga kesehatan di MTBS yang hanya 2 orang dan petugas MTBS bukan hanya memegang kegiatan MTBS saja tapi juga membuka praktek di luar wilayah kerja puskesmas. Sedangkan menurut petugas kesehatan mereka sudah membagi tugasnya masing-masing dengan jumlah tenaga yang ada. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14 Matriks Pernyataan Informan Tentang Beban Kerja dan Efisiensi Kinerja Tenaga Kesehatan dalam Proses Penatalaksanaan Pneumonia dengan MTBS di Puskesmas Belawan.

Informan Pernyataan

Informan 1

(Kepala Puskesmas)

Untuk sekarang ini mengenai beban kerja petugas MTBS tidak ada keluhan dan jika ada keluhan pasti mereka bicara ke saya secara pribadi. Jadi secara keseluruhan semua masih berjalan lancar dan baik. Informan 2

(Penanggung jawab MTBS di Puskesmas)

Menurut saya beban kerjanya terlalu berat karena kami hanya 2 orang saja petugas MTBS seharusnya ada penambahan petugas untuk MTBS ini dan saya kesulitan dalam mengiput data dan laporan karena hanya saya saja yang di tugaskan untuk menginput data MTBS, memberi pengobatan, terapi dan mendiagnosa, sedangkan bu esra hanya mengisi formulir MTBS saja. Dengan pasien yang banyak setiap harinya dan saya khawatirkan mana tau salah satu dari kami gak bisa hadir jadi cuma saya yang menanganinya.

Informan 3

(Tenaga Kesehatan)

Saya rasa beban kerja nya tidak terlalu terbebani karena setiap petugas sudah dibagi tugasnya masing-masing. Kalau untuk MTBS ini ada dua orang yang memegang programnya saya dan dokter chatarina.

63 Universitas Sumatera Utara BAB V

PEMBAHASAN